Akhirnya jadi bagian aktif dari pandemi :')
Mau ceritain dengan detail juga ya hampir sama lah dengan yang dirasakan jutaan orang lainnya yang kena omicron ini ya. Gejalanya mirip banget sama flu biasa. Di aku ya seputar demam, perut gak enak, nafsu makan tentu aja berkurang, badan menggigil. batuk, tenggorokan gatel, ada ingusnya kadang-kadang, terus badan lemes. (Loh, pas ditulis kok jadi banyak). Kalau dihitung hampir seminggu deh aku kaya gitu, gak sekaligus loh ya. Gantian gitu keluhannya.
Gimana pun orang bilang ini gejala ringan ya namanya sakit tetep ajalah gak nyaman. Apalagi yang sakit serumah dan ada anak-anak. Pegang badan anak yang rada anget gitu aja langsung auto stress, belum ditambah sama gak nafsu makan. Kombo.
Tapi pada akhirnya pas gejala awal yang kaya flu doang itu dan aku memilih buat udahlah swab aja biar jelas, aku jadi tau kalau aku emang tenang dengan kejelasan. Ada satu hal nih yang masih ganjel di aku, kemaren sebelum aku bergejala kan aku kunjungan ke rumah orang tua. Nah, disitu baru tau kalau mereka ada keluhan 'masuk angin' dimana keluhannya ya sama aja kaya aku ternyata, jadi ya step awalnya kita ke dokter dulu dong. Cuma dari dokter itu diagnosisnya radang tenggorokan aja sama asam lambung. Udah, dikasih obat gitu. Jadi aku bener-bener gak mikir ke si covid ini.
Udahlah kan berobat. Aku balik ke rumah dengan harapan orang tua sembuh.
Baru deh besoknya loh kok aku mulai mengigil, kok kerongkonganku gak enak. Masih belum curiga nih, oh emang kecapean aja karena kebetulan juga aku kurang tidur banget beberapa hari belakangan. Tapi karena aku jarang banget 'masuk angin' gini jadi aku beneran lemes dan gak nyaman lah sama badanku sendiri. Dingin, kerongkongan gatel, idung rada-rada, badan bawaan pingin tidur, pegel, mana ternyata haid juga. Sudalah.
Lalu, kok ya 2 hari masih gini-gini aja, sampelah anak-anak ikutan demam. Waduh! Nah, suamiku mulai curiga jangan-jangan covid nih. Awalnya dia yang semangat pingin swab biar jelas, tapi lalu ragu gak paham juga kenapa ^^"
Trus ya aku mulai kepikiran kan, karena awalnya gak kepikiran ke sana sama sekali, langsung aku bersikeras hari itu juga mau swab sesuai rencana awal. Sampe mikir, kalau dia gak mau aku aja udah mau pake taxi apa gimana pokoknya aku mau swab biar jelas. Pokoknya aku mau kejelasan. Aku harus tau dengan jelas dengan buktinya, baru bhisa menyimpulkan, baru bisa mujur step-step apa yang akan aku lakukan. Pokoknya aku mau swab hari itu! Tsah gaya. Tapi tanpa aku perlu sok-sok an menjelaskan gitu, suamiku langsung tercerahkan dengan sendirinya. Swab ajalah yuk katanya. Lah..
Langsung lah kita berangkat ke RS yang ada drive thru test nya dan keluar hasil same day, terjelaskanlah kalau kami berdua positif. Langsung lapor sana-sini. Tapi sayangnya gak berbuah perhatian dari KemKes :')
Mungkin usaha ku masih kurang, yasudahlah, mandiri aja semua semoga ada terus rejekinya aamiin
Kalau step singkat yang perlu dilakukan menurutku antara lain:
- Gejala ringan kaya gimana pun, misalkan demam batuk flu atas nama gak sehat silahkan langsung menjauh dari khalayak ramai. We never know.
- Harusnya step awal itu ya ke dokter, tapi kalau berasa miriip banget gejalanya dengan varian Covid bisa ditambahkan untuk swab ya. Ini bisa gratis kalau dilakukan melalui Puskesmas (tapi biasanya ada antrian yang mana wajar mengingat quota gratisan itu)
- Setelah tau hasilnya gimana, tetap isolasi aja sih, mau Covid ataupun nggak (cuma flu batuk demam biasa) jangan sampai menularkan ke orang lain kan
- Kalau emang positif Covid, ya karena ini pandemi dan ada ketentuannya jadi ikutin aja, gak sesusah nakes yang mesti APD-an ribet setiap hari itu kok
- Lapor ke lingkungan, lapor ke Puskesmas terdekat, hubungi Satgas Covid-KemKes bisa via WA 081110500567 (yang aku gak direspon) atau gercep telfon ke 1500567 *yang nggak aku lakukan)
- Kalau akhirnya ngurus mandiri, ya aku sih minum multivitamin (disarankan dengan kandungan Vitamin C, Vitamin B, Vitamin D, Vitamin E, Zinc), terus obat-obatan sesuai keluhan aja.
- Tingkatkan, lipat gandakan makanan penuh gizi karena harus support badan yang lagi berjuang lawan si virus-virus ini.
- Ya apalagi yang melengkapi semua step yang bisa kita lakukan kalau bukan doa, berserah, bersilaturahmi minta doa, dsb :')
Sekarang di apps PeduliLindungi statusku udah Green, yang berarti boleh ke temat umum yeay tapi ya mau ke mana juga..
Karena ternyata setelah positif gini pun, aku tetap pakai masker, tetap keluar cuma seperlunya, tetap kalau habis dari luar langsung bersih-bersih, gak ada yang berubah. Satu hal yang aku sadari juga, aku beradaptasi kaya gitu bukan cuma supaya gak positif, tapi mostly karena aku tenangnya dengan begitu.
Ada circle dekat ku yang lumayan bodo amat dengan prokes, aku kadang merasa (mudah-mudahan ke insecure an ku doang) dicibir malah karena duh lebay ya. Si itu gak prokes aman-aman aja. Alah itu virus mah gak ada.
Aku paham ada segala macam teori tentang virus ini, yang mana gak bisa juga 100% aku sangkal. Tapi, pada hal ini aku percaya dengan ketentuan umum tentang langkah-langkah apa yang harus aku lakukan dengan situasi ini (yang mana juga tidak merugikan aku sama sekali), dan kalau aku gak melakukannya dengan sengaja atau lalai aja, aku jadi gelisah. Pikiranku bisa kemana-mana. Makanya yaudah aku melakukan itu untuk ketenangan diriku sendiri.
Sehat-sehat ajalah ya kita semua dan semoga segera berlalu pandemi ini yaa.
Salam, Nasha.