Biasanya di penghujung tahun begini, kita mulai melihat ke belakang tentang apa saja yang sudah kita capai dan sejauh mana kita berjalan. Melihat kembali target board atau wish list yang kesampaian dan yang belum. Lalu mulai merencakan di tahun depan kepingin apa mau mencapai apa. Menyenangkan juga ya bisa punya space untuk refleksi diri. Namun, dibalik hal-hal yang kita capai itu jangan lupa juga ada begitu banyak hal yang patut kita syukuri. Hal-hal yang tanpanya 2022 mungkin tidak akan berjalan seindah itu.
Diri Sendiri yang Bertahan
Secara luas, tahun ini terasa berbeda karena secara data angka Covid-19, yang membuat hidup kita jauh berbeda di dua tahun belakangan, sudah mulai menurun. Sehingga, kita juga tidak sewas-was dulu, lebih bebas bahkan hampir bisa beraktivitas seperti sebelumnya. Protokol kesehatan juga tidak seketat tahun lalu, meskipun menggunakan masker di tempat umum dan jaga jarak fisik sudah seperti kebiasan baru yang kita adaptasi. Berita buruk juga tidak seintens tahun lalu yang tiba-tiba mengabarkan duka kehilangan.
Nikmat Iman
Nikmat Keluarga dan Teman
Di 2022 ini aku akhirnya bisa bertemu dengan mereka yang sudah lama tidak aku temui. Aku bisa mudik lebaran bertemu dengan seluruh keluarga besar, serta teman-teman di kampung halaman. Perkara sederhana untuk bisa bertemu mereka dulunya, namun jadi hal istimewa sejak berangkat ke sana perlu menyisihkan hampir satu hari perjalanan karena dua kali pesawat yang harus aku naiki. Ditambah dengan kehadiran bocah-bocah yang sedang aktif ini.
Selain itu, tahun ini aku juga dikunjungi oleh teman-teman yang baik hati. Kunjungan yang menyenangkan tentu saja. Bisa kembali menikmati peran sebagai sahabat, mengenang kembali kegiatan gembira yang dulu pernah dilakukan, berbagi cerita, merasakan kasih sayang mereka, dan menyadari bahwa indeed, we're belong to some special place, someone's heart misalkan.
Bukan hanya yang jauh, namun aku juga bersyukur pada yang ada di depan mata. Keluarga kecil yang tidak selalu harmonis dan bahagia. Suami dan anak-anakku ini memang tidak sempurna. Tak jarang tingkah mereka juga menyebalkan, membuatku kesal juga sedih, tapi kasih sayang mereka nyata, begitu juga dengan apa yang aku rasakan.
Pada akhirnya kita mungkin tidak selalu setuju, tidak selalu suka dengan mereka, namun kita tau bahwa kita akan selalu menyayangi dan disayangi oleh mereka. Kehadiran orang-orang ini adalah hal terbesar yang bisa kita syukuri.
Tempat Tinggal yang Damai
Satu fakta yang tidak boleh kita lupakan adalah kita tidak tinggal di negara yang sedang berperang. Kita bisa beraktivitas keluar rumah tanpa takut tiba-tiba terjadi serangan. Mengetahui hal itu saja seharusnya sudah membuat kita sangat bersyukur. Ditambah jika lingkungan kita tinggal adalah lingkungan yang tidak banyak keributan, kita bisa hidup rukun dikelilingi dengan orang-orang yang juga suka kedamaian. Maka aku heran, sudah punya tempat tinggal di wilayah yang damai begini, kenapa ya masih saja ada orang yang suka cari ribut? Bertengkar hanya karena hal-hal sepele seperti perbedaan pilihan misalkan.
Aku mensyukuri kota tinggalku sekarang, meski jauh dari keluarga besarku, namun aku bisa menyukai kota ini. Aku akan menuliskan tentang kota ini nanti. Bukan tempat yang sempurna namun mampu membuatku nyaman hingga tak segan kusebut rumahku kini. Sederhana harapanku kedepannya, dimana pun aku berada nantinya semoga juga bisa membuatku jatuh cinta sama seperti pada surakarta.
Alam yang 'Masih' Bersahabat
Krisis iklim memang sedang melanda, di seluruh belahan dunia kita bisa merasakan akibatnya. Suhu yang lebih panas terjadi di mana saja. Namun sebagai wilayah di garis khatulistiwa, efek yang kita rasakan tidak separah mereka yang di afrika misalkan. Kita tidak mengalami kekeringan juga tidak mengalami gagal panen yang parah. Kita bisa leluasa bernafas, memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan minum dengan mudah. Akses terhadap air bersih juga tidak sulit, meskipun tidak menutup mata, ada daerah-daerah tertentu di negara ini yang airnya sudah tercemar, kebanyakan akibat aktivitas manusia juga.
Pada dasarnya lingkungan alam bisa kita bagi sebagai lingkungan tanah, air, dan udara. Mensyukuri alam wajib kita lakukan dengan menjaga kelestariannya. Hal sederhana yang sering diserukan dapat kita lakukan dari rumah mulai dari mengelola sampah, menanam pohon untuk peningkatan kualitas udara, hingga pengelolaan air limbah buangan rumah tangga. Lihat kampanye unicef ini.
Akses Pendidikan yang Semakin Mudah
Jika dulu pendidikan adalah tentang berangkat ke sekolah mulai dari TK, SD, hingga perkuliahan, kini pendidikan dapat kita lakukan dengan lebih mudah secara daring di rumah saja. Semakin banyak institusi pendidikan yang memudahkan peserta didiknya mendapatkan akses ilmu. Meskipun sayangnya biaya pendidikan di sini masih jadi sorotan karena terus meningkat dari waktu ke waktu.
Bukan hanya bentuk pendidikan formal namun juga keahlian nonformal. Bahkan mereka yang sudah ahli juga tidak segan berbagi ilmu melalui berbagai platform yang kini tersedia. Semua kembali ke kita masing-masing ingin memperoleh ilmu, pelajaran seperti apa, dan dari pihak yang mana. Karena mudahnya membuat konten, kita juga harus makin jeli sumber mana yang bisa dipercaya dan tidak.
Nikmat Kesehatan
Lengkapnya anggota tubuh yang Tuhan anugerahkan adalah hal yang patut kita syukuri selalu. Jika pertambahan usia tidak menurunkan kualitas tubuh kita, maka itu adalah hal kedua yang kita syukuri setelahnya. Karena banyak orang yang mengetahui ada kondisi-kondisi tertentu pada tubuh seiring dengan bertambahnya usia.
Aku misalkan, di usia belum kepala tiga ini, mendapati beberapa keluhan pada badan, yang setelah dilakukan pemeriksaan, eh ada aja kenyataannya. Pernah aku share juga disini. Aku pernah sangat down gara-gara itu, lucu sih kalau diingat sekarang, tapi saat itu ya aku nangis-nangisan.
Setelah kelar, aku coba urai apa yang aku rasakan dan apa yang bisa aku lakukan. Aku tulis di kertas keluhan apa aja yang aku rasakan dan apa yang bisa aku lakukan untuk meredakannya. Aku ada keluhan gigi, ok aku bisa berobat gigi lalu aku tulis step by step nya gimana, dan kebiasaan apa yang harus aku ubah. Aku punya masalah tulang, maka aku tulis apa yang harus aku lakukan, ke mana aku berobat, dan apa yang boleh dan gak boleh aku kerjakan. Aku juga mulai rutinitas baru untuk gak memperburuk keadaan itu. Oh, aku juga punya keluhan kulit, maka aku mulai merawat kulit, skin care katanya, bukan cuma wajah tapi juga tangan dan kaki. Aku mulai perhatikan makanan, apa yang masuk ke tubuh, dan apa yang sebaiknya aku lakukan ataupun hindari. Aku niatkan dan wujudkan untuk cek kesehatan rutin, tahunan deh supaya bisa sedikit terlihat kondisi tubuhku. Karena diantara banyaknya keluhanku, masih ada banyak juga yang masih baik-baik saja, dan aku bersyukur dengan menjaganya.
Tahun depan banyak dari temanku yang akan berkepala tiga. Sebagian dari mereka pernah menyampaikan kegelisahan tentang status pernikahan serta komentar dan pandangan sekitar. Aku bisa membayangkan sih, tapi aku juga gak bisa menjawab banyak. Karena aku gak pernah menganggap pernikahan itu pencapaian, gak pernah punya target menikah di umur berapa, tapi ya 'sedapetnya' aja. Kalau emang Tuhan kasih disaat itu, ya aku jalan. Karena Dia-lah yang memantapkan hatiku.
Lagipula menikah ataupun belum menikah adalah kedua hal yang sama bisa disyukuri. Aku bersyukur menikah beberapa tahun lalu, karena jika saat ini, entah aku akan berani atau tidak mengambil keputusan pernikahan. Derasnya informasi kayanya bikin aku makin overthinking dan bakal menambah banyak sekali pertimbangan untuk ambil keputusan pernikahan nanti. Meskipun menikah bisa menyenangkan karena punya 'rekan' untuk bersama-sama, kadang aku juga merindukan masa sebelum menikah, yang hanya memikirkan diri sendiri.
Maka, daripada fokus pada apa yang belum diraih coba bersyukur dengan apa yang ada sekarang. Menikah sehingga punya tujuan bersama dengan teman hidup itu. Belum menikah, nikmati dan selesaikan apa yang perlu dilakukan untuk dirisendiri, keluargamu, juga apa yang ingin kamu raih. Karena pernikahan adalah hal yang sangat besar.
Pekerjaan
Tahun ini dan tahun sebelumnya ada banyak kabar tentang banyak perusahaan yang harus tutup ataupun mengurangi jumlah karyawan dengan alasan efisiensi. Jika saat ini kamu masih memiliki pekerjaan, maka syukuri, meskipun terkadang rasanya melelahkan dan ingin menyerah. Tidak apa kalau dirasa pekerjaanmu belum menyenangkan, setidaknya kamu punya pendapatan dan tidak menjadi beban. Bisa berbagi dan bermanfaat dengan pendapatan itu adalah hal yang menyenangkan kan?
Tidak harus pekerjaan, jika kamu masih bisa memiliki aktivitas yang bermakna, memastikan dirimu bernilai dan berdaya, kamu juga bisa bersyukur. Mengurus anak sendiri meskipun kadang terasa menyesakkan. Mendampingi suami/istri meskipun banyak yang salah persepsi tidak produktif, tapi selama kamu merasa cukup berharga, maka itu saja juga cukup untuk disyukuri. Semoga kita bukan golongan orang yang sudah memiliki segala, tapi didalamnya tidak juga merasa cukup berharga.
Berada di Jalan yang Lebih Baik
Tahun ini aku mulai melakukan apa yang selama ini masih tertunda. Mulai membuka diri untuk kegiatan baru dan orang-orang baru. Terbuka untuk berbagai kesempatan yang ada, dan memberanikan diri mencoba. Karena biasanya aku enggan mencoba dengan alasan tidak punya persiapan matang, sekarang coba untuk mulai dulu. Tidak sempurna tidak apa, belum sesuai mencapai yang diinginkan tidak apa, aku belajar untuk berani memulai meski bisa jadi salah meski bisa saja gagal.
Sejak mulai menyadari pentingnya menjaga diri sendiri, aku juga sudah merutinkan bentuk self care meskipun masih belum sempurna tapi aku senang sudah memulai. Setidaknya sudah dijalan yang lebih baik. Selain pada diriku sendiri, aku juga bersyukur karena masih bisa menyampaikan kasih sayang pada orang-orang yang aku sayangi. Awalnya memang kikuk, tapi setelah icoba bisa jadi biasa. To let them know how much they are meant to me.
Jika ada banyak pencapaian yang sudah terpenuhi ataupun yang belum terlaksana, tidak apa, asal kita berjalan di jalan yang lebih baik. Kita sudah dijalan yang seharusnya kita berada. Ingat Tuhan tidak meminta kita berhasil, ia hanya menuntut kita berusaha, memperbaiki sehingga bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Segala Pelajaran
Perjalanan satu tahun kadang terasa begitu panjang kadang juga bisa terasa begitu singkat. Pada setiap kejadian selama setahun belakangan, entah kita suka atau tidak, semoga ada pelajaran yang kita peroleh. Dan kita bisa bersyukur untuk semua pelajaran itu. Pelajaran yang didapat dengan susah payah karena harus melalui banyak masalah. Pelajaran yang didapat dengan mudah karena ada orang-orang yang dengan senang hati berbagi. Bersyukur dengan menyadari seutuhnya apa yang kita terima. Lalu, melakukan yang terbaik yang kita bisa, menjaga apa yang masih tersisa, mengupayakan kenikmatan agar bisa lestari bertahan lama.
Last, see you all next year 💖
Salam, Nasha
Artikel dengan tema ini dimuat di laman https://www.kompasiana.com/salamnasha/63ac162ca196e361693fc5a2/hal-patut-yang-kita-syukuri-di-2022