• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

“Tapi Gesang gak mau pulang”

“Mau ngapain?”

“Mau main bola.”

“Kan kita gak bawa bolanya.”

“Mau lari-larian aja sama ayah.”


Percakapan pagi hari setelah menonton pertandingan bola di lapangan sekitar rumah itu membawa ingatanku pada hak anak yang tercantum dalam Konvensi PBB untuk Hak Anak-Anak. Dalam konvensi tersebut diantaranya disebutkan anak berhak untuk tumbuh sehat, bermain, bersosialisasi, berkegiatan, juga menyampaikan pendapat.


 

Sebagai orang tua, kita berkewajiban untuk memenuhi hak-hak anak tersebut, salah satunya dengan menggali potensi yang mereka miliki dan memilih wadah yang tepat bagi anak menyalurkannya. Mempelajari apa kebutuhan anak di masing-masing rentang usia, bagaimana cara memenuhinya, dan terus belajar bagaimana ya agar anak ini bisa tumbuh untuk hidup sepenuhnya dengan keunikan apa yang mereka miliki di dalam diri sendiri. Perjalanan yang panjang dan tidak mudah tentunya bagi orang tua, namun benarlah bahwa menjadi orang tua adalah proses belajar dan mendidik diri yang tidak ada habisnya.


Mengenal Inner Strength


Dalam beberapa penelitian yang dilakukan para ahli, salah satu faktor seseorang dapat mencapai hidup yang bahagia, tenang, dan puas atas hidupnya, adalah dengan adanya inner strength di dalam diri. Inner strength ini diartikan sebagai kekuatan dari dalam diri, yang berkaitan dengan ketahan, kestabilan, serta tekad untuk menghadapi kesulitan. Inner strength ini akan tercermin pada karakter yang percaya diri, berani, juga baik hati. Ini memang bukan kekuatan yang dapat dilihat secara data, seperti nilai di rapor, namun kekuatan ini akan menjadi bekal untuk ia hidup bahkan nantinya berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Laman welldoing juga menyatakan inner strength merupakan dasar bagi hidup yang bahagia, produktif, dan penuh kasih.


Aku sendiri akhirnya sadar, momen-momen kecil yang membuat hatiku hangat dan menerbitkan senyum di bibirku ternyata karena munculnya kekuatan didalam diri mereka. 



Seperti terlihatnya keteguhannya untuk menyelesaikan sesuatu. Meski malam, meski tidak ada yang menemani,  ia tetap
kekeuh menyelesaikan apa yang ia mulai. Gagal, coba lagi. Belum berhasil, coba lagi.

Atau saat ia berani bertanya dengan sopan, “Tante, aku boleh minta itu gak?” kepada orang yang baru ia temui.


Juga disaat ia menasihati adiknya, mengatakan agar jangan merepotkan ibu, serta mereka bersama-sama ikut membantu ibu.


Aku juga ingat di perjalanan kami waktu anak ini berhenti memperhatikan seorang tua yang duduk kelelahan, lalu aku bertanya apakah ia ingin melakukan sesuatu, maka aku berikan ide dan dia  menawarkan sebungkus makanan yang ia miliki.



Hal-hal sepele dalam keseharian ini, saat ia berani mengatakan apa yang ia inginkan, menyampaikannya pada orang baru di tempat umum, berbicara dengan sopan, berani mencoba hal baru,  hingga membantu ibu ataupun adik. Ia juga memiliki tekad yang kuat saat ingin mengetahui sesuatu, rasa penasaran yang juga merupakan kekuatan dari dalam diri.


Aku baru menyadari kebahagiaan dan kehangatan yang menjalar itulah bentuk inner strength didalam diri anakku. Hal yang akan membuatnya mampu bertahan dengan apa yang akan datang pada kehidupannya kelak.


Maka, tugas kita selanjutnya adalah bagaimana ya ayah ibu bisa membantu anak untuk meningkatkan inner strength di dalam diri mereka? Bagaimana ya agar kejadian-kejadian tadi bisa sering terulang? Muncul sebagai kebiasaan anak-anak ini?


Banyak artikel yang menyampaikan cara untuk melatih kekuatan diri dengan berbagai metode pula. Dari banyaknya sumber informasi tersebut, aku coba menyimpulkan menjadi beberapa point penting yang bisa kita praktikkan untuk anak dalam keseharian untuk mengeluarkan inner strength mereka.

1. Bantu Anak Mengenali Dirinya

Self-awareness atau kesadaran diri mungkin terdengar rumit untuk diaplikasikan pada anak-anak, namun kita justru perlu membentuknya sejak dini. Praktiknya bisa dimulai dengan membiasakan mereka untuk sadar pada apa yang terjadi, sadar pada apa yang mereka lakukan. Bisa juga dengan kita senantiasa mengakui apapun perasaan anak, tanpa pelabelan positif negatif, tidak perlu dihindari, juga jangan dialihkan. Sering berdialog dengan anak tentang apa yang mereka rasakan, apa yang terjadi menurut pandangannya, dan bantu mereka menerjemahkan hal-hal tersebut.


2. Beri Anak Ruang untuk Melakukan

Anak ‘baru’ beberapa tahun ada di dunia ini, banyak tidak taunya, sedikit pengalamannya. Mereka perlu mencoba berbagai macam hal, belajar, menumpuk pengalaman, mengetahui beragam aktifitas. Supaya mereka tahu mana ya yang aku suka, mana ya yang aku gak suka, mana ya yang bikin aku semangat, penasaran, ngeri, jijik, dst. Beri mereka keleluasaan untuk memutuskan hal tersebut. Lalu, biarkan mereka mencoba. Biarkan juga mereka tidak langsung berhasil. Biarkan mereka merasakan gagal, menghadapi perasaan itu, belajar dari kesalahan, bangkit lagi, coba lagi, biarkan anak jalani apa adanya, tidak perlu dipermudah, percaya pada kemampuannya, untuk anak yang lebih kuat, yang lebih tangguh, dan juga percaya pada dirinya sendiri.


3. Ajarkan Anak Nilai dan Adab yang Penting

Kebiasaan baik berawal dari rumah, dan anak belajar dari lingkar terkecil yaitu orang tua, yang memberi tahu mereka yang mencontohkan pada mereka. Jadilah teladan. Rumuskan nilai apa yang penting, apa yang menjadi prioritas; lalu tentukan aturan dan batasan untuk anak, konsisten dengan itu; serta ajari anak bagaimana bersikap, bagaimana menghadapi sesuatu, apa adab dan etikanya. Jelaskan dengan sederhana.

 


Ketiga point itu disebutkan bisa membangun kekuatan diri pada anak, kebiasaan yang kita lakukan dari rumah. Kebiasaan yang akan membentuk karakter mereka sehingga salah satunya akan memudahkan dalam mengenali minat dan potensi yang mereka miliki, seperti minat pada sepak bola.



Sepak Bola


Bahkan jika sekedar bola, mainan pertama anak-anak ini adalah bola yang mereka coba raba, pegang, ataupun gelindingkan saat masih bayi. Anakku mengenal sepak bola dari ayahnya. Karena ayahnya sangat suka dengan sepak bola, sebagai olahraga selingan, kadang juga ikut pertandingan, tidak lupa memahami informasi seluk beluk tentang sepak bola. Tidak mengherankan sih mengingat sepak bola sebagai olahraga paling populer di dunia. Selain sebagai aktifitas quality time ayah-anak, ternyata bermain bola juga memiliki banyak manfaat loh, antara lain:


Meningkatkan Kesehatan

Berlari kesana kemari, mengejar bola, melakukan tendangan, sundulan, adalah berbagai bentuk gerakan dalam permainan sepak bola. Aktifitas gerak fisik yang aktif seperti itu sangat baik untuk kesehatan, antara lain menyehatkan jantung, memperlancar metabolisme, menguatkan tulang, melatih otot, juga meningkatkan kapasitas aerobik. Bagi anak, energi mereka yang berlimpah juga tersalurkan dengan baik kan.


Melatih Kemampuan Sosial

Kesebelas orang yang ada dilapangan, semuanya punya perbedaan masing-masing namun harus bekerja sama untuk satu tujuan. Pelajaran berharga dari sepak bola, tentang sosialisasi, bagaimana berinteraksi, berkomunikasi, mendengarkan, menyampaikan pendapat, pengambilan keputusan, bekerja sama, mengendalikan ego diri sendiri. Rangkaian latihan dan pertandingan juga bisa membentuk karakter anak lebih percaya diri, berani, dan tangguh. Wah, bisa sangat banyak ya.


Meningkatkan Keterampilan

Aktifitas dalam permainan sepak bola jelas berguna bagi latihan motorik kasar. Namun selain itu, sepak bola juga bisa meningkatkan keterampilan mental, keterampilan berpikir, disiplin, juga kemampuan kognitif. Bermain sepak bola dapat melatih fokus anak juga meningkatkan suasana hati.




Sejauh ini, sudah terlihat jelas ya hubungan antara kemampuan anak bermain bola dan pembentukan karakternya merupakan hubungan timbal balik. Bermain bola dapat membentuk karakter anak, sebaliknya dengan karakter kuat dan positif dapat meningkatkan kemampuan anak bermain sepak bola.


Biskuat Academy


Berangkat dari hubungan sebab akibat yang sangat baik itulah, Biskuat hadir mengakomodasi para orang tua untuk mendukung inner strength anak, melalui aktifitas seru dan kaya manfaat dalam kegiatan tahunan keempat, Sekolah Bola Online BISKUAT ACADEMY 2022. Sejak tahun 2019 lalu, Mondelez Indonesia dengan brand unggulan Biskuat, berkomitmen mendorong anak Indonesia memiliki karakter baik untuk generasi yang kuat dimasa depan. Kondisi pandemi pun tidak menyurutkan langkah Biskuat untuk tetap mengadakan kegiatan secara daring.


Tahun ini, Biskuat Academy diselenggarakan dengan semangat untuk mewujudkan mimpi anak Indonesia menjadi lebih besar.



Saat tempat bermain kami menyempit, dia membawa kami ke lapangan yang lebih besar

Saat cita-cita kami mengecil, dia menunjukkan mimpi kami bisa lebih tinggi

Bahkan saat kami hampir kehilangan harapan, dia percaya untuk kami selalu ada jalan

 
Perubahan yang bisa dilakukan oleh seorang pelatih, yang bisa membuat mimpi anak menjadi lebih besar, dan membuat mereka percaya didalam diri mereka ada kekuatan. Lalu bayangkan perubahan yang satu bangsa bisa wujudkan.


Seperti yang dilantangkan dalam video singkat ini.



Salah satu rangkaian acaranya dengan pelatihan yang diadakan bagi para pahlawan dibalik pengembangan potensi bola anak yaitu guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) tingkat Sekolah Dasar, yaitu
Physical Education (PE) Teacher Workshop. Selain acara spesial itu, ada acara rutin untuk seluruh anak Indonesia, dengan rekomendasi usia 5-15 tahun. Peserta yang ikut di sekolah ini akan mendapatkan pendidikan dengan kurikulum yang disusun oleh pelatih bersertifikat UEFA yaitu Coach Timo Scheuneman. Bimbingan pun dilakukan langsung oleh pemain Tim Nasional Indonesia. Coach Aji sebagai sosok pelatih inspirasional juga akan hadir membagikan ilmunya selama lebih dari 35 tahun hingga berhasil mengantarkan anak didiknya menjadi pemain TimNas. Terakhir, peserta yang menang dalam rangkaian acara tersebut berkesempatan mengikuti tur ke stadion sepak bola di Eropa. Tenang, gak menang di final pun bisa berkesempatan memenangkan hadiah mingguan yang seru juga loh. Selain itu, seluruh peserta akan mendapat e-certificate dan finalis akan mendapatkan sertifikat fisik dengan tanda tangan Kemendikbud Ristek dan Kemenpora.


Ada tujuh kelas yang dilaksanakan mulai dari 25 September dan 9 Oktober 2022; 23 Oktober dan 9 November 2022; 20 November dan 11 Desember 2022; hingga terakhir kelas pada 18 Desember 2022. Grand Final Sekolah Bola Online ini akan dilaksanakan pada 22 Januari 2023 nanti. Rangkaian acara yang keren ini bisa diikuti oleh seluruh anak Indonesia hanya dengan membeli produk Biskuat dan mengirimkan pesan ke Whatsapp Official Biskuat
0812 1222 5919 untuk akses kelasnya di laman resmi Sekolah Bola Online Biskuat Academy 
www.biskuatacademy.com


Acara ini adalah wadah yang sangat tepat bagi orang tua untuk mendukung potensi anak, bukan hanya tentang akademik ataupun keterampilannya bermain bola namun juga pembentukan karakter kuat dan positif anak. Bekal yang akan mereka bawa di masa yang akan datang, bekal untuk mereka punya mimpi besar dan percaya didalam diri mereka ada kekuatan.



Salam, Nasha

Sebenarnya aku jarang memperingati hari-hari yang berhubungan dengan kasih sayang seperti ini. Mungkin salah satu alasannya karena agak awkward ya mau mengungkapkan hal manis begini. Kebiasaan yang gak tepat, betul. Tapi aku cukup beruntung karena memiliki ayah yang gak terlalu kaku, serta suami yang mudah ungkapkan sayang. Jadi aku tetap bisa mengapresiasi dan mengungkapkan perasaanku, biasanya dalam bentuk ucapan, tulisan, atau bahkan hadiah. Hari ini, aku pilih mengungkapkan melalui tulisan. Versi digital supaya gak terpengaruh sama jarak.


Dalam artikel yang aku tulis sebelumnya di laman ini, aku bahas tiga peran penting ayah bagi anaknya. Dari sekian banyak peran, aku ambil tiga yang paling luas dan krusial, yang pada blog ini akan aku rinci dalam perspektif aku pribadi sebagai anak. 


- Sebagai Teladan


Aku belajar banyak dari ayah tentang bagaimana menyikapi segala sesuatu, bagaimana menghadapi permasalahan yang terjadi dalam hidup, karena ayah adalah tipikal orang yang santai. Ayahku bukan sosok yang agamais namun darinya aku belajar untuk beriman, mempercayakan dan berserah pada Tuhan. Dari bagaimana ia menjalani hidup, sering mengingatkanku untuk tidak mengkhawatirkan hal yang tidak akan bisa genggam. Berlapang pada apa yang sudah lewat, menjalani hari ini dengan sepenuh yang bisa kita lakukan, dan melepaskan sisanya. 


Aku juga mengagumi bagaimana ayah bisa melakukan begitu banyak hal, mampu menyelesaikan persoalan-persoalan, tidak menyerah dengan satu jalan, dan mengutamakan untuk mengandalkan diri sendiri.  Dalam satu kesempatan saat masih duduk di SD saat sedang dinasehati, aku bahkan menyampaikan bahwa ayah adalah orang tercerdas yang pernah aku temui. Jangan menyangka ayahku adalah profesor yang ahli dalam satu bidang ilmu, karena pendidikan ayahku setara aku (saat ini), namun ia melakukan dan bisa menjadi ahli dalam banyak bidang. Kebiasaan aku untuk belajar mencari tau banyak hal, rasa penasaran, dan bagaimana aku ingin menyelesaikan dan memahami sesuatu sampai tuntas, aku dapatkan dari sosok beliau. 


Dengan kemahiran ayah menyelesaikan apa saja kerumitan yang ia hadapi, membuatku merasa aman. Aku merasa bisa mengeluhkan apapun, bisa mengadukan masalah apa saja, lalu berharap ia akan memberi solusi. Membantuku mencari jalan keluar. Memanjakanku dengan kesigapannya. Atau setidaknya tawa atau gurauan santainya akan menenangkan gejolak batinku. 


- Memberi Sudut Pandang yang Berbeda


Saat kecil, aku menganggap sosok ayah dan mama adalah dua sosok yang sangat berbeda. Belakangan baru aku pahami bahwa mereka itu memiliki persamaan mendasar. Perbedaan mereka justru melengkapi satu sama lain, yang aku syukuri menjadikan siapa aku saat ini.


Mungkin ayah dan mama ku bukanlah sosok yang istimewa bagi kecenderungan ayah dan ibu. Mama yang lebih khawatiran sedangkan ayah yang lebih santai. Mama yang banyak menggunakan intuisi, serta ayah yang lebih banyak menggunakan logika. Aku dibesarkan juga begitu. Kedua kecenderungan inilah yang menjadikan aku. Aku juga over thinking seperti mama, namun aku juga bisa menenangkan diri lalu berpikiran logis seperti ayah. Kadang aku memikirkan penampilanku seperti mama, namun aku juga bisa mengingat bagaimana ayahku bergurau menjawab, "ya bagus lah, masa udah dibeli gak bagus" atau kalimat selorohan lainnya "mau pakai apapun sama aja kok, yang penting tuh orang yang makainya"


Semakin besar, aku malah bisa memilih mana yang bisa dibicarakan dengan mama, mana yang sebaiknya dibicarakan dengan ayah. Kadang aku juga melakukan pembicaraan dengan keduanya, hanya untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas. 


- Meningkatkan Kualitas Hidup Anak


Hal paling mendasar dari hadirnya ayah yang berperan aktif membesarkanku adalah bahwa aku merasa disayangi. Aku merasa aman melakukan apapun, bahkan disaat aku salah, aku tau bahwa aku akan selalu punya tempat aman untuk berpulang, karena aku tau bahwa apapun yang terjadi, aku akan tetap disayangi. Menurutku, perasaan inilah yang tidak terkira nilainya. 


Perasaan yang membawaku untuk berani melangkah, melakukan kesalahan, memperbaiki, lalu melangkah lagi. Perasaan yang menuntutku menjalani hidup dengan lebih baik, karena aku tau aku berharga. Perasaan yang menghalangiku untuk menyia-nyiakan hidupku, karena ada sosok dibelakangku yang sangat mendukung aku.


Aku tidak tau apakah kecerdasanku meningkat atau tidak, karena aku hanya punya satu tubuh dengan ayah yang hadir didalamnya. Tapi jika dikaji secara akademis, pendidikanku selalu didukung oleh kedua orang tuaku. Ayah yang siap sedia dengan keteledoranku meninggalkan buku PR di rumah. Ayah yang juga tidak masalah untuk mengantar dan menjemputku meski sudah ada KTP di dompetku. Mungkin itu imbas atas ucapannya saat menjemputku sekolah kala itu, "gak boleh ada laki-laki yang jemput nasha kecuali ayah."


Buatku, meskipun sudah menjadi seorang ibu, aku tetaplah gadis kecil ayah. Peran ibu justru membuka mataku tentang menjadi orang tua, melihat dari berbagai perspektif tentang ayah dan mama. Mungkin aku pernah mengeluhkan bagaimana mereka memperlakukanku, namun kini aku tau bahwa menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Ayahku baru saja menjadi ayah saat tangisanku membelah siang puluhan tahun silam. Ia belum pernah menjadi ayah sebelumnya. Ia tidak leluasa mendekap bayi dalam peluknya, ia tidak tau bagaimana mengajari bayi mengungkapkan maunya, ia tidak mengerti apa saja yang perlu diajarkan pada seorang gadis kecil dalam pangkuannya itu.  


Sulit untukku membayangkan bagaimana ayah melepasku bepergian, mengadu nasib ke ibu kota, lalu muncul untuk hidup membangun keluargaku sendiri. Mungkin saat itu, ia juga kebingungan, mungkin ayah juga tidak tau akan secepat itu, mungkin juga ada banyak kebimbangan yang tidak bisa ayah ungkapkan. Tapi toh ia tetap menyayangiku dalam wujud terbesar yang bisa orang tua berikan, mempercayakan dan melepaskan. Tidak mengapa, karena aku tau, dan aku ingin ayah tau, dimanapun aku berada, dalam peran apapun yang sedang aku jalani, aku tetaplah anak perempuan kesayangan ayah, yang akan seenaknya bicara apapun pada ayah, yang tiba-tiba menodong ayah dengan belanjaan, yang banyak tidak tau lalu bertanya bagaimana caranya pada ayah, juga yang meminta dimanja meski sebentar. 



Terakhir, aku akan melantangkan, aku sayang ayah.

Maaf masih banyak meminta, sedikit memberi.

"Terima kasih ya Yah,

cha akan selamanya bersyukur untuk Ayah."




Salam, Nasha

ThatLiz · The Best Day - Taylor Swift

Di postingan sebelumnya, aku bahas gimana kita bisa merawat bumi sebagai rumah kita, satu-satunya planet yang bisa kita tinggali. Because there's no planet B, katanya. Disana aku bahas langkah simpel banget yang bisa tiap kita lakukan untuk hidup yang lebih ramah bumi. Lengkapnya baca disini ya. Sekarang aku bakal bahas rumah satu-satunya yang akan kita tinggali di bumi ini, yaitu tubuh kita sendiri. Untuk kita bisa hidup nyaman dengannya, gimana biar kita sama-sama bisa sehat, cantik, dan bahagia.

 

Nrimo Ing Pandum

Sebelum bahas kiat-kiat untuk menjadi sehat, cantik, dan bahagia itu, satu hal yang paling perlu kita lakukan adalah menerima diri kita apa-adanya. Iya, seapa adanya. Sebaik-baiknya, sesuka-sukanya, setidak sukanya, selebih-lebihnya, sekurang-kurangnya, semuanya. Diterima murni. Nrimo Ing Pandum, kata orang jawa.  Filosofis yang artinya menerima utuh kenyataan yang ada. 


Gak akan ada gunanya kita melakukan tips kesehatan kecantikan kalau dari sananya kita gak menerima diri kita apa adanya. Akan selalu merasa kuang, terus aja merasa ada yang salah. Gimana bisa bahagia kalau kita gak bisa menerima? Bukan proses yang gampang emang, rasa penerimaan ini juga bisa naik turun, kadang kita bisa menerima kadang nggak. Gapapa, pelan-pelan aja yang penting kita sadar pentingnya rasa penerimaan ini.


Aku juga gak serta merta sampai ke titik penerimaan diri. Gak usah jauh-jauh, aku dulu gak suka sama tubuhku sendiri. Aku gak suka warna kulitku, aku gak suka tipisnya kulitku kelihatannya, aku gak suka suaraku sendiri, aku gak suka bentuk rambutku, aku gapapa sama mataku tapi gak suka ketidakmampuannya melihat jauh. Banyak aja yang aku anggap gak sesuai, yang secara gak langsung bikin aku gak percaya diri untuk 'terlihat'. Kadang aku juga berandai-andai kok. Akhirnya aku sadar, kalau semua hal yang aku sebutkan tadi kan yang udah membentuk aku, menjadikan aku diriku ini. Semua yang ada ataupun yang pernah ada padaku yang menjadikan aku sekarang. Perlahan aku peluk lagi diriku, meminta maaf dan berterima kasih, mengurangi kritik dan memperbanyak apresiasi. Perlahaan.. Naik turun gapapa asal arahnya jelas, balik lagi ke jalurnya.


Mulai dari diri kita sendiri, lihat lekat-lekat setiap bagiannya, terima. Oh warna kulitku seperti ini, oh tipe rambutku begini, oh bentuk mata hidung mulut ku begini, oh suaraku seperti ini. Semua yang ada di diri kita, semua yang melekat yang sudah diberi Tuhan dalam bentuk terindahnya adalah keunikan yang kita punya. Hal-hal begini nih yang membentuk siapa aku. Aku yang lahir di keluarga seperti ini, aku yang dibesarkan orang tua yang begini, aku yang tercipta dari hal-hal kecil yang aku punya tadi. Terima, terima yang diberikan. Terima dengan besar hati dengan lapang dada. Terima.


Jejak Perjalanan Waktu

sumber gambar

Seiring berjalannya waktu, perubahan tubuh kita akan ada. Pertumbuhan, perkembangan, penuaan. Apapun yang kita lakukan gak bisa menampik perjalanan waktu, maka daripada berusaha melawan. coba jadikan itu sebagai bentuk perjalanan. Oh ada bekas luka, karena aku pernah berusaha keras belajar melakukan hal yang sebelumnya aku gak bisa. Oh ada peregangan kulit, stretch mark, karena tubuh aku melakukan penyesuaian saat menampung kehidupan lain. Oh ada jerawat di masa haid, karena dalam tubuh aku juga ada hormon yang bekerja yang juga turut serta dalam perasaanku. Oh mulai muncul kerutan, aku udah melalui banyak hal ya ternyata, aku pernah ini itu ya. Terima dulu itu, kalau setelahnya kamu mau memperbaikinya ya  gapapa. 


Dari hal-hal yang terjadi sepanjang perjalanan kita itu, ada yang bisa dicegah, diobati, dikurangi, dihilangkan. Kalau kita mengenal diri sendiri, jadi lebih paham apa aja sebab dan akibat dari perubahan di tubuh. Sesimpel misalkan gak bersih cuci mukanya bisa jadi bruntusan. Makannya banyak gorengan sama UPF jadi muncul jerawat. Mulai banyak yang dipikirin, bisa sakit kepala sampai sakit perut. istirahatnya kurang jadi gampang marah. Dan seterusnya. Nah mengetahui sebab-akibat gini kan jadi bikin kita bisa mencegahnya, jadi paham juga kalau aku begini akibatnya bisa begitu. Selain itu, dengan kemajuan teknologi sekarang klinik kesehatan kecantikan  bisa mengurus hal sekecil dan sebesar apapun yang kita mau. Terus ada banyak sekali pengobatan alternatif yang ditemukan dengan klaim bisa mencegah ataupun mengobati kondisi tertentu. Treatment kecantikan juga udah semakin beragam dan semakin detail. Semua punya pro dan kontra, jadi pahami semuanya dan lakukan dengan penuh kesadaran ya.


Sehat dulu

Sehat dulu yang utama, jiwa raga, lahir batin. Sehat bukan berarti gak pernah sakit, bukan berarti semua kondisi tubuh kita 'normal', tapi sehat yang kita upayakan gini loh. Kaya aku, dengan mata minus, tulang belakang yang gak lagi lurus, ataupun gigi yang udah gak lengkap, apakah itu artinya aku gak sehat? Nggak dong. Tapi mengutamakan sehat itu ya merawat yang kita punya, dengan sadar memahami apa yang kita lakukan ada akibatnya ke tubuh kita sendiri. Sehat dulu, kalau udah sehat baru kta bisa bicara cantik menarik dan seterusnya bahagia. Caranya gimana?



1. Kenalan sama Diri Sendiri

Tau tentang diri kita sendiri, bagian lanjutan dari menerima tadi. Setelah kenalan, pahami betul, menerima, tau sebab-akibat sesuatu ke tubuh kita. Kalau aku gak rutin sikat gigi, kumannya bisa diam disitu, lama kelamaan bisa merusak gigi aku. Atau kalau aku kebanyakan makan makanan kemasan dengan natrium yang tinggi tekanan darahku bisa meningkat. Atau sesimpel kalau aku keluar malam saat hujan aku bakal kedinginan yang resikonya besok aku bisa flu. Kondisi ini ada yang umum, ada juga yang khusus di badan kita aja, cuma kita yang tau. Makanya kita harus perhatian ke badan kita sendiri.


2. Rawat Tubuh dengan Apa yang Ia Butuh

Sikap dari menerima apa yang diberikan itu, bukan berarti bisa berlaku semena-mena. Pakai tubuh sesukanya tanpa dirawat. Udah menerima tubuh sendiri kan, udah paham kebutuhannya apa kan, udah tau sebab-akibatjug kan. Maka mulailah sekarang juga buat merawat. Fisiknya dirawat dengan olahraga, mentalnya dirawat dengan mengelola stress, organ dalamnya dirawat dengan perhatikan makanan yang masuk. Bagian luarnya, kulit, rawat dengan rutin skincare. Hal yang aku sadari belakangan, ternyata skincare-an itu bentuk peduli diri bukan memperbaiki karena gak percaya diri. 

    - Pola Makan yang Sehat

Banyak banget teori sekarang tentang gimana pola makan tuh, Kemenkes sendiri udah punya program judulnya isi pringku. Berpatokan kesini juga boleh, atau ada alternatif lain yang lebih dipercaya juga silahkan. Asalkan, pahami dulu. Tubuhmu perlu apa, makanan itu bisa memenuhi kebutuhannya gak, jangan asal ikutan. Pahami dengan benar apa yang masuk ke tubuh. Makan mi instan, pahami segala zat sintetik dan natrium tingginya, jadi paham juga apa yang perlu dilakukan untuk kondisi itu. Mulai deh benar-benar pelajari, cari tau apa yang masuk ke badan, biasakan baca komposisi, mulai cari alternatif yang lebih sehat (garam dan gula misalkan). Jaga apa yang dimakan, yang masuk ke badan, karena itu juga yang akan membentuk kita nantinya. 

    - Olahraga Teratur

Gak perlu ada trigger apa-apa ya harusnya buat olahraga tuh harusnya, kan udah paham badan ini emang perlu gerak rutin. Dalam 24 jam sehari luangkan mulai dari beberapa menit sehari untuk olah fisiknya, terserah deh mau ngapain, tapi beneran lakukan jenis olahraga ya. Ada banyak banget cabang olahraga, coba pilih beberapa yang mungkin untuk dilakukan rutin. Rutinkan untuk peregangan, rutinkan juga untuk kardio. Untuk jenisnya masing-masing pilih berdasarkan kebutuhan dan kemampuan ya.

    - Istirahat Cukup

Jangan abaikan tidur yang kelihatannya gak ngapa-ngapain ya. Dalam tidur tubuh kita memulihkan dirinya loh. Organ-organ kita perlu waktu istirahat, supaya besok bisa gas lagi. Jeda sebentar gapapa, supaya besok bisa segar lagi. Bisa melakukan aktifitas dengan prima lagi. Kebutuhan tidur manusia dewasa berkisar antara 6-8 jam sehari. Kalau bisa tidur siang akan lebih bagus meskipun hanya 10-30 menit, itu cukup untuk menyegarkan kembali tubuh kita.

    - Hindari Stress

Termasuk didalamnya eliminasi stressor, dimana setiap orang punya stressor yang berbeda-beda. Tergantung dari apa yang membentuknya dulu. Kalau udah tau sesuatu itu bikin kamu stress mending dihindari atau diatasi. Mulai dari lingkungan yang toxic, hubungan yang berdampak negatif. kegiatan yang menyedot energi. Tapi pahami juga akibatnya, jangan eliminasi stressor malah memunculkan stressor lainnya. misal kamu berhenti kerja karena lingkungan kerja toxic, tapi malah jadi gak punya penghasilan kan jadi stress juga.

Know that you're worthy. Karena hidup ini kita yang jalani dan kita yang akan pertanggung jawabkan, jadi penting untuk betul-betuk kita pahami, ini aku lagi apa sih. Apa yang aku alami, apa yang aku kerjakan, gimana aku menghadapinya. Emang kadang pilihan yang ada tuh sama gak enaknya, tapi itulah kita hidup perlu berlatih bijaksana memilih dan berbesar hati. Kalau emang penyebab stresnya gak bisa dihindari, berarti kitanya yang perlu belajar mengatasi itu. Jangan hanya belajar untuk mengelola keuangan, belajar juga buat mengelola stres. 


3. Berhubungan Baik

Punya support system yang mendukung merupakan bentuk privileged yang kadang diabaikan sama sebagian orang. Padahal punya orang-orang sekitar yang peduli kita itu bikin kita juga lebih sehat dan lebih merasa aman loh. Jadi berhubungan baik sama orang juga penting. Rasulullah juga menganjurkan agar kita menyambung tali silaturahmi. Jalin hubungan baik dengan orang lain, habiskan waktu dengan orang yang kamu sayang, luangkan waktu, dengarkan curhatnya, curhat juga ke mereka. saling menolong. Gak cuma sama orang dekat, ke orang asing juga bisa, berbuat baik aja, senyum. Buatku, kunci berhubungan sama orang itu dengan tulus memberi dan tulus menerima. Kalau mau ngasih ya kasih aja, kalau mau nerima ya terima aja. Tulus tanpa embel-embel. Hal lain=lain yang membedakan biarin aja, fokus ke persamaan kita, sama-sama manusia, yang ada benarnya ada juga salahnya.


4.  Konsultasi ke Ahlinya

Ini juga aku masukin ke salah satu cara karena sering kita abaikan, padahal konsultasi itu penting. Mulai untuk membuka pikiran, kalau bertanya itu gak masalah, kita kurang tau makanya belajar itu adalah hal baik. Kalau ada apa-apa jangan ragu buat ambil tindakan, konsul ke ahlinya. Ke psikolog ke ahli gizi, ke konsultan, mereka yang emang belajar lebih keras untuk tau lebih banyak tentang suatu bidang. biarin gak lazim, biarin masih jarang orang kerjain, kalau kamu ngerasa butuh ya maju aja. Kalau pun gak merasa ada masalah apa-apa tapi pingin bertanya, mau tau lebih dalam, juga gapapa kok. Ingat, yang tau dirimu ya kamu, yang tau kebutuhanmu, apa yang kamu mau, ya kamu. Lagian, zaman terus berkembang, situasinya bakal terus berubah, cara lama gak bisa terus-terusan dipakai dengan alasan dulu kamu begitu baik-baik aja kok.


Tubuh yang sehat bisa menopang hati dan pikiran yang lebih baik, sehingga juga tampil lebih menarik.


Merasa Cantik 

Iya, aku bikinnya merasa cantik. Karena gak ada yang bisa definisikan dengan pasti cantik itu apa, kaya gimana, seperti apa. Cantik itu kita masing-masing definisikan. Meskipun gak bisa ditampik, ada standar sosial yang memandang tipikal tertentu dengan cantik ya, yang secara sadar gak sadar mempengaruhi definisi dan cara kita melihat cantik juga sih. Tapi menurutku, saat kita udah bisa "nrimo ing pandum" kita bakal merasa baik-baik aja. Mungkin belum ditahap, aku merasa cantik, tapi di tahap aku cukup dengan begini. Gapapa kok. 

Ingat ya, terima dulu. Lalu rawat dengan baik. Sehat dulu, baru bisa kelihatan cantiknya. 

Tapi namanya keinginan manusia itu gak ada batasnya ya, boleh aja kalau mau mengusahakan begini begitu kok, supaya kamu 'merasa' lebih cantik. Pingin kulit lebih cerah, pingin gigi yang lebih rapi, pingin punya badan yang langsing, pingin punya wajah yang kencang, ya silahkan aja. Kalau emang sanggup ya kerjakan, terima apa yang kita miliki, pahami apa yang kita inginkan, dan sadari batas kemampuan kita. Cantik itu gak melulu soal penampilan sesuai standar sosial ya, tapi penerimaan diri, perasaan cukup, merasa aman dengan diri sendiri. Aku bisa ngomong begini karena aku juga pernah di fase penolakan kok, emang bukan hal yang gampang tapi dengan nerima itu kita bisa hidup lebih tenang yang bisa pengaruh ke gimana kita tampil dan terlihat.


Baru deh Bahagia

Sebelum bahas gimana cara bahagia, kita udah definisiin belum sih bahagia itu apa? Senang terus? Gak mungkin. Gak pernah sedih, kesal, kecewa? Gak mungkin juga. Selalu in control? Mungkin gak sih? 

Buatku bahagia berarti bisa menjalani hidup dengan tenang damai, tau apa yang dilakukan, tau apa yang diinginkan, dan punya jalan untuk menuju kesana. Setelah dipikir-pikir untuk bisa tenang itu, ada banyak hal yang perlu aku kerjakan.

Misalkan aku perlu memaafkan, diriku sendiri, orang lain disekitar, memaafkan masa lalu yang ternyata pernah menimbulkan luka di aku. Memahami kalau ketidaksempurnaan adalah bagian dari jalanku. Mengerti kalau kesalahan atau kelalaian itu memang menyakitkan tapi aku bisa berdamai sehingga gak perlu ada taruma untuk aku melangkah ke depan. 

Atau aku juga perlu memitigasi kecemasanku. Aku khawatir apa, apa yang bisa aku lakukan sekarang. Mengelola keuangan juga bagian dari kita mengupayakan hidup tenang loh. Aku gak mau nanti masa tua merepotkan anak, aku pingin memfasilitasi mereka untuk mengejar cita-citanya. Apa yang perlu aku lakukan ya untuk itu. Aku pingin mereka bisa hidup di bumi dengan lebih nyaman, makanya sekarang aku melakukan apa yang aku bisa untuk merawat bumi ini juga.

Bagian yang gak kalah penting adalah di rasa penerimaan itu sih menurutku. Ternyata ujung pangkalnya di penerimaan ya.  Aku bukan orang jawa, tapi pepatah nrimo ing pandum ini cocok banget sebenernya untuk siapapun, rasa penerimaan kita akan apa yang diberi. Ini sederhana tapi menjalankannya rumit emang. Aku juga gak selalu bisa nerima kok, aku terbiasa untuk mengkritik kekurangan daripada mengapresiasi kelebihan. Aku seringkali merasa gak pantas untuk apa yang aku terima, aku sering merasa gak melakukan cukup. Perasaaan-perasaan yang perlu dikelola, dipelajari caranya, diperbaiki kebiasaannya gimana.


Sepertinya hal yang banyak orang  mau dan mengejar untuk sehat, cantik, bahagia ini ya. Tidak sadar kalau untuk ketiga hal itu, hal paling dasar adalah apa yang ada di dalam diri kita. Banyak tentang perasaan, baru apa yang bisa kita lakukan setelahnya. kadang kita terlalu fokus dengan apa yang terlihat, hingga lupa pada yang tidak terlihat tapi paling berpengaruh. Fokus ke tampil sesuai standar sosial, ikuti kiat-kita untuk mencapai itu, tapi lupa untuk menerima dulu diri kita seapa-adanya, untuk meresa cukup dulu, untuk mengupayakan sehat dulu. Tubuh yang sehat jiwa dan raganya akan menyebarkan energi kecantikan serta perasaan yang menenangkan. Mulai dari sini deh, bisa kita upayakan sehat-cantik-bahagia. Yuk kita belajar sama-sama merawat rumah kita satu-satunya di bumi ini.



Salam, Nasha.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kenalan Dulu, yuk!

Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

Follow @salamnasha

POPULAR POSTS

  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

Hubungi Aku di sini

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement

Label

family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

Daftar Tulisan

  • ►  2025 (21)
    • ►  Mei 2025 (2)
    • ►  April 2025 (5)
    • ►  Maret 2025 (4)
    • ►  Februari 2025 (5)
    • ►  Januari 2025 (5)
  • ►  2024 (41)
    • ►  Oktober 2024 (4)
    • ►  September 2024 (8)
    • ►  Agustus 2024 (5)
    • ►  Juli 2024 (5)
    • ►  Mei 2024 (5)
    • ►  April 2024 (3)
    • ►  Maret 2024 (5)
    • ►  Februari 2024 (3)
    • ►  Januari 2024 (3)
  • ►  2023 (117)
    • ►  Desember 2023 (10)
    • ►  November 2023 (10)
    • ►  Oktober 2023 (10)
    • ►  September 2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (10)
    • ►  Juli 2023 (10)
    • ►  Juni 2023 (11)
    • ►  Mei 2023 (12)
    • ►  April 2023 (8)
    • ►  Maret 2023 (10)
    • ►  Februari 2023 (8)
    • ►  Januari 2023 (8)
  • ▼  2022 (31)
    • ►  Desember 2022 (6)
    • ▼  November 2022 (3)
      • Dukung Inner Strength untuk Anak Berkarakter Kuat ...
      • Peringati Hari Ayah, dari Aku yang Telah Menjadi Ibu
      • Take Care of Your Only Ever Home: Merawat Diri yg ...
    • ►  Oktober 2022 (4)
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (3)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (3)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Oktober 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (1)
    • ►  Juni 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (2)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (4)

BloggerHub Indonesia

Tulisanku Lainnya

Kompasiana Kumparan

Popular Posts

  • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Trending Articles

  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes