Beberapa waktu lalu, aku bersama seorang teman memutuskan untuk melakukan jurnaling bareng. Isi kegiatannya kira-kira kita tentukan tema per minggu dengan turunan lima pertanyaan tiap tema yang diisi setiap hari selama Senin sampai Jumat. Di weekend kita bisa bahas tuh hal-hal menarik yang kita temukan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Minggu pertama ini, temanya "knowing you" dengan lima pertanyaan yang udah aku jawab. Satu pertanyaan kira-kira ada empat atau lima paragraf penjelasan. Dari awalnya deskripsikan diri sendiri, apa yang disukai dari keseharian sekarang, sampai nilai yang diyakini dan hal apa yang dianggap penting sekarang.
Apa yang bisa aku simpulkan dalam jurnaling minggu ini adalah bahwa aku, tentu, punya penyesalan atas apa yang terjadi di masa laluku, tapi aku juga banyak sekali hal yang aku syukuri di masa ini. Saat ini aku berada dalam zona nyamanku yang baru. Aku bisa melakukan hal-hal yang aku sukai tanpa merasa terbebani. Aku memiliki waktu untuk menjalani hari-hari yang penuh arti, gak sekedar rutinitas untuk menghabiskan waktu. Aku (berusaha) melakukan apapun dengan kesadaran penuh, dengan niat, dengan syukur. Meskipun mungkin bagi sebagian orang masih menganggap apa yang aku lakukan biasa saja, apalagi karena tidak bernilai banyak materi, tapi aku berusaha untuk menghargai apa yang aku lakukan, waktu dan tenaga yang aku curahkan menjadi sesuatu yang benar bermakna dan bermanfaat. Lagian, kenapa juga aku harus memikirkan apa kata orang, untukku apa yang aku lakukan sekarang sudah cukup, dan akan aku tambah lagi dengan apa yang benar aku inginkan.
Dari apa yang aku tulis itu, aku semakin menyadari bagaimana aku berusaha memperluas zona nyamanku sendiri. Aku gak mau keluar dari zona nyaman, tapi aku memperluasnya. Zona yang semula terasa asing akan aku buat menjadi zona nyamanku yang baru, perluasan dari zona sebelumnya.
Seperti saat ini,, mana pernah aku membayangkan hidup seperti saat yang aku jalani ini, tapi kemana Tuhan akhirnya menggariskanku, itu yang perlu aku terima dan aku jalani. Gimana aku menikmatinya, gimana aku sepatutnya melihat hal yang baiknya, dan memahami kalau semua punya kurang lebihnya. Apa yang bisa aku ubah sesuai yang aku mau, aku usahakan. Apa yang sudah terlanjur kejadian, aku lepaskan. Aku masih sangat berusaha untuk terus mempraktikkan apa yang aku yakini ini, menjalani kehendak Tuhan yang paling indah dan menjalani hidup benar dan baik tanpa peduli apa kata orang.
Aku terbiasa hidup dengan kalimat pertimbangan, eh nanti apa kata orang. Padahal, kenapa aku harus peduli? Itu pikiran dan omongan mereka, hak mereka untuk berpikir dan bicara apapun. Aku juga punya hak untuk mendengar atau tidak; untuk peduli atau tidak. Selama aku hidup tanpa mengganggu orang lain, rasanya gak ada yang salah kan. Kenapa selama ini aku terlalu urus sama apa kata orang ya.
Baca Juga: Bukan Hanya Berbicara, Kita juga Perlu Mendengarkan
Jurnaling minggu ini ditutup dengan perkara keyakinan. Keyakinan yang aku jabarkan atas dua hal saja, keyakinan ke atas dan keyakinan ke samping. Hubungan pada Tuhan dan hubungan pada manusia. Karena aku mengambil keputusan, gimana betindak, mau ngapa-ngapain ya landasannya dua hal ini. Meyakini bahwa segala hal yang terjadi dalam hidup ini adalah atas kuasa dan izin Tuhan. Bukan cuma itu sih, tapi pada kenyataan kalau aku tuh si cengeng tukang ngadu, dikit-dikit ngeluh ke Tuhan dikit-dikit minta ini dikit-dikit mau itu. Karena pada akhirnya, ya emang hanya Dia, iya cuma Dia, yang segala-segalanyaa.
Kalau soal hubungan manusia, aku percaya kalau segala bentuk hubungan harus dilandasi dengan kejujuran dan ketulusan. Praktiknya, tinggalkan segala bentuk basa-basi. Kalau mau, ya bilang aja terima, gak perlu pura-pura sungkan pake tolak dulu. Kalau gak mau, tolak aja (dengan baik dan benar ya). Kalau peduli, samperin bilang. Kalau gak peduli, diem aja gak usah nanya-nanya. Kalau ngasih, yaudah kasih, gak usah berharap balik apalagi merasa lebih tinggi daripada yang nerima. Ini maksud aku untuk kita perlu hubungan berkualitas dengan saling jujur bersikap tulus. Dasar kejujuran ini mudah-mudahan bisa berbuah saling percaya, gak curigaan, gak gampang berburuk sangka, yang ujungnya bisa punya relasi sehat dan menyehatkan kita juga secara gak langsung.
Dalam bersosialisasi gini emang ada hal-hal yang bisa kita teruskan dari jaman dulunya, serta ada juga yang perlu kita pikir ulang. Kalau dirasa kurang tepat ya bisa diperbaiki, meskipun terasa janggal, gak lazim, aneh, atau bahkan dianggap gak jelas. Gapapa kok, kita perlu bersama dengan orang yang bisa menghargai kita, yang bisa sama-sama terbuka untuk goal bersama. Kalaupun pinginnya ngikutin cara yang lama, yang meski dirasa kurang tepat tapi lebih enak dijalani karena udah biasa, ya gapapa juga. It's absolutely your own choice.
Btw, selain dapat manfaat menyehatkan dari jurnaling, dikerjain bareng gini bisa bikin lebih seangat dan ada ruang buat kontemplasi juga. Nah, kalau kamu pingin ikutan jurnaling bareng, boleh banget loh ya! Kita mutual-an dulu yuk di @salamnasha ;)
Salam, Nasha