• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

Seetelah beberapa bulan memasuki tahun ajaran baru, kita kembali bersiap untuk mencari lanjutan sekolah anak karena umumnya sekolah sudah membuka pendaftaran murid baru sejak bulan September bahkan Agustus. Pada jenjang SD, anak sudah lebih matang sehingga kita punya bayangan yang lebih jelas mengenai kriteria sekolah yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dari banyaknya pilihan SD yang ada di Kota Solo, ada puluhan SD swasta dan sebagiannya mendapatkan akreditasi A. Beberapa pilihan SD Swasta di Solo tersebut terangkum rinci dengan biaya dan pilihan ekskulnya dibawah ini.


Pertimbangan Akreditasi Sekolah

Sebenarnya setiap keluarga memiliki pertimbangan masing-masing dalam memilih sekolah yang sesuai. Kesamaan visi dan tujuan, kualitas pendidikan, fasilitas yang ditawarkan, serta berapa yang perlu disiapkan untuk biaya SD pilihan di Solo ini. Namun unsur-unsur tersebut bersifat subjektif berdasarkan preferensi masing-masing keluarga.

Salah satu pertimbangan yang bisa menjadi acuaan adalah akreditasi sekolah. Penilaian yang dilakukan oleh lembaga resmi pemerintah, BAN-S/M, atas kesesuaian lembaga pendidikan dengan standar pendidikan nasional. Biasanya penlian didasarkan pada seluruh jajaran guru hingga tenaga admnistrasi, profil sekolah, program sekolah, mutu pelayanan, prestasi siswa, sarana prasarana yang disediakan, dsb. Dari sini dapat diambil kesimpulan apakah lembaga tersebut telah memenuhi standar yang ditetapkan atau belum. Hasilnya adalah akreditasi A, B, dan C dimana akreditasi terbaik adalah akreditasi A dengan kisaran nilai akhir sekolah adalah 91-100. 

Jumlah SD Swasta di Kota Solo ini memang masih kalah dibanding SD Negeri, namun peminatnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pilihannya semakin banyak, fasilitas yang ditawarkan juga semakin menggiurkan. Belum lagi pelayanan dan kualitasnya yang memuaskan. Akibatnya, kita sebagai orang tua yang malah kewalahan memilih mana ya SD yang paling cocok. Maka, saya coba merangkum pilihan SD Swasta yang ada di Solo dengan mutu terjamin berkat disandangnya akreditasi A oleh lembaga-lembaga ini.

Baca Juga: Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak


Pilihan SD Swasta Akreditasi A area Solo



Setidaknya ada sekitar 100 SD Swasta dan sekitar 150 SD Negeri yang tersebar di Kota Solo. Untuk Negeri, pilihan sekolah dipersempit dengan adanya syarat zonasi. Sedangkan pilihan SD Swasta menjadi cukup banyak dengan keunggulan masing-masing yang ditawarkan. Syukurnya sekarang mencari informasi tidak lagi sulit, cukup dengan mengandalkan internet untuk melihat website sekolah atau sosial medianya dan data Kemdikbud. Untuk informasi detail juga bisa menghubungi melalui Whatsapp atau telepon sekolah.

Semua data sekolah ini saya dapatkan dengan menghubungi pihak sekolah. Niatnya agar bisa menyiapkan dana yang dibutuhkan saat anak masuk SD nanti, karena biaya masuk SD sekarang lumayan menguras kantong. Dari banyaknya pilihan saya saring mana yang kira-kira bisa terjangkau dari tempat tinggal dan mana yang biayanya masih masuk akal (menurut saya). Informasi seperti jadwal kegiatan dan pilihan ekstra kurikuler kadang sudah ditampilkan dilaman resmi sekolah, kadang juga tidak. Begitu juga dengan biaya yang perlu kita persiapkan. Selain kesesuaian nilai yang dijunjung sekolah dengan visi keluarga, komponen lain yang menjadi pertimbangan saya adalah jadwal kegiatan dan pilihan aktivitas diluar akademik. 

Untuk penghitungan biaya sekolah yang tepat, saya akan menjumlahkan seluruh komponen biaya awal dan biaya tahunan lanjutan untuk memastikan kesiapan. Karena kadang ada sekolah dengan SPP yang terlihat terjangkau, namun mematok angka cukup tinggi untuk biaya pendidikan tahunannya. Ada juga yang terlihat mematok SPP bulanan cukup tinggi, namun ternyata sudah include all, alias tidak ada lagi tambahan biaya-biaya lainnya. Jadi untuk pertimbangan biaya sekolah SD anak di Solo ini, pastikan untuk memperhatikan semua komponennya dengan cermat ya.


  • SD Alam Muhammadiyah Surya Mentari

Jajar, Laweyan, Surakarta - 0271 741155 - WA 089673655011 

Jadwal Belajar: Senin-Jumat 07.00-13.45 (Kelas 1-3), 07.00-14.45 (Kelas 4-6)
Ekstra Intra: Hizbul Wathon (HW), Tapak Suci, Drumband, Renang, Perkusi Etnik Jimbe, Musik & Vokal, Melukis, Qira'ah, Tari, Tenis Meja, Robotik, Futsal, Panahan, Jurnalistik
Kurikulum: Nasional, Muhammadiyah, dan Alam
Unggulan: SAPA (Sekolah Alam Performing Art), OTFA (Out Tracing Fun and Adventure), Outbond, Wahana Flying Fox dan Wall Climbing, Max. 20 anak/kelas, Melayani Kebutuhan Khusus
Biaya Sekolah: Rp 12.900.000 Biaya Tahunan Rp 4.500.000
SPP SD Bulanan: Rp 600.000 (excld. ekskul, katering 185-200rb/bulan

  • SD II Al Abidin

Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta - 0271 735039 - WA 081809071934

Jadwal Belajar: Senin-Jumat 07.00-14.00 (Kelas 1-2), 07.00-15.30 (Kelas 3-6).
Sabtu kegiatan ekskul dan remidiasi
Ekstra Intra: Tahfidz, Olimpiade Math & Sains, Scratch Game, Panahan, Renang, Berkuda, Robotik, Futsal, Sains, Martial Art, 
Kurikulum: Nasional dan Cambridge
Unggulan: Double Kurikulum, Trip, Camp, Outing, Talent Show
Biaya Sekolah: Rp 15.550.000 (gel. istimewa pot. 4jt) Biaya tahunan Rp 3.000.000
SPP SD Bulanan: Rp 900.00 (include all)

  • Lazuardi Kamila GCS

Setabelan, Banjarsari, Surakarta - 0271 635694 WA 085640425350

Jadwal Belajar: 07.30-13.30
Ekstra Intra: Tahfidz, Muri-Q, pencak silat, pantomim, perkusi, Budidaya Tanaman, Tari Tradisional, English Fun, Corel Draw, Karate, Komik, Futsal, Taekwondo, Pidato, Dongeng, Vokal serta Art & Craft. 
Kurikulum: Nasional dan Internasional modifikasi Lazuardi, Pengantar Bilingual (Full English untuk Math, Science, English), Melayani Kebutuhan Khusus
Unggulan: Outing, Kemah, Outbond, English Day, 
Biaya Sekolah:  Rp 15.120.000 (gel. 1 Rp 12.945.000) Biaya Tahunan Rp 1.000.000
SPP SD Bulanan: Rp 800.000  (excld. katering, antar jemput)

  • SD Al Firdaus
Punggawan, Banjarsari, Surakarta - 0271 716429 - WA 081327229008

Jadwal Belajar: 07.30-14.00 (Kelas 1-2) 07.30-15.30 (Kelas 3-6)
Ekstra Intra: Panahan (wajib), Badminton, Futsal, Taekwondo, Math, Sains, English, Content Creator, Robotic, Vokal, Lukis, Angklung, Jimbe, Tahfidz, Tadarus, English, Jawa, Social Emotional Learning, Literasi, Visual Art, Pramuka ICT
Kurikulum: Nasional dan Internasional iB
Unggulan: Sekolah inklusi percontohan nasional,2022 Sekolah Penggerak
Biaya Sekolah: Rp 18.366.000 Biaya semesteran Rp 3.195.000
SPP SD Bulanan: 1.122.000 (include all)

  • SD Muhammadiyah PK Kotta Barat
Purwosari, Laweyan, Surakarta - 0271 712158 - WA 081559956017

Jadwal Belajar: 06.30-14.30 (Kelas 1-2) 06.30-15.15 (Kelas 3-6)
Ekstra Intra:  Mewarnai, Menggambar, Tari, dan Kriya Mama (Wajib Kelas 1)
(Opsional) Coding, Tari, Seni, Quran, English, Musik, Renang, Cooking, Badminton, Panahan, Berkuda, Teater, Pencak Silat, Futsal, Fotografi, Khitobah, Robotik, Sains, Jurnalistik, Sepatu Roda 
Kurikulum: Nasional
Unggulan:  Nilai Muhammadiyah, seangkatan 3 kelas masing-masing 28 anak dengan 2 wali kelas
Biaya Sekolah:  Rp 13.750.000-Rp 14.250.000 Biaya Tahunan: -
SPP SD Bulanan: Rp 1.400.000 (include all)

  • Focus Independent School
Manahan, Banjarsari, Surakarta - 0271 725257 WA 081282735283

Jadwal Belajar: Senin-Jumat 07.45-13.00 (Kelas 1-2) 07.45-13.40 (Kelas 3-4) 08.00-14.30 (Kelas 5-6) 
Ekstra Intra: Basket, Visual Art, Comic Strips  
Kurikulum: Nasional dan Internasional Cambridge
Unggulan: Double Kurikulum, Fasilitas sekolah
Biaya Sekolah: Rp 21.000.000 Biaya Tahunan Rp 5.500.000
SPP SD Bulanan: Rp 1.700.000

  • Al Azhar Syifa Budi 
Panularan, Laweyan, Surakarta - 0271 725306 - WA 087803435440

Jadwal Belajar: 07.00-13.00 (Kelas 1-2) 07.00-14.00 (Kelas 3-6)
Ekstra Intra:  Pramuka, Menulis, Melukis, Karate, English, Robotic, Futsal, Musik, Panahan, Jurnalistik, Qira’ah, Khitobah, Math, Sains
Kurikulum: Nasional dan Al-Azhar
Unggulan: Moving Class System, Aktivitas Life Skill dan Outdoor, Sistem Belajar Child Center dengan max. 25 anak/ kelas.
Biaya Sekolah:  Rp 19.130.000 Biaya Tahunan Rp 3.500.000
SPP SD Bulanan: Rp 700.000

  • SD IT Nur Hidayah
Kerten, Laweyan, Surakarta - 0271 724379 WA 081328340924

Jadwal Belajar: 07.00-14.00 (Kelas 1-2) 07.00-15.30 (Kelas 3-6) Sabtu 07.30-12.30
Ekstra Intra: Pramuka (Wajib Kelas 3-5), Tahfidz, Wushu, Tapak Suci, Taekwondo, Jimbe, Robotik, Lukis, Dokter Cilik, Komputer, Karawitan, Jurnalistik, English, Tenis Meja, Kewiarausahaan, Vokal/Nasyid   
Kurikulum: Nasional 
Unggulan: Pendidikan Islam Terpadu 
Biaya Sekolah: Rp 15.650.000 Biaya Tahunan Rp 1.000.000 (Perkiraan kegiatan dan buku)  
SPP SD Bulanan: Rp 950.000

  • SD Bina Widya
Pucangsawit, Jebres, Surakarta - 0271 638285 WA 08981310362

Jadwal Belajar: 07.00-13.20
Ekstra Intra: Pramuka (Wajib), Tari, Melukis, Karate
Kurikulum: Nasional 
Unggulan: Berbasis Tiga Bahasa (Indonesia, English, Mandarin) 
Biaya Sekolah: Rp 8.500.000 Biaya Tahunan Rp 2.500.000  
SPP Bulanan: Rp 800.000

  • SD Ta’mirul Islam
Bumi, Laweyan, Surakarta - 0271 724020 WA 081393242274

Jadwal Belajar: Senin-Sabtu (Jumat libur) 07.15-12.40 - Tahfidz dan Sains 07.15-15.00
Ekstra Intra: Seni, Coding, Tilawah, Perkusi, Rebana, Kaligrafi, Bhs Arab, Karawitan, Panahan, Karate, Futsal, Teater, Papercraft, Music, Cooking, PMR, Broadcasting, Badminton, English, Sains, Murotal, Literasi
Kurikulum: Nasional 
Unggulan: Pilihan Program Reguler, Digital Sains, dan Tahfidz, 2022 Sekolah Penggerak
Biaya: Rp 8.200.000 - Rp 9.050.000 Biaya Tahunan: -  
SPP: Rp 450.000 (minimal)

  • SD TQ Al-Mujahidin
Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta - WA 085179575883

Jadwal Belajar: Senin-Kamis 07.00-15.00 (setelah ashar) Jumat 07.00-11.00 (sebelum dzuhur) Sabtu - ekstra kurikuler
Ekstra Intra: Public Speaking, Pramuka, Handycraft, Taekwondo, Pencak Silat, TIK, Futsal
Kurikulum: Nasional 
Unggulan: Pilihan kegiatan beragam, Target Lulusan Hafal 6 Juz Quran dan Hadits Arba'in, serta Aktif Berbahasa Inggris dan Arab
Biaya Sekolah: Rp 6.500.000 Biaya Tahunan: 3.850.000 
SPP SD Bulanan: Rp 255.000




Itulah beberapa rincian informasi biaya SD di Solo tahun 2024/2025 dengan pertimbangan jam belajar dan pilihan kegiatannya. Biasanya akan ada kenaikan biaya sekitar 5-10% setiap tahun etrgantung kebijakan masing-masing sekolah. Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah tidak semua SD Swasta dengan Akreditasi A ada dalam daftar diatas. Begitu pula, SD yang tidak menyandang akreditasi A bukan berarti tidak bisa menjadi pilihan. Ini murni keputusan masing-masing keluarga. Dari survey awal di SD-SD tersebut, pendaftaran gelombang awal (rata-rata hingga Oktober atau awal November) biasanya akan mendapat potongan uang pendaftaran sehingga lebih meringankan untuk biaya dan lebih menenangkan juga karena tidak berebut quota jumlah siswa nantinya. Tulisan ini juga terbuka untuk tambahan informasi lain. Semoga bermanfaat!



Salam, Nasha





Seiring dengan meningkatnya jumlah organisasi peduli hewan, kesadaran kita untuk bisa hidup harmonis dengan binatang juga meningkat. Meski tidak bisa dipungkiri masih ada orang-orang yang mati nurani memperlakukan binatang dengan buruk. Padahal perlindungan terhadap hewan agar mereka bisa hidup tanpa rasa sakit dan penderitaan sudah tertuang dalam Undang-undang, bahkan sudah ditetapkan juga hari peringatan hak asasi binatang. Mungkin masih ada yang bertanya-tanya, kenapa sih kita perlu peduli pada binatang  dan bagaimana cara kita melakukannya?

 


Hari Hak Asasi Binatang mulai diperingati setiap tanggal 15 Oktober sejak tahun 1978 oleh UNESCO, yang dideklarasikan di Paris. Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa manusia tidak berhak untuk mengeksploitasi apalagi memusnahkan binatang, tidak boleh memperlakukan binatang dengan buruk. Binatang liar, memiliki hak kebebasan berada di lingkungan alaminya. Binatang yang dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan manusia harus mendapatkan makanan, istirahatn, dan bekerja dalam batas kewajaran. Binatang yang perlu dibunuh, harus dilakukan dengan cepat dan tanpa menimbulkan penderitaan (salah satunya menyembelih dengan pisau tajam).

Sebenarnya pengaturan ini sampai tercipta karena adanya keprihatinan dari banyaknya kasus penyiksaan binatang oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab kepada binatang. Selama berdekade, kasus-kasus tersebut terus terulang, bahkan hingga kini. Ada peraturan perundangan pun tidak serta merta menghilangkan tindakan tersebut. Padahal semestinya kita sebagai makhluk yang dikaruniai sifat kasih sayang, sudah sadar perlakuan bagaimana yang pantas dan tidak pantas, bisa menyayangi saja karena memang alamiahnya kita bisa hidup harmoni berdampingan dalam kasih sayang.  


Menyayangi Binatang

Kita bisa menganggap berbagai tindakan tidak berperi yang menjadi keprihatinan tersebut adalah wujud dari matinya rasa yang sudah Tuhan beri. Karena sejatinya, manusia diciptakan lengkap dengan perasaan kasih yang akan menghalangi kita dari tindakan menyakiti siapapun, termasuk binatang.


Beberapa penelitian telah membuktikan hal tersebut. Salah satu penelitian yang dilakukan pada 2017 lalu salah satunya. Penelitian tersebut dilakukan dengan menyebarkan berita tidak benar bahwa ada beberapa objek yang dipukul dengan tongkat, yaitu anak kecil, anak anjing, manusia dewasa, dan anjing dewasa. Hasilnya adalah keprihatinan tertinggi ada pada kelompok anak kecil, anak anjing, dan juga anjing dewasa, namun tidak pada manusia dewasa. Disinyalir alasannya adalah karena kelompok tersebutu adalah kelompok yang lemah. Anjing, meskipun sudah dewasa, tetap tidak bisa membela dirinya sendiri, berbeda dengan manusia dewasa. Maka diambil kesimpulan bahwa
 rasa empati kita bisa muncul pada kelompok yang rentan, dan dianggap lemah, tanpa mempedulikan spesies.

Penelitian lain membawa hasil tentang kasih sayang kita pada hewan-hewan tertentu, khususnya pada yang kita pelihara. Seorang psikolog dari Western California menjelaskan tentang keterikatan kita pada binatang umumnya merupakan kombinasi dari sifat biologis kita dan juga kebutuhan kita akan kasih sayang. Saat kita menyentuh lembut atau menatap binatang dengan kesadaran, otak akan memproduksi hormon yang membuat kita merasa lebih baik. Sedangkan kebutuhan kasih sayang kita bisa terpenuhi karena binatang bisa menawarkan cinta tanpa syarat. Kemjajuan teknologi juga mempengaruhi bagaimana kita memandang hewan, dengan media yang memperlihatkan tingkah lucu mereka dan kemampuan mereka untuk menjadi sahabat sekaligus obat kesepian manusia. 

Selain karena menjalankan fiitrah manusia kita atau alamiahnya kita akan menyayangi binatang, ada beberapa alasan tambahan kenapa kita perlu untuk menunjukkan kepedulian kepada mereka.

  • Peran dalam Ekosistem

Setiap makhluk memiliki perannya masing-masing dalam lingkaran ekosistem kehidupan dan untuk menjaga keseimbangan alam. Serangga membantu dalam perkembang biakan tumbuhan, predator bertugas dalam menjaga angka populasi. Ketiadaan satu jenis makhluk dapat mengganggu keberlangungan hidup makhluk lainnya. Dan kerusakan-kerusakan tersebut yang dibiarkan terjadi dapat memunculkan kerusakan yang lebih besar pada kehidupan secara keseluruhan. Pembahasasn lengkap point ini bisadilihat pada artikel zenius berikut. 

  • Mereka juga Bisa Merasakan
Bukan hanya kita, binatang juga memiliki perasaan. Mereka bisa merasakan nyaman dan tidak nyaman. Mereka juga bisa merasakan sakit jika diperlakukan dengan buruk. Mereka bisa menderita jika tidak terpenuhi kebutuhannya. Mereka bisa merasa terganggu jika hidupnya tidak berjalan sebagaimana mestinya, jika batas wilayahnya dilanggar, jika makanannya tidak tercukupi, jika anggota kelompoknya diganggu. Mereka juga punya hak untuk bisa hidup dengan bebas tanpa penderitaan. Menimbulkan rasa sakit adalah hal yang sebenarnya bertentangan dengan diri kita sebagai manusia. 
  • Simbol dan Keterikatan Personal 

Kelompok tertentu di wilayah tertentu menggunakan binatang sebagai simbol baik untuk kepentingan budaya maupun agenda spiritual. Banyak binatang yang dijadikan simbol kenegaraan, juga diambil maknanya untuk menyampaikan nilai-nilai yang ingin dipegang teguh oleh kelompok tersebut. Secara personal juga, kita memiliki keterikatan pada binatang tertentu yang kita pelihara atau binatang yang dirasa bisa memberi manfaat dengan kita ternakkan. Kehidupan jenis ini memang lebih terjamin, namun bukan berrati kita bisa mengabaikan hak-hak hidup jenis binatang lainnya.  



  • Pemimpin yang Menjaga

Sebagai spesies yang paling sempurna, dan sebagai khalifah di muka bumi, tugas kitalah untuk memastikan semua makhluk bisa hidup damai berdampingan. Sama seperti pemimpin yang melindungi anggota di dalamnya, kita punya tanggung jawab moral untuk bisa menlindungi binatang dari penderitaan dan eksploitasi. Mengusahakan dengan berbagai cara untuk meminimalisir tindakan yang membahayakan mereka, dan terus giat mencegah tindak kekerasan untuk melindungi kehidupan seluruh spesies. 

Menyayangi binatang dengan sederet alasan yang telah dikemukakan diatas tampaknya bukanlah hal yang sulit dilakukan. Tidak harus dengan memelihara dan memastikan hidup mereka seluruhnya, namun sesederhana dengan tidak mengganggu saja. Mudah kan sebenarnya? Tidak mengganggu mereka secara langsung maupun tidak langsung, misalkan dengan merusak habitat hidupnya. Lagipula, kehidupan binatang yang terancam juga bisa mengancam kehidupan kita. Ketidakseimbangan ekosistem bisa menggaggu rantai makanan hingga menimbulkan berbagai jenis penyakit. Maka menjaga binatang sebenarnya juga adalah menjaga diri kita sendiri. 


Mewujudan Kepedulian pada Binatang

Tidak usah berpikir sulit untuk bergabung dengan organisasi konservasi hewan lalu melakukan tuntutan atas kehidupan mereka, jika yang dekat saja belum kita lakukan. Ada banyak hal-hal sederhana yan bisa kita mulai saat ini sebagai wujud kepedlian kita terhadap binatang, bahkan beberapa diantaranya juga sudah diabadikan dalam hadits-hadits Rasulullah. 

  • Tidak Menyiksa
Ini adalah tindakan mendasar yang paling penting untuk hindari. Bahkan sudah diriwayatkan pula dalam sebuah hadits yang mengisahkan seorang masuk neraka akibat telah mengurung kucing tanpa memberinya makan dan minum. Jika tidak bisa berbuat apa-apa, setidaknya jangan menyiksa. Biarkan saja mereka hidup, tidak usah diganggu. Sesimpel itu!  

Point ini juga termasuk untuk tidka menikmati kegiatan yang dilakukan dengan menyiksa hewan, misalkan atraksi sirkus yang diketahui menyiksa binatang-binatang yang terlibat di dalamnya agar bisa patuh. Atau tempat-tempat wisata yang tidak memperhatikan keberlangsungan hidup hewan tersebut. 



  • Memberi Makan dan Minum
Entah itu hewan yang kita pelihara di rumah ataupun tidak, kita bisa tetap memenuhi kebutuhan makan mereka. Bisa dengan menyisihkan makanan yang kita makan untuk hewan sekitar, paling dekat kucing. Bisa juga dengan occasionally membelikan mereka makanan sesuai dengan jenis hewannya. pemberian makan dan pemenuhan kebutuahn hewan sekarang ini, tidak hanya bisa dilakukan secara langsung namun juga secara tidak langsung. Dengan gerakan jari saja, kita bisa mengadopsi seekor hewan dan menunjang kehidupan mereka. Hebatnya, pemberian kita pada apapun yang bernyawa dinilai sebagai amal kebaikan loh!


Baca Juga: Mau Adopsi Orang Utan? Begini cara Mudahnya!


  • Membuat Nyaman Saat akan Dimanfaatkan

Kita diperbolehkan untuk menggunakan hewan, untuk alat transportasi, untuk membawa beban, hingga dikonsumsi. Tapi pastikan mereka tidak menderita dalam prosesnya. Jangan sampai mereka kehausan atau kelaparan saat dalam perjalanan mengantarkan kita ke suatu tempat. Jangan sampai beban yang diberikan untuk mereka angkut melebihi kemampuan mereka. Begitu pun saat akan dikonsumsi. Sembelihlah dengan cepat sehingga mereka tidak perlu menderita lama. 

  • Mengurangi Plastik dan Limbah
Iya, plastik. Ada hubungannya. Plastik yang kita konsumsi di rumah saat ini, ternyata bisa sampai ke pulau terpencil di antartika sana. Iya, cuplikannya ada di serial Netflix, Our Planet. Penjelasan singkatnya adalah apa yang kita hasilkan akan sampai pada habitat binatang di sana, baik itu di darat, laut, maupun udara. Iya, udara. Ingat, kasus tali masker yang menyangkut pada kaki-kaki burung yang terbang? Atau pada kenyataan bahwa daging ikan-ikan di laut sudah mengandung mikroplastik? Limbah yag kita hasilkan baik dari kegiatan rumah tangga (apalagi industri) tidak akan berhenti mengalir, akan terus mengotori berbagai elemen di bumi, akibatnya jadi merugikan binatang yang tidak tahu apa-apa, ujung-ujungnya juga akan merugikan kita. 
  • Boleh Membunuh yang Membahayakan
Perlindungan pada hewan bukan berarti kita tidak boleh membunuh mereka sama sekali, karena kenyataannya kita membutuhkan mereka untuk dikonsumsi atau kadang kita perlu bertahan hidup dan keberadaan mereka bisa saja membahayakan. Namun, melakukannya harus dengan kesadaran akan tujuan dan tata cara yang dianjurkan. Misalkan menyembelih dengan pisau yang tajam dan dilakukan dengan cepat. Bahkan pembunuhan pada binatang yang dianggap merugikanjuga harus dilakukan dengan cepat, sekali pukulan, sehingga binatang tersebut tidak lama merasa kesakitan. 
  • Aktif dengan Berbagai Aktivitas Edukasi dan Konservasi Menyenangkan 

Interaksi dengan binatang juga bisa menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan. Mungkin ini menjadi bagian dari fitrah anak, mereka girang saat memberi makan binatang ataupun bermain bersama mereka. Ketakutan atau saat mereka justru menyakiti binatang adalah cerminan dari apa yang kita ajarkan. Menakut-nakuti mereka dengan binatang misalkan. Mengisengi mereka dengan kalimat nanti digigit binatang itu bukanlah praktik yang tepat dalam mengajarkan anak tentang kepedulian pada binatang. Begitu juga dengan memberi mereka kuasa atas suatu hewan pada usia belia, dan tertawa dengan sakitnya binatang tersebut. 

Di era digital ini, media sosial bisa digunakan untuk menyebarkan informasi bahkan dengan dampak yang lebih luas. Lakukan untuk menyerukan kebaikan, menyerukan perlindungan pada binatang, dan mengecam tindakan yang menyakiti mereka. Sosialisasi bisa dilakukan melalui berbagai media. Selain itu, kita juga perlu kritis terhadap berbagai lembaga yang menangani hewan, kritis terhadap kebijakan yang mempengaruhi kehidupan binatang, dan memberi masukan-masukan yang sesuai untuk konservasi mereka. 


Pada akhirnya, yang penting untuk kita sadari adalah berbagai upaya kepedulian kita terhadap binatang bukan hanya untuk kehidupan mereka, namun lebih lagi, untuk keberlangsungan kehidupan kita semua. 


Salam, Nasha


"Kesehatan Mental adalah Hak Asasi Manusia Universal" merupakan tema peringatan yang ditentukan WHO pada World Mental Health Day 2023 ini. Peringatan ini memiliki tujuan yang luas mencakup meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan mental, serta mendorong berbagai tindakan untuk saling melindungi kesehatan mental sebagai hak asasi setiap manusia. Bicara tentang mental yang sehat, ada salah satu kunci penting yang perlu kita terapkan dalam kehidupan yaitu dengan menetapkan batasan, baik pada waktu, aktivitas, dan juga hubungan.


WHO menyebutkan bahwa kesehatan mental merupakan hak dasar setiap orang, yang mencakup perlindungan atas resiko kesehatan mental serta hak untuk dapat mengakses layanan kesehatan yang dapat diterima dan berkualitas baik. Selain itu, kita juga berhak untuk mendapatkan kebebasan, kemandirian, dan inklusivitas dalam masyarakat. 

Adanya peringatan khusus untuk kesehatan mental dapat dianggap sebagai tanda pentingnya mental yang sehat bagi kehidupan manusia. Karena faktanya kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan fisik, kesejahteraan hidup, dan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Isu ini semakin perlu menjadi perhatian dengan satu diantara delapan orang memiliki kondisi mental tertentu, dengan pengaruhnya yang semakin meluas dikalangan remaja dan anak muda.  

Sayangnya, mereka dengan kondisi mental tersebut bukannya mendapat perlindungan atau kemudahan akses layanan, namun hak asasi mereka terus dilanggar bahkan dalam pengambilan keputusan atas kondisi kesehatan sendiri. Banyak yang mendapatkan perlakuan diskriminatif, dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat, dan kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas. Inilah yang terus dikerjakan WHO dan kita teruskan bersama sebagai anggota masyarakat, bagaimana meningkatkan kesadaran dan perhatian akan kondisi mental, meletakkan kesehatan mental sebagai deretan prioritas, saling mendukung upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga kondisi mental yang sehat, salah satunya dengan menetapkan batasan. 


Membangun Batasan


Perhatikan tidak, sekarang batasan antar peran kita sudah semakin pudar. Bisa jadi karena kemajuan teknologi, kita bisa menghubungi dan dihubungi kapan saja di mana saja. Bisa jadi juga sejak pandemi yang menyadarkan banyak orang bahwa bekerja dari rumah itu memungkinkan. Kombinasi kedua hal ini mengantarkan kita pada fenomena bekerja kapan saja di mana saja tanpa batasan yang jelas.

Jangankan saat sedang beristirahat di rumah, sedang liburan pun sudah biasa jika ada telepon yang harus dijawab, ada email yang harus diperiksa, atau pesan singkat yang harus segera dibalas. Padahal sudah jelas-jelas dapat persetujuan untuk cuti meninggalkan pekerjaan. Niatnya healing malah jadi pening.

Kondisi ini sudah cukup lama mendapat perhatian, khususnya oleh para peneliti di barat sana. Mereka membahas dan melahirkan beberapa istilah seperti burnout, toxic productivity, quiet quitting, termasuk kondisi-kondisi setelahnya berupa stres, depresi, kecemasan hingga ADHD (gangguan yang membuat sulit fokus) dan PTSD (ganguan pascatrauma). Banyak memang, tergantung dari keadaan yang dihadapi masing-masing pekerja dan kondisi kesehatan pekerja itu sendiri. Ingat bahwa situasi yang sama akan berdampak berbeda pada setiap manusia. Kalau sudah sampai pada tahap mental terganggu, maka sulit bagi seorang pekerja untuk bisa bekerja secara optimal, mereka mudah tersinggung, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan, hasil pekerjaan tidak sesuai harapan, sulit berinteraksi dengan orang lain, bekerja tanpa motivasi sehingga juga tanpa solusi pada halangan yang dihadapi, dsb. Perkara mental ini memang lebih sulit diketahui karena tidak kasat mata, namun bukan berarti tidak ada. Pekerja sendiri sebenarnya dapat merasakan keadaan mentalnya atau mendeteksi gangguan yang ia alami dari keluhan seperti sulit tidur, sulit berkonsentrasi, mudah tertekan dengan denyut jantung lebih cepat, sakit perut, dsb.

Dari fakta-fakta tersebut, ada beberapa hal yang penting untuk kita jadikan catatan. Pertama kesehatan mental itu nyata adanya. Ketidakseimbangan peran bisa mengganggu, akibatnya mudah stress, gangguan pencernaan juga pernapasan, moody, bahkan lebih buruk lagi depresi. Kedua, work life balance itu bukan lagi pilihan namun keharusan, karena kita tidak bisa benar-benar hidup hanya dengan bekerja, sehingga penting untuk mengutamakan kesehatan diri kita sendiri. Bagaimana bisa kita bekerja jika tubuh tidak prima? Ketiga, kita sendiri yang paling tahu kondisi diri, kapan saatnya berhenti berlari hingga kapan saatnya meminta bantuan.

Jika kita lihat lebih luas lagi, maka satu hal krusial yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan diri sendiri adalah menetapkan batasan. Memberi batas sampai mana pekerjaan akan masuk ke kehidupan kita, sampai mana seorang rekan ataupun teman bahkan anggota keluarga bisa merepotkan kita, serta berani mengatakan tidak pada hal-hal diluar kemampuan diri. Dan ini tidak terbatas pada pekerjaan saja namun pada semua aspek kehidupan dengan satu landasan kuat bahwa kita punya energi yang terbatas.

Memahami bahwa kita memiliki keterbatasan energi dan waktu yang dimiliki, mendorong kita untuk bisa memberi garis jelas pada apa yang datang pada diri ini sekaligus membatasi diri dari menjangkau hal-hal yang tidak perlu. Batasi akses keluar, sesekali coba untuk rehat benar-benar, baik itu dari apa yang nyata juga dari apa yang maya. Cermat memilih apa yang perlu dikerjakan dan apa yang lebih baik ditinggalkan.

Pada pekerjaan, keseimbangan yang dituju dari pembatasan ini lebih dikenal dengan istilah work life balance. Dengan itu diharapkan kita bisa menjadi pribadi yang lebih bahagia juga lebih produktif, meningkatkan kepuasan kerja, mencegah burnout, stres, juga berbagai penyakit mental dan fisik lainnya. Memang benar, tidak semua orang bisa mendapat kemewahan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan passion mereka, tapi setidaknya jadikan pekerjaan sumber penghasilan yang jangan sampai merusak kesehatan.

Batasan tersebut bisa dibagi menjadi batasan fisik dan batasan emosional. Mulai dengan memberi batas jam kerja pribadi sehingga akan slow respon dihubungi diluar jam tersebut, buat pemberitahuan atau auto reply sedang tidak bisa diganggu, bersalaman senyamannya, menggunakan headphone sebagai penanda sedang fokus, menormalkan makan siang sendiri tanpa harus selalu ikut makan bersama, memberi tenggat waktu pada peralatan yang dipinjam rekan, hingga beri strategi rapat yang efisien sehingga tidak memakan banyak waktu kerja.

Dalam batasan emosional, kita perlu terus berlatih untuk menyadari bahwa suasana hati atasan maupun rekan kerja itu bukan tanggung jawab kita. Hindari terlibat dengan orang yang sedang bad mood, berlatih untuk mendelegasikan tugas sesuai ketentuan, beritahu feedback yang diinginkan dari pekerjaan tanpa merasa tidak enakan, tidak ikut campur dalam konflik personal rekan kerja, juga tidak bergunjing atau ikut-ikutan dalam suasana kerja yang negatif.

Salah satu kemampuan yang penting kita praktikkan dalam pekerjaan dan juga kehidupan secara luas adalah berani berkata tidak. Tidak pada hal-hal yang tidak penting, menolak urusan yang hanya buang-buang energi, menjauh dari lingkaran yang tidak mendatangkan manfaat kebaikan. Ini artinya kita siap untuk membatasi interaksi dengan orang-orang yang membawa pengaruh negatif, tidak takut ketinggalan tren jika lebih banyak mudharat daripada manfaatnya, sampai membatasi diri terpapar informasi yang bisa menyedot energi.

Proses saat kita menerapkan batasan ini akan sejalan atau bahkan sebagai buah dari proses kita mengenali diri sendiri. Apa yang membuat kita tidak nyaman, suasana apa yang lebih kita sukai, hingga bagaimana kita ingin diperlakukan dan bagaimana kita memperlakukan orang lain. Sampaikan apa yang dirasa dalam kalimat dan tindakan yang selaras, tegur kesalahan dengan lembut, maafkan jika itu berharga, dan lupakan jika tidak. Kadang memang jalan terbaik adalah dengan pergi meninggalkan apa-apa yang tidak bisa lagi dipertahankan.

Pada akhirnya menetapkan batasan bukan lagi perkara meningkatkan produktivitas, namun juga berarti membangun hubungan yang sehat dalam hidup, menciptakan lingkungan nyaman yang ingin kita tinggali. Artinya membangun batasan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.


Salam, Nasha 

Kue biasanya hadir dalam berbagai kesempatan. Bisa jadi perayaan ulang tahun atau menemani syukuran pencapaian. Bisa digunakan sebagai ornamen yang melengkapi acara, sekaligus jadi pula sebagai cemilan yang disukai hampir semua kalangan. Karena itu kreativitas pembuatan kue tidak pernah berhenti, varian rasanya terus bertambah, bentuknya bisa semakin beragam menyesuaikan keinginan. 


Kue menjadi hal pertama yang dipikirkan kalau ada perayaan atau acara apa-apa, paling umum sih ulang tahun, simply karena saya sendiri pecinta cake. Sayangnya kenikmatan cake ini pendek ya cuma sebatas lidah, jadi seiring pertambahan usia dan kesadaran saya mulai mengurangi konsumsi si manis ini, karena badan juga udah mulai protes kalau makannya lebih dari sekedar icip-icip. Jadilah 'mumpung hari istimewa' dijadikan alasan untuk berburu cake yang bisa dipesan sesuai keinginan. Maka, sebagai warga yang belum lama-lama amat tinggal di Solo, saya beberapa kali memesan cake di toko-toko kue yang tersebar di Solo. Berbekal internet, cek review, dan tanya sana-sini saya mencoba kue di toko-toko kue tersebut. Nah, berikut beberapa rekomendasi toko kue yang ada di area Solo sesuai dengan preferensi saya pribadi.


  • Chez Moi

Ini jadi urutan teratas karena buat saya ini opsi yang paling komplit bisa menjawab semua keinginan dengan aman. Toko yang berpusat di Jogja ini baru buka cabang di Solo sekitar setahunan kalau tidak salah ingat. Dapurnya juga masih di Jogja, jadi daily mereka melakukan pengiriman ke semua cabang termasuk di Solo, jadi setiap hari ada pilihan cake yang ready stock. Alamat lengkapnya ada di Jl. Songgo Langit No. 18, Gentan, Baki, Sukoharjo. Keunggulan toko ini adalah semua cake (juga rotinya) enak dengan harga yang terjangkau. Ini yang bikin kami bolak balik ke sini. Untuk pesanan custom, cakenya bisa dibikin sesuai keinginan, hasilnya memuaskan, mungkin karena bakernya udah terlatih ya. Tapi sayang, slotnya sering penuh jadi harus pesan jauh-jauh hari, usahakan sebulan sebelumnya deh supaya aman.


  • Dikwaa Java Cheese Cake

Ini opsi cheese cake dengan kearifan lokal. Merakyat banget, ya rasanya, ya harganya. Mungkin karena ini basicnya chiffon kali ya, jadi rasanya memang bukan cheese cake yang keju banget gitu. Mirip japanese cheese cake tapi dengan kadar keju lebih sedikit dan nggak selembut itu juga. Jadi walaupun judulnya cheese cake, rasanya akan bisa diterima semua lidah. Ada banyak varian menunya, bisa original, dengan tambahan toping aneka selai juga ada tambahan buah-buahan. Cabangnya juga ada beberapa di Solo sampai Jogja.


  • Blissful Bites

Saya sampai ke toko ini karena ingin coba cheese cake,  dengan menu yang beragam dan review yang meyakinkan. Jadilah saya memesan cheese cake dari toko online berlokasi di Banjarsari ini, tidak ingin custom yang macam-macam karena hanya mau makan cheese cake, mumpung ada excuse harinya, dan anak juga mau. Ada menu baked cheese cake yang whole dengan berbagai toping dan isian. Ada juga kreasi cup cheese cake, dan pop cheese cake yaitu sliced cheese cake yang dicelup ke coklat dan diberi aneka toping. Rasanya enak, memang beneran cheese cake, manisnya pas, servicenya juga ok. Kalau lagi pingin cheese cake, akan beli di sini lagi.



  • Milk n Butter

Lagi-lagi sampai ke toko ini karena cheese cake, dengan rekomendasi yng didapat dari hasil googling. Tapi karena momentnya bikin pingin custom cake, jadinya saya order cake di sini bukan yang basque burnt cheesecake seperti yang direkomedasikan (will do that later sih insyaAllah). Cakenya sendiri sebenarnya enak, manisnya pas, tidak terlalu lembut, tapi buat saya cream-nya terlalu tebal. Menariknya, mereka punya opsi cemilan yang tidak umum ada di pasaran, dengan preferensi dari Korea dan Jepang, bisa cek highlight mereka ya. Ada update ready stock apa setiap harinya. Meskipun brand online, tapi pengambilan kue bisa dilakukan di Delice Bakery di Jl. RE Martadinata, Jebres. Pelayanannya ok, adminnya ramah dan mau meladeni keinginan kita, custom kuenya pun sesuai dengan yang diinginkan. Kapan-kapan mau coba berbagai menunya itu.


  • Richie Recette

Ini juga toko online yang recomended karena rasanya enak terus bisa bikin custom sesuai yang dimau. Meskipun hanya bento dan dibikin gambar juga mereka tetap ok, sesuai dengan yang dimaksud. Pelayanannya ramah, harganya terjangkau, menunya juga cukup banyak, ada berbagai dessert korea di sini. Bisa banget jadi opsi kalau lagi iseng pingin cemilan. 


  • Silumer
Setelah memesan saya baru tahu kalau toko ini juga tersedia di toko oren dengan menu cemilan-cemilannya. Setiap hari mereka menyediakan berbagai menu yang ready stock, ada pula yang made by order, bisa di custom juga tulisannya dengan desain yang lucu. Ini tulisan terbagus sih selama pesan cake. Mereka menyediakan bento cake, burnt cheese cake, ada pula browniesnya. Untuk cheese cake rasanya enak, tidak terlalu manis, ada tersedia ukuran personal jadi cocok kalau ingin cemilan sendiri. Toko ini juga bisa jadi opsi kalau lagi pingin cemilan manis. 


Toko kue lain yang juga bisa jadi pilihan
  • Eat More Cakes (Chubby Bakery)
  • D'Capello
  • Parsley
  • Holland Bakery
  • Bloomery Patissery

Salam, Nasha

Setiap kita punya idealisme masing-masing dalam pernikahan, namun jika dibesarkan dalam kondisi yang sama, besar kemungkinan kita akan memiliki kecenderungan yang sama. Lahir saat teknologi berkembang pesat misalkan, Gen Z jadi memiliki pemikiran yang terpola dengan kreativitas dan jauh lebih berkembang dari generasi sebelumnya. Perbedaan ini juga terbawa pada bagaimana mereka memandang pernikahan dan keluarga yang ideal. Sedikit banyak ada hal menarik yang bisa sama-sama kita pelajari tentang komitmen sepasang manusia untuk sepanjang hayat tersebut. 

 


Melalui lembaga BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) pemerintah merekomendasikan usia ideal menikah bagi warganya yaitu minimal 25 tahun untuk pemuda dan 21 tahun untuk pemudi. Jika kita lihat datanya, tahun 2022 tercatat sebagai tahun dengan angka pernikahan terendah sepanjang dekade terakhir, dengan rentang usia yang masih belum sesuai dengan arahan BKKBN. Pernikahan mayoritas, untuk laki-laki direntang usia 22-24 tahun sedangkan perempuan pada 19-21 tahun. Di Australia, jumlah pernikahan juga mengalami penurunan, tapi usia mempelai mereka jauh lebih matang  yaitu berkisar di angka tiga puluh. 

Pengaturan batas usia seseorang untuk menikah ini dilakukan bukan tanpa alasan, namun untuk menghindari resiko-resiko yang terjadi seperti kematangan fisik khususnya organ reproduksi.  Kesiapan mental untuk bisa hidup bersama, juga kesiapan untuk menjadi orang tua dan melakukan pengasuhan yang bertanggung jawab. Jika kita lihat tahun kelahirannya, pemuda-pemudi usia tersebut adalah anak yang termasuk golongan Gen-Z. Berdasarkan teori generasi yang diungkapkan Codrington & Marshall, Generasi Z lahir pada tahun 1997 - 2012. Keistimewaan mereka adalah pikiran yang lebih terbuka dan daya kreativitas tinggi berkat dunia teknologi yang sudah berkembang pesat sejak mereka lahir. 

Berbeda dengan generasi sebelumnya, yakni milenial yang hadir dimasa transisi. Sebagian besar Gen-Y atau milenial (mungkin kita, termasuk saya) merasakan perkembangan peralatan analog dan kini juga menikmati peralatan digital. Kita pernah berada pada masa perlu proses panjang untuk mendapatkan sesuatu dan pernah hidup dalam batas yang jelas, meskipun kini kita juga terbiasa dengan apa yang instan. Sedangkan GenZ sudah terbiasa dengan digitalisasi, mendapatkan apa-apa dengan cepat, dan mendapatkan akses yang tidak terbatas sehingga wajar jika mereka lebih terbuka atas semua kemungkinan dan melatih otak untuk berpikir holistik sekaligus mandiri. Begitu pula pada bagaimana mereka memandang pernikahan dan membangun keluarga.


Pernikahan bagi Gen-Z

Tidak bisa ditampik, arus informasi yang begitu deras dari berbagai sumber memberi pengaruh pada pola pikir kita, apalagi Gen-Z yang memang terlahir dalam kondisi globalisasi. Kesempatan terbuka lebar untuk meraih apa yang diinginkan, untuk mengekplorasi lebih banyak hal, dan mencoba apapun yang tampak menarik perhatian, sehingga pernikahan yang membutuhkan komitmen jangka panjang tidak berada pada prioritas atas. Apalagi menambah tanggung jawab dengan membangun keluarga. Bahkan di negara-negara lain, kondisi ini menjadi perhatian pemerintahnya. Di wilayah Asia Timur misalkan, pemerintah berupaya mendorong pemudanya untuk memiliki keturunan dengan iming-iming fasilitas yang menggiurkan. Sayang, hasilnya masih belum signifikan.



Melansir BBC, tercatat ada banyak faktor yang menyebabkan menurunnya keinginan pernikahan pada Gen-Z ini, antara lain keinginan untuk fokus berkarir, kematangan finansial, hingga pilihan untuk menikmati kehidupan pada pekerjaan, hobi, serta keluarga yang sudah ada saja. Bukan hanya berbagai alasan sengaja menunda, ada alasan lain yang membuat mereka belum menikah, yakni belum menemukan pasangan yang tepat. Pandangan mereka tentang pasangan jadi lebih luas, tidak asal mengejar target menikah, mereka punya prinsip sendiri tentang keluarga yang ingin dibangun, sehingga para gen-z ini menjadi lebih berhati-hati dalam memilih pasangan.

Para peneliti yang membahas hal ini menyebutkan pendekatan pragmatis yang cenderung digunakan oleh gen-z . Mereka melihat nilai manfaat dan hasil akhir dari pernikahan itu sendiri. Jadi mereka tidak lagi menikah karena merasa 'ini saatnya' namun karena menganggap pernikahan adalah hal yang mereka butuhkan dan inginkan.

Berbagai isu yang menjadi pembicaraan khususnya dikalangan gen-z adalah berbagai seruan untuk berupaya sendiri, fokus pada diri sendiri, yang meningkatkan kesadaran bahwa setiap individu bertanggung jawab pada diri mereka masing-masing, pada hidup dan kebahagiannya. Istilah self care menjadi semakin marak belakangan. Menambah daftar pertimbangan dalam memilih pasangan. Sejalan dengan itu, artikel Yale ini menyebutkan bahwa mereka lebih instrospektif mengenai hubungan seperti apa yang ingin mereka jalani. Kesadaran tersebut membuat gen-z ini mengupayakan kestabilan diri sendiri, sebelum memutuskan untuk berbagi dengan orang lain. Apalagi bagi mereka yang tumbuh besar bersama kegagalan pernikahan orang tua, ada ketakutan yang perlu dihadapi terlebih dahulu. Memastikan diri sendiri benar-benar siap sebelum mengajak orang lain ikut serta.

Seiring dengan kesiapan diri, masalah finansial juga menjadi yang banyak dipertimbangkan. Kebutuhan semakin meningkat, gaya hidup menjadi semakin beragam, keinginan bisa dieksplorasi, impian bisa diagntungkan setinggi-tingginya, pilihan menjadi tidak terbatas, kata cukup menjadi sangat jauh. Dulu hanya perlu makan seadanya, sekolah di tempat terdekat dengan rumah, sekarang pilihan makanan datang dari seluruh dunia, ada kesempatan untuk bisa menjelajah ke negeri lain, mencoba berbagai barang, menambah berbagai pengalaman, dan itu jelas butuh biaya. Standar kehidupan mengalmai perubahan. Ditambah untuk tempat tinggal saja perlu persaingan berkat lahan yang diborong menjadi investasi oleh generasi sebelumnya.

Berbeda dengan generasi sebelumnya, hal-hal yang menjadi perhatian dalam mencari pasangan oleh gen-z ini juga berubah. Topik pertimbangan gen-z di Amerika ini misalkan, bukan lagi sebatas keyakian agama atau pandangan politik, namun juga perihal lingkungan serta toleransi pada kehidupan orang dari ras yang berbeda (isu BLM dan Asian People).

Sejauh ini kita bisa melihat beberapa isu yang menjadi perhatian para gen-z (dan juga milenial), rasanya cukup masuk akal melihat dunia yang juga dinamis di sekitar mereka. Apalagi terjadinya pandemi lalu yang banyak mengubah cara kita hidup. Masa yang menjadi jeda dan memberi kita semua kesempatan untuk mengenal diri dengan lebih dekat dan lebih menghargai orang-orang terdekat.  Mengutamakan intimacy, memahami skala prioritas dengan lebih baik lagi dengan merefleksi diri sendiri, apa yang diinginkan, mimpi apa yang ingin diraih, dengan siapa dan hubungan yang bagaimana yang bisa sejalan dengan bayangan tersebut. 


Keluarga Ideal

Perkembangan pola pikir dalam menghadapi pernikahan oleh gen-z ini, ternyata dianggap oleh para pakar hubungan sebagai hal yang positif. Kesadaran mereka yan tinggi pada kehidupan yang dijalani serta bentuk perhatian gen-z pada kesehatan mental dan batasan pribadi dianggap sebagai pondasi yang kuat dalam pernikahan, bahkan petinggi Tinder menyebut istilah "the most successful marriages yet."



Beberapa hal penting yang bisa menjadi catatan hubungan berpasangan dari cara gen-z ini antara lain:

- Proses Pengenalan yang Terbuka

Mereka melakukan pengenalan dengan orang lain sembari tetap terbuka dan menikmati menjadi diri sendiri. Dengan kesadaran akan self-love, proses pengenalan menjadi pintu utama saling membuka diri tentang topik-topik personal dan apa-apa yang dianggap penting bagi masing-masing individu. Mereka berbagi isu-isu yang dianggap penting dan menarik lalu saling melihat pendapat masing-masing. Kesamaan cara pandang akan menjadi lampu hijau untuk melanjutkan hubungan.  Nasihat-nasihat pernikahan seperti 'obrolan yang nyambung' atau 'pernikahan itu isinya saling berbicara' sudah banyak diungkapkan sebagai hal yang penting. Sehingga komunikasi yang terbuka tentang pola pikir masing-masing seperti ini menjadi semakin dibutuhkan. Dengan perkembangan kehidupan, membangun hubungan berpasangan bukan lagi sekedar tentang bibit, bebet, bobot. 


- Prioritas pada Hal Personal

Bsisa dikatakan, generasi gen-z merupakan generasi yang paling fokus pada diri sendiri. Kesadaran mereka tinggi tentang hidup bagaimana yang dijalani, begitu juga hubungan yang dijalin. Mereka mendahulukan pengalaman pribadi sebelum membiarkan orang lain masuk dalam kehidupan. Itulah sebabnya, mereka juga memberi perhatian lebih pada isu-isu personal seperti pengembangan diri,  kecerdasan emosional, serta kemampuan berkomunikasi terbuka. Masing-masing individu punya kesadaran penuh pada diri sendiri dan siap untuk saling mendukung. Dengan keterbukaan, cara tersebut dinilai dapat menjadikan hubungan dua arah yang lebih jelas, transparan, dan lebih kuat.


- Fulfilled Realtionship

Kesadaran personal tentang hidup, tujuan dalam mencapai hidup yang bermakna (fulfilled) menjadikan gen-z melakukan sesuatu dengan lebih bersungguh-sungguh, termasuk pernikahan. Ini menjadi gambaran jelas tentang bagaimana gen-z menilai kehidupan dan pernikahan. Jadi wajar, jika mereka tidak lagi terpengaruh dengan usia atau kata orang dalam pernikahan. Mereka punya argumen kuat bahwa pernikahan adalah apa yang mereka kerjakan dan tanggung jawab bukan pada orang-orang tersebut. Mereka akan melakukan pernikahan jika dianggap itu bisa menambah makna dalam hidup, atau bisa dikatakan pernikahan yang mereka miliki adalah pernikahan yang 'penuh' bukan 'sekedar.' 


- Keingintahuan Tinggi dan Proses Belajar

Rasa penasaran yang tinggi dan cara berpikir kritis yang dipadu dengan tujuan jelas membuat gen-z terus berupaya mewujudkan gambaran yang ada dalam kepala mereka. Keterbukaan mereka pada gaya hidup yang lebih baik membuat pasangan gen-z mampu bekerja sama lebih baik. Mereka menjadi pasangan yang bisa bersama-sama berlatih untuk gaya hidup yang lebih baik, sesuai dengan ap yang menjadi perhatian mereka. Gaya hidup sehat yang semakin marak belakangan misalkan. Mereka berbagi informasi dan mengerjakannya bersama, dan hal ini dapat meningkatkan ikatan pasangan dalam pernikahan. Mengerjakan hal bersama, apalagi hal baik untuk masa depan, memang sejak dulu dianggap sebagai resep ampuh menjaga hubungan. 


- Menjunjung Tinggi Kualitas

Generasi ini menyadari ada banyak hal tidak kasat mata namun juga penting dipersoalkan dalam hubungan, seperti niat (mungkin seperti visi), transparansi ingin mencapai apa dalam hubungan, dan juga fulfillment personal yang bisa saling didukung. Topik ini menjadi hal yang biasa dibicarakan bagi gen-z dan ini merupakan hal baik untuk meningkatkan kualitas hubungan. Bandingkan dengan apa yang menjadi concern orang tua kita dahulu. Mereka tidak mengenal berbagai istilah yang marak belakangan, dan memang kompleksitas kehidupan berbeda, akan sangat sulit jika kita tetap menggunakan cara yang sama.  



Pendekatan gen-z pada hubungan romansa dan pernikahan ini bisa menjadi pelajaran untuk kita karena memang kita sudah hidup di zaman teknologi dan keterbukaan. Banyak isu yang bisa menjadi tambahan beban pikiran, deras pua informasi yang terus datang menghadang, belum lagi segala kemudahan yang kecepatan yang mengiringi. Kita tidak lagi hidup dalam sekat-sekat terbatas. Jika bukan kita yang belajar membuka diri dan beradaptasi, bagaimana kita bertahan? Belajar dari gen-z kita bisa semakin kuat untuk mengenal diri sendiri, memahami apa yang diinginkan, bagaimana cara menjalani, lalu membicarakannya dengan bijaksana dan terbuka. Lagi-lagi, komunikasi adalah kunci. 

Bagaimanapun, pernikahan itu sudah digariskan oleh Tuhan. Kita perlu melihat pernikahan sebagai bagian dari apa yang ditugaskan oleh Tuhan saja, ada sebagian orang yang mendapat ketentuan demikian, ada juga yang tidak, dan keduanya sama baiknya. Bedanya, ada yang melakukan tugasnya dengan cukup baik, ada pula yang masih perlu diperbaiki. Dan kita adalah manusia yang terus berproses dan bisa terus belajar. Mengingat pernikahan adalah ibadah panjang yang ganjarannya juga tidak main-main, sudah sepatutnya kita melihat pernikahan sebagai hal besar yang memang perlu diusahakan dan bisa disesuaikan dengan masing-masing pasangan dan keadaan.

Satu hal lagi tentang keterbukaan gen-z, ada satu isu keterbukaan yang menjadi catatan penting untuk kita semua. Arus informasi dan keterbukaan pikiran tetap harus punya fundamental yang kuat. Pikiran yang lebih terbuka tentang mengenal diri, tahu apa yang dibutuhkan, dan keinginan pasangan tepat adalah batas yang baik, namun mengeksplorasi gender yang sudah jelas ketetapannya, membuka kemungkinan-kemungkinan selain yang ditetapkan tersebut adalah hal keliru. Tidak menutup diri, juga tidak total membuka pada semua hal  sehingga asal mengiyakan. Jalani semampunya sesuai dengan batas-batal mutlak yang sudah tercipta sejak dulu kala. Pembahasan ini menjadi catatan juga bagi saya untuk bisa melihat dunia dari kacamata lintas gender, sesuai dengan perkambangan zaman, sehingga bisa lebih menyiapkan diri apa saja yang dibutuhkan untuk bisa bertahan menghadapi. 

   

Salam, Nasha

Banyak penelitian telah membuktikan bagaimana gestur atau gerak tubuh berkaitan erat dengan perasaan ataupun suasana hati seseorang. Tersenyum misalkan, bisa membuat kesan wajah yang lebih ramah, pundak tegap terbuka dapat menambah kekuatan pada seseorang. Penelitian ini tidak hanya untuk kita bisa membaca makna, tapi agar kita bisa mensiasati suasana hati melalui gerak tubuh sendiri, karena mengubah gestur jauh lebih mudah daripada memperbaiki suasana hati.


Sejak tahun 1963 lalu, Jumat pertama Oktober ini diperingati sebagai World Smile Day bertepatan dengan berdirinya sebuah lembaga non profit, yang dicetuskan oleh Harvey Ball, pencipta emotikon smile yang kita kenal tersebut. Gerakan yang hanya melibatkan lima otot wajah ini ternyata memiliki dampak yang tidak sesederhana gerakannya. Gerakan yang termasuk kategori komunikasi non-verbal ini, bukan hanya bisa dilakukan untuk orang lain namun juga untuk diri kita sendiri.

Karena itu, tulisan kali ini akan membahas bagaimana senyum, salah satu bentuk bahasa tubuh dapat memperbaiki suasana hati hingga hari yang kita jalani. 

Tentang Gestur (Bahasa Tubuh)

Gestur dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi non-verbal berupa gerakan tubuh yang dikomunikasikan sebagai pengganti kata atau digunakan bersamaan dengan kata-kata. Sebenarnya selain gestur, ada ekspresi wajah, gerak tubuh dan postur, nada suara, gaya berbicara, sentuhan, yang merupakan kombinasi dari pertunjukan emosional. Meskipun dalam pengertiannya hal ini mengarah pada cara komunikasi kita dengan orang lain, namun kita juga bisa menggunakan gestur untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri, memainkan peran yang cukup penting dalam kondisi emosional.

Ilustrated Picture of Faces Expression

Melansir pesona, penelitian tentang hal tersebut telah berlangsung sejak 2004 silam dan terus dikembangkan. Salah satunya dengan percobaan yang dilakukan dengan gerakan yang diasosiasikan pada kondisi mental tertentu. Posisi yang dimaksudkan tersebut diinstruksikan kepada para pesertanya, hasilnya sesuai dengan dugaan. Sikap tubuh yang tegak dan terbuka dapat membuat seseorang merasa lebih kuat atau berkuasa, sedangkan sikap pundak mengecil seperti memeluk tubuh, justru menurunkan hormon testosteron dan meningkatkan kortisol (penyebab stres)

Seorang psikolog sosial dari Harvard, Amy Cuddy membagikan tips tentang bagaimana meningkatkan percaya diri dan mengurangi stres hanya dari bahasa tubuh. Menurutnya, kondisi percaya diri dan stres tersebut dipengaruhi oleh hormon testosteron dan kortisol. Keduanya terbukti bisa kita kendalikan dari gerakan tubuh. Ini hal ilmiah yang perlu kita pahami terlebih dahulu. Selanjutnya, kita bisa melatihnya secara pribadi, di depan kaca, di kantor, dengan membuat tubuh sebesar mungkin, rentangkan tangan atau busungkan dada dan berkacak pinggang. Rasakan perbedaannya. Namun kita harus paham waktu menggunakan 'kekuasaan' tersebut, tidak perlu menjadi si paling dominan sepanjang waktu. Cukup gerakkan tangan seadanya, posisi tubuh bagian atas khususnya pundak terbuka, dan jangan lupa postur tubuh yang tegak. Terakhir, jadikan gerakan-gerakan tubuh sederhana ini sebagai kebiasaan. Penjelasannya dalam dilihat dari video singkat berikut.

Berbagai penelitian yang dilakukan dalam mengaitkan antara gestur dengan pikiran kita telah dirangkum dalam jurnal kesehatan ini, dengan kalimat the way we act influences the way we think. Beberapa penelitian bahkan mengkhusukan bagaimana gerak tubuh mempengaruhi bagamana kita berpikir. Menariknya, gestur bekerja dengan merepresentasikan ide. Kita menggunakan bahasa tubuh tertentu saat berpikir, saat mencoba menyampaikan gagasan, juga untuk meyakinkan orang lain atas ide kita tersebut. Sebaliknya, saat kita ragu, gerakan tubuh akan mengikuti pemikiran bimbang tersebut, inilah mengapa kita perlu berlatih bagaimana menyiasatinya. 


Ubah Gerak Tubuh

Setelah melihat berbagai penelitian diatas, kita perlu memahami bagaimana spontanitas tubuh bergerak mengikuti apa yang kita rasakan. Kita akan tersenyum saat menyukai sesuatu, sumringah sat gembira, namun juga cemberut saat kesal. Menyadari itu akan membuat kita lebih memperhatikan tubuh mulai dengan memperbaiki postur, ekspresi wajah, nada suara, hingga gerakan tubuh. Karena nyatanya akan lebih mudah mengubah postur tubuh daripada mengubah suasana hati, kan?

Perlu pembiasaan, benar. Namun, ini bisa berhasil. Saat sedang gundah coba untuk tarik nafas lalu tersenyum. Saat sedang gugup, coba untuk tarik nafas lalu buka pundak, tegakkan tubuh. Tidak, ini bukan cara menipu diri sendiri, ini hanya siasat agar kita tidak berlarut dalam perasaan yang tidak membawa kita kemana-mana. Agar kita lebih tenang dan nyaman, untuk selanjutnya lebih bijaksana melakukan sesuatu. Untuk saya yang aslinya kurang percaya diri, tips memperbaiki postur ini cukup berhasil meningkatkan kepercayaan diri. Begitu juga dengan tersenyum, meskipun dengan kepribadian dingin dan pendiam, membiasakan senyum ternyata tidak hanya membuat kita lebih ramah pada orang lain, namun membuaut diri sendiri lebih hangat. Coba berlatih dengan lakukan di depan cermin setiap hari, tambahkan dengan kalimat-kalimat baik yang perlu kita dengarkan. 

Semangat dalam peringatan Hari Senyum Sedunia ini, adalah untuk melakukan kebaikan dan membuat orang lain tersenyum. Semangat mulia yang sebelum kita lakukan pada orang lain, hadiahkan senyum untuk diri sendiri. Katakan, kamu cantik, kamu baik, kamu sudah melakukan yang terbaik, kamu bisa terus mencoba lagi dan lagi. Jangan hanya menambahkan kalimat semangat untuk terus bekerja keras, tapi sempatkan untuk menambahkan kalimat pujian penampilan karena itulah yang akan membuat kita yakin menunjukkan diri di ruang umum. Apresiasi apa yang kita punya, yang sudah kita upayakan. 

Dari hal sederhana, dengan senyum pada diri sendiri, menegakkan bahu, kita akan berlatih untuk lebih menghargai diri sendiri. Tidak berlarut dalam suasana yang tidak diinginkan, lebih bisa menguasai keadaan, hingga bagaimana berjalannya hari. Pelan-pelan, kita juga akan terbiasa untuk merawat diri lalu menghargai diri sendiri. Karena jika bukan kita yang melakukannya, siapa lagi?

Salam, Nasha

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kenalan Dulu, yuk!

Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

Follow @salamnasha

POPULAR POSTS

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Hubungi Aku di sini

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement

Label

family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

Daftar Tulisan

  • ▼  2025 (26)
    • ▼  Agustus 2025 (1)
      • 80 Tahun Indonesia, Inilah yang Tampak di Mata War...
    • ►  Juni 2025 (1)
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (5)
    • ►  Maret 2025 (4)
    • ►  Februari 2025 (5)
    • ►  Januari 2025 (5)
  • ►  2024 (41)
    • ►  Oktober 2024 (4)
    • ►  September 2024 (8)
    • ►  Agustus 2024 (5)
    • ►  Juli 2024 (5)
    • ►  Mei 2024 (5)
    • ►  April 2024 (3)
    • ►  Maret 2024 (5)
    • ►  Februari 2024 (3)
    • ►  Januari 2024 (3)
  • ►  2023 (117)
    • ►  Desember 2023 (10)
    • ►  November 2023 (10)
    • ►  Oktober 2023 (10)
    • ►  September 2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (10)
    • ►  Juli 2023 (10)
    • ►  Juni 2023 (11)
    • ►  Mei 2023 (12)
    • ►  April 2023 (8)
    • ►  Maret 2023 (10)
    • ►  Februari 2023 (8)
    • ►  Januari 2023 (8)
  • ►  2022 (31)
    • ►  Desember 2022 (6)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  Oktober 2022 (4)
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (3)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (3)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Oktober 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (1)
    • ►  Juni 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (2)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (4)

BloggerHub Indonesia

Tulisanku Lainnya

Kompasiana Kumparan

Popular Posts

  • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

Trending Articles

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes