• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

Mengenal binatang yang tidak bisa kita saksikan secara langsung, kini dipermudah melalui media digital. Berbagai dampak positif dari anak mengetahui tentang makhluk lain juga diiringi dengan dampak negatif jika disajikan dengan tidak tepat. Maka penting untuk kita memilah program edukasi binatang mana yang tepat sesuai dengan perkembangan otak anak.

tontonan binatang untuk anak

Belajar tentang Binatang

Anak mengetahui tentang binatang itu bagus tidak? Tentu saja bagus. Ini bisa menambah wawasan mereka tentang adanya makhluk hidup lain di bumi ini, bisa mengasah empati bahwa tidak hanya mereka yang hidup di sini tapi ada banyak sekali makhluk lain dengan keunikan masing-masing, bisa juga menjadi jembatan melihat kekayaan semesta yang diciptakan oleh Tuhan. Apalagi ini merupakan hal nyata, yang memang ada di sekitar anak ataupun di belahan bumi lain. 

Anak bisa belajar tentang binatang dengan melihat langsung di area sekitar rumah, di taman-taman kota, kebun binatang, hingga peternakan. Namun, tidak semua binatang bisa dilihat secara langsung, lalu bagaimana anak bisa belajar binatang yang tidak bisa diakses langsung tersebut? Setidaknya ada dua media yang bisa menyampaikan anak pada informasi binatang-binatang tersebut, yakni melalui buku dan melalui video.

Di era digital saat ini, pilihan memberi anak tontonan seprti sudah masuk ke dalam daftar kegiatan hampir setiap anak. Berbagai penelitian menghasilkan kesimpulan yang membolehkan screen time tersebut, dengan catatan anak sudah berusia dua tahun, dengan batas maksimal harian, dan tetap didampingi orang tua. Ada banyak sekali ragam tayangan yang diperuntukkan untuk anak-anak, tentang orang, benda-benda yang dikisahkan menjadi bentuk hidup, hingga tumbuhan dan binatang; baik itu dalam bentuk gambar nyata ataupun olahan berupa animasi. 

Dari tontonan tersebut anak bisa belajar banyak hal. Pengetahuan mereka akan sesuatu, dalam hal ini binatan, menjadi bertambah. Referensi binatang anak semakin beragam. Siapa yang sangka balita akan tahu burung cendrawasih pandai menari jika tidak melalui video? Kita mungkin juga tahu lebih banyak dari tayangan-tayangan tersebut. Tayangan binatang itu bagus tidak? Tentu saja bagus. Namun, ada batasan imajinasi dan kemampuan berpikir antara kita sebagai orang dewasa dan anak-anak apalagi mereka yang masih di bawah tujuh tahun. Maka mengenalkan binatang untuk mereka lebih aware pada kehidupan makhluk lain di bumi ini adalah niat baik, tapi mempertontonkan secara terbuka apa yang terjadi dalm dunia binatang teryata bukanah hal yang tepat.

Melansir dari TheAsianParent, psikolog tidak menganjurkan untuk menonton bersama anak dibawah tuhuh tahun tayangan dari Animal Planet dan National Geographic. Hal ini dikarenakan adegan berburu dan memangsa yang ditampilkan. Perilaku tersebut, meskipun sesama binatang, tergolong dalam aksi kekerasan.  Anak dibawah tujuh tahun masih berada pada level preoperational dalam  tahap perkembangan kognitif mereka. Imajinasi anak masih sangat kental sehingga sulit membedakan mana yang realita mana yang fantasi belaka. Ia juga kesulitan membedakan mana yang sebatas tontonan dan mana yang bisa dipraktikkan dalam keseharian. Sehingga, dikhawatirkan mereka akan belajar tentang nilai kekerasan, lebih buruk lagi malah mempraktikkannya atau menganggap kekerasan itu hal lumrah yang terjadi. Resiko juga bisa terjadi ada sisi emosional mereka, anak akan mengalami ketakutan, kekhawatiran berlebihan, atau tumpul perasaan aat melihat kekerasan. 

Dampak-dampak negatif tersebut emang mengerikan, namun kita tetap bisa memberi anak tontonan yang berdampak positif dalam kadar yang tepat. Setidaknya perhatikan rating acara, karena ini sudha melalui pengujian lembaga terkait. Untuk amannya bagi anak-anak dibawah dua tahun, pilih rating G (general) atau SU (semua umur). Karena pada dasarnya anak-anak ini adalah mereka yang diciptakan penuh kasih sayang, dan akan tertarik pada binatang serta berbagai tingkah laku mereka, yang bisa diteruskan menjadi perasaan peduli dan berempati pada sesama makhluk Tuhan dan lingkungan yang ia tinggali. 


Rekomendasi Tontonan Anak tentang Binatang

Pengelompokan prgram berdasarkan usia biasanya dilakukan oleh lembaga independen berdasarkan konten yang disajikan, bahasa yang digunakan, hingga kecepatan transisi gambar. Selain rating G atau SU, ada juga rating PG (Parental Guidance) atau Bimbingan Orang tua, rating berdasarkan usia seperti 7+, 10+, 13+, hingga 18+ untuk tayangan dewasa. Setelah menyaring diantara sangat banyak pilihan, memilah program-program bertema binatang, ada beberapa program yang diperuntukkan untuk semua usia. Artinya ini aman untuk anak mulai dari usia boleh menonton yakni dua tahun. Berikut daftarnya:

  • Destination World (Nat Geo Kids)

Ini program serial yang dibuat oleh National Geographic, sehingga tidak perlu diragukan lagi kualitas tayangannya, pengambilan gambarna, dan narasinya. Serial ini terdiri atas delapan episode yang menceritakan kehidupan di berbagai area bumi seperti Africa, Asia, hingga Antartika. Sayangnya, videonya sangat pendek, dengan narasi english yang cukup cepat, dan hanya berupa penggambaran kehidupan di wilayah-wilayah tersebut. Serial ini bisa disaksikan di Disney Hotstar ataupun secara gratis di channel Nat Geo Kids.



  • Lovely Little Farm

Serial ini merupakan karya Apple TV+ yang juga bisa dinikmati secara gratis di Youtube. Menceritakan tentang kehidupan di peternakan dengan tokoh utamanya adalah seorang anak-anak, ia akan menjelaskan tentang setiap biatang yang ia pelihara dalam tiap episodenya. Meskipun dalam durasi yang singkatl, video ini cukup untuk menjelaskan pada anak-anak tentang satu tokoh binatang di sana. 


  • Izzy's Koala World

Serial dari Netflix ini menceritakan tentang kehidupan seorang anak perempuan bernama Izzy dan keluarganya dalam menyelamatkan koala dan mengembalikan mereka ke kehidupan liar. Tayangnnya berupa kegiatan dan dialog sehari-hari yang dilakukan dalam melaksanakan tugas mereka tersebut. 


  • Disney Dolphin Reef 

Ini merupakan film buatan Disney yang dikhususkan dalam DisneyNature, berdurasi sekitar satu jam, film ini menceritakan tentang kehidupan seekor lumba-lumba muda dan kehidupannya di area terumbu karang. 


  • Disney Elephant

Elephant juga merupakan film karya Disney dengan durasi sekitar satu jam setengah, mengisahkan tentang kehidupan gajah Afrika dan perjalanan yang ia tempuh bersama dengan anaknya.


  • Disney Monkey Kingdom

Serupa dengan dua film sebelumnya, ini merupakan film karya Disney yang tersedia di Disney+ Hotstar, yang menceritakan tentang kehidupan sekelompok monyet bersama anak-anak mereka dan bagaimana mereka bertahan hidup dengan persaingan di habitatnya selama sekitar satu setengah jam.


  • Disney Bear

Film ini mendokumentasikan kehidupan ibu beruang dan kedua anaknya selama satu tahun yang dimulai saat mereka bangun dari hibernasi musim dingin di Alaska. 



  • Kingdom of The Polar Bear

Serial daei Netflix ini hanya terdiri dari dua episode berdurasi sekitar empat puluh menit, yang menceritakan kehidupan polar bear di Antartika bersama anaknya. Dokumentasi bagaimana mereka bertahan hidup akibat perubahan iklim.


Sebenanarnya ada beberapa lagi pilian program tentang binatang yang bisa disaksikan oleh anak-anak, namun disajikan dalam bentuk animasi seperti Leo The Wildlife Ranger, Sea of Love, juga Guess How Much I Love You, dsb. Masih banyak juga dokumetasi kehidupan binatang serupa dengan daftar di atas namun bukan kategori semua umur. Bisa jadi PG atau diatasnya. Untuk balita, rekomendasi PG bisa tetap diberikan, namun ingat untuk selalu berada di samping anak, karena bisa jadi kecepatann transisi gambar atau narasinya masih terlalu cepat untuk mereka. Sebenarnya apapun age rating program, tidak bisa menjadikan kita lepas kendali terhadap apa yang anak saksikan. Tetap bijak untuk memilih dan menyaring tayangan yang sesuai dengan perkembangan otak anak, ya!


Salam, Nasha

Mengatasi jerawat ini sebetulnya susah-susah gampang. Susah saat belum bertemu jalan keluarnya. Mudah saat paham kondisi kulit sendiri lalu dapat pula solusinya. Adult acne yang saya alami, salah satu contohnya. 


Kulit saya bukan tipe yang jerawatan sebenarnya. Muncul sangat jarang dan hanya satu dua. Namun, mulai setahun belakangan, munculnya jadi rutin setiap bulan. Pengaruh hormon bisa jadi, makanya awalnya saya pasrah. Tapi lama-lama gemes juga karena setiap bulan mudah sekali muncul, kempes sekitar semingguan, lalu bekasnya bisa tinggal berbulan-bulan. Mau coba menerima tapi ya sulit, akhirnya coba beberapa acne spots. Lebih lama hilang dibanding klaim produknya masing-masing, jadi saya masih kurang puas. Apalagi bekasnya tetap ada. Mau pakai produk khusus kulit berjerawat kok sepertinya tidak tepat, karena ini hanya beberapa dan tidak selalu. Pernah juga menyesuaikan dengan menggunakan serum jerawat, tapi tidak ampuh juga.

Singkat cerita, saya dikenalkan dengan peeling pad atomy ini. Bisa jadi selain hormonal, ada faktor kebersihan juga, begitu kata mama. Ya namanya diberi cuma-cuma, bolehlah langsung dicoba. Saya pakai dua kali seminggu, tanpa ekspektasi apapun.

Awal menggunakan tentu jadi lebih bersih, kotorannya terlihat di pad yang digunakan. Saat mengusap wajah pun terlihat lebih bersih, lembut, dan cerah. Sampai sebulan, dua bulan, dan bulan-bulan selanjutnya, tidak ada lagi jerawat yang muncul. Tentu ini kabar yang menggembirakan. Antara percaya dan tidak ini memang karena peeling pad tersebut, serta karena kurang disiplin menggunakan, suatu ketika jerawatnya muncul kembali. Disitu baru saya sadar, oh memang solusi jerawat saya ini adalah rutin menggunakan peeling pad atomy ternyata.


Atomy Peeling Pad


Jika brand Atomy masih asing terdengar, coba baca postingan saya sebelumnya tentang skincare Atomy ini, atau langsung cek ke website resminya di atomy. Atomy ini adalah brand produk kesehatan dan kecantikan dari Korea yang terbentuk tahun 2009 lalu, kini telah tersebar di sebelas negara seperti Amerika, Kanada, juga Jepang. Sejak tahun 2018, masuk ke pasar Indonesia dengan produk awal andalannya adalah Hemohim, berupa suplemen kesehatan. Pemasaran produknya dilakukan melalui jaringan pemasaran (network marketing) dimana pembeli perlu mendownload apps Atomy Mobile terlebih dahulu, kemudian registrasi secara gratis, dan kita bisa berbelanja secara online. Informasi produk di apps dan websitenya pun sudah lengkap. 

Atomy Peeling Pad adalah salah satu produk Atomy, yang saya sendiri tidak tahu ini best seller atau tidak, tapi sangat cocok untuk saya. Produk ini sendiri terdiri atas empat bahan utama yaitu AHA, BHA, PHA, LHA yang tugas utamanya untuk mengangkat sel-sel kulit mati, agar pori-pori tetap bersih dan tidak tersumbat. Sedangkan peeling pad sendiri bisa didefinisikan sebagai produk eksfoliasi berbentuk kapas basah yang memiliki perpaduan antara chemical dan physical exfoliation.  Dengan PH 5.5 dan kandungan utamanya tersebut, produk ini akan efektif menghilangkan kotoran dan sel kulit mati sekaligus melembabkan dan membuat kulit lebih lembut dan bercahaya. 

Untuk lebih detilnya, AHA (Alpha Hydroxy Acids) bekerja di permukaan kulit dengan mengangkat sel kulit mati penyebab kulit kusam, mengurangi tampilan garis halus,  memperbaiki kerusakan kulit akibat sinar matahari, hingga melembabkan kulit. Sedangkan PHA adalah turunan dari AHa dengan sifat yang lebih lembut karena ukuran molekulnya lebih besar, fungsinya sebagai antioksidan dengan efek anti peradangan sehingga aman untuk perawatan kulit sensitif. 

BHA (Beta Hydroxy Acid) mampu menembus pori-pori kulit dan mengangkat kotoran yang berada di sana, biasanya kotoran inilah yang menyebabkan munculnya komedo juga jerawat. Serupa dengan BHA, LHA (Lipo Hydroxy Acid) juga mampu menembus hingga pori-pori kulit namun dilakkan secara perlahan sehingga lebih aman dan lembut bagi kulit. LHA ini meiliki sifat anti peradangan, anti bakteri, anti fungal, juga anti komedo. Ingridients lengkapnya bisa dilihat dilaman produk. 

Bukan hanya kandungan empat bahan eksfilasi saja, Atomy peeling pad ini juga mengandung empat jenis ekstrak bunga yaitu camellia, lotus, jasmine, serta hydrangea; yang akan melembabkan kulit disaat bersamaan. Terbuat dari 100% rayon lembut, kedua sisinya peeling pad ini bisa digunakan, dimana bagian embossednya bisa dipakai diawal untuk mengangkat kotoran lalu lanjutkan dengan sisi yang datar untuk menutrisi kulit.  




Saya rasa, tidak perlu menunggu hingga muncul jerawat atau komedo untuk menggunakan peeling pad ini. Karena fungsinya adalah fungsi dasar yakni membersihkan kulit hingga ke lapisan lebih dalam yang jarang terjangkau oleh facial wash atau cleanser. Cukup gunakan dua kali seminggu, bisa tahan berbulan-bulan. Satu botolnya terdiri dari empat puluh pads, jika habis bisa beli kemasan refillnya, jauh lebih hemat. Produk ini jadi andalan dalam rangkaian skincare saya, jerawat hilang, bonus kulit bersih, lembab, dan lebih cerah!



Salam, Nasha 

 Meskipun saat ikrar terucap, sepasang laki-laki dan perempuan disahkan menjadi satu kesatuan, mereka tetaplah dua individu yang berbeda. Memiliki latar belakang dan lingkungan yang berbeda, sehingga akan memiliki perilaku yang berbeda pula, termasuk gaya pengasuhan terhadap anak. Banyak ahli menyarankan agar orang tua tampil satu suara, agar anak tidak ikut kebingungan. Lalu, cara siapa yang lebih tepat, jalan mana yang terbaik, bagaimana kita menyikapi perbedaan yang akan terus ada itu?


Berbedanya Ayah dan Ibu

Satu hal yang paling penting kita pahami adalah perbedaan itu pasti ada, tidak peduli semirip apapun kita dengan pasangan, sesama apapun tipe kepribadian kita. Sudah samakan visi misi dan apa tujuan pola pengasuhan pun, tetap akan ada perbedaan-perbedaan pendapat, respon, perilaku yang akan muncul nantinya. Pahami, bahwa ini sangat normal.

Jika perbedaan pola asuh dengan orang tua, lebih mungkin dihindari, tidak begitu dengan perbedaan pola asuh antara ayah dan ibu. Ini sama-sama anak ayah dan ibu, kedua orang tua punya porsi yang sama dalam mengasuh dan mendidik anak. Sehingga, perbedaan antara ibu dan ayah sangat penting untuk disikapi dengan bijak. 

Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, ibu ingin yang terbaik, ayah juga begitu. Namun, perbedaan latar belakang ayah dengan ibu, juga lingkungan yang membesarkan, status ekonomi, kebudayaan, nilai-nilai yang dibawa, skala prioritas, hingga emosi dari orang tua masing-masing akan membentuk bagaimana ayah dan ibu sekarang dalam mengasuh anaknya. Ada yang mengalirkan saja bagaimana pola pengasuhan yang didapat dari orang tua terdahulu, ada yang menentang habis-habisan, ada pula yang memodifikasi. Ada yang mendidik berdasarkan intuisi spontan saja, ada yang mengadaptasi dari berbagai pelajaran pengasuhan. Apapun cara yang dipilih, pastikan kesadaran bahwa sebagai orang tua kita memiliki tanggung jawab dan tugas penuh dalam pengasuhan anak, pembentukan karakter mereka, dan turut andil mengarahkan bagaimana mereka nantinya. Benar, ini menjadi tambahan pekerjaan yang perlu dilakukan dengan serius.

Ada yang yang berpendapat bahwa perbedaan antara ibu dan ayah juga punya sisi positif bagi perkembangan anak, antara lain agar mereka memahami perbedaan tiap individu, bagaimana kita bebas memiliki pendapat masing-masing, dan agar anak belajar memahami nilai-nilai dengan pandangan lebih luas. Gaya pengasuhan yang lebih lembut dari ibu dan gaya yang lebih logis dari ayah merupakan kombinasi yang baik untuk perkembangan perilaku anak.


Namun, perlu digaris bawahi, bahwa perbedaan itu harus ada batasannya, tidak mencolok/ tidak prinsipal, tidak sampai berdebat di depan anak, dan tidak memberi keputusan yang berlawanan atas sesuatu. Perkembangan otak anak, masih sangat jauh dari kata sempurna. Apa yang bisa kita logikakan, tidak serta merta juga bisa masuk dalam penalaran anak. Pemahaman mereka baru akan berkembang seiring pertambahan usia. Maka, buatlah ketentuan dan kesepakatan sesederhana mungkin, lalu konsisten atas ketentuan tersebut sehingga mereka paham, tentang apa yang boleh-tidak boleh, benar-salah, dan baik buruk. Itu kan tujuan pengajaran kita?


Menyikapi Pola Asuh Berbeda

Dari sini, saya sendiri menyadari ada cukup banyak perbedaan antara saya dan suami dalam pengasuhan anak. Ada hal yang menurut saya penting, menurut suami biasa saja. Ada yang diacuhkan oleh suami, menurut saya justru penting. Kadang ingat, bahwa meskipun berbeda, kami sama-sama ingin yang terbaik untuk anak. Kadang juga lupa, sehingga ada perasaan ingin menang sendiri atau menyalahkan, sehingga jalan tengah yang akan selalu perlu dilakukan adalah komunikasi. 

Saya mengerti apa yang diungkapkan dalam messymotherhood, karena pada umumnya memang ibu-lah yang lebih banyak belajar tentang pengasuhan daripada ayah. Membaca buku, berselancar di antara blog, artikel, bahkan jurnal untuk mencari tahu cara terbaik dalam pengasuhan, kadang juga ikut berbagai seminar baik online maupun offline. Sedangkan, lebih sedikit ayah melakukan itu. Kita bisa saja menuntut ayah untuk belajar lebih banyak, namun bukan berarti para ayah ini juga harus melakukan apa yang ibu lakukan. Kita belajar dengan cara yang berbeda, dan itu tidak apa. Karena parenting bukan hanya tentang menambah sebanyak-banyaknya teori dalam kepala, namun juga tentang berlatih langsung pada anak. Melakukan trial and error, lalu menyimpulkan cara terbaik bagi setiap anak kita masing-masing.  

Sehingga, sebelum kita merinci apa yang perlu dilakukan untuk menyikapi perbedaan pola asuh ini, kita perlu berbesar hati untuk menerima perbedaan yang akan terus ada. Selagi, perbedaan itu bukan hal yang mendasar, maka tidak apa memberi anak celah untuk melihat cara-cara yang bervariasi dalam mengatasi sesuatu. Biarkan anak belajar dari cari ibu, dan belajar juga dari cara ayah. Toh, jika kita memang sampai ada dasar dimana kita ingin yang terbaik untuk anak, kita juga akan terus berproses memantaskan diri bersikap lebih baik di depan mereka kan?

Untuk ibu yang biasanya mempelajari lebih banyak, coba untuk beri ayah ruang dan waktu. Beri mereka kesempatan untuk melatih kemampuan parentingnya. Meski kadang ayah melakukan kekeliruan, meskipun kadang cara ayah sudah tidak lagi relevan berdasarkan penelitian terbaru yang kita tahu, meskipun rasanya gregetan sendiri melihat ayah mengasuh dengan cara yang kita paham tidak akan berjalan efektif, tahan diri untuk terus ikut campur. Kesempatan melakukan akan meningkatkan kepercayaan diri, dan orang tua yang percaya diri akan lebih lancar melakukan pengasuhan.


Beberapa kiat yang bisa kita lakukan bersama agar anak tidak bingung ditengah perbedaan kedua orang tuanya adalah:

  • Kenali Karakter Pasangan
Kita tentu tahu bagaimana karakter pasangan, apa hal-hal yang ia suka dan tidak suka, serta nilai-nilai apa yang ia pegang teguh. Jika tidak tahu, tanyakan. Daripada berasumsi sendiri lebih baik jelas-jelas dengan komunikasi. Karena ini menyangkut pada bagaimana nanti kita mendidik anak, menghadapi polah mereka, hingga bagaimana kita dan pasangan menghadapi situasi sulit tidak terduga. Apakah kita dan pasangan mudah terpancing atau bisa tetap santai, cenderung mengikuti arus emosi atau lebih logis cari solusi. Mengenal karakter begini akan menghindarkan kita dari konflik-konflik yang tidak perlu. Sering-sering bertanya, sering memberi tahu, rasanya lebih baik daripada menyimpulkan sendiri bahwa kita sama-sama mengerti. Kita juga bisa mengambil alih situasi, saat tahu ada kondisi dimana pasangan akan kewalahan dengan emosi mereka. Anak jadi belajar tentang proses mendukung satu sama lain, serta bahwa ada kalanya kita perlu menjauh untuk menenangkan diri. 

Bukan hanya pasangan yag mengenal kita, kita juga perlu mengeenali diri sendiri. Seperti situasi apa yang bisa memicu hal buruk dalam diri kita, kekurangan apa yang kita miliki tidak ingin kita turunkan pada anak, dan sebaliknya. Menjadi pasangan yang saling mendukung juga akan membentuk anak.


  • Sepakati Hal Mendasar
Anak belajar tentang benar-salah, baik-buruk, dan tepat-tidak tepat dari orang tua. Jika orang tua tidak bisa sepakat tentang hal ini, tidak mungkin anak bisa paham. 

Orang tua perlu sepakat mulai dari tujuan pengasuhan, akan dibentuk menjadi apa anak ini kelak. Apa nila-nilai yang diutamakan, bagaimana prioritasnya. Mengutamakan anak menjadi pribadi yang santun berakhlak baik,  atau cemerlang akademis, atau berprestasi sesuai dengan minat mereka? Iya, kita ingin semua, tapi akan berbeda urutannya. Ada orang tua yang mengharuskan anak berangkat sekolah setiap hari, ada orang tua yang lebih fleksibel tergantung kondisi anak. Ada orang tua yang mewajibkan anak bersalaman dengan semua orang yang ia temui, ada orang tua yang lebih santai menghargai kepribadian anak. Ada orang tua yang mengharuskan anak menjadi juara, ada orang tua yang mengutamakan anak menikmati prosesnya. Kita yang bagaimana?

Anak akan terbentuk dari perkara-perkara kecil setiap hari yang kita ajarkan, secara sengaja ataupun tidak. Anak akan menganggap apa yang ia lakukan tidak salah, saat kita tidak menegur. Menegur ya, memberi tahu, bukan marah-marah. Anak akan mengulang hal benar yang kita sampaikan. Pada dasarnya anak mengikuti, dengan catatan semua kebutuhannya terpenuhi. Maka sepakati dulu, apa saja hal-hal penting untuk kita dan apa prioritas pengasuhan kita terhadap anak.


  • Rutin Komunikasi dan Diskusi

Bagaimana mungkin menyatukan dua kepala tanpa komunikasi didalamnya? Kita memang dilarang untuk berdebat di depan anak, namun di belakang mereka silahkan berdebat sepuasnya. Cari solusi paling baik untuk menghadapi setiap situasi, bukan tentang cara siapa yang paling tepat namun cara yang bagaimana. Bicarakan saat ada hal yang mengganjal yang dilakukan pasangan. Bicarakan saat ingin mencoba cara lain yang mungkin lebih baik. Bicarakan ide-ide, bicarakan masalah, bicarakan jalan keluar. Dan diskusi ini tidak harus terjadi hanya saat ada masalah, membuat jadwal rutin juga sangat dianjurkan. Karena pekerjaan orang tua adalah pekerjaan bersama. Pekerjaan kantoran saja ada meetingnya, masa pekerjaan jadi orang tua tidak ada.


  • Belajar Parenting Bersama

Ilmu parenting itu berkembang terus seiring perkembangan zaman. orang tua kita membesarkan anak yang sedang beralih dari zaman analog ke digital, sedangkan kita membesarkan anak dalam zaman penuh teknologi. Apa yang dulu orang tua kita tahu sebagai tindakan tepat, ternyata setelah diteliti bukanlah tindakan yang benar. Itulah kenapa kita tidak bisa mentah-mentah menggunakan cara dulu untuk sekarang. Kita adalah sepasang manusia clueless. Lalu dari mana kita tahu? Dari belajar. Baca buku parenting, ikut kelas parenting bersama, saling bertukar informasi dari jurnal, artikel, atau tontonan. Tidak disarankan cuplikan video ya, karena informasinya tidak utuh.


  • Konsultasi ke Ahli
Setiap manusia itu unik, begitu juga setiap anak. Mereka punya karakter bawaan dan kecenderungan masing-masing. Bahkan si kakak dan si adik juga berbeda kan sifatnya? Jika informasi yang tersedia di luar sana dirasa terlalu general, terlalu abstrak, dan ada hal-hal spesifik yang ingin kita ketahui, jangan ragu untuk konsultasi langsung ke ahlinya. Bisa jadi psikolog, bisa jadi therapist, bisa jadi coach, bisa jadi psikiater. Apalagi sekarang, konsultasi bisa dilakukan offline dan online. Tidak perlu tunggu ada masalah besar sampai perlu konsul, ada hal bingung yang ingin ditanyakan juga tidak apa. Lebih baik kita usaha lebih banyak daripada tidak berusaha.


Salam, Nasha

Menyenangkan sekali rasanya, ada tempat yang disediakan oleh orang-orang yang memang peduli literasi dan dikelola oleh orang-orang dengan semangat sama. Saling bekerja sama untuk bertukar bahan bacaan, saling berbagi, dan merawat apa yang sudah dipunya. 

 


Setelah berkunjung ke Perpustakaan Kota Surakarta beberapa waktu lalu, dan pulang dengan perasaan mengganjal akibat tata kelola yang masih kurang dan aturan bahwa menjadi anggota hanyalah warga dengan KTP surakarta, jadilah kami berakhir pekan mencoba perpusatakaan yang dikelola swasta. 

Sebenarnya, saya sudah cukup lama tahu tentang Perpustakaan Ganesa ini, hanya saja lokasinya yang lumayan jauh dari rumah, membuat kami maju mandur. Namun ternyata, jarak yang ditempuh sepadan dengan apa yang kami dapatkan. Dikenalkan sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ganesa, perpustakaan ini terletak di Jl. Raya Songgolangit No. 30, Gentan, Kec. Baki, Sukoharjo, tepatnya di dalam gedung lt.2. Perpustakaan ini sendiri buka Hari Selasa sampai Sabtu pukul 09.00 - 17.00 dan Hari Minggu 12.00 - 17.00. Tutup di Hari Senin dan hari libur nasional.


Tampak Depan Perpustakaan Ganesa


Menemukan lokasinya sama sekali tidak sulit. Ikuti saja arahan
maps yang ada, namun jika instruksi dari google mengarahkan ke pintu samping, faktanya perpustakaan ini hanya bisa dimasuki dari pintu depan. Berbentuk gedung ruko yang lumayan besar dari luar, sayang kendaraan roda empat tidak diizinkan parkir di dalam. Jadi kalau membawa mobil, parkir ya di luar pagar saja. Biasanya tidak begitu ramai, jadi aman.

Masuk ke areanya, kita akan disambut dengan kolam ikan di sebelah kiri dan pintu menuju lantai 2 di sebelah kanan. Langsung naik ke lantai 2, karena disanalah perpustakaan ganesa ini berada.

Ruang perpustakaan sudah dilengkapi dengan AC di seluruh bagian. Area anak dan dewasa dipisah oleh pintu geser, begitu juga buku-bukunya. Sehingga anak-anak bisa bebas bermain di area mereka tanpa mengganggu dewasa yang ingin konsentrasi membaca.


Pertama, letakkan barang bawaan ke loker yang sudah disediakan. Lalu silahkan pilih buku langsung di rak-rak yang sudah dikelompokkan dan tersusun rapi. Jika ingin lebih praktis, data buku yang tersedia juga bisa dilihat melalui komputer yang ada di depan pintu masuk. Bahkan, kita juga bisa merekomendasikan buku untuk diadakan di sana. Setelah memilih buku untuk dibaca, kita bisa pilih area untuk menikmati buku tersebut. Bisa menggunakan meja, atau duduk lesehan dengan bantal, atau sembari menemani anak membaca dan bermain. Iya, bermain.

Area anak di perpustakaan ini juga dilengkapi dengan aneka permainan, umumnya permainan kecerdasan yang berhubungan dengan buku, seperti puzzle, card, balok lego lengkap dengan berbagai figuran binatang. Anak dibatasi bermain lego dalam area yang sudah ditandai, sehingga mainannya tidak tercecer ke mana-mana. Anak yang ingin membaca pun tidak terganggu.


Koleksi bukunya cukup lengkap dari berbagai genre. Untuk anak-anak, bahkan ada majalah bobo dari puluhan tahun lalu. Buku ensiklopedia Bahasa Indonesia dan English, board book, komik, buku pengetahuan, buku hiburan, buku agama, kadang ada beberapa buku untuk satu judul yang disediakan. Buku-buku ini juga banyak yang merupakan sumbangan, tapi dalam kondisi yang masih sangat layak. 

Jika dibandingkan dengan Perpustakaan Kota Surakarta, Perpustakaan Ganesa ini jauh lebih rapi dan tertata. Sulit mengatakn mana perpustakaan dengan koleksi buku yang lebih banyak, namun koleksi buku Ganesa lebih terdata, tertata, dan lebih mudah ditemukan. 

Keistimewaan lainnya adalah siapa saja bisa menjadi anggota, tidak peduli domisili KTP di mana. Cukup mengisi formulir yang disediakan, lengkapi dengan kartu identitas (KTP/ SIM), lalu berfoto di tempat. Kita sudah bisa menjadi anggota dan berhak meminjam dua buku selama sepuluh hari. Jumlah buku yang dipinjam bisa meningkat seiring dengan lamanya keanggotaan kita. Durasi peminjaman juga bisa diperpanjang, dengan konfirmasi melalui WA. Mudah sekali bukan? Hebatnya lagi, itu semua gratis! Tanpa dipungut biaya apapun! Semoga limpahan kebaikan mengalir buat orang-orang yang berjasa dari balik sini.



Menghabiskan waktu di Ganesa ini sangat bisa dijadikan pilihan, untuk akhir pekan sekeluarga. Anak-anak dijamin betah, quality time dengan membaca buku apalagi mereka punya kesempatan untuk memilih buku yang mereka inginkan. Kalaupun mereka lebih tertarik dengan aneka permainan yang ada juga tidak apa. Setidaknya kita membiasakan mereka untuk akrab dengan lingkungan penuh buku, mudah-mudahan bisa menjadi cara untuk meningkatkan semangat baca mereka juga. Yuk, ajak anak senang membaca, salah satunya dengan rutin berkunjung ke Perpustakaan Ganesa!


Salam, Nasha

Siklus bulanan tidak perlu ikut menambah beban bulanan, akibat tumpukan sampah yang dihasilkan dan biaya rutin yang dikeluarkan. Yang paling penting, ini pilihan yang lebih sehat dan aman untuk tubuh kita. 

Ilustrated Picture


Tentang Pembalut

Perjalanan saya menggunakan pembalut kain dimulai setelah kelahiran adik Guna. Belum sepaham sekarang tentang efek pembalut sekali pakai, hanya tahu bahwa itu pilihan yag lebih baik untuk tubuh dan bumi. Saat itu saya sudah menggunakan pembalut kesehatan, yang sedikit berbeda dari pembalut yang ada di pasaran, tanpa ada keluhan juga, hanya saja bentuknya adalah sekali pakai. Sehingga meskipun tanpa keluhan, diklaim aman dan teruji kesehatan, tetap saja akan menambah tumpukan sampah.

Sebelumnya, banyak yang mengemukakan alasan untuk kita segera menghentikan pemakaian pembalut sekali pakai, dengan bukti resiko-resiko yang terkandung di dalamnya. Resiko kesehatan misalkan, beberapa pembalut sekali pakai terbukti mengandung zat berbahaya seperti klorin, dioxin, phthalates, pestisida, herbisida, serta berbagai zat kimia lain yang dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, malfungsi tiroid, infertilitas, serta masalah imun. Apalagi sampah tersebut juga bisa mengotori lingkungan kita sendiri, memicu penyebaran penyakit lain secara tidak langsung. 

Kenyataannya, rata-rata wanita menggunakan 16.000 pembalut serta pantyliner sepanjang hidupnya, dimana satu pembalut membutuhkan 200-800 tahun untuk bisa terurai. Parahnya lagi plastik satu pembalut sama dengan empat plastik sekali pakai. Ini penumpukan jumlah sampah yang sangat mengkhawatirkan. 

Sebenarnya, ada beberapa opsi untuk mengganti pembalut sekali pakai, yaitu menstrual pad atau pembalut kain dan menstrual cup. Menspad berbentuk persis seperti pembalut pada umumnya, tapi terbuat dari kain yang diciptakan sedemikian rupa sehingga bisa menyerap darah haid. Sedangkan menscup adalah produk berbentuk corong yang dimasukkan ke vagina untuk menampung darah haid. Keduanya bisa dipakai berulang kali, bahkan menscup diklaim bisa bertahan hingga 10 tahun pemakaian. 

Untuk pemakaian, kita hanya perlu memiliki satu menscup, karena caranya hanya pakai lalu buang darahnya lalu pakai lagi. Secara berkala, beberapa menyarankan deep cleaning dengan merebus dalam suhu tertentu. Sedangkan, setidaknya kita perlu 6-12 menspad untuk dipakai bergantian. Caranya pakai, bersihkan, cuci, jemur, bergantian. Secara berkala perl direndam dalam larutan baking soda dan garam agar daya serapnya tetap optimal. Menscup memang terlihat lebih mahal saat pembelian awal, namun mengingat masa pakainya hingga 10 tahun, menscup justru menjadi pilihan yang paling hemat. Apalagi sekarang, ada banyak rentang harga dari puluhan ribu hingga ratusan ribu. Begitu juga dengan menspad, ada berbagai produsen yang mengeluarkan menspad dalam berbagai rentang harga, lengkap dengan varian panty, siang, juga malam. 

Sebenarnya saya tertarik mencoba menscup, tapi dengan pertimbangan adaptasi pemakaian dan segala kehawatiran personal, akhirnya hingga saat ini memutuskan untuk menggunakan menspad saja.


Rekomendasi Pembalut Kain


  • Yuspin

Ini menspad pertama saya yang masih bisa dipakai hingga sekarang, artinya jalan tiga tahun. Awalnya beli 1 pack isi 6 pcs varian night use dengan panjang 30cm, karena menurut saya ini sesuai dengan siklus saya pribadi. Ternyata ini saja sudah cukup untuk pemakaian satu kali siklus haid. Selama menstruasi lima hingga enam hari itu, 6 pcs bisa digunakan bergantian, dengan catatan langsung cuci jemur kering ya. 

Dalam informasi yang ada di marketplace-nya, pembalut yuspin ini terbuat dari bahan katun tekstur halus (bagian bermotif) dan polyester (bagian polos) sebagai bahan lapisan luarnya. Sedangkan bahan lapisan dalamnya adalah handuk berdaya serap tinggi dan lapisan anti bocor. Selain bebas campuran bahan kimia berbahaya, yuspin juga mengklaim produknya telah mengandung teknologi anti bacterial silver plus. Varian menspad yuspin ini juga cukup beragam yaitu 

- Pantyliner
Daya tampung 10cc, dengan panjang 18cm x lebar 18cm
- Day Use
Daya tampung 90 cc, dengan panjang 27cm x lebar sayap 17cm 
- Night Use
Daya tampung 110cc, dengan panjang 30cm x lebar sayap 20cm 
- Supernight Use
Daya tampung 120-180cc, dengan panjang 35cm x lebar pembalut 9cm (depan) dan 12cm (belakang)
- Teenager
Daya tampung 70cc, dengan panjang 23cm

Untuk tampilannya, yuspin ini hadir dengan bagian luar kain bermotif dan bagian dalam kain polos beraneka warna. Tidak bisa dipilih, tapi ya bukan masalah juga sih. Dipakai dengan mengancingkan kedua sisi sayapnya. Jika dibandingkan dengan pembalut disposable, menspad yuspin ini memang lebih tebal. Namun daya serapnya patut diacungi jempol, tidak tembus dan tidak luber sama sekali. Seluruh lapisan kainnya tertutup sempurna dalam jahitan kain terluar seolah-olah hanya terbuat dari satu lapisan kain saja. Karena ini merk pertama dan saya langsung takjub dengan daya kerjanya, maka saya bertahan hanya dengan 1 pack yuspin ini saja selama dua tahun.

Masalahnya, setelah dua tahunan dipakai hanya dengan cuci kering pakai, menspad ini mulai protes. Daya serapnya kok tidak sebagus sebelumnya ya, kok saat dipegang jadi terasa seperti lapisan plastik agak kaku begitu ya. Karena dalam keadaan butuh, jadilah saya beli 1 pack lagi merk kedua. Belum tahu kalau menspad itu perlu stripping. 

dari atas ke bawah: yuspin - nadnad - babyoz

  • Nadnad

Merk ini saya pilih karena lokasinya tidak jauh dari rumah dan bisa pengiriman instant, selain itu, tampilannya saya lebih suka dengan harga yang jauh lebih murah. Bagian luar nadnad terlihat hampir sama dengan yuspin yakni kain bermotif, namun bagian dalam nadnad adalah kain polos berwarna serupa, abu-abu. Ini terlihat lebih netral, tidak terlalu mencolok.

Dari keterangan yang ada dalam marketplace-nya, pembalut nadnad ini terdiri dari banyak lapisan kain dari yang terluar yaitu kain halus, lalu jasbaby lembut, yang di-closure dengan snap button. Tidak lupa beberapa lapis inner berupa diadora staydry. Pembalutnya sendiri terdiri atas tiga jenis, yang dibedakan berdasarkan ukuran panjang dan daya tampung, yaitu

- Sakina Day
Daya tampung 100cc, dengan panjang 27cm
- Sakina Night
Daya tampung 125ml, dengan panjang 35cm
- Sakina Panty
Daya tampung 40cm, dengan panjang 20cm

Berbeda dengan yuspin yang harus membeli satu pack yang sama, pembelian paket menspad nadnad boleh dicampur dari varian yang ada. Jadilah saya beli campuran, siang dan malam, meskipun tidak ada varian yang persis saya inginkan yakni ukuran 30cm. Secara fisik, pembalut ini memiliki ketebalan yang hampir sama dengan pembalut sekali pakai, artinya juga lebih tipis daripada yuspin. Tapi sayangnya, daya serapnya masih kurang. Pembalut ini tidak aman untuk dipakai saat volume darah sedang banyak atau dipakai dalam waktu beberapa jam. Apalagi tidak terlihat jelas apakah ini sudah menampung banyak atau sedikit, tiba-tiba sudah kepenuhan dan luber ke celana dalam. Kulit saya juga kurang cocok dengan pembalut ini, untuk pemakaian beberapa jam dan beberapa hari. Inilah alasan saya mulai mencari lagi menspad merk lain hingga sampailah pada merk ketiga.


  • Baby OZ

Ketidakpuasan pada merk sebelumnya, membuat saya mencari menspad dalam rentang harga pertama, ratusan ribu. Sampailah pada banyak rekomendasi yang menyebut merk baby oz. Dalam keterangannya di marketplace, menspad baby oz terdiri dari tiga lapisan kain. Dari sisi terluar yaitu kain laminasi waterproof yang breathable, dilengkapi dengan teknologi PUL (polyurethane laminated). Sisi tengahnya adalah kain microfiber. Dan sisi terdalamnya adalah microfleece lembut. Pembalut ini juga punya pilihan inner tambahan yang terdiri dari dua ukuran yaitu ukuran reguler dan ukuran nifas. Pembalutnya sendiri terdiri dari tiga varian yaitu:

- Pantyliners Katun
Tidak waterproof dengan panjang 22cm
- Pantyliners PUL
Waterproof dengan panjang 22cm
- Menstrual Pad Reguler Day
Daya tampung 100cc dengan panjang 27cm
- Menstrual Pad Night and Maternity
Daya tampung 120cc dengan panjang 35cm

Selain ukuran, kita juga bisa memilih ingin varian yang polos atau motif, dengan selisih harga polos lebih murah sekitar tiga ribu rupiah. Tampilan menspad babyoz ini juga berbeda dari dua merk sebelumnya, yakni jahitan yang terbuka di setiap lapisannya. Bagian luar jelas berupa lapisan tahan air, lalu ada bagian dalamnya berwarna putih, yang juga bisa ditambahkan dengan inner extra, lalu bagian paling dalam yang super lembut dan sangat mudah dibersihkan. Menspadnya tipis, daya serapnya juara, bahannya yang lembut membuat pemakaian menspad ini terasa sangat nyaman.


babyOZ yang terbuka, bisa dilihat innernya

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, mungkin sudah bisa ditebak siapa yang jadi juaranya. Iya, benar, BabyOZ! Sejak awal sebelum pemakaian, menspad ini sudah terlihat menjanjikan, dengan lapisan terluar yang waterproof ditambah dengan lembutnya lapisan terdalam. Hebatnya menspad ini bisa mengombinasikan daya serap yang optimal dengan bentuk yang tipis. Harganya juga masuk akal. Tinggal mendisiplinkan diri untuk melakukan perawatan berkala, dengan stripping salah satunya. Lalu, konsisten juga hanya menggunakan pembersih ramah lingkungan, saya optimis menspad ini bisa bertahan lama seperti yuspin (yang setelah di stripping bisa digunakan kembali). Fyi, stripping ini adalah merendam menspad dengan 1sdt cuka dan 1sdt baking soda untuk membersihkan segala residu yang mungkin masih tertinggal pada menspad. 

Kembali lagi, pilihan penggunaan pembalut adalah hak personal kita masing-masing. Namun, melestarikan lingkungan adalah kewajiban kita bersama. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah beralih ke produk yang lebih ramah lingkungan, meskipun belum sepenuhnya, karena menscup dianggap lebih ramah lingkungan, namun setidaknya kita sudah melangkah untuk beradaptasi demi kebaikan bumi. 


Salam, Nasha


Luas hutan Indonesia mencapai 2% dari luas hutan dunia, menduduki peringkat ke-8 dalam wilayah hutan terluas. Hutan hujan tropis Indonesia sendiri disebut sebagai peringkat ketiga terbesar di dunia. Namun, untuk peringkat persentase hutan dibanding daratan, Indonesia berada di peringkat 20an dibawah negara-negara seperti Korea, Jepang, Finlandia, hingga Suriname. Angka dan peringkat tersebut juga diiringi dengan angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tidak menurun dari tahun ke tahun. Artinya, melestarikan hutan masih menjadi PR besar kita semua.

 

Ilustrated Picture

Hutan Indonesia

Penyebutan hutan sebagai paru-paru dunia merupakan gagasan yang sempurna, dengan perannya sebagai sumber kehidupan setiap makhluk yang ada di bumi. Kehebatannya itu bukan sebatas dengan banyaknya pohon yang berkumpul di area tersebut lalu menyediakan oksigen untuk kita hirup, namun juga sebagai area yang menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi banyak sekali entitas hidup. Jika ingin dirinci, hutan berfungsi sebagai sumber keanekaragaman hayati dengan banyaknya jenis tumbuhan yang hidup didalamya,  menjaga kesuburan tanah, menyerap kotoran bahkan racun di tanah sekitar, mencegah erosi, tanah longsor, banjir, juga mengatur iklim, menahan pemanasan global dengan penyerapan karbondioksida, pengatur tata air, menyediakan cadangan air tanah, menyediakan berbagai hasil hutan untuk dimanfaatkan, sumber pengobatan alami dari berbagai bagian tubuh tumbuhan, hingga penunjang sektor ekonomi dengan menambah devisa negara melalui ekspor hasil hutan, pariwisata, dan juga dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat. 

Apalagi hutan hujan tropis, keistimewaannya dalam menunjang kehidupan sangat luar biasa. Hutan hujan tropis ini dapat diketahui dari cirinya berupa daun yang lebar-lebar, selalu hijau, memiliki kerapatan yang tinggi, serta terdiri atas berbagai jenis tanaman dengan tinggi yang beragam atau diistilahkan dengan vegetasi berlapis. Hutan jenis inilah yang kita temui di Indonesia sebagai negara yang berada dalam wilayah tropis dekat dengan karis ekuator bumi. Dibandingkan dengan jenis hutan lainnya, hutan hujan tropis berisi jenis flora dan fauna dengan jumlah paling tinggi. Dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahun dan sinar matahari yang selalu menaungi, pepohonan di area ini dapat tumbuh tinggi dan lebat, bahkan bisa mencapai tinggi lebih dari lima puluh meter. 

Dengan karakteristik tersebut, keberadaan hutan hujan tropis sangat krusial. Berkat banyak kemampuannya mulai dari menyuplai hingga 30% oksigen dunia, menyimpan ratusan miliar karbon, dapat menjaga kestabilan iklim dan pola cuaca, mencegah banjir dan kekeringan, menstabilkan kondisi tanah, menyediakan berbagai produk lokal yang bermanfaat, sampai menjadi rumah bagi berbagai spesies satwa liar dan masyarakat sekitar kawasan. 


Ilustrated Picture Edited by Canva


Sayangnya, jenis hutan ini juga yang paling rentan akan kerusakan. Ekosistemnya saling bergantungan satu sama lain. Jika satu jenis komponennya saja terganggu, maka dapat mempengaruhi keseimbangan seluruh ekosistem. Misalkan jika jumlah salah satu jenis makhluk dalam rantai makanan hilang, maka keseluruhan ekosistem dapat musnah. Begitu juga dengan kondisi tanahnya. Tanah awalnya tidak begitu subur, namun kesuburan itu akan meningkat dengan adannya unsur hara dari dedaunan dataupun pephonan yang mati diatasnya. Artinya, jika pohon-pohonnya ditebang atau dibawa ke tempat lain maka tidak ada tambahan unsur hara pada tanah tersebut, sehingga akan lebih sulit untuk menumbuhkannya menjadi area hutan kembali. 


Kekayaan Hutan Hujan Indonesia

Indonesia memiliki luas hutan hujan terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo. Ciri detilnya dapat dibedakan berdasarkan wilayah persebarannya yakni hutan hujan wilayah barat, wilayah peralihan, dan wilayah timur. Keberadaan hutan inilah yang membuat Indonesia memiliki kekayaan flora dan fauna yang cukup tinggi di dunia. 

Tercatat di seluruh Indonesia ada lebih dari 25.000 jenis flora yang tersebar, dengan 6000 diantaranya dapat ditemukan di hutan hujan, mulai dari pohon, perlu, lumut, rumput, bahkan jenis anggrek. Begitu juga dengan fauna, ada ratusan jenis mamlia, ribuan jenis aves, amfibi, pisces, reptilia, bahkan ada lebih dari 200.000 jenis serangga bemukim di hutan tersebut. 

Pembagian jenis fauna itu juga dilakukan berdasarkan wilayah persebarannya yang menandakan ciri fauna tersebut, yakni fauna asiatis yang didominasi mamalia besar seperti kera, orang utan, badak bercula satu, gajah, berbagai ikan air tawar, dsb; fauna australiatis yang mayoritas adalah mamalia berukuran kecil dan hewan berkantung seperti kukus bertutul, landak, walabi, burung kasuari, burung cendrawasih, dsb; sedangkan fauna peralihan diisi oleh fauna yang mirip dengan asiatis dan australiatis seperti babi rusa, beuang, kuda, kukus kerdis, komodo, dsb. 

Diantara ribuan jenis tersebut, banyak yang termasuk jenis fauna endemik yang artinya hanya dapat ditemui di hutan hujan Indonesia. Mereka adalah tarsius, tarantula, beruang madu, macan dahan, tapir, orang utan, belalang, gaja, harimau sumatra, juga burung kasuari. Hampir seluruh binatang ini termasuk dalam kategori dilindungi. 

Keberadaan mereka sangat penting bagi keseluruhan ekosistem, yang nantinya juga akan berdampak pada kehidupan kita sehingga tidak boleh diperjual belikan, diburu, diganggu kehidupannya. Tarsius sudah dilindungi sejak tahun 1931 dan termasuk dalam jajaran binatang yang tidak boleh diperdagangkan sesuai dengan Appendix II CITES. Macan dahan dilindungi sejak tahun 1999. Sebagai binatang arboreal atau binatang dengan ketergantungan tinggi terhadap habitat hutannya, macan dahan sangat rentan terhadap deforestasi. Sama halnya dengan orang utan, beruang madu, harimau sumatra, juga gajah sumatra. Populasi mereka terus mengalami penurunan akibat pakannya yang semakin menipis dan wilayahnya yang semakin sempit. Beruang madu dikategorikan sebagai binatang terancam punah pada 2004 menyusul gajah sumatra yang telah lebih dulu disebut terancam pada tahun 1999. Harimau sumatra bisa saja menyusul kepunahan dua kerabatnya yakni harimau bali pada 1940 dan harimau jawa yang pada 1980. Kehidupan tapir sebagai jenis hewan elusive atau tidak suka menampakkan diri akan sangat terganggu dengan aktivitas manusia yang terus masuk ke wilayah mereka. Wilayah yang seharunsya menjadi tempat tinggal mereka saja, sekarang terus digarap dan dialihfungsikan untuk perkebunan, pertanian, pemukiman, hingga industri. Keserakahan manusia tidak berhenti dalam menjarah wilayah fauna ini saja, namun juga pada perburuan binatang-binatang tersebut seperti kasuari yang dikejar untuk diambil dagingnya, bulunya, hingga telurnya. 


Ilustrated Picture Edited by Canva

Karhutla di Indonesia

Pusat Standardisasi Instrumen Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim (PUSTANDPI) mendefinisikan kebakaran hutan sebagai kebakaran yang meluas dengan cepat dan tidak terkontrol. Kebakaran biasanya diperparah dengan kondisi lahan kering di musim kemarau, adanya embusan angin yang bisa memusnahkan lahan dan hewan di dalamnya dalam hitungan menit, mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik. 

Dari data yang dihimpun oleh berbagai lembaga baik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan maupun lembaga swasta mandiri, luas hutan Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya. BPS melaporkan hampir satu juta hektare hutan Indonesia hilang dalam lima tahun terakhir, setara dengan 0.5% luas total daratan Indonesia. Pengurangan terbanyak berada di Kalimantan yang disusul kemudian oleh Papua. Bahkan dalam forestdigest pada tahun 2020 meskipun luas hutan Indonesia secara hukum adalah 120,5 juta hektare, secara faktual area yang benar-benar memiliki tutupan hutan hanya 86,9 juta hektare. Ada selisih lebih dari 30 juta hektar yang meskipun tanpa tutupan hutan tetaplah area perhutanan, area yang harus dipertahankan agar tidak sampai menjadi area non hutan.

Pengalih fungsian yang mengubah area hutan menjadi non hutan inilah yang cukup menjadi perhatian. Pasalnya, selain karena mengurangi area hutan sebagai airea yang esensial bagi kehidupan kita, pengalih fungsian hutan dan lahan tersebut dilakukan dengan cara pembakaran. Penyebab ini dikategorikan sebagai ulah manusia. Angkanya jauh melebihi kebakaran hutan akibat kondisi alam. Bahkan dalam situsnya BNPB mengeklaim 99% kebakaran hutan adalah entah itu memang disengaja ataupun akibat kelalaian.

Dibanding tahun sebelumnya, data karhutla pada 2022 memang mengalami penurunan, namun jika kita lihat lima hingga sepuluh tahun ke belakang, data karhutla ini masih fluktuatif dengan pembakaran area karhutla terluas pada tahun 2019 yakni lebih dari 1,6 juta hektare hutan terbakar. Angka 200ribu hektare pada 2022 memang terlihat kecil, namun kitia pernah mencatatkan angka 61ribu pada 2011 lalu atau angka 165ribu pada 2017. Membandingkan dengan tahun-tahun tersebut artinya kita mengalami kemunduran, dan bila dilihat secara keseluruhan dapat kita ambil kesimpulan bahwa data kasus karhutla masih fluktiatif sehingga perlu mendapat perhatian lebih agar angkanya terus ditekan serendah mungkin. Karena dekade berlalu bukankah seharusnya kita lebih baik dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan ini?

Setelah memahami pentingnya hutan bagi kehidupan kita dan seluruh makhluk bumi, sepatutnya kita mempertahankan area hutan agar tidak terus berkurang, apalagi akibat kebakaran. Kebakaran hutan ini merugikan bukan hanya karena total luas hutan yang berkurang namun juga karena dampak-dampak negatif lainnya. Tidak hanya untuk masyarakat yang ada di sekitar namun lebih luas lagi bagi kita semua baik itu ekologi, ekonomi, sosial, budaya, juga politik. Dampak tersebut antara lain adalah:


  • Munculnya kabut asap
Asap yang muncul akibat pembakaran sampah tetangga saja rasanya cukup menggangu, apalagi akibat terbakarnya ribuan hektare hutan yang jauh lebih luas. Pemadamannya pun membutuhkan usaha yang lebih besar, lama, dengan biaya yang tidak sedikit.  Mungkin masyarakat Sumatera bagian timur dan tengah lebih paham, bagaimana hari-hari dimana pandangan mereka terbatas dan udara yang dihirup terasa padat. Bahkan, kabut asap ini  pernah dikategorikan sebagai bencana nasional pada 2015 lalu.

  • Kematian flora dan fauna
Adanya kebakaran hutan akan mematikan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Tumbuhan yang tidak mungkin berpindah akan mati di tempat, akibatnya kita kekurangan penghasil oksigen dan penyerap karbon dioksida. Pemanasan global adalah efek selanjutnya. 

Sedangkan, binatang ada yang bisa menghindari apa, ada pula yang tidak. Mungkin mereka yang bisa berlari akan terhindar dari kobaran api, namun tempat tinggalnya sudah habis terbakar. Tanpa wilayah untuk ditinggali dan pasokan makanan untuk dikonsumsi, hewan-hewan ini juga akan lebih cepat mati. 


  • Polusi
Radius polutan yang menyebar di udara saat terjadinya kebakaran hutan bisa sangat luas. Contohnya kebakaran di Provinsi Riau bisa mengakibatkan polusi hingga ke Singapura dan Malaysia. Selain asap, juga ada polutan yang merugikan seperti karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya. Polusi udara, air, tanah, dan masih banyak lagi yang timbul akibat kebakaran hutan tersebut.

  • Mengganggu kesehatan

Adanya polutan di udara akibat pembakaran mengakibatkan banyak gangguan pada tubuh kita seperti iritasi selaput lendir yang ada pada mata, hidung, hingga tenggorokan, lalu sakit kepala, mual, ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), hinga penyakit ke paru-paru dan jantung. Tidak sedikit korban jiwa yang pernah dilaporkan akibat dari kesehatan yang terganggu saat kebakaran hutan terjadi.


  • Kerusakan tanah
Banyaknya tumbuhan yang hilang dari tanah menyebabkan tidak adanya penyerapan air yang mengalir sehingga terkikislah permukaan tanah yang dikenal dengan erosi tanah. Struktur tanah akibat kebakaran tersebut juga bisa mengalami kerusakan, ditambah jika organisme penyubur tanah juga ikut terbakar. Kasus terparah adalah kebakaran lahan gambut yang disengaja, parit-parit pengering tanah dibuat hingga tanah kering dan terbakar, akibatnya tanah tidak lagi subur. Penggunaan penyubur kimia berlebih justru akan memperparah kondisi tanah tersebut. 

  • Terganggunya aliran air

Dengan area pepohonan yang menipis, air yang awalnya tertahan oleh akar tumbuhan, sebagai cadangat air saat kemarau, akan mengalir begitu saja. Akibatnya terjadilah banjir. Jika genangan air tersebut terjadi pada tanah yang sudah erosi, sangat mungkin terjadi longsor. Pada wilayah sungai, sedimentasi akibat debu dan sisa pembakaran dapat mengendap yang mengakibatkan pendangkalan sungai tesebut. 

Di musim kemarau, air hujan yang harusnya tertahan oleh pepohonan di hutan, tidak lagi ada. Akibatnya, kekeringan. Banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Dua bencana yang kita hindari, namun sayanngnya tidak kita cegah penyebabnya terjadi.

 

Ilustrated Picture Edited by Canva

  • Pemanasan Global
Karbon dioksida dan gas-gas lain yang berkumpul di udara saat kebakaran hutan menyebabkan meningkatnya suhu bumi. dari data emisi yang dirilis KLHK, sektor kehutanan menjadi sekotar yang menyumbang emisi terbesar pada tahun 2015 dan 2019 lalu, dengan nilai mencapai 1,5 juta Gg C02 di tahun 2015 tersebut. Kebakaran menghasilkan karbon dioksida, pepohonan yang harsunya menyerap gas tersebut malah semakin sedikit jumlahnya. Apalagi kebakaran yang disengaja, gas-gas yang dihasilkan jauh lebih banyak dan berbahaya dibanding kebakaran hutan alami.  Zat tersebut, salah satunya karbon monoksida, mampu merobek lapisan ozon bumi. Efek lanjutannya, sinar ultraviolet masuk tanpa penghalang merusak tubuh kita, suhu bumi terus meninggi, es kutub mencair hingga bisa menenggelamkan daratan.

  • Potensi bencana alam yang mengancam kehidupan

Keseimbangan alam yang terganggu, cepat atau lambat juga akan 'mengganggu' kehidupan kita, bagaimana pun kita berusaha menghindarinya. Tanah longsor, banjir, kekeringan, naiknya permukaan laut adalah bencana yang sangat mungkin terjadi, bahkan sudah beberapa kali terjadi. Bencana itu terus berulang, sama dengan kebakaran hutan yang terus berulang seiring dengan ulah manusia yang sengaja membakar area perhutanan. Tidak berhenti disitu, masih banyak efek jangka panjangnya, antara lain terganggunya transportasi; menghambat kegiatan pertanian, perkebuan, peternakan, dsb; kurangnya pasokan makanan, terganggunya sumber penghasilan, menurunnya produktivitas serta kualitas hidup kita semua.


Penyebab dan Pencegahan

Setelah mengetahui dampak buruk kebakaran hutan diatas, pengendalian kebakaran hutan menjadi hal yang mendesak. Tidak bisa lagi ditawar. Cuaca semakin memanas, iklim terus berubah lebih buruk dari waktu ke waktu, tidak mungkin kita tetap melanggengkan kebakaran hutan dan lahan yang semakin memperburuk keadaan.

Mengatasi kebakaran hutan ini, bisa kita mulai dengan mempelajari apa saja faktor penyebabnya lalu melakukan pencegahan agar tidak kejadian. Faktor penyebab karhutla secara garis besar adalah faktor alam dan faktor ulah manusia. 

Faktor alam yang bisa menyebabkan karhutla antara lain adalah petir, yang melanda saat musim kemarau di area vegetasi kering; letusan vulkanik gunung berapi; musim kemarau dimana vegetasi kering yang mendorong kebakaran bahkan hanya dari daun yang bergesekan. Umumnya kebakaran dari faktor alam ini terjadi saat musim kemarau, dimana vegetasi tanah akan menjadi sangat kering. Munculnya setitik api dapat menjadi kebakaran besar dalam keadaan hutan yang rawan, ditambah pula dengan kondisi alam tertentu seperti gejala el nino, lahan gambut yang terdegradasi, hingga kondisi ekonsomi sosial masyarakat sekitar.

Dari banyaknya faktor alam tersebut, ada lebih banyak lagi ulah manusia yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan. Mulai dari pembakaran disengaja untuk keperluan pembukaan lahan; penebangan batang pohon dengan peralatan yang memicu api atau yang menyebabkan panas matahari langsung ke tanah yang kering diwaktu mendatang; pemburuan hewan yang menggunakan senjata api; perambahan hutan untuk berbagai keperluan seperti pakan ternak ataupun tempat tinggal; hingga aktivitas sederhana seperti api unggun ataupun sisa api dari puntungan rokok. Masyarakat secara luas harus menyadari bahwa aktivitas apapun yang dikerjakan dalam hutan, dapat berdampak besar untuk kehidupan banyak makhluk di sekitarnya. 


Ilustrated Picture


Dari sekian banyak penyebab tersebut, masyarakat dapat melakukan sejumlah cara untuk mencegah terjadinya peristiwa tersebut. Berikut hal-hal yang bisa kita lakukan #BersamaBergerakBerdaya untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan:


  • Penyuluhan kebakaran hutan di setiap desa sekitar kawasan hutan
Menginformasikan bahayanya kebakaran hutan, dampak yang ditimbulkan, dan aktivitas-aktivitas apa saja yang dapat memicu kebakaran tersebut. Perbanyak peringatn di area rawan. Lakukan sosialisasi secara berkala ke seluruh lapisan masyarakat. Hal paling penting yang perlu ditanamkan adalah kesadaran bahwa kehidupan masyarakat tidak akan bisa berlangsung baik dengan adanya hutan dan lahan yang terbakar.

  • Petugas terkait melakukan upaya yang serius dalam pencegahan, pemadaman, dan penanganan area pasca kebakaran

Upaya pencegahan dilakukan secara menyeluruh dengan menganalisa titik rawan kebakaran, melaksanakan patroli rutin, mendeteksi kebakaran sedini mungkin sebelum apinya semakin besar dan luas, serta melakukan sosialisasi pada seluruh pihak terkait. Dengan banyanya titik rawan api di Indonesia, pemantauan ketat oleh petugas merupakan hal sangat penting untuk dilakukan. Lakukan dengan mendirikan menara pengawas yang dilengkapi berbagai peralatan untuk bisa melihat dengan jarak pandang jauh, membuat pos jaga, menyediakan alarm yang bisa lebih cepat mengumpulkan massa untuk segera bertindak, menggunakan data satelit untuk pemantauan, serta menyediakan tempat penampungan air di wilayah terdekat titik-titik rawan. 

Saat terjadinya kebakaran, akan lebih mudah jika seluruh masyarakat yang sudah teredukasi dapat bekerja sama memadamkan api dengan peralatan memadai yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah api berhasil dipadamkan, masih banyak lagi pekerjaan yang perlu dilakukan, mulai dari sanksi pelanggaran yang menyebabkan kebakaran, lalu bersama-sama melakukan pembersihan hutan dan lahan sisa kebakaran, melakukan reboisasi, juga pengolahan tanah agar kembali subur dan dapat berfungsi kembali. 


  • Tidak melakukan pembakaran di area hutan

Langkah paling baik adalah menghindari pilihan membakar area dengan alasan apapun. Namun jika pembakaran harus dilakukan, pastikan untuk menyingkirkan apapun yang dapat menimbulkan potensi api membesar, lalu tunggui sampai api benar-benar padam.  Termasuk didalamnya agar tidak meninggalkan bekas api unggun dalam keadaan api menyala, dan tidak membuang puntung rokok ataupun sampah sembarangan.


  • Penanganan Tepat pada Lahan Gambut

Kasus kebakaran yang paling menjadi perhatian adalah kebakaran di lahan gambut, apalagi pada tahun 2015 dan 2019 lalu dengan 29% karhutla adalah lahan gambut. Hal ini disebabkan karena degradasi lahan gambut dapat mengeluarkan rata-rata 50 metrik ton C02 setiap tahunnya atau setara dengan membakar lebih dari enam ribu galon bensin. Pengeringan gambut ini, jika dilanjutkan dengan pembersihan lahan menggunakan api, tentu menghasilkan karbon dioksida yang lebih besar lagi, yang akibatnya mempercepat pemanasan global. Apalagi area gambut lebih susah dipadamkan akibat lapisan bahan organik di dalamnya, bahkan proses pemadaman bisa mencapai bulanan. Penanganan kebakaran lahan gambut harus dilakukan dengan teliti mulai dari upaya pencegahan degradasi lahan, memantau ketat area gambut rawan, hingga menyiapkan strategi terbaik jika terjadi kebakaran agar cepat teratasi.


Lestarikan Alam, Jaga Hutan

Ilustrated Picture Edited by Canva

Mungkin kita pernah berpikir, apa ada yang bisa kita lakukan sebagai warga yang tidak punya kewenangan dan juga masyarakat yang tidak bersentuhan langsung dengan area hutan. Jawabannya ada #UntukmuBumiku. Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai warga masyarakat untuk tetap melestarikan hutan, antara lain:


  • Ikut dalam aksi menanam pohon
Tidak masalah jika kita mulai dari lingkungan terkecil di rumah, akan ada pengaruhnya, apalagi ika dilakukan dalam skala besar, dalam jumlah yang banyak,dengan area yang luas. Bisa jadi bagian dalam gerakan penghijauan kembali area hutan atau reboisasi, dengan terjun langsung ke lapangan atau donasi rutin untuk mendukung kegiatan tersebut. 

  • Menjaga kebersihan hutan
Tidak membuang sampah, baik itu di area nonhutan apalagi di area hutannya langsung. Karena bagaimanapun tumpukan sampah akan berpengaruh pada kelangsungan hutan. Sampah bahan tertentu dapat memicu api, atau setidaknya memperparah saat terjadi kebakaran.  Tumpukan sampah harusnya diperlakukan sebagaimana mestinya, organik bisa langsung dikubur, anorganik bisa diolah ke bank sampah, jangan sampai membakarnya. Berkunjung ke hutan juga jangan merusak apapun yang ada di dalamnya, baik itu tumbuhan maupun hewan. 

  • Tidak melakukan penebangan sembarangan
Sebenarnya kita boleh saja memanfaatkan hasil hutan, kayu-kayu pohon yang ada di hutan boleh ditebang, dengan sistem bernama tebang pilih. Yakni hanya menebang pohon yang sudah mati, hampir mati, akan roboh, atau sudah cukup tua dengan pehitungan diameter dan tinggi tertentu. Setelah ditebang, lakukan kembali penanaman sehingga tidak membiarkan area tandus tanpa pepohonan. Metode ini dapat menyisakan 90% peohonan di hutan sehingga kebutuhan kita bisa terpenuhi dan hutan tetap lestari.

  • Upaya pelestarian flora dan fauna
Menjaga flora dan fauna di dalam hutan juga berarti turut menjaga kelestarian hutan itu sendiri. Karena hutan juga tidak bisa hidup tanpa makhluk-makhluk di dalamnya, misalkan organisme penyubur tanah, atau mamalia penyebar biji tumbuhan. Sekarang, melestarikan hutan bisa dilakukan dari rumah saja, baik itu menyebarluaskan fungsi vital hutan atau dengan donasi pada berbagai lembaga yang terjun langsung mendukung kelestarian hutan.  

  • Tidak konsumtif

Penebangan pohon juga pembukaan lahan, erat kaitannya dengan aktivitas manusia dalam proses produksi. Tidak ada produksi tanpa adanya konsumsi. Tidak perlu merambah hutan jika kebutuhan sudah cukup terpenuhi. Maka, mengendalikan permintaan, mengendalikan konsumerisme akan berpengaruh pada kelestarian hutan. Salah satunya misalkan, jika kita tidak perlu kertas, maka penjualan dan produksi kertas akan menurun, begitu juga dengan penebangan pohon yang menjadi sumber dayanya. Akan selalu ada produksi selama ada pembelian dari masyarakat. Dengan kesadaran ini, kita harus lebih bijak berkonsumsi, tahu apa kebutuhan diri, tidak ikut-ikutan membeli karena tren, murah, atau hanya karena merasa mampu. Karena mampu bukan berarti perlu. Konsumsi sesuai kebutuhan, lalu tanggung jawab hingga selesai. 


Baca Juga: Gaya Hidup Minimalis dalam Memenuhi Kebutuhan untuk Mengatasi Perubahan Iklim


Setiap kita harusnya sudahb sadar akan pentingnya hutan bagi kehidupan, namun melihat fakta bahwa kebakaran hutan dan lahan masih terus terjadi, ternyata tugas untuk menjaga hutan masih panjang. Tugas negara juga tugas kita semua untuk melestarikan apa yang masih tersisa, agar tetap bisa hutan menunjang kehidupan kita semua. Yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan!


Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_luas_wilayah_hutan
https://indonesia.go.id/ragam/keanekaragaman-hayati/ekonomi/anugerah-dari-hutan-indonesia#:~:text=Di%20hutan%20hujan%20tropis%20Indonesia,tumbuhan%20jenis%20flora%20di%20Indonesia.
https://lindungihutan.com/blog/daftar-hewan-endemik-hutan-hujan-tropis/
https://news.republika.co.id/berita/pfz6cr330/hutan-di-indonesia-terus-berkurang
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/12/21/luas-hutan-indonesia-berkurang-hampir-sejuta-hektare-dalam-5-tahun
https://bnpb.go.id/berita/99-penyebab-kebakaran-hutan-dan-lahan-adalah-ulah-manusia
https://data.kompas.id/data-detail/kompas_statistic/6491710d95db98031dbe3cb4#:~:text=Hasil%20pencatatan%20SiPongi%20Kementerian%20Lingkungan,517%20hektar%20dibandingkan%20pada%202015.
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dampak-karhutla-bagi-kesehatan-masyarakat
https://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/19/17-cara-mencegah-kebakaran-hutan-dan-lahan/
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kenalan Dulu, yuk!

Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

Follow @salamnasha

POPULAR POSTS

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Hubungi Aku di sini

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement

Label

family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

Daftar Tulisan

  • ▼  2025 (26)
    • ▼  Agustus 2025 (1)
      • 80 Tahun Indonesia, Inilah yang Tampak di Mata War...
    • ►  Juni 2025 (1)
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (5)
    • ►  Maret 2025 (4)
    • ►  Februari 2025 (5)
    • ►  Januari 2025 (5)
  • ►  2024 (41)
    • ►  Oktober 2024 (4)
    • ►  September 2024 (8)
    • ►  Agustus 2024 (5)
    • ►  Juli 2024 (5)
    • ►  Mei 2024 (5)
    • ►  April 2024 (3)
    • ►  Maret 2024 (5)
    • ►  Februari 2024 (3)
    • ►  Januari 2024 (3)
  • ►  2023 (117)
    • ►  Desember 2023 (10)
    • ►  November 2023 (10)
    • ►  Oktober 2023 (10)
    • ►  September 2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (10)
    • ►  Juli 2023 (10)
    • ►  Juni 2023 (11)
    • ►  Mei 2023 (12)
    • ►  April 2023 (8)
    • ►  Maret 2023 (10)
    • ►  Februari 2023 (8)
    • ►  Januari 2023 (8)
  • ►  2022 (31)
    • ►  Desember 2022 (6)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  Oktober 2022 (4)
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (3)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (3)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Oktober 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (1)
    • ►  Juni 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (2)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (4)

BloggerHub Indonesia

Tulisanku Lainnya

Kompasiana Kumparan

Popular Posts

  • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

Trending Articles

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes