Rayakan Lebaran, Benarkah Kita Sudah Meraih Kemenangan

Ramadhan sudah memasuki hari-hari terakhir sebelum bulan berganti dengan syawal. Sebagain kita mungkin sudah tidak sabar ingin berganti bulan, sebagian lagi mungkin ada sesalnya, merasa belum optimal memanfaatkan kebaikan di bulan ramadhan. Tidak apa, rasakan secukupnya saja, karena memang apa yang datang akan pergi, apa yang ada akan berlalu. Namun, dari banyak yang menyesal itu, bisa dibilang lebih banyak lagi yang bergembira. Suka cita kemenangan sudah terasa dari hari-hari sebelumnya. Merasa sudah bersusah puasa di bulan ramadhan, menahan diri dari segala yang tidak dianjurkan, hingga merasa lepas di syawal nanti, bisa mengeluarkan semuanya saat lebaran.

Namun, apakah benar kita sudah meraih kemenangan?

 

Pict of Rodnae Prodaction in Pexels


Kemenangan di Hari Lebaran

Banyak yang menyebutkan bahwa kemenangan di hari lebaran itu karena saat ramadhan dianggap kita sedang berlatih menahan diri. Berpuasa sebulan penuh untuk menahan hawa nafsu dan menjaga diri dari hal-hal kurang baik, mulai dari haus, lapar, juga nafsu, amarah, perasaan-perasaan tidak baik yang mungkin muncul. Menyadari dan memohon ampun atas apa yang disebutkan bisa merusak puasa. Kita mengenyampingkan dulu hal-hal lain, mengubah prioritas untuk bisa mengutamakan ibadah sunnah yang hanya ada di ramadhan, seperti taraweh atau tilawah quran serta i’tikaf di malam-malam terakhirnya. Perbanyak ibadah, menunaikan zakat, mengeluarkan sedekah, saling berbagi, juga ada yang berkesempatan ramadhan di tanah suci.

Kemenag dalam website resminya (https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/perjuangan-rabbani-meraih-kemenangan-di-hari-raya-idul-fitri), membagi kemenangan ramadhan menjadi tiga bentuk yaitu kemenangan spiritual, emosional, dan intelektual. Kemenangan spiritual dimaksudkan sebagai kemenangan jiwa, yang bisa bersih dan suci dari berbagai noda seperti penyakit sombong, dengki, syirik, perkataan kotor, dan sebagainya yang bisa membuat ketenteraman jiwa kita terganggu. Puncak kemenangan spiritual tentu jika seseorang sudah bisa menerima dan melaksanakan apapun ketentuan Allah, bahkan dengan berkorban, hanya demi Allah dan Rasulullah.

Sedangkan kemenangan emosional artinya saat emosi yang hadir bisa kita terima dan kendalikan reaksinya. Bisa merasakan secukupnya dan menyikapinya  dengan bijaksana. Tercermin dari karakter yang bisa tenang dan sabar terhadap apapun yang datang menghampiri. Sabar sendiri adalah sifat mulia yang sering kali disebutkan, dan ramadhan bisa melatih kita untuk itu. Lebih sabar menunggu berbuka, lebih sabar menghadapi kejadian yang ada-ada saja. Lebih kuat dengan bisa mengendalikan diri. Lebih jujur dan amanah dalam melaksanakan kewajiban, karena hanya kita dan Allah yang benar-benar tahu bagaiman puasa yang kita jalani. Serta lebih peduli dan bisa berempati dengan apa yang orang lain alami.

Ibadah ramadhan juga bisa memberi kita kemenangan intelektual, yang ditandai dengan meningkatnya kesadaran pada hal-hal yang tepat dilakukan untuk mencapai keseimbangan diri. Mampu membedakan perkara hak-kewajiban, halal-haram, serta manfaat-mudharat. Dengan berpuasa kita jadi lebih berhati-hati dalam bertindak, takut apa yang dilakukan bisa merusak puasa seharian. Latihan beginilah yang perlu diteruskan, bahwa hal yang merusak puasa itu memang bukan hal baik, yang dalam jangka panjangnya juga bisa merusak diri kita.

 

Singkatnya, Ramadhan seharusnya bisa menambah kesadaran kita akan ketaatan pada Allah dan pentingnya menebar manfaat untuk kemaslahatan orang banyak. Karena seharusnya setelah ramadhan, kita punya perisai untuk hawa nafsu diri sendiri serta punya empati untuk meningkatkan kepedulian pada sesama. Setelah sebulan latihan, ini bulan yng tepat mempraktikkan latihan kiat pada kehidupan yang sesungguhnya.

 

Hadis riwayat Imam at-Tirmidzi,

"Wahai manusia, tebarkan salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahim, dan shalatlah pada malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk ke dalam surga dengan selamat.”

 

Saatnya Mengubah Kebiasaan

Setelah memahami benar makna kemenangan ramadhan tentang ketaatan pada Allah, mengendalikan diri, srta lebih peduli; kita seharusnya bisa perlahan mengubah kebiasaan-kebiasaan kecil selanjutnya. Beberapa diantaranya:


-     - Mengendalikan Reaksi

Berbagai data dari tahun ke tahun menyebutkan bahwa bulan ramadhan jumlah limbah makanan meningkat sangat tajam dibandingkan bulan-bulan lainnya. Selain data, kita bisa lihat dalam lingkungan rumah tangga sendiri, jadi ada lebih banyak makanan sisa yang akhirnya terbuang tidak? Atau mungkin kita juga bisa melihat sekitar, berapa banyak penambahan jumlah orang berjualan makanan padahal frekuensi makan kita justru berkurang?

Nafsu untuk makan yang ditahan saat siang tidak perlu dilampiaskan saat malam. Nafsu tidak bisa makan juga tidak perlu dialihkan dengan belanja makanan yang tidak terkira jumlahnya. Sadari cukup kapasitas perut kita, kalau memang dua tiga potong sudah cukup, maka tidak perlu menyediakan sampai seputluh potong. Kalau memang dua tiga jenis makanan sudah memenuhi, tidak usah ambil lima enam jenis hanya karena kepinginan kelihatan lezat saat berpuasa. Mengendalikan diri bukan hanya menahan lapar, tapi keseluruhan apa yang kita kerjakan.

Lanjutkan di hari lebaran, berbagai panganan memang menarik mata untuk disajikan. Disusun penuh di meja makan, tapi makanan bukan pajangan. Pemanfaatan utamanya untuk dimakan. Ukur cukup untuk dimakannya seberapa. Terapkan pola secukupnya.

Bukan hanya makanan, saat puasa kita merasa tidak ingin menyia-nyiakan haus lapar seharian dengan amarah, maka hari selanjutnya juga peru begitu. Latihan untuk tidak buru-buru bereaksi. Pertimbangkan dan pikirkan baik-baik sebelum memutuskan akan berbicara atau melakukan apa. Latihan untuk menahan diri ini yang penting untuk kita teruskan agar bisa hidup lebih baik dengan berkesadaran.

 

-     Peduli dan Berbagi

Di ramadhan kita sepertinya lebih terpacu untuk berbagi, memberi, padahal di bulan-bulan lain tetap saja banyak orang yang butuh bantuan. Di bulan lain, mereka juga tetap perlu makan, jadi tiga kali malah, mereka tetap perlu biaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Latihan berbagi di ramadhan ini hendaknya kita jadi bisa lebih bersimpati pada orang lain. Setidaknya haus lapar yang kita hadapi untuk mendapat kebaikan, banyak orang yang haus lapar karena tuntutan keadaan. Disitu, kita dilatih lebih berempati lebih peduli. Memang, di ramadhan kita jadi lebih terpacu akan lipatan balasan kebaikan di ramadhan, namun dengan nama Allah dengan tujuan menolong, meringankan beban, semoga Allah saksikan ketulusan dan juga lipat gandakan.

 

-     Mengutamakan Ibadah

Banyak ibadah wajib maupun sunnah yang hanya ada di bulan ramadhan. Banyak juga penyesuaian dilakukan agar bisa tetap optimal melaksanakan berbagai ibadah ramadhan tersebut. Semua itu membuat lebih mudah bagi kita untuk mengutamakan melaksanakan ibadah. Namun sebenarnya bukan hanya di ramadhan, semua bulan itu baik untuk kita manfaatkan dengan ibadah. Lagipula ibadah bukan hanya ritual kita menyembah Tuhan namun semua kegiatan yang kita awali dengan nama Allah.

Sehingga tidak apa jika dirasa belum maksimal ibadahnya, kita masih diberi kesempatan memperbaiki di bulan-bulan berikutnya. Ada puasa sunnah juga di bulan syawal dan bulan-bulan selanjutnya. Masih ada sholat sunnah tahajud untu mengganti taraweh yang sempat terlewat. Dan akan terus ada kebaikan disetiap huruf saat kita membaca Al-Quran.

 

Sebagai buah kebaikan dair ramadhan, di 1 syawal nanti kita bisa mulai dengan melaksanakan tuntunan untuk mengenakan pakaian terbaik yang bersih, rapi, dan menutup aurat. Memakai wewangian. Sebelum berangkat makan terlebih dahulu, bisa dengan kurma berjumlah ganjil seperti Nabi. Lalu, mengunjungi rumah sahabat dan saling mendoakan.

Semoga dihari (insyaAllah) kemenangan ini, kita semua bisa benar-benar sadar kalau lebaran bukan hanya lepas dari ramadhan, lepas dari pelatihan lalu kembali seenaknya, namun bisa sadar kalau kita diberi kesempatan untuk melakukan peningkatan. Karena sejatinya semua bulan itu bisa kita manfaatkan untuk kebaikan.



Salam, Nasha 


0 Comentarios

Mau nanya atau sharing, bisa disini!