Belajar Bijak Menyikapi Perbedaan Pola Komunikasi Suami Istri

Perempuan dinilai lebih banyak berbicara dibanding laki-laki. Penelitian menyebutkan dalam satu hari perempuan bisa mengeluarkan hingga 20ribu kata, sedangkan laki-laki hanya sepertiganya atau sekitar 7ribu saja. Hal ini dijelaskan dengan lebih banyaknya gen FOXP2, gen yang menstimulasi otak untuk berbicara, dalam otak wanita. Tidak hanya pada jumlah kata yang dikeluarkan, fakta ini menggiring pada banyak perbedaan terkait pola komunikasinya. Dalam pernikahan, perbedaan itu bisa saja memicu konflik jika tidak dikelola dengan bijaksana. Lalu, bagaimana menyikapi komunikasi berbeda antara suami istri tersebut?


Berbedanya Perempuan dan Laki-laki 

Sejak dulu kita sudah meyakini bahwa perempuan lebih banyak bicara daripada laki-laki, meski tidak tahu apa penyebabnya. Namun kini, penelitian sudah membuktikan bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan itu bersumber dari otak yang memang berbeda. Salah satunya adalah jumlah gen FOXP2 yang ada pada tubuh perempuan ternyata lebih banyak daripada laki-laki. Gen FOXP2 ini sendiri merupakan senyawa kimia yang relevan dengan kemampuan manusia dalam mengembangkan bahasa atau disebut juga dengan protein bahasa. Akibat jumlahnya yang lebih banyak, perempuan bisa mengeluarkan hingga 20ribu kata per hari, hampir tiga kali lipat dibanding laki-laki yang hanya 7ribu kata dalam satu hari. Ini menandakan bahwa perempuan memang lebih verbal dibanding laki-laki. 

Selain karena jumlah FOXP2 yang berbeda antara laki-laki dan perempuan, ada bagian otak lain yang terbukti juga berbeda. Misalkan pada laki-laki ditemukan area gray matter yang 6.5x lebih besar dibanding  perempuan, dimana gray matter ini berfungsi dalam memproses informasi ke otak. Disinyalir ini sebagai penyebab laki-laki lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu dibanding perempuan. Sebaliknya, perempuan memiliki white matter, area yang menghubungkan berbagai area gray matter, yang 10x lebih banyak dibanding laki-laki. Ini menjadi alasan kenapa perempuan lebih bisa multi tasking dibanding laki-laki.

Perbedaan lainnya adalah aliran sinyal pada otak, dimana perempuan memiliki pola aliran yang bolak balik antara otak kanan dan otak kiri, sedangkan laki-laki memiliki aliran yang berputar di kisaran otak kiri saja. Akibatnya, laki-laki berpikir cepat secara logis sedangkan perempuan menggabungkannya dengan perasaan, jadi wajar kalau keputusannya adalah gabungan antara logika dan intuisi. Selain itu, aliran darah ke otak pada perempuan juga lebih banyak dibanding laki-laki. Itu sebabnya perempuan lebih intuitif dan lebih bisa berempati, sekaligus lebih mudah stres dan mengalami gangguan tubuh akibat pikiran.

Bisa dibilang ini penemuan yang menarik dimana fakta tentang perbedaan sikap ini sudah lama kita yakini, lalu penelitian ilmiah dilakukan untuk membuktikan hal tersebut. Namun dibalik semua itu, saya cenderung meyakini bahwa otak setiap kita mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Otak kita akan terus bertumbuh setidaknya hingga usia 25 tahun. Dalam fase itu, ada banyak kejadian dan kepercayaan yang ditanamkan dari orang tua, leluhur, lingkungan, juga kebudayaan tempat kita tumbuh; ada banyak pelajaran dan pengalaman yang kita peroleh. Sedikit banyak ini akan mempengaruhi bagaimana otak kita bekerja hingga seperti apa ia terbentuk. 

Akhirnya, perbedaan antara laki-laki dan perempuan tersebut juga berpengaruh pada pola komunikasi yang tidak sama, antara lain:

  • Perempuan lebih suka penjelasan dalam kalimat, sedangkan laki-laki menunjukkannya dengan gestur tubuh, yang jika tidak saling mengerti seringnya beresiko meningkatkan kesalah pahaman
  • Perempuan ingin cerita detil sedangkan laki-laki cenderung hanya ingin tahu intinya saja, jadi memang wajar kalau perempuan bicara ada pembuka dan bumbu-bumbu pelengkapnya tidak langsung ke inti pembicaraan.
  • Perempuan berbicara untuk melepaskan emosi, sedangkan laki-laki cenderung untuk memecahkan masalah, sehingga tidak heran saat perempuan curhat hanya ingin didengar sedangkan laki-laki berusaha untuk memberi solusi
  • Perempuan terbiasa fokus pada banyak hal sehingga tidak heran jika bisa melompat dari satu topik ke topik lainnya sedangkan laki-laki terbiasa fokus pada satu-satu topik saja. 
  • Perempuan cenderung lebih terbuka dan ekspresif pada apa yang dirasakan, sedangkan laki-laki cenderung menutup diri dan berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. 

Sebagai seorang istri, ada saatnya kita merasa sulit untuk mengerti suami dan menganggap bahwa pola komunikasi mereka memang begitu adanya. Rasanya semua ingin dibicarakan, rasanya ada konflik ingin langsung diselesaikan; sedangkan suami merasa sudah cukup dengan menunjukkannya, kalau ada apa-apa lebih memilih untuk menyelesaikan sendiri terlebih dahulu baru didiskusikan. Perbedaan ini semakin kentara karena kita tinggal serumah dengan orang yang memang diciptakan berbeda tersebut dan memiliki banyak hal yang harus ditemukan satu jalan tengahnya bersama. Konflik dalam hubungan suami istri seringnya berawal dari perbedaan yang tidak disikapi dengan bijaksana. Jangankan disikapi, bahkan ada pasangan yang enggan mempelajari dan berproses memahami bahwa memang istri ataupun suami naluriah pola komunikasinya memang begitu. 

Padahal komunikasi adalah jembatan penghubung antara suami dan istri. Kalau jembatannya saja tidak kokoh, bagaimana dengan kualitas hubungan yang dibangun. Pernikahan itu adalah pekerjaan, menjadi suami atau istri itu adalah peran tambahan, ada tanggung jawab didalamnya. Jadi bukan sekedar pergantian status saja. Begitu pentingnya komunikasi, hingga belajar memahami dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan antara suami istri adalah keharusan dalam pernikahan. 


Menyikapi Perbedaan Komunikasi

Semakin bertambahnya tahun kebersamaan, kita juga akan semakin memahami sifat pasangan kita. Suami semakin paham bahwa istri, seperti banyak perempuan pada umumnya, adalah sosok yang banyak bicara. Istri juga semakin paham bahwa tanpa banyak bicarapun suami cenderung menunjukkan apa yang ia rasa atau pikirkan melalui tindakan. Harusnya sih begitu. Meski prosesnya tidak akan selalu mulus.

Dalam keseharian, saya cenderung lebih banyak bercerita dengan banyak tambahan informasi pelengkap. Tapi suami justru sering tidak mengerti dengan banyaknya informasi yang saya sebutkan. Jalan tengahnya, saya jadi lebih menyaring mana yang perlu disampaikan. Namun suami juga perlu memahami bahwa kata-kata itu memang perlu keluar, jadi kalau bingung ya bisa bertanya lagi atau dengarkan saja. Tidak perlu berpikir mencari solusi, cukup dengarkan. Berbanding terbalik saat suami bercerita, hanya bagian inti-inti saja. Saya harus berpuas diri mendengarkan tanpa bisa membayangkan secara rinci bagaimana kejadiannya, tapi suami juga harus melapangkan hati untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pelengkap dalam ceritanya tersebut. Seiring berjalannya waktu, kita akan semakin banyak belajar mencari jalan tengah diantara perbedaan-perbedaan itu.

Beberapa kiat ini bisa kita coba dalam proses belajar menyikapi perbedaan pola komunikasi antara suami istri


  • Memahami perbedaan bawaan

Ketahui bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda, dari bawaan lahir hingga bagaimana ia dibesarkan. Semua itu mempengaruhi sifat yang ia miliki. Mungkin kebanyakan laki-laki dibesarkan dengan memikul tanggung jawab lebih berat, sedangkan perempuan dibesarkan dengan lebih banyak bersembunyi dan mengiyakan. Ditambah dengan perbedaan latar belakang keluarga, kebiasaan lingkungan, juga kebudayaan dan etnis. Mempelajari lingkaran yang mengelilingi pasangan akan membuat kita memahami apa saja faktor yang membentuknya yang berbeda dari kita.


  • Berlapang hati menerima

Perbedaan itu bukan untuk diperdebatkan, tapi diterima. Tidak perlu mencari yang mana yang benar, karena semua sama saja ada kurang lebihnya. Temukan saja mana yang paling tepat menjadi titik tengah dalam pernikahan ini. Kembangkan sifat toleransi, apalagi jika ada banyak perbedaan seperti etnis atau kewarganegaraan. 


  • Bersikap terbuka

Tidak mungkin dua kepala akan terus sama sedangkan kita terlahir berbeda, tapi dalam pernikahan ada beberapa hal penting yang perlu satu suara. Disinilah pentingnya komunikasi, berdiskusi, belajar untuk bersikap terbuka, mungkin keluhannya memang perlu untuk ditindak lanjuti, mungkin solusi dari pasangan lebih baik. Tidak ada salahnya menekan ego, mengubah kebiasaan kita yang lama untuk mencari titik temu yang terbaik. 


  • Saling mengingatkan visi bersama

Benturan, rintangan, dan konflik dalam pernikahan itu akan terus ada. Tapi kalau kita punya visi yang sama setidaknya ada pegangan yang sama, ada tujuan yang sama-sama ingin dicapai, sehingga mencari jalan keluar sudah ada koridornya. Bahkan dalam keseharian pun, bisa juga saling mengingatkan.


  • Mau belajar

Ada banyak media untuk belajar sekarang, baik itu online maupun offline, bisa yang berbayar bisa juga yang tidak. Semua tergantung niat kita untuk terus meningkatkan kualitas diri khususnya kualitas hubungan komunikasi suami istri. Ada berbagai praktik komunikasi yang dikembangkan, ada banyak aktivitas yang bisa membua komunikasi suami istri. Semua bisa dicoba, dilakukan, asalkan ada keinginan.


Bijak menyikapi perbedaan bisa dibilang sebagai salah satu modal dalam hubungan yang baik. Tidak hanya tertutup pada hubungan suami istri saja, namun juga pada semua hubungan. Tahu bahwa setiap kita terlahir berbeda,  dibesarkan dengan cara dan dalam lingkungan yang berbeda, sehingga menjadi individu dengan pola pikir dan sifat yang berbeda pula. Dibalik semua perbedaan itulah kita bisa belajar saling menerima, saling melengkapi. 



Salam, Nasha

0 Comentarios

Mau nanya atau sharing, bisa disini!