• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

Kenapa 2021 dibikin tentang LOVE? Ada triggernya pasti.

Perihal pertama itu gini ceritanya..


Jd di awal tahun lalu itu, aku udah keseringan sakit punggung dan sakit pinggang. Udah beraniin pijit pas balik kampung, tapi ya teteap aja balik gitu lagi. Sampai akhirnya gak tertahankan, aku coba konsul ajalah udah ke dokter. Ini tuh kenapa?Eh tapi, ke dokter apa ya? Gak mau ke dokter umum, karena parnoan gara-gara pandemi. Akhirnya ke dokter saraf.


Nah, selama di Jogja kan aku punya preferensi Rumah Sakit, jadilah cari dokter saraf yang available di waktu yang aling dekat disana. 


Konsul lah tuh kan. Walhamdulillah pas di cek sarafnya mah baik-baik aja. Terus, eh tapi kok pas disuruh telentang kaya punggungnya gak rata gitu ya. Kok aku berdiri tapi bahunya gak lurus nih. Akhirnya disuruh rontgen lah saat itu juga, dan bawa hasilnya balik lagi ke dokter itu.
Nah, disinilah aku dapat kejutan, fakta yg mengatakan kalau aku skoliosis.



Yg kebayang cuma gambar di buku ipa (ipa banget gak tuh bahasanya) pas SD kalau skoliosis itu yg tulangnya bengkok-bengkok kaya huruf S itu doang. Dan itu rasanya gak nyata aja, cuma di buku doang, jaauuhh bnget dari aku. Aku nih derajatnya udah 20an loh, dokternya aja kaget emang aku gak ngerasa apa gak ngeliatin gimana. Ya maaf dok saya jarang ngaca :’)


Selanjutnya ya dokternya kasih obat nyeri dan disuruh fisioterapi teruuuss sampai yang aku inget udah kaya kegiatan weekend aja itu terapi. Dipasangin alat-alat gitu, ada dua apa tiga alat ya, terus diajarin gerakan-gerakan tertentu unutk meredakan sakitnya, buat latihan ahrian juga dirumah. Mostly gerakannya untuk memperkuat punggung dan pinggang sih, kaya cat-camel stretch, hip thrusts, opposite leg arm lifts, dsb. Awal-awalnya sih sok nikmatin, apalagi dengan fasilitas RS yang mayan ya gak berasa RS amat, tapi lama kelamaan ya lelah juga. Berasa penyakitan aja gitu, padahal mah kan nggak yg gimana-gimana juga. Di google juga scoliosis ini kategorinya very common kok, apalagi perempuan. Bahkan public figure juga ada yang terang-terangan state kalau mereka skoliosis dan baik-baik aja kan (kelihatannya). Tapi ya gitulah mental, kadang cem baja kadang cem kerupuk.

Teruuss.. yaudah gitu aja. Keluhan nyerinya udah berkurang, dan aku cuma lanjut exercise yang diajarin itu sesempetnya (iya, sok sibuk!)

Gak lama setelah itu, aku pindah kota, eh ada nih cabang RS itu disini. Jadi ada preferensi ya kalau mau berobat.

Eh bener, abis itu sakit pinggangnya kumat lg gara-gara salah posisi pas ngapain ya lupa. Terus pas aku searching, eh kayanya yang bener itu ke spesialis rehab medik ya. Yaudah, aku ke dokter rehab medik deh, dikasih obat nyeri buat minum dan obat oles dibagian yang nyeri, hm dan tentu saja terapi lagi yaa. Berapa kali ya itu, sampai keluhan nyerinya lumayan berkurang.

Nah sebenernya setelah terapi-terapi itu disuruh balik lagi ke dokternya buat latihan workout untk meringankan gejala dan bisa menahan pertambahan derajat nya kayanya ya. Tp selaluuu aja ada kendala, jadi masih belum nih sampe sekarang. Ditambah aku punya trauma juga sama RS nya, bikin makin-makin mager kan.

Dan terus tiba-tiba sakit gigi ðŸ¦· yaudah obatin dulu lah sakit giginya. Eh, ternyata perjalanan gigi ini panjang banget ternyata. 

Selesai gigi, udah bertekad bakal balik perawatan tulang. Semangat!

Meskipun sebenarnya keluhan sakit punggung dan pinggangnya bisa teratasi sih kalau gak males workout, asal tiap hari senam aja cukup. Meskipun kadang kan ada aja tuh malesnya. Tapi, sekarang udah fase tobat kok, udah mulai nerima lah dengan kondisi pertulangan ini, gak lagi merenung dan bertanya, kenapa aku Tuhan sambil mewek-mewek padahal mah emang dari dulu suka ngasal ngapa-ngapain gak merhatiin postur. Bedanya dengan orang normal ya sangat rentan aja dengan sakit punggung dan pinggang ini, apalagi aku kalau hari haid awal-awal berasa pingin rebahaan aja sambil body spa. Tapi ekspektasi sama realita kan gak selalu sejalan ya.

Sekarang pun aku gak ngerasa beban yang gimana juga sih buat workout ini, malah jadi trigger buat aku supaya rutin olahraga karena gimanapun kita mah emang harus olahraga kan. Nah, kaum rumahan kaya aku sih rutin workout aja, senam, stretching, aku rutinnya pake apps "Workout for Women" yang mana simple banget gak kebanyakan ngomong kaya video youtube gt kan. Workout nya dikategorikan juga dan singkat-singkat. Terus gambarnya juga kaya kartun gitu. Interface nya ok lah, dan gampang banget dipakenya. Siapa tau ada yang nyari referensi untuk workout dirumah juga. Sehat-sehat dan jangan mager ya kita semua! ;D

Salam, Nasha.

Mengawali tahun 2022 dengan menatap sedih halaman blog ini, karena ternyata tidak ada postingan sama sekali di tahun 2021 :'


But, how's life recently?


Great!


Saya merasa bertumbuh dan berkembang (udah kaya bocah aja istilahnya) jauh di 2021 lalu. If someone ask me, how's 2021 mostly about? I'm gonna answer LOVE!

It's all about Love!


Di 2021 saya belajar untuk mulai menerima, menerima diri sendiri apa adanya, kurangnya, lebihnya, lukanya, kenangannya. sakitnya, pelajarannya, semuanya dipeluk, diterima. Berdamai dengan segala kondisi, semua perkara. Belum seluruhnya, namun perlahan-lahan. Satu persatu.

Mulai dari diri sendiri.

Lalu mulai memperbaiki. merawat, mempedulikan, menyayangi, menjadikannya utama. Karena prinsipnya, dengan diri yg dicinta yang mampu memberi cinta, mengekspresikan juga pada mereka (eh, seru juga nih tar dibahas lg! ;D)


Seiring berjalan dengan itu, saya mulai sedikit demi sedikit memahami bagaimana kita seharusnya menjadi bagian dari kehidupan ini. Seperti yang telah disebutkan dalam QS 28.77 bahwa kita seharusnya menebar kebaikan dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Makin ke sini, makin banyak warning tentang kerusakan bumi yang kita bikin selama bergenarasi, dan sampai sekarang gak jelas titik stop atau penurunannya. Memprihatinkan, gimana makhluk bumi lain harus mengalah karena keserakahan kita untuk eksploitasi sumber daya. Hutan yang dibabat, mereka yang kekurangan makanan, tergusur tempat pindahnya. Suhu yang meningkat, mereka juga yang kesusahan beradaptasi. Sedangkan kita, masih sibuk dengan penumpukan nominal angka.


Kalau saya coba pahami sih, sebenarnya ini berakar dari kita yang gak pernah merasa cukup. Ikan di laut itu juga dimakanin kok sama ikan lebih besar (langsung ambil contoh paus deh), tapi ya secukupnya kebutuhan si paus itu kan. Sedangkan kita cenderung takut kekurangan, sehingga ambil sebanyak-banyaknya. Apalagi kalau harga murah, ambil lebih banyak dari yang dibutuhkan, lalu kadang kekenyangan atau bahkan terbuang sia-sia, mubadzir..

Pola ini dilakukan oleh milyaran orang secara berulang..

Gimana gak habis itu sumber daya.


Gak ada yang salah dengan proses distribusi makanan atau barang kita, karena kita bukan paus yang tiap makan harus berburu dulu. Kita mencari makan dengan uang, dengan bertukar manfaat. Tapi, yang perlu kita mulai sadari adalah berlaku cukup.


Hidup Cukup. Cukup dengan apa yang dipunya. Cukup dengan bagaimana yang dibutuhkan. 


Mampu bukan berarti harus. Murah bukan berari diborong. Gratis bukan berarti bisa disia-siakan.


Mulai deh pikirin barang yang sampai di kita itu punya proses yang panjang untuk bisa kita pakai. Dari nasi yang kita makan sehari-hari aja deh, perlu bulanan untuk ditanam, dipanen, diolah, dan dimasak kan. Dan bukan hanya itu loh, butuh banyak lahan hutan yang dialih fungsikan menjadi sawah, gak tau deh berapa banyak hewan yang tergusur atau kehilangan sumber makanan dan beradaptasi lagi. Jadi, sebenarnya gak ada barang yang benar-benar murah. Menurut saya, harga suatu barang itu gak mencerminkan nilainya. Baran yang kita anggap cuma itu, butuh pengorbanan banyak yang gak bisa kita ganti. Jadi, jangan mentang-mentang kita mampu beli dengan harga barang itu, kita jadi merasa memiliki barang itu dan memperlakukan semena-mena. Beli beras, ditumpuk karena mampu, dimasak, lalu dibuang-buang (Hey, aku!)


Itu baru beras loh ya. Belum lagi barang yang gak hilang setelah dibuang. Mention it, plastic! Semua barang sih sebenarnya. Kita buang bukan berarti hilang kan. Jadi limbah, makan tempat lagi, mengotori alam lagi, ntah darat, sungai, laut, bahkan udara! Mikirin gini nih bikin pingin sungkem sama segala makhluk yang kena imbas kelakukan kita :" Astgahfirullah..


Telat sih, tapi better than not at all. Mulai deh (iya, aku!) tolong perpanjang umur barang, pakai sampai habis, pakai sampai rusak. Perpanjang umur barangnya, dirawat, biar bisa dipakai lama atau dimanfaatkan sm orang lain. Terus, kurangi deh pakai barang yang makenya bentar trus lama nyampahnya (again, plastic). Kontrol deh keimpulsifan buat belanja, cek dulu ini barang udah ada apa belum, beda modelan doang apa fungsinya juga beda, belinya karena perlu apa buat lucu-lucuan aja.


#HidupCukup


Bakal sering pake tagar #HidupCukup ini, untuk self reminder juga kalau apa yang ada di aku sekarang ya itu yg aku butuh. Secure dengan itu, jadi gak minder lihat orang yang rumahnya berkapling-kapling karena dengan rumah 100an ini aja udah cukup dengan kebutuhanku. Gak tersinggung juga kalau ada orang yang komen, kok barangnya masih yang itu, karena aku sadar ada nilai lebih penting yang aku jaga daripada sekedar menjawab komenan orang. 

Bahkan Rasulullah udah menyampaikan lama loh, makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. kalau mau diperluas mungkin bukan hanya tentang makan, tentang kita yg gak perlu berlebihan dalam konsumsi apapun. Seperlunya, secukupnya.

Jadi, kalau mau mengambil menggunakan, membeli barang yang diingat ya prinsip itu. Butuhnya apa, berapa, yang bagaimana cukupnya. Bukan semata faktor ekonomi, harganya murah terus beli banyak, yang ujung-ujungnya konsumsi berlebihan ataupun mubadzir. 


Btw, this series from Netflix (dan juga ada di youtube resminya) is a must-watch series for all humankind on earth!!!

https://www.youtube.com/watch?v=GfO-3Oir-qM


Salam, Nasha.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kenalan Dulu, yuk!

Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

Follow @salamnasha

POPULAR POSTS

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Hubungi Aku di sini

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement

Label

family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

Daftar Tulisan

  • ►  2025 (24)
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (5)
    • ►  Maret 2025 (4)
    • ►  Februari 2025 (5)
    • ►  Januari 2025 (5)
  • ►  2024 (41)
    • ►  Oktober 2024 (4)
    • ►  September 2024 (8)
    • ►  Agustus 2024 (5)
    • ►  Juli 2024 (5)
    • ►  Mei 2024 (5)
    • ►  April 2024 (3)
    • ►  Maret 2024 (5)
    • ►  Februari 2024 (3)
    • ►  Januari 2024 (3)
  • ►  2023 (117)
    • ►  Desember 2023 (10)
    • ►  November 2023 (10)
    • ►  Oktober 2023 (10)
    • ►  September 2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (10)
    • ►  Juli 2023 (10)
    • ►  Juni 2023 (11)
    • ►  Mei 2023 (12)
    • ►  April 2023 (8)
    • ►  Maret 2023 (10)
    • ►  Februari 2023 (8)
    • ►  Januari 2023 (8)
  • ▼  2022 (31)
    • ►  Desember 2022 (6)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  Oktober 2022 (4)
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (3)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (3)
    • ▼  Januari 2022 (2)
      • 2021 Love pt.1 - Skoliosis, Menghadapi dan Mengata...
      • 2022 #HidupCukup
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Oktober 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (1)
    • ►  Juni 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (2)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (4)

BloggerHub Indonesia

Tulisanku Lainnya

Kompasiana Kumparan

Popular Posts

  • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Trending Articles

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes