Bahas Tuntas "Little Women", Kecenderungan Orang dengan Uang dan Kekuasaan

Little Women ini merupakan drama sepanjang dua belas episode yang tayang di TvN dan Netflix dengan genre mystery family drama. Not my cup of tea genre sebenernya, tapi ternyata worth to try banget. Episode terakhir sudah tayang pada Hari Minggu lalu dengan rating tertinggi sepanjang penayangan drama tersebut, dan sampai sekarang masih menduduki Peringkat 1 di Acara TV Teratas Indonesia. Drama yang cukup bikin overthinking setiap minggunya, tapi lumayan puas dengan penyelesaian di endingnya. Hampir semua elemen dijawab di akhir cerita. Sebelum bahas lengkap tentang dramanya, kenalan dulu yuk sama tokoh utama di dalamnya.



Tiga Perempuan Tokoh Utama

Drama ini bercerita tentang kehidupan tiga orang bersaudara atau yaitu Oh In-Joo (Kim Go Eun), Oh In-Kyung (Nam Ji-Hyun), dan Oh In-Hye (Park Ji-Hoo). Mereka memiliki seorang ibu, dan seorang ayah yang tinggal di luar negeri. Sebenarnya mereka juga memiliki seorang saudara lagi, namun meninggal karena tidak tertolong saat sakit. Alasannya karena gak punya uang untuk berobat. Iya, ini cerita tentang kehidupan keluarga miskin yang bahkan tinggal di bagian atap bangunan. Ceritanya dimulai dari masing-masing bersaudara ini berkaitan dengan keluarga terkaya di Korea sana. Oh In Joo kerja di bagian pembukuan di perusahaan mereka. In Kyung sebagai reporter menyelidiki kasus yang berhubungan dengan keluarga itu khususnya si kepala keluarga yang juga calon walikota, Park Jae-Sang. Serta In Hye yang jadi teman dekat dan satu-satunya dari anak tunggal mereka, Park Hyo Rin. Di dunia nyata sih kebetulan begini nih kecil banget kemungkinan terjadinya kan, tapi mari kita nikmati aja. 

Setelah perkenalan, konflik dimulai dengan ditemukannya satu-satunya rekan kerja In-Joo, Jin Hwa-Young tewas gantung diri di dalam lemari di rumahnya, berpakaian mantel lengkap dengan stiletto merah. Disana juga ditemukan sebatang bunga berwarna biru. Dari sini mulai banyak ditemukan hal-hal yang aneh, mulai dari barang mewah yang banyak sekali ditemukan di dalam rumah tersebut, hingga dana perusahaan yang digelapkan Hwa-Young sebesar 70M Won atau setara dengan Rp754.142.844.000,00 (bacanya tujuh ratus lima puluh empat milyar seratus empat puluh dua juta seterusnya ya bestie)



Panik gak? Panik lah, masa nggak! Apalagi In-Joo juga tiba-tiba dapat pemberian 2M yang mana bikin lebih panik lagi, karena uang ini kan juga dicari-cari sama orang yang merasa punya. Mau dilaporin kok sayang, nggak dilaporin tapi bukan punya kita, mau diperjuangin ya sungguh sulit, mau dibawa kabur tapi adik-adiknya susah diajak kerja sama juga. Akhirnya dari kegalauan itu, In-Joo setuju untuk ikut menyelidiki tentang keseluruhan dana ini, dan tentang kematian rekan kerjanya, Hwa-Young, bersama Direktur Shin dan Choi Do-Il (Wi Ha-Joon). Iya, disinilah mereka bertemu dan memulai hubungan yang kita gak tau apa itu. 


Mulai Konfilk dan Penyelidikan yang Berbahaya

Penyelidikan yang dilakukan In Joo ini menghasilkan banyak hal baru yang dia ketahui, membuat In-Joo semakin yakin dengan keterlibatan orang lain yang lebih berkuasa. Ternyata penyelidikan yang sama juga juga dilakukan oleh adiknya, In Kyung, meski pada awalnya bukan dengan tujuan yang sama, tetapi ternyata objek yang mereka selidiki adalah hal yang sama, yaitu tentang penggelapan dana yang dilakukan oleh keluarga si Park Jae Sang, calon walikota yang juga berencana maju terus sampai jadi presiden itu. In Kyung dengan semangat idealis sebagai reporter ini gak mau menyerah meskipun ini penyelidikan berbahaya, dan udah dibujukin untuk kabur juga sama kakaknya, In Joo. Dia merasa perlu menyampaikan ke publik tentang siapa sebenarnya Park Jae-Sang. 

Usaha seorang rakyat keras kepala melawan tokoh dengan kekuasaan dan uang dimana-mana gini tentu gak mudah dan jadi sangat berbahaya ya. Mulai dari hilangnya adiknya, lalu terbunuhnya narasumber, anggota keluarga, pemberhentian dari media tempat dia bekerja, dan seterusnya. Ini bikin aku tersadar (lagi) tentang gimana berkuasanya uang itu. Juga bikin aku ngerti sih kenapa ya orang yang udah kaya dengan bisnisnya mau repot-repot ke politik 'ngurusin' rakyat? Oh ya, ternyata ujung-ujungnya dengan kekuasaan yang mereka punya, mereka bisa menambah kekayaan lagi. Sampai aku bingung, mau sekaya apalagi sih? Emang buat apa banget sih sebanyak itu duitnya? :'')

Bahaya gak cuma mengintai si reporter In-Kyung, tapi juga In-Joo yang tidak tau apa-apa. In-Joo yang tiba-tiba namanya terseret ke mana-mana. Tiba-tiba uang yang diselundupkan ditemukan, tapi ada di rekening atas nama dia. Tiba-tiba jadi punya harta dan kehidupan lain di Singapura sana. Tiba-tiba dia di ada dalam skenario kabur ganti identitas ke negeri mana aja. Tiba-tiba dia hampir terbunuh juga. Tiba-tiba dalam tiap bahaya eh ada yang muncul menolongnya :') Iya, Choi Do-il orangnya.


Lalu, gimana kabar adik bungsu mereka, In-Hye? Setelah menolak pemberian kakak-kakaknya dan bersikap rada menyebalkan di awal-awal, In Hye akhirnya paham kalau keluarga sempurnanya Park Jae-Sang yang dia lihat dari luar itu gak sempurna sama sekali. Dengan tinggal dirumah itu, hidup dengan Park Hyo-Rin anak tunggal pasangan Park Jae-Sang dan Won Sang-A, dia jadi paham gimana mengerikannya keluarga itu, dan jadi mengasihani Hyo-Rin. Dari sini persahabatan mereka semakin erat dan mereka jadi saling membantu. Makin lama malah In-Hye ini terlihat makin dewasa dan tenang dengan situasi yang dia hadapi. 

Komunitas Jeongran

Semua ini ternyata bermula dari sekelompok orang yang merupakan prajurit Korea dalam perang di Vietnam, mereka diketuai oleh Won Gi-Seon yang adalah ayah dari Won Sang-A. Sekelompok orang ini merasa telah dikhianati oleh negara mereka, dan berencana untuk balas dendam. Mereka menamai diri mereka dengan Komunitas Jeongran, yang disimbolkan dengan bunga penemuan mereka saat berpenag dulu, yaitu Anggrek Biru. Anggrek yang katanya sangat langka bahkan udah punah tapi berhasil dibudidayakan di rumah Won Gi-Seon itu sendiri. Anggrek yang terus ditemukan di kematian-kematian gak wajar yang ternyata saling berhubungan. Komunitas ini balas dendam pada negara dengan melakukan banyak sekali penggelapan dana, yang terbesar adalah dengan 'membangkrutkan' sebuah bank. Kasus yang mengharuskan beberapa orang membunuh dan terbunuh, bahkan hanya menyisakan satu orang dari anggota asli komunitas ini, yaitu Won Gi-Seon yang hanya terbaring gak sadar di rumah sakit. Kasus yang dengan kekuasaan dan uang yang mereka miliki, bisa berlalu dan ditutupi selama bertahun-tahun.


Penggelapan uang selama dua puluh tahun itu tercatat rapi dalam sebuah buku kas, yang juga menyebabkan terbunuhnya beberapa orang lagi, termasuk Direktur Shin saat akan menyerahkan bukti tersebut ke pengadilan dan kakak Won Sang-A yaitu Won Sang-Woo, yang katanya berkorban untuk mendapatkan barang bukti. Ribet banget emang urusan duit orang-orang ini.

Kecenderungan dengan Uang dan Kekuasaan


Bagian yang rada miris buatku sih si Park Jae-Sang , dia yang seperti tokoh utama dibalik semua kejadian eh ternyata juga cuma salah satu boneka dari dalang sebenarnya. Mana endingnya cuma gitu doang. Mungki beberapa ada yang mempertanyakan ya, karena kan dia udah tau aturan di Jeongran itu gimana, kalau udah nerima anggrek biru harus apa. Pendapat pribadiku kenapa sampai dia dapet anggrek biru itu, karena dia udah gak bisa lagi mencapai tujuannya. Mungkin, di step ini karena kasusnya baru terungkap, dia bisa memenangkan hitung cepat pemilihan walikota, tapi dengan pemberitaan apa yang dia lakukan dengan bukti valid video gitu, jalan ke depan gak bakal mulus lagi. Boro-boro jadi presiden. Gak ada gunanya lagi, udah. 

Disisi lain, dia juga jadi pembuktian kalau apa yang bukan milik kita gak akan bisa kita dekap selamanya. Meskipun dia berusaha jadi pembuktian kalau serendah apapun tempat kita berada, kita bisa aja mencapai tempat tertinggi, seperti yang disebut di pidato Won Gi-Seon, tapi ya ujung-ujungnya dia sampai disitu aja.  

Kalau lihat Won Sang-A ini aku jadi ingat kalimat, orang yang menyakiti itu adalah orang yang sakit. Orang yang menyedot energi orang lain itu karena kekurangan energi. Kalimat yang bikin aku melihat orang yang kejam itu dengan mempertanyakan luka apa yang dia pendam sampai bisa segitu kejamnya. Luka yang Sang-A dapat saat menjadi anak, luka dan momen yang dia terus ulang dengan melukai, mengorbankan orang lain. Penyebab utamanya sederhana kan sebenernya, karena dia sebagai anak mau sama ibunya. Tapi dengan perasaan yang terpendam gitu, puluhan tahun berlalu, dia tumbuh jadi orang dewasa yang gak 'normal'. Orang tua nya juga udah sakit sih ini menurutku. Gak paham dengan keputusan dan jalan yang mereka ambil. Sampai sini, masih mau menyepelekan parenting?


Akhir Cerita yang Menyelesaikan

Akhir cerita ditutup dengan cukup memuaskan sih buatku. Pertanyaan yang gantung pas di awal dan sepanjang drama dijawab dengan rapi di akhir episode. Terjawab ya Choi Do-Il itu ternyata bisa dipercaya, karena sepanjang episode kita, aku, dibikin bingung, mau percaya tapi takut plot twist. Gak percaya tapi kok ya dia muncul bak pahlawan terus. Terjawab juga kenapa sih Komunitas Jeongran ini, awal mulanya kenapa dan gimana sampai sebegitunya. 

Hal penting yang bisa kita pelajari dari sini, adalah bahwa apa yang kita dapatkan itu perlu pengorbanan perjuangan. Mau banyak uang, ya kerja. Mau kaya, ya kerja kerja kerja ditambah bisa mengelola uangnya. Ada gak yang gak kerja tapi kaya? Ya ada. Ada gak yang udah kerja kerja kerja tapi gak kaya-kaya juga? Ya ada. Tapi secara garis besar, kita gak bisa serta merta mendapatkan sesuatu tanpa membayarnya. Hyo Rin kayanya beruntung banget ya lahir kaya raya, terlihat harmonis orang tuanya, tapi kenyataannya dia tidur dengan obat, ada masalah cuma bisa diam nangis nyiletin tangan di kamar. Kenyataannya orang yang terihat sukses banget itu, cuma punya berapa jam buat tidur. Banyak hal yang gak sempat dan terlewatkan. Kalau kamu mending goleran daripada lari, ya udah nikmati aja. Kita gak bisa mendapatkan sesuatu tanpa kehilangan sesuatu dulu. Gak bisa kita dapat semuanya, cukupkan aja apa yang didapat apa yang hilang, jangan serakah. Tersadar aku pada kalimat, kalau kamu gak siap berjuang sekeras itu, gak usah mimpi punya sebanyak itu. 

Apa semua orang kaya itu gak bahagia? Ya tentu tidak bestie. Tapi gak ada yang sempurna. Kita cenderung melihat yang bisa dilihat, materi, harta, kekayaan. Kalau di bagian itu banyak lebihnya, berarti ada bagian lain yang jadi kekurangan, yang berarti gak kita lihat. Kalau orang kayanya dengan mengorbankan kualitas hubungan atau kesehatan mentalnya, ujung-ujungnya gimana bisa bahagia. Tapi kalau emang tujuannya menumpuk harta, kita bisa apa? Sama juga, kalau kamu mengutamakan sehat jasmani rohani, hidup tenang, terus hartamu gak bertumpuk-tumpuk, yaudah juga gapapa kan. Itu pilihan masing-masing orang. Sama kaya Park Jae-Sang, dia tau dari awal kalau dia keluarga ini demikian, tapi kan emang tujuannya bisa 'naik' dan tinggal di rumah itu, apapun resiko dan hal yang harus dia hadapi. Karena aku hanyalah rakyat jelata pada umumnya, aku gak tau sih, kekuasaan orang terkaya itu emang bisa segitunya atau nggak. Tapi dengan banyaknya kasus suap, korupsi, kejahatan yang viral dulu baru diselidiki, kayanya kenyataan bisa sebegitunya ya. Mengerikan.

Hwa-Young yang akhirnya dihukum pun mengingatkan kita kalau melakukan sesuatu itu perlu semua kebaikan. Biarpun dia mengungkapkan penggelapan dana yang mana adalah hal baik, lalu berbagi juga ke bestienya yang mana juga adalah hal baik, tapi dilakukan dengan niat dan cara yang gak baik, ya ujung-ujungnya gak baik juga. Jangan sampai kebaikan-kebaikan yang susah payah kita upayakan, tercoreng dengan satu ketidakbaikan yang kita selipkan.


Kalau soal keluarga, penokohan di drama ini juga bagus. Gimana In-Joo yang banyak gak taunya ini tapi akan berjuang sangat keras buat kelaurganya, mungkin karena dia tau ya uang gak punya jadi ya keluarga doang nih yang dia punya. Mungkin karena dia paham ya, kalau keluarganya udah semiskin itu, jadi dia mengusahakan adiknya gak se'menderita' dia. Beda lagi sama In-Kyung, anak kedua ini biasanya gak sesusah anak pertama, apalagi dia 'dititip' ke saudara neneknya, dengan gigihnya, dia bisa fokus belajar dan jadinya yang paling pinter. Karena fokusnya cuma belajar, dia jadi berani untuk berjuang atas apa yang dia yakini benar. Nah, tokoh yang paling mengagumkan tapi agak terlewat ini si In-Hye. Anak paling kecil yang tau gimana perjuangan kakak-kakaknya, diam-diam tapi ngerti kondisi keluarga, sampai gak mau menerima lagi kebaikan saudaranya, karena gak mau mereka kesusahan dan karena gak tau nanti balasnya gimana. Kalimat yang dia lontarkan juga tepat dan bikin manggut-manggut sih menurutku, pembawaan yang tenang, kalimat cerdas, wah!

Secara keseluruhan dramanya ya, hal utama yang perlu kita ingat adalah ini drama, jadi segala kebetulan itu abaikan aja. Semua kebetulan Choi Do-Il yang selalu beberapa langkah didepan dan terus menjadi sayap pelindung In-Joo yaudah nikmati aja. Mungkin ada juga yang menyayangkan endingnya dalang utamanya yang gitu 'doang', tapi kalau dibikin lebih panjang lagi, dengan uang dan kekuasaan dia yang sebegitunya, aku ngeri dia bikin skenario lain lagi sih. Buat penokohannya apik, melengkapi, dan aku belajar banyak. Jalan ceritanya juga jelas, plot twistnya mantep, jadi ini cerita yang menghibur dan mencerminkan kita sebagai manusia juga. Masing-masing kita memperjuangkan nilai yang berbeda-beda. Cuma kita yang tau apa yang paling penting buat kita. 



Salam, Nasha

0 Comentarios

Mau nanya atau sharing, bisa disini!