Mengenal Post Holiday Blues agar Sehat dan Semangat Usai Libur Lebaran

Libur tlah usai.. libur tlah usai.. waduh.. waduh...

Mungkin itu sepenggal yang akan kita senandungkan di weekend terakhir sebelum benar-benar kembali ke rutinitas semula paska libur lebaran ini. Bahkan ada yang tidak menambah cuti dan memulai rutinitasnya kembali sejak tiga hari lalu mengikuti cuti bersama dari pemerintah. Memaksakan diri kembali ke perantauan setelah beberapa hari dihabiskan di kampung halaman.

Seharusnya setelah liburan apalagi yang cukup panjang begini, kita merasa sangat semangat, usai recharged energi. Punya energi yang penuh untuk menghadapi hari setelah istirahat dan jeda beberapa saat. Tapi kenapa ya kita malah merasa tidak bersemangat dan enggan kembali ke rutinitas? Apalagi berbagai penyakit yang medekat, rasanya ingin menambah liburan!

Photo by Nubia Navarro (nubikini) in Pexels, Edited by Canva


Post Holiday Blues

Ternyata ada suatu kondisi yang diistilahkan dengan post holiday blues atau vacation blues, dimana pekerja tidak merasa semangat dan tidak produktif dalam melakukan pekerjaannya. Sindrom ini juga memiliki beberapa gejala seperti cemas berlebih, perasaan sedih, sulit berkonsentrasi, sult tidur, serta mudah lelah. Cukup banyak artikel yang membahas mengenai vacation blues ini, karena sindrom ini menyerang banyak pekerja di Amerika setelah libur musim dingin dimana produktivitas mereka bekerja menjadi terganggu.

Dalam salah satu artikel yang dirilis oleh Better Up, vacation blues disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

- Financial Stress, adalah tekanan akibat banyaknya pengeluaran setelah liburan. Liburan berakhir baru sadar deh saldo yang tersisa. Ini hal yang wajar mengingat liburan memang sumber pengeluaran yang cukup besar, namun kondisi ini bisa dicegah salah satunya dengan membuat anggaran mulai dari ramadhan hingga lebaran. 

- Perasaan kehilangan akibat hilangnya kebersamaan dengan keluarga dan kerabat yang mengelilingi di waktu lebaran lalu.

- SAD (Seasonal Affacetive Disorder) sebagai dampak dari perubahan suasana dan pola kegiatan harian saat liburan dan setelah liburan.

- Kesehatan mental, sindrom post holiday blues akan lebih berdampak bagi mereka yang memang meiliki masalah kesehatan mental sebelumnya. Ini merupakan sign untuk segera konsultasi pada ahlinya.


Mengetahui kondisi ini, kita bisa melakukan beberapa cara untuk mencegah agar libur lebaran ini tidak membuat kita terkena sindorm post holiday blues. Beberapa cara yang bisa kita coba adalah:

- Ungkapkan apa yang dirasakan

Pilih waktu dimana kamu bisa benar-benar sendiri dan melihat ke dalam diri, untuk mengetahui apa yang benar-benar kamu rasakan. Bisa tuliskan atau bicarakan dengan orang terdekat. Tuliskan apa yang dirasa, lalu apa yang penyebabnya, hingga apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Jika merasa sendiri karena kehilangan kebersamaan, maka coba untuk lebih rutin melakukan video call atau buat janji temu dengan keluarga atau kerabat yang tidak berjauhan. Tyliskan apa saja langkah-langkah yang bisa dilakukan. Tuliskan apa yang ingin didpatkan dari pekerjaan. Tuliskan apa yang mengganggu pikiran. Menulis dipercaya ampuh untuk mengurai keruwetan isi kepala, yang nantinya juga akan membantu melegakan perasaan kita. 

- Berlatih Sadar

Setelah mengungkapkan segala yang dirasa, dan menulis langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasinya, kita juga perlu menyadari bahwa liburan memang waktu menyenangkan yang jauh lebih singkat daripada aktivitas rutin kita. Penting untuk diingat bahwa segala hal ada masanya dan akan berlalu. Pekerjaan ini juga akan berlalu dengan datangnya weekend, dengan adanya tanggal merah, dengan hadirnya liburan berikutnya. Semangati diri untuk berjuang dari hari ke hari, mencapai apa yang diinginkan melalu pekerjaan ini.  

- Salurkan Energi ke Aktivitas Lain

Saat terkena sindrom liburan begini, mungkin rasanya kita tidak memiliki tenaga untuk melakukan apa-apa. Rasanya hanya ingin rebahan sambial menonton tv atau scrolling hp. Eits, sebelum melanjutkan ada baiknya kita sedikit memaksa tubuh untuk bergerak. Salah satu yang paling ampuh adalah berolahraga, silahkan pilih satu dinatara ribuan pilihan cabang olahraga yang ada. Menggerakkan tubuh bisa memicu produksi hormon endorfin yang akan mendorong kita untuk kembali bersemangat beraktivitas.  


Penyakit Usai Liburan

Bukan hanya kondisi mental seperti sindrom vacation blues, namun berbagai penyakit yang menyerang tubuh juga mengintai usai liburan. Ini bukan hal yang aneh mengingat intensitas pertemuan kita dengan orang lain meningkat tajam, apalagi tanpa diiringi dengan protokol kesehatan. Pertukaran virus dan bakteri jadi lebih mudah terjadi. Belum lagi, aneka makanan yang disajikan, dengan perasaan gembira, seleksi makanan yang masuk ke tubuh jadi lebih sulit dilakukan. 

Berbagai penyakit itu antara lain:

- Radang Tenggorokan

Mayoritas radang ini disebabkan oleh makanan yang tidak lagi teratur. Bisa jadi terlalu pedas, terlalu panas, terlalu dingin, terlalu berminyak, atau terlalu banyak macamnya. Hal ini memicu radang sebagai bentuk protes tubuh dari aneka makanan yang dimasukkan ke dalamnya. Apalagi jika kebutuhan cairan berkurang, air putih yang digantikan dengan minuman manis. Semakin menjadilah radangnya. 

- Diare

Bagian tubuh kedua yang protes dari makanan yang kita konsumsi adalah pencernaan. Tubuh yang biasa dimasuki oleh makanan teratur yang dijaga kandungannya, akan lebih dahulu protes dibandingkan tubuh yang sudah terbiasa dengan makan sembarangan. Jadi ini tidak berarti tubuh yang biasa dijaga makannya jadi lebih lemah ya, ia hanya lebih cepat bereaksi karena tidak lagi bisa mentolerir konsumsi makan semabarangan. Caranya tentu dengan mengeluarkan melalui kotoran terus menerus. 

- Nyeri Otot

Biasanya ini disebabkan karena kurangnya gerak tubuh atau beban perjalanan yang cukup panjang. Bukan hanya itu, pola makan yang tidak tepat juga bisa mengakibatkan nyeri otot. Sebaiknya meskipun liburan, kebiasaan berolahraga jangan sampai ditinggalkan, bahkan harusnya ditingkatkan mengingat konsumsi makanan yang seringnya mengikuti nafsu bukan lagi kebutuhan. Membakar kalori dan lemak yang masuk dari makanan, bisa dilakukan dengan olahraga. 

- Diabetes, Kolesterol, Hipertensi, dsb

Selain penyakit-penyakit 'ringan' diatas juga ada beberapa penyakit yang bisa jadi terpicu akibat liburan lalu. Konsumsi makanan manis berlebih memicu diabetes, konsumsi makanan tinggi lemak jahat akan mendorong tingginya angka kolesterol, atau makanan yang terlalu asin bisa memicu tekannan darah tinggi (hipertensi). 

Untuk yang merasakan berbagai gejala berkelanjutan, ataupun tanpa gejala tapi menyadari makanan yang masuk banyak yang keliru, disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah guna mengetahui angka pasti kadar tekanan darah, kolesterol, hingga gula ini. Banyak laboratorium yang menawarkan paket promo selepas lebaran untuk pemeriksaan sindrom metabolik juga medical check up. Ada yang menawarkan paket before after lebaran, ada juga yang one time check. Bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran kita masing-masing.  

Photo by Pixabay in Pexels


Liburan, pada akhirnya merupakan suatu rentang waktu yang akan berlalu dan insyaAllah akan terjadi lagi. Mengingat ini seharusnya bisa membuat kita sadar mengelola kehidupan secara keseluruhan, entah itu saat liburan ataupun setelah liburan. Tidak apa semangat kadang bisa naik ataupun turun, namun menjaga kesehatan dan semangat beraktivitas penting kita lakukan supaya tetap bisa menebar manfaat kebaikan. Beberapa tips yang bisa kita coba antara lain:

- Buat to-do-list yang masuk akal dan bisa dilakukan

- Mulai pelan-pelan tidak perlu langsung paksa target tinggi

- Beberes, merapi-rapikan rumah hingga area kerja

- Bercengkrama dengan rekan kerja

- Lakukan hobi yang bisa menambah semangat 



Salam, Nasha

0 Comentarios

Mau nanya atau sharing, bisa disini!