Dari Anak Muda, Kepada Pembuat Kebijakan, tentang Hutan dan Iklim Masa Depan

Pembicaraan tentang alam tidak akan pernah kita urungkan, selagi belum ada kebijakan yang benar-benar menjadi jawaban. Selagi kebijakan-kebijakan yang ada masih melanggengkan energi perusak lingkungan dan justru mempersulit usaha untuk mendayagunkan energi ramah lingkungan. Kita sebagai anak muda, yang katanya memiliki peran penting dalam kehidupan suatu bangsa, yang masih punya perjalanan panjang, harus bergerak cepat dan tepat, mewujudkan harapan kita sesungguhnya tentang kehidupan dimasa yang akan datang.



Harapan Pemuda atas Penangan Isu Iklim

Oktober bisa dikatakan sebagai bulan kita mengingat sejarah bangsa yang tercipta berkat tangan pemuda. Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober tersebut terus diperingati untuk kita semua menyadari pentingnya persatuan semangat pemuda dalam meraih cita-cita bangsa. Merujuk pada UU, pemuda sendiri merupakan warga Indonesia yang berusia 16-30 tahun. Dengan rata-rata harapan hidup orang Indonesia adalah 60 sampai 75 tahun, berarti jika kita persingkat, masih ada lebih dari setengah perjalanan kehidupan yang akan ditempuh pemuda di tanah Indonesia ini. Inilah mengapa harapan pemuda tentang masa depan yang akan dijalani menjadi kian penting.

Sebenarnya, mewakili salah satu dari jutaan pemuda Indonesia, harapan saya terhadap bangsa ini tidaklah rumit. Hanya ingin mendapatkan hak sebagai warga untuk bisa hidup layak. Namun, mungkin dengan kondisi bangsa kita sekarang, perjalanan mewujudkannya tidaklah semudah itu. Tetapi, jika kita lihat ke belakang, mendapatkan hak kebebesan dengan merebut kemerdekaan dari penjajah saja kita bisa, aplagi untuk mendapatkan hak untuk hidup layak.

  • Hak Dasar Hidup berupa Udara dan Air Bersih

Inginnya hidup di kota besar dengan akses hampir tak terbatas pada semua fasilitas, namun sayang untuk udara sehat saja harus kita upayakan sendiri, salah satunya dengan mandiri membeli air purifier. Itupun terbatas di dalam ruangan saja. Kalau keluar rumah harus siap sedia dengan peralatan medis yang dibeli sendiri, masker. Setidaknya dua itu yang paling dasar perlu kita miliki, dengan kualitas udara tidak sehat tersebut. Ini menjadi hal berbeda dengan kehidupan di daerah dengan kualitas udara pada indikator sehat berwarna hijau.

Namun untuk air bersih, ini menjadi isu yang hampir merata di seluruh Indonesia. Setidaknya dikota manapun kita berada di Indonesia, air yang diminum adalah air mineral kemasan yang perlu kita beli di toko terdekat, kan? Padahal air minum adalah kebutuhan hidup dasar manusia. Sebagian wilayah mengalami kondisi yang cukup parah, mereka kesulitan mengakses air bersih yang bisa digunakan untuk membasuh. Bisa jadi air memang sangat sulit hingga kekeringan, bisa jadi pula airnya keruh, berwarna, atau berbau. 

Kedua hak itu saja dulu dijadikan prioritas dalam pembuatan kebijakan, akan menjadi sangat berarti untuk kita sebagai warga Indonesia. Bisa menghirup udara yang minim polusi, bisa mengakses air bersih, bisa menikmati hak-hak dasar kehidupan tanpa kita berlomba-lomba memenuhinya sendiri.

  • Tempat Tinggal yang Layak

Tempat tinggal bukan hanya rumah namun juga seluruh lingkungan. Polusi yang semakin merajalela juga telah mengotori tanah yang kita injak, mencemari makanan dan minuman yang kita konsumsi, menurunkan kualitas hidup kita dan keluarga. Tumpukan sampah yang tidak diolah selain mengganggu dengan baunya juga menimbulkan berbagai macam penyakit. Lagi-lagi, kita yang perlu berupaya mandiri untuk mengkonsumsi multivitamin agar daya tahan tubuh meningkat. Inginnya mengkonsumsi bahan makanan yang lebih sehat, tapi sayangnya harganya jauh lebih mahal, dan lebih sulit didapatkan. Tentu saja, setelah air dan udara kita berharap dapat tinggal di tempat yang layak huni dengan makanan yang layak konsumsi.

  • Energi Terbarukan

Tentu saja kita butuh energi untuk hidup. Apapun yang kita lakukan, apalagi dengan kepadatan penduduk, tingginya mobilisasi, dengan banyaknya macam kegiatan kini. Pilihan kita untuk tetap bisa beraktifitas dalam jangka panjang adalah dengan menggunakan energi yang terus bisa diperbarui, bukan energi yang bisa habis dan merusak lingkungan.

Kebijakan harus disusun sedemikian rupa agar berpihak pada energi terbarukan. Sumber energi yang bisa habis harus diminimalisir karena dampaknya negaifnya sudah sangat panjang. Lagipula bagaimana jika suatu hari nanti energi tersebut habis? Dengan sisa yang tidak banyak lagi tersebut, sudah sangat mendesak bagi kita untuk mulai beralih ke energi terbarukan, sebut saja sumber energi sumber matahari, panas bumi, air, hingga angin. Kekayaan negeri ini memungkinkan kita utnuk benar-benar bisa mengganti sumber energi ke yang lebih ramah lingkungan. 

  • Pembangunan yang Merata

Dengan luasnya wilayah Indonesia, memang bukan pekerjaan ringan untuk meratakan pembangunan dari pusat ke pelosok, tapi bukan berarti tidak mungkin. Setidaknya harus ada fasilitas minimal yang merata di seluruh wilayah. Pembangunan yang mengutamakan lingkungan yang ditinggali penduduk, artinya pembangunan tersebut haruslah yang ramah lingkungan sesuai dengan kebutuhan penduduk lokal masing-masing. 

Pembangunan merata tidak berarti sama jenis fasilitas yang dimiliki dari sabang hingga merauke, tapi harus menyesuaikan dengan wilayah masing-masing. Wilayah kota misalkan, butuh area pengembangan bisnis, fasilitas umum penunjang dan akses kesehatan dan pendidikan yang terjangkau mendorong kemajuan peradaban disana. Namun, semua itu tidak serta merta dibutuhkan oleh penduduk di area hutan, mereka justru butuh kebebasan untuk bisa hidup tanpa campur tangan dari orang luar. Pembangunannya lebih diutamakan untuk akses kesehatan, pada hal-hal yang diluar dari kemampuan mereka selama ini. 

Membuat kebijakan dengan kondisi yang beragam di Indonesia ini memang cukup menantang, tapi jika kita tahu apa yang kita prioritaskan, dengan jutaan #MudaMudiBumi yang bersatu #BersamaBergerakBerdaya #TeamUpForImpact dengan semangat #UntukmuBumiku, Indonesia ramah lingkungan bukan hal mustahil untuk diwujudkan. 



Iklim Saat ini

Sudah berapa banyak kalimat yang mengeluhkan panasnya hari ini? Atau sudah berapa banyak uang yang dikeluarkan agar kita bisa menikmati suhu yang lebih nyaman dibawah mesin pendingin?

Faktanya, tahun 2021 lalu terjadi peningkatan suhu bumi hingga 0,85 derajat dan diperkirakan dapat menembus angka 1,5 derajat di tahun ini. Es di kutub terus mencair hingga gunung es hampir hilang seluruhnya dan es di kutub pada tahun ini telah mencatat rekor terendah yaitu hanya seluas 1,91 km persegi. Pemanasan global telah menyusutkan jumlah es di kutub sebanyak 12 hingga 13 persen dalam satu dekade terakhir. 

Suhu yang meningkat dan es yang turut mencair dalam jumlah fantastis ini mempengaruhi kehdiupan banyak makhluk. Pertama mereka yang tinggal di kutub seperti beruang kutub, jika biasanya mereka bisa mencari mangsa dengan berjalan diantara es dan sedikit berenang, kini energi yang harus mereka keluarkan untuk berburu menjadi lima kali lipat akibat terlalu banyak air yang harus dilalui untuk mendapatkan binatang seperti anjing laut. Tidak heran jika kita melihat mereka dalam kondisi kurus memprihatinkan.

Panasnya bumi juga membuat laut menjadi asam, akibatnya banyak terumbu karang yang tidak bisa bertahan, menjadi mati dan tidak bisa lagi menopang kehidupan berbagai ikan kecil di sekitarnya. Ini menjadi masalah yang serius bagi ekosistem laut, dimana tanpa terumbu karang, ikan-ikan tersebut akan sulit bertahan hidup, binatang tau kita yang biasa mengkonsumsi mereka juga menjadi kekurangan pasokan untuk dikonsumsi.

Belum lagi kekeringan yang lebih lama dari biasa dan cuaca yang semakin tidak pasti. Perubahan iklim tersebut mempengaruhi siklus kehidupan banyak fauna dan flora. Mereka yang biasanya berburu dan berkembang biak pada jadwal tertentu menjadi harus beradaptasi akibat perubahan iklim, tentu ini bukan hal mudah untuk mereka. Banyak dari makhluk hidup itu yang tidak bisa bertahan dan berujung pada kepunahan. Berbagai efek lainnya telah dirasakan oleh banyak makhluk hidup. Tanaman yang tidak bisa bertahan dengan semakin tingginya suhu, kehidupan binatang di daratan dan perairan yang terus terganggu, hingga berdampak pada kehidupan kita sekarang dan nanti. Iklim saat ini sudah sangat mendesak untuk diperbaiki. 


Para ilmuwan, PBB, juga petinggi berbagai negara termasuk presiden kita bahkan tidak lagi menyebut perubahan iklim saat ini dengan global warming, namun global boiling. Peningkatan suhu yang semakin tinggi akan beresiko langsung pada kehidupan manusia, setidaknya ratusan juga orang akan terancam kekurangan air, belasan persen populasi akan mengalami gelombang panas, serta ratusan rumah di daerah pesisir akan terendam banjir. Bukankah ancaman-ancaman itu perlahan mulai kita rasakan? Bayangkan bagaimana kehidupan kita di masa depan? Bagaimana anak cucu kita bisa tinggal nyaman dengan kondisi yang kian memprihatinkan?

Menangani Perubahan Iklim

Semoga sedikit ulasan tentang iklim dan lingkungan yang siliweran dimedia bisa sedikit mendorong kita untuk beradaptasi demi lingkungan. Sama dengan bentuk perubahan lainnya, mungkin akan terasa asing dan berat pada awalnya, tapi pelan-pelan pasti bisa. Ingat, dampaknya akan sepadan. Bumi membutuhkan tindakan kita. 

  • Ikuti Content Creator ramah lingkungan
Kalau masih bingung mulai darimana, mulai dari apa yang ada di genggaman kita. Gunakan social media untuk bergerak dengan nilai lingkungan, misalkan @lyfewithless atau @pandawaragroup. Melihat konten mereka dari waktu ke waktu bisa mengingatkan kita tentang tindakan apa yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi bagi bumi. 
  • Menerapkan Pola Hidup Secukupnya
Sebut itu minimalis, sebut itu life with less, atau apapun istilahnya, yang jelas kita sadar apa yang kita beli adalah benar apa yang kita butuhkan. Bukan asal karena murah, karena ada discount, atau karena sedang banyak uang. Mampu bukan berarti harus. Dengan tingginya perdagangan belakangan memang lebih mudah untuk mendapatkan barang-barang lucu dengan harga sangat murah, tapi apakah produk lucu harus dimiliki? Sebelum membeli, pastikan bisa bertanggung jawab terhdap barang tersebut. Pakai barang sampai habis, pakai yang ada sampai rusak. Ingat, fungsi diatas estetika. 
  • Tidak Menambah Polusi atau Meminimalisir

Polusi itu ada banyak jenisnya, muali dari udara, air, tanah, suara, dan berbagai polutan lainnya. Apa yang kita lakukan pasti akan mengeluarkan polusi, paling tidak karbon dioksida hasil pernapasan kita. Namun, kita bisa mempertanggung jawabkannya dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya, yang akan mengubah karbon dioksida tersebut menjadi oksigen yang bisa kita hirup kembali. Bukan hanya polusi akibat pernapasan, namun berbagai polutan dari aktivitas kita juga bisa diminimalisir dengan tanaman. 

Bukan berarti bisa bebas melakukan apa saja yang menghasilkan polutan, karena lebih penting lagi untuk mengurangi polusi itu sendiri. 

  • Pilih Produk dan Sumber Energi Ramah Lingkungan

Kita sekrang punya akses hampir tidak terbatas pada informasi, sehingga bisa lebih bebas memilih produsen dan produk yang memilii nilai sesuai dengan yang kita yakini. Pilih produsen yang punya concern terhadap lingkungan, pilih produk yang tidak menambah kerusakan lingkungan, kurangi pemakaian barang sekali pakai, pilih produk dengan kemasan seminimal mungkin, coba belanja barang curah, dst.


Tahun ini bisa disebut tahun yang tepat untuk kita mulai keras menyuarakan mimpi dan harapan kita terhadap iklim kedepannya, karena tahun depan akan tejadi pemilihan pemimpin. Yuk sahre mimpi kamu terhadap penangan isu perubahan iklim dan perlindugan hutan!


Salam, Nasha

1 Comentarios

  1. Krisis ikim ini emang enggak bisa disepelekan lagi ya. Apalagi kita dihadapkan sama fenomena global boiling dan panas ekstrim di beberapa wilayah dunia. Semoga pemangku kebijakan bisa lebih memperhatikan kasus-kasus krisis iklim ini ❤️❤️

    BalasHapus

Mau nanya atau sharing, bisa disini!