Cerita Vaksin HPV untuk Perempuan Sudah Menikah

Vaksin HPV belakangan menjadi semakin sering dibicarakan dalam rangka mencegah kanker serviks, penyakit yang memiliki angka mortalitas yang sangat tinggi. Karena hasil berbagai penelitian menunjukkan efektifitasnya yang tinggi dalam mencegah kanker leher rahim, maka sejak 2023, vaksin ini sudah disediakan dalam program sekolah untuk anak usia sekitar 10 tahun. Sedangkan kita yang berusia lebih dari itu, harus melakukannya secara mandiri dan memiliki prosedur tambahan bagi yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Nah, berikut pengalaman saya sebagai perempuan menikah mulai dari pemeriksaan hingga vaksin HPV.


Vaksin HPV

Sebelum membahas tentang vaksin HPV, kita kenali dulu apa itu HPV atau Human Papiloma Virus. Sama seperti virus pada umumnya, virus ini juga ada di sekitar kita dan dapat merusak hingga mengakibatkan berbagai keluhan penyakit jika bersarang dalam tubuh. Virus ini tidak bisa disembuhkan tapi dapat hilang dengan sendirinya, bisa dicegah, dan bisa dilakukan tindakan tertentu seperti pengangkatan jaringan yang terinfeksi, sesuai dengan jenis virus dan kerusakan pada tubuh kita. Hingga kini setidaknya ada lebih dari 100 tipe virus ini, yang secara garis besar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu high risk  dan low risk. High risk merupakan tipe yang menyebabkan penyakit kanker serviks seperti tipe 16 juga 18, sedangkan jenis low risk dapat menyebabkan penyakit kutil kelamin seperti tipe 6,11,40,42,44, dsb. 

Salah satu penyakit yang paling diwaspadai akibat dari virus HPV ini adalah kanker serviks. Artinya ada pertumbuhan abnormal dari sel-sel disekitar leher rahim dan dapat terbentuk menjadi tumor ganas. Biasanya pertumbuhan tidak wajar sel ini tidak disertai dengan gejala yang bisa kita sadari, kecuali saat sudah memasuki stadium lanjut. Jika terus dibiarkan sel ini akan terus meluas ke area tubuh lainnya dan semakin sulit diobati. Itulah kenapa pemeriksaan dini untuk mendeteksi adanya virus tersebut menjadi sangat penting.

Kita tidak bisa benar-benar mencegah virus ini, ukurannya sangat kecil dan sulit diketahui, namun perkembangan ilmu pengetahuan memungkinkan tubuh untuk memberi perlawanan yang lebih baik dalam melawan virus tersebut yakni melalui vaksin. Metode deteksi dini juga semakin berkembang dengan pilihan pemeriksaan  mulai dari IVA, Pap Smear, hingga HPV DNA. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Test IVA berbiaya sekitar 25ribu dan hasilnya dapat diketahui sekitar 15 menit, namun melansir dari jurnal PubMed, tingkat sensitivitasnya hanya sekitar 31.6% dan tingkat spesifikasi 87.5%. Pemeriksaan PapSmear ada dikisaran 500ribu dengan hasil diketahui setidaknya setelah satu minggu, namun dengan tingkat sensitivitas lebih tinggi yaitu 78%. Terakhir, HPV DNA yang lebih rinci dapat mendeteksi infeksi HPV sebelum terjadi perubahan sel, dikenakan biaya lebih dari 1juta dengan hasilnya keluar setelah 2 minggu, namun tingkat sensitivitasnya mencapai 100%.

Karena kita tidak benar-benar paham bagaimana penularannya, seperti apa perkembangannya, dan ukurannya yang sangat kecil sehingga sulit dideteksi dan tidak terlihat; maka apa yang bisa kita lakukan adalah mengupayakan semaksimal mungkin yang kita bisa mulai dari tidak berzina atau mempraktikkan gaya sex bebas, menerapkan pola hidup sehat, menjaga kebersihan, hingga melakukan vaksin lengkap HPV.


Tata Cara Vaksin HPV Perempuan Menikah

Tidak ada syarat khusus sebenarnya untuk vaksin HPV ini, hanya saja saat seseorang sudah aktif secara seksual kemungkinan ia terpapar virus HPV menjadi semakin tinggi, sehingga, akan lebih baik untuk mengetahui apakah ia sudah terpapar atau belum melalui berbagai metode pemeriksaan seperti yang disebutkan diatas. Jika sudah, tindakan selanjutnya adalah melakukan penanganan medis atas virs tersebut baru kemudian melakukan vaksin.

Setelah menikah lalu memiliki anak, saya baru muali memiliki kesadaran pada organ reproduksi, tapi baru benar-benar melaksanakannya setelah selesai menyusui. Maju mundur ingin melakukan pemeriksaan dan vaksin, akhirnya saya berkonsultasi pada dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Sp.Og).

Tes pendeteksian tersebut sebaiknya dilakukan setelah masa haid dan tidak berhubungan seksual setidaknya tiga hari sebelum hari pemeriksaan agar hasil yang didapat lebih akurat. Sampel akan diambil dari leher rahim dan dibawa ke laboratorium. Ketika itu, saya ditawari untuk test HPV DNA sekalian dengan alasan lebih akurat dibanding Pap Smear saja, karena kedua pemeriksaan ini mendeteksi hal yang berbeda. HPV DNA mendeteksi keberadaan virus yang ada di leher rahim sedangkan pap semar memberu gambaran perubahan sel servix. Jadi, dalam satu waktu yang sama, sampel yang diambil dokter tersebut digunakan untuk tes pap smear dan hpv dna. Hasilnya keluar sekitar dua minggu setelahnya. 

Setelah dinyatakan aman, barulah kita melakukan vaksin. Sejauh ini, vaksin HPV tersedia dengan nama cervarix dan gardasil. Vaksin cervarix ini termasuk vaksin bivalen yang dapat melindungi dari dua tipe virus HPV yakni tipe 16 dan 18. Sedangkan vaksin gardasil terdiri dari dua jenis, yaitu gardasil-4 dan gardasil-9 yang angka dibelakangnya berarti banyak tipe virus yang dapat dicegah. Vaksin Gardasil-4 (kadang masih disebut gardasil saja), dapat melindungi kita dari virus HPV tipe 6,11,16, dan 18. Lebih baru, ada vaksin gardasil 9 dengan cakupan perlindungan lebih luas, yaitu terhadap virus HPV tipe 6,11,16,18, 31, 33, 45, 52, juga 58. 

Diantara ketiga tersebut, tentu yang perlindungannya lebih luas yang paling direkomendasikan. Sejalan dengan itu, harga vaksin gardasil-9 juga yang paling tinggi dibanding yang lainnya. Setelah mencari-cari perbandingan harga diberbagai klinik dan rumah sakit, akhirnya saya dipertemukan dengan rumah vaksin. Klinik yang menyediakan vaksin untuk berbagai keperluan ini hanya mengenakan elemen biaya untuk vaksin dan jasa sebesar 50ribu saja. Berbeda dengan rumah sakit, yang juga mematok harga untuk admin rumah sakit, biaya rawat jalan, juga biaya konsultasi. Itulah kenapa, biaya di rumah vaksin bisa lebih rendah. Untuk ketersediannya sendiri, kita bisa menghubungi kontak rumah vaksin yang ada dikota masing-masing. 

Vaksin HPV yang paling umum disediakan adalah jenis gardasil, kadang untuk gardasil-9 harus dipesan terlebih dahulu. Ketika itu, saya menunggu beberapa hari untuk kedatangan vaksin Gardasil-9. Melakukan vaksinnya pun bisa kapan saja, dengan prosedur penyuntikan di area lengan, yang syukurnya, tidak ada keluhan bagi saya setelahnya. Namun, ada juga yang merasa pegal, atau kesemutan, setelah divaksin. Jika setelah 24jam ada keluhan terkait dengan vaksin tersebut, sebaiknya dikonsultasikan kembali ya. Vaksin HPV harus dilakukan sebanyak tiga kali dan harus diselesaikan dalam waktu enam bulan paling lama satu tahun, dimana suntikan pertemadan kedua berjarak satu sampai dua bulan, dan vaksin ketiga dilakukan  empat bulan setelahnya.

Untuk biayanya, bisa dilihat di klinik atau rumah sakit terdekat, atau seperti saya bisa cek di media sosial rumah vaksin. Sebagai perbandingan, vaksin cervarix dipatok Rp800ribu, gardasil-4 sebesar Rp1juta, dan gardasil-9 sebesar Rp2.200.000 untuk satu kali suntik diluar biaya admin atau jasa dokter, yang saat saya dikenakan sebesar 50ribu. Namun, rumah vaksin cukup sering mengadakan berbagai promo potongan harga untuk vaksin-vaksin tersebut. Mengingat semakin urgennya pencegahan penyakit ini, tidak ada salahnya untuk kita mulai mengalokasikan dana demi kesehatan diri kita sendiri. 

Sepertinya hanya itu yang bisa saya ceritakan terkait dengan pengalaman saya untuk pemeriksaan pap smear, hpv dna, juga vaksin hpv. Jika ada pertanyaan lanjutan, boleh tulis dikolom komentar ya. Terima kasih.



Salam, Nasha

3 Comentarios

  1. Sepertinya sosialisasi vaksin HPV untuk perempuan yang sudah menikah ini perlu digiatkan lagi terutama ke masyarakat di daerah
    Jujur saya aja ini baru tahu
    Padahal udah menikah lama. Hehe...
    Maklum di kampung, banyak terlewat informasi penting kali ya

    BalasHapus
  2. Pertama kali tahu ada vaksin HPV tahun 2012 saat periksa di sebuah RSIA. Harganya lumayan juga yaa. Tapi sangat sangat worth it karena vaksin bisa mencegah masuknya virus yang berbahaya ke tubuh.

    BalasHapus
  3. Ini vaksin yang amat penting kita lakukan. Hanya saja, sosialisasi kurang massif tampaknya. Mungkin karrna biayanya memang lumayan.

    BalasHapus

Mau nanya atau sharing, bisa disini!