• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

Banyak orang mengenalnya melalui tembang Kota Bengawan, tanpa benar-benar tahu ada apa sebenarnya di sana. Padahal, Solo bisa menjadi kota ternyaman dengan banyak kenangan. Ada sejarah panjang hingga menjadi kota dengan banyak acara belakangan. Ada penduduk yang bergenerasi tinggal menjadi cerminan dari wajah Solo sebenarnya. Beberapa tahun berkesempatan hidup di sana sebagai perantauan, dari kota asing menjadi kota idaman, ada beberapa hal yang rasanya sayang kalau dilewatkan ketika bisa singgah atau tinggal beberapa waktu di sana. 



Sejarah Singkat Solo

Selain dari tembang Bengawan Solo yang mencerminkan sungai terbesar di sana, mungkin orang mulai mengenal Solo sebagai kota kelahiran salah satu presiden Indonesia. Selama itu, Solo seakan mendapat keistimewaan dengan banyaknya acara yang diselenggarakan hingga pembangunan yang masif dilakukan. Namun, jauh, jauh sebelum itu semua, Solo adalah sebuah kota yang ratusan tahun usianya dengan latar belakang unik sebagai wilayah kerajaan. 

Tahun ini, Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Solo telah berusia 279 tahun. Tanggal 17 Februari 1745 ditandai sebagai hari berdirinya Kota Surakarta sebagaimana Sunan Pakubuwono II telah yang memindahkan pusat Kerajaan Mataram Islam dari Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta yang berlokasi di Desa Sala (baca: Solo). Pemilihan desa tersebut disebabkan oleh lokasinya yang strategis di ekat Sungai Bengawan sebagai pusat perdagangan. 

Setelahnya pada tahun 1757, didirikan pula kerajaan lain di pusat Kota Solo kini, yakni Mangkunegaran. Dengan adanya dua kerajaan yang berdekatan tersebut antara Kasunanan Surakarta yang dipimpin oleh Susuhunan dan Kadipaten Mangkunegaran yangd ipimpin oleh Adipati, maka harus ada kesepakatan yang menengahi kedua belah pihak agar tidak terjadi pertempuran. Untuk itu, masing-masing praja fokus untuk mengembangkan seni dan budaya Jawa hingga kini menjadi wilayah yang modern namun tetap dengan budaya yang melekat erat.

Dalam ratusan tahun sejarahnya, Kota Surakarta diwarnai dengan banyak peristiwa mulai dari ketika Indonesia masih dijajah oleh pemerintahan Belanda, kemerdekaan Indonesia, pernyataan sikap dibawah pemerintahan Indonesia, lalu berbagai pemberontakan khususnya ketika ibu kota negara sempat pindah ke Jogjakarta, terbentuknya Daerah Istimewa Surakarta, pembekuan istilah daerah tersebut, dilanjutkan dengan berbagai insiden dalam era refomasi, hingga segala pembangunan yang memungkinnya menjadi kota besar seperti yang kita lihat saat ini. 


Apa yang Tidak Boleh Lewatkan 

Sebagai warga non-Solo bahkan non-Jawa yang pernah merasakan tinggal di sana selama beberapa tahun, rasanya sulit untuk saya tidak terkesan dengan Kota Bengawan ini. Bukan kota besar yang penuh sesak, namun memiliki fasilitas cukup lengkap dengan harga yang masih terjangkau. Selain itu, suasana yang tercipta dari keramahan dan kelembutan warganya adalah hal yang paling membuat kerasan. 

Nah, dalam beberapa waktu tersebut ada beberapa kegiatan yang sangat sayang dilewatkan dalam hari-hari di Kota Bengawan.


  • Olahraga ke Manahan

Mengawali hari dengan lari pagi, akan terasa tepat dilakukan di Stadion Manahan. Gelanggang olahraga ini terletak di jantung Kota Solo dengan area yang cukup luas untuk dikelilingi. Pepohonan besar yang rindang menambah kenyamanan untuk lari pagi ataupun sore. Areanya yang luas memungkinkan kita untuk memilih area untuk dikitari. Bukan hanya lari, ada banyak cabang olahraga lain yang ada di sini. Area parkir kendaraan juga tertata cukup rapi. Pedagang juga terkelola dengan baik di salah satu sisi stadion.  


  • Jalan-jalan dengan Werkudoro

Mirip dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia, Solo juga menyediakan bus berkeliling kota pada setiap Hari Sabtu dan Minggu. Armada double decker atau bus bertingat tersebut diberi nama Werkudoro. Biasanya ada tiga pilihan jam yang tersedia yakni pukul 09.00 pukul 12.00 pukul 15.00 namun ketersediannya tergantung kuota pesanan atau pemesanan pihak ketiga. Maka dari itu, penting untuk booking terlebih dahulu melalui whatsapp wekudara ini. Atau kalau mau coba, bisa langsung datang ke kantor dinas perhubungan yang ada di seberang Stadion Manahan.


  • Sarapan Soto

Bisa dibilang soto adalah menu sarapan paling umum yang ada di Kota Solo. Sebagai pendatang yang tidak berasal dari Jawa, sebutan segar pada soto adalah istilah yang aneh untuk saya. Namun lama kelamaan saya terbiasa. Sesekali menikmati soto seger di pagi hari lengkap dengan gorengan panasnya. Untuk rekomendasi tentu saja ini sesuai dengan selera masing-masing, namun beberapa yang bisa saya ulas antara lain adalah soto trisakti dengan gorengan pastel dan kerupuk kulitnya, serta ssb hj hesti dengan sosis solo juara yang bisa dipesan frozen juga. Soto lainnya juga tidak kalah enak, tapi dua itu yang cukup sering saya datangi.


  • Lengkapi dengan Jamu

Jamu mungkin tidak asing bagi kita di Indonesia namun di Solo, minuman jamu akan sangat mudah kita temui aik itu di pinggir jalan atau dalam restoran besar. Lebih baik tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, karena jamunya memang terasa otentik berbeda dengan jamu di wilayah lain (apalagi luar Jawa) yang pernah saya coba. Biasanya saya minta yang campur-campur saja lengkap dengan ramuan pahitnya.


  • Makan Makanan Khas

Memang tidak akan lengkap rasanya berada di satu kota tanpa menyicipi kuliner khasnya. Saya mulai dengan cemilan berupa soerabi dan sosis solo. Untuk soerabi bagi saya memang yang paling terkenal itu yang paling lezat, soerabi notosuman. Sayangnya soerabi ini harus dimakan dihari yang sama sehingga agak sulit untuk dijadikan oleh-oleh ke luar kota. Sedangkan sosis solo seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya yakni milik ssb hj hesti dimana juga disediakan dalam bentuk frozen sehingga bisa digoreng sendiri ataupun dijadikan oleh-oleh. Untuk makanan berat, ada banyak menu yang bisa dicicipi seperti pecel, gudeg, sate, tengkleng, dll. Namun, kembali pada selera masing-masing, diantara semua makanan tersebut yang cukup berkesan bagi saya adalah timlo yang hanya dijual hanya malam di depan Mangkunegaran, orang mengenalnya dengan timlo kwali jempol mangkunegaran. Lalu, ada menu gulai kambing goreng yang cukup mengejutkan ternyata sedap dimana daging kambing digoreng kering disajikan bersama kuah gulai. Biasanya ada di menu yang menjual sate ataupun tengkleng kambing, saya tidak bisa merekomendasikan karena tidak banyak tempat yang say datangi. 


  • Susu Segar di Malam Hari

Tidak sulit menemukan susu sapi segar di Kota Solo. Biasanya susu mulai dijual sekitar habis magrib dengan gerobak-gerobak di pinggir jalan. Biasanya penjual juga menyediakan menu lain untuk menemani kita minum susu seperti nasi kucing, roti bakar, ataupun aneka kerupuk. Tidak ada yang bisa direkomendasikan dari penjual susu ini karena hampir semua sama saja, dengan saya biasanya meminta yang murni, kadang untuk dibawa pulang lalu ditambahkan pemanis seperti madu di rumah. Meski tidak sebanyak susu sapi, penjual susu kambing juga cukup banyak hadir di sini. Lagi-lagi tidak bisa merekomendasikan karena saya hanya membeli yang terdekat dari domisili di pagi hari yakni di Jl. Raya Baturan.


  • Tawangmangu

Terletak di tengah-tengah, area Kota Surakarta tidak memiliki gunung maupun laut sehingga untuk menjangkaunya perlu pergi ke luar kota. Area pegunungan yang ada di sekitar Solo adalah daerah Tawangmangu yang berada di kabupaten tetangganya yakni Kabupaten Karanganyar. Ada banyak spot wisata di sini, kita bisa memilih sesuai dengan yang dikehendaki. Selain itu, juga banyak wisata petik strawberry yang bisa dibawa pulang. Buat saya yang menjadi daya tarik Tawangmangu ini adalah suasana pegunungan sejuk yang dimiliki, apalagi jika ditemani oleh minuman hangat dan makanan khas disana molen tawangmangu. Ada banyak penjual molen sepanjang jalan tawangmangu, tapi yang paling enak bagi saya adalah di dalam Lawu Park, dengan rasanya yang tidak terlalu banyak varian dan ukurannya lebih besar dari yang di pinggir jalan.  


  • Mengelilingi Pasar Gedhe

Selama di Solo, memang perlu ada pagi yang disediakan untuk mengelilingi pasar gedhe. Mulai dari sarapan di sana hingga membeli aneka jajanan pasarnya. Saya mulai dengan menu kebarat-baratan yang ada di salah satu warung kopi di sana. Karena nama dan lokasinya saya cukup skeptis dengan menu yang ditawarkan, namun ternyata diluar dugaan rasanya menjanjikan. Saya kadang-kadang sarapan di sana dengan hampir semua menu sangat mengenyangkan dan memanjakan lidah. Lalu, membeli siomay untuk dimakan di sana atau dibawa pulang, tetap sama enaknya. Setelahnya, bisa masuk ke gedung seberang, tempat dimana pasar sesungguhnya berada. Kita bisa mencoba makan es dawet yang banyak dijajakan di sana sambil berdesakan dengan orang yang lalu lalang. Memang sebaiknya makan di tempata karena setelah dibawa pulang rasanya akan berkurang lezat. Sebelum pulang, sempatkan membeli abon juga keripik kulit ikan atau jajanan lain yang ditawarkan di sana. Benar-benar menyenangkan.


  • Kampung Batik

Sebagai sentra batik, tidak mungkin rasanya kita melewatkan kampung batik ketika berada di Kota Solo. Meski tidak berstatus sebagai wisatawan, nyatanya sayatetap mengunjungi kampung batik dan cukup terpesona dengan jejeran toko batik di sana. Untuk wisata, saya rekomendasikan Kampung Batik Kauman dengan spot foto yang lebih banyak. Sedangkan untuk berbelanja, saya rekomendasikan Kampung Batik Laweyan dengan barang-barang yang menurut saya lebih saya suka. Keduanya sama, menawarkan harga yang ramah dikantong. Jika penasaran dengan pusat batik lainnya, bisa coba ke Pasar Klewer atau Batik Trade Center, tapi saya tidak bisa merekomendasikan apa-apa karena saya tetap lebih memilih kampung batik untuk tempat berbelanja. 


  • Berbagai Pengalaman Wisata

Ada wayang orang di taman sri wedari, ada taman balekambang yang baru selesai renovasi, juga ada solo safari yang sama-sama telah diperbarui. Tidak lupa, kereta jaladara, kereta api uap yang beroperasi di jalur kereta yang membelah Jalan Slamet Riyadi tepat di jantung Kota Solo. Dengan biaya operasionalnya yang tinggi, kereta ini hanya akan berjalan jika kuota penumpang dihari itu sampai enam puluh orang atau jika ada penyewa yang mampu menanggung keseluruhan biayanya mulai dari tiga jutaan rupiah. Biasanya kereta ini tersedia di akhir pekan atau hari libur dengan hanya satu kali jalan dalam satu hari, dan melewati beberapa landmark Kota Solo. Meski dipatok dengan harga cukup tinggi sekitar seratus hingga dua ratus ribu rupiah per orang, ini akan menjadi pengalaman yang tak kan terlupakan.


  • Manfaatkan Fasilitas Gratis
Hiburan tidak berbayar yang paling saya nikmati di Solo adalah perpustakaan, yang sayangnya bukan milik pemerintah daerah tapi milik swasta yakni Perpustakaan Ganesa.  Perpustakaan Daerahnya bukan tidak ada, tapi sayang kurang terpelihara, jauh berbeda dengan perpustakaan ganesa. Ini salah satu fasilitas yang berat untuk kami tinggalkan, apalagi anak-anak sangat senang berakhir pekan di sana dengan koleksi bukunya yang sangat beragam. Kalau ke Solo terutama bersama anak, taman baca ini perlu masuk kedalam daftar tempat yang perlu dikunjungi. Selain itu, fasilitas gratis yang disediakan pemerintah ada beberapa taman kota dan museum. Tidak semua taman kota memiliki fasilitas bermain yang lengkap, namun Taman Kelurahan Jebres dan Taman Cerdas Panularan bisa masuk ke daftar rekomendasi untuk keluarga. Beberapa museum juga disediakan gratis seperti museum tertua, Museum Radya Pusaka dan juga Museum Pers. Saya tidak terlalu merekomendasikannya, tapi jika ada jadwal kosong juga boleh saja dicoba. 


  • Sekolah Alam

Sekolah alam mungkin bukanlah hal istimewa yang hanya ada di Solo, namun saya sangat berkesan dengan sekolah alam yang ada di sana. Entah memang begitulah sekolah alam pada umumnya atau sekolah alam itu memang baik adanya seperti yang saya rasakan. Pilihan sekolah alam pun tidak banyak, hanya satu yang ada di kota. Tapi itulah yang paling sulit bagi saya untuk beralih, terus saja membandingkan dengan sekolah lain. Inilah fase anak saya pertama kali mengenal pendidikan dan berinteraksi dalam kelompok dan lembaga yang syukurnya sangat berkesan baik. Rasanya tidak mungkin tidak menjadikan ini bagian dari tulisan ini. 


  • Berinteraksi dengan Wong Solo

Tidak mungkin melupakan elemen paling penting selama tinggal di Solo yaitu warganya yang ramah, bersahabat, dan mudah menolong. Dengan keterbatasan bahasa saya, mereka tak segan tersenyum dan menyapa, menjalarkan kehangatan hingga kehati. Pernah ada hari yang rasanya kelabu, tapi bisa berubah cerah hanya karena sapaan ramah dari warganya, ini benar-benar hal baru bagi saya. Tidak hanya itu, lalu lintas di Solo juga cenderung damai, tanpa suara klakson yang mengganggu. Mereka akan dengan senang hati berbagi ruas jalan ketika kita ingin berbelok atau menyeberan. Jarang sekali pengendaranya yang ugal-ugalan. Ketenangan mereka dalam hidup mendorong kita yang berada di sana untuk tidak terburu-buru dan lebih tenang juga dalam menjalani hari. 


Memang sulit rasanya move on dari Kota Solo ini setelah beberapa tahun menetap di sana, sehingga saya mewajarkan jika Solo mendapat predikat sebagai Kota ternyaman di Indonesia. Harapannya semoga pelajaran-pelajaran baik yang saya dapatkan selama di sana bisa diteruskan dimanapun saya berada. Menyebarluaskan kebaikan, bersikap tulus ramah dan ringan tangan tanpa perhitungan, juga bertutur kata lemah lembut. Kini dan nanti semoga Solo tetap begini. 



Salam, Nasha

Menyaksikan ajang kompetisi akademik baru-baru ini mungkin membuat kita melihat anak sendiri sembari bertekad dalam hati untuk menjadikan mereka secerdas mahasiswa yang tampak cemerlang di layar kaca sana. Mulai berpikir apa saja yang diperlukan juga bagaimana melatihnya. Ini semangat yang baik dan motivasi yang positif bagi orang tua dan anak. Apalagi acara ini semacam pembaharuan agar yang menjadi sorotan memang benar patut dibanggakan. Disisi lain, kita juga perlu sadar bahwa kecerdasan bidang akademis atau area logika matematis bukanlah satu-satunya indikator kecerdasan anak. Masih ada area kecerdasan lain yang bisa kita latih sesuai dengan kemampuan masing-masing anak yang membuat mereka sama hebatnya. 

 



Area Kecerdasan 

Bisa dibilang area kecerdasan yang paling banyak mendapat perhatian dan sering dilombakan itu adalah kecerdasan logis matematis, sama seperti ajang yang baru-baru ini dilaksanakan oleh salah satu lembaga kursus di Indonesia, Clash of Champions. Saat bersekolah dulu kta juga tidak asing dengan kuis, lomba cerdas cermat, hingga olimpiade yang mayoritas mempertaruhkan kecerdasan kita pada sisi akademis, area kecerdasan logis matematis tersebut. 

Padahal, menurut teori kecerdasan paling dikenal milik Howard Gardner yakni Theory of Multiple Intelligence ada delapan area keceradasan lainnya yang bisa jadi lebih unggul kita miliki. Area kecerdasan tersebut antara lain:


  • Kecerdasan Linguistik (word smart)
Kecerdasan yang berhubungan dengan bagaimana seorang anak dapat menerjemahkan pikirannya dalam kata-kata yang rapi dan mudah dimengerti. Karkteristiknya ada pada kemampuan membaca, menulis, bercerita, juga menghafal informasi lisan maupun tulisan.


  • Kecerdasan Logika Matematis (number/ reasoning smart)
Anak yang bisa menyelesaikan soal perhitungan, nalar yang cepat terhubung, menganalisis persoalan dengan logis karena kecerdasan pada area ini berkaitan dengan konspetual angka, hubungan, juga pola. 


  • Kecerdasan Spasial (picture smart)
Spasial berhubungan dengan gambar, sehingga kecerdasan spasial dapat diartikan dengan kemampuan anak dalam memahami warna, arah, juga ruang dengan tepat. Mereka mudah dalam menafsirkan gambar, pola, grafik hingga lukisan.


  • Kecerdasan Kinestetik (body smart)
Kecerdasan kinestetik atau jasmaniah berarti kemampuan anak dalam menggerakkan tubuhnya, artinya mereka memiliki kontrol dan kooordinasi motorik yang baik antara berbagai anggota tubuh sehingga bukan hanya aktivitas atelitis seperti olahraga, mereka juga terampil dalam mengingat gerakan hingga menciptakan karya dari olah fisik tubuhnya. 


  • Kecerdasan Interpersonal (people smart)
Ketika kita berhubungan dengan orang lain, juga dibutuhkan kecerdasan yang disebut kecerdasan interpersonal. Artinya anak-anak yang cerdas pada area ini lebih mudah menjalin hubungan dengan orang lain, mudah menyesuaikan diri, lebih peka dan mudah berempati juga mampu berkomunikasi dengan orang lain. Biasanya mereka mampu melihat situasi dari berbagai perspektif membuatnya memiliki pemahaman yang lebih luas dan lebih cepat pula menyelesaikan konflik.


  • Kecerdasan Intrapersonal (self smart)
Berbeda dengan interpersonal yang berhubungan dengan orang lain, kecerdasan intrapersonal berhubungan erat dengan diri sendiri. Dengan kecerdasan pada area ini, anak dapat menyadari emosi, perasaan, dan kondisi dirinya sendiri yang akan membantunya dalam mengevaluasi diri secara keseluruhan. Dari sini, anak juga lebih mudah untuk mengelola emosinya sehingga lebih bijaksana dalam kehidupan.


  • Kecerdasan Naturalis (nature smart)
Sesuai namanya, kecerdasan pada area ini berkaitan dengan ketertarikan anak terhadap alam di sekitarnya. Anak yang cerdas naturalis lebih peka terhadap lingkungannya dan bisa lebih selaras pada alam sekitarnya termasuk para makhluk hidup didalamnya. 


  • Kecerdasan Musikal (music smart)
Ada pula anak yang cepat menangkap suara, cepat menghafalkan berbagai lagu dengan nada yang tepat juga senang mendengarkan dan bersenandung, bisa dikatakan anak tersebut memiliki kecerdasan musikal. Ia mampu mengenali juga membedakan suara dari berbagai jenis sumber baik alat musik ataupun tidak serta sensitif terhadap suara yang bahkan dilewatkan begitu saja oleh orang lainnya. 


  • Kecerdasan Eksistensial (philosopical smart)
Terakhir adalah kecerdasan yang juga dikenal dengan kecerdasan spiritual atau moral, ketika seseorang cenderung mempertanyakan dan ingin mencari tahu jawaban tentang kehidupan juga eksistensi yang lebih besar dari dirinya. Mereka sensitif terhadap apa yang terjadi dan menganalisa hal-hal lebih dalam dari sekedar yang tampak dipermukaan oleh orang kebanyakan. 


Bisa dikatakan dari kesembilan area kecerdasan itu, yang paling bisa kita lihat dan ukur memang adalah kecerdasan logika matematika dan yang paling kompleks adalah kecerdasan eksistensial. Kembali lagi, setiap kita memiliki kecerdasan itu namun ada yang lebih unggul dibanding yang lainnya, dan itu tidak menjadikan satu atau dua golongan saja yang lebih istimewa. Setiap anak dengan keunggulannya masing-masing sama hebatnya.


Melatih Anak sesuai Kecerdasan

Setelah mengetahui kesembilan area kecerdasan anak tadi, mungkin kita sudah memiliki bayangan kira-kira anak kita lebih unggul dalam kecerdasan yang mana. Banyak lembaga yang kini menyediakan layanan untuk kita mengetahui area kecerdasan yang anak miliki, yang bisa kita akses secara bebas. Jika tidak, memperhatikan anak dalam keseharian juga bisa kita lakukan untuk menilai kecerdasan mana yang saat ini lebih unggul mereka miliki. Namun dibalik itu semua, kita juga perlu memahami bahwa tingkat kecerdasan itu dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, dan bisa berubah entah itu naik ataupun turun seiring berjalannya waktu dan aktivitas yang dilakukan. Maka dalam mengasah kecerdasan anak, hal yang tidak boleh kita lupakan adalah minat mereka sendiri. Bisa jadi mereka cerdas disatu bidang namun lebih menikmati berlatih dibidang lainnya. Tidak apa, beri mereka keleluasaan untuk menentukan sedangkan kita memberi dukungan, memfasilitasi aktivitas yang bisa melatih area kecerdasan yang ingin diasah tersebut. 


Mengasah Kecerdasan Verbal Linguistik

Sesuai definisinya, aak dengan keunggulan pada area ini dapat dilihat pada kemampuannya membaca, menulis, ataupun bercerita. Sehingga untuk mengasahnya, orang tua bisa mulai dengan membacakan buku untuk anak, ajak anak untuk menceritakan kejadian dan dengarkan cerita mereka, lalu bisa dengan mengajari mereka membaca, melatih menulis, bermain scrabble,  hingga menghafal lagu. Sebagai area yang paling mudah dinilai, tidak sulit menemukan media pembelajaran anak untuk kecerdasan ini. 


Mengasah Kecerdasan Logika Matematika

Ciri anak unggul dalam bidang ini antara lain suka berhitung juga cepat menyelesaikan persoalan logika. Dari cirinya yang mudah terlihat, mudah pula menemukan latihan untuk mengasahnya, karena ini berhubungan dengan akademik. Sejak balita mereka bisa dikenalkan dengan pengukuran tinggi-renda, besar keci, bahlan penjumlahan ataupun pengurangan benda. Mereka juga cepat menghafal simbol yang kemudian mempercepat proses mereka bisa membaca. Ada metode seperti sempoa atau kumon yang akan sesuai dengan area kecerdasan mereka, bahkan kini juga ada latihan coding bagi anak-anak usia dini.


Mengasah Kecerdasan Kinestetik

Lalu anak yang cerdas secara kinestetik akan terlihat dari aktivitas harian mereka yang sangat aktif bergerak. Apa yang bisa dilakukan dengan berjalan saja, mereka justru berlari hingga melompat salah satunya. Mereka tidak betah duduk berlama-lama namun sangat bersemangat untuk aktivitas fisik. Kita bisa mengarahkan mereka untuk ikut kegiatan renang, sepatu roda, dan bela diri, dan berbagai aktivitas olahraga lainnya. Sekarang banyak kelas atletis yang tersedia bahkan dari anak usia tiga tahun.


Mengasah Kecerdasan Musikal

Begitu juga dengan area kecerdasan musikal, meski tampaknya tidak terlalu kentara tapi kita bisa memperhatikan pada anak yang pandai menyimak apa yang ia dengar, bisa dengan cepat menirukan apa yang ia dengar lengkap dengan intonasi dan nadanya dengan tepat. Kecerdasan ini bisa dilatih dengan mengikutkan anak pada berbagai aktivitas musik seperti kursus alat musik sesuai dengan yang ia inginkan hingga kursus bahasa yang fokus pada percakapan. 


Mengasah Kecerdasan Spasial

Ketika berhubungan dengan visual, anak dengan kecerdasan spasial akan menikmati permainan seperti puzzle juga maze. Dengan kemampuan mereka dalam memvisualisasikan dan mengenali pola, mereka tidak akan kesulitan saat mengenali arah, membaca peta, membaca grafik, serta menyusun puzzle dan makna tersembunyi dari gambar ataupun video. Mereka menyukai aktivitas mewarnai dan menggambar, lebih daripada anak-anak pada umumnya. Sehingga untuk mengarahkannya bisa kita fasilitasi dengan area untuk mereka berkreasi dan alat-alat yang sesuai hingga mengikutkan dalam kelas gambar maupun desain.


Mengasah Kecerdasan Interpersonal

Mungkin ini jenis kecerdasan yang tidak terpikirkan oleh banyak orang, karena sebagai makhluk sosial memang sudah sepatutnya kita memiliki kecerdasan interpersonal. Namun anak dengan keunggulan diarea ini, memiliki kelebihan dibanding anak lainnya pada usia yang sama. Jika teman sebayanya butuh waktu untuk bisa berinteraksi, mereka lebih cepat beradaptasi bahkan menjadi inisiator dalam kelompok pertemanan. Mereka juga yang lebih cepat tanggap atas berbagai keadaan yang dialami orang lain. Sering-sering mengajak mereka pertemuan untuk bersilaturahmi, ajak anak ikut serta kegiatan komunitas atau sukarela seperti berbagi makanan dengan yang membutuhkan, akan terus mengasah kecerdasan interpersonal mereka, menjadikan mereka lebih istimewa sebagai manusia.


Mengasah Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal bahkan lebih tidak tampak lagi dibanding interpersonal karena cenderung hanya berhubungan dengan diri anak sendiri. Namun dengan kecerdasan ini, anak lebih bisa memahami dirinya sendiri, menghargai hidup yang ia jalani, tahu apa yang ia mau dan yang tidak. Dengan kecerdasan ini, anak bisa mengevaluasi sendiri apa kelebihan dan kekurangannya, keadaan apa yang memancing emosinya, dan akan lebih mampu dalam mengekspresian emosi tersebut. Untuk terus menghidupkan kecerdasan ini, kita perlu sering terlibat percakapan dengan anak, menjawab pertanyaan mereka meski kadang sulit untuk mencerna apalagi menjelaskannya. Beri anak ruang merenung sembari terus mengafirmasi positif tentang dirinya. 


Mengasah Kecerdasan Naturalis

Dalam dunia yang kita jalani sekarang, seolah alam sudah tidak bisa jalan beriringan. Padahal, semakin memprihatinkannya kondisi lingkungan kini, semakin dibutuhkan kecerdasan naturalis bagi kita untuk bertahan. Anak-anak yang peduli dengan lingkungan, mungkin akan banyak tidak sepaham dengan mayoritas orang nantinya, tapi kecerdasan ini sangat penting untuk dijaga. Beri anak kesempatan untuk memiliki hewan peliharaan, ajak ia bercocok tanam dan beri tanggung jawab dalam merawatnya. Tidak lupa isi waktu liburan dengan berkunjung ke taman atau alam terbuka yang semakin mengasah kecerdasannya.


Mengasah Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan ini merupakan area yang paling kompleks dan akan sulit dicerna dengan logika kita. Apalagi cirinya akan sulit tampak bagi kita. Namun tugas kitalah untuk mengarahkan mereka sesuai dengan fitrahnya, mengenalkan tauhid sejak mereka masih belia. Mengenalkan Tuhan yang menciptakan kita semua, yang memberikan anak apa yang mereka punya. sebagai mkahluk tugas kita untuk mematuhiNya, ada yang bisa kita terima dengan logika, ada pula yang perlu kita kerjakan saja seperti Nabi Ibrahim dengan perintah menyembelih putranya. Mungkin pertanyaan mereka akan sangat tiba-tiba dan menantang pikiran kita, tapi kita perlu tetap tenang dan jika tidak tahu minta waktu untuk mencari tahu. 


Menurut saya, penting bagi kita untuk mengasah hampir semua kecerdasan tersebut karena semuanya diperlukan untuk kita hidup. Mulai dari kecerdasan eksistensial yang menjadi dasar bagi anak menjalani hidup sebagai makhluk, lalu kecerdasan intrapersonal agar ia tahu siapa dirinya juga kecerdasan interpersonal untuk ia bisa berhubungan baik dengan orang lain serta kecerdasan naturalis agar ia bisa memperjuangkan kehidupan secara menyeluruh. Sedangkan kecerdasan kinestetik tetap perlu dilatih bagi setiap anak karena kebutuhan tubuh kita untuk bergerak agar tetap sehat. Begitu pula kecerdasan spasial (visual), musik (audio), logika matematika (logis) yang dipelukan sebagai keterampilan kita sehari-hari. Bedanya, beberapa area kecerdasan yang unggul dimiliki anak bisa dilatih lebih banyak agar ia semakin unggul dan berprestasi dalam bidang yang ia tekuni. 



Salam, Nasha

Tidak sedikit keluhan yang sudah kita layangkan pada pemerintah tentang kondisi kita sebagai warga negara. Momen peringatan hari kemerdekaan seakan menyadarkan kita akan banyaknya kekurangan dan apa yang perlu diperbaiki kedepannya. Ada yang memang jalannya harus menuntut pada pemerintah, ada yang bisa kita upayakan sendiri, juga ada yang harusnya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi mau tidak mau kita upayakan secara mandiri. Kita semakin skeptis dan putus asa untuk berharap sebagai warga negara. Namun, dibalik semua tuntutan, kritik, juga psimisme kita atas pengelolaan bangsa, kita tetap perlu melakukan hal-hal yang mencerminkan diri kita sebagai warga negara sebaiknya.

Sumber Gambar 


Hubungan Kita dengan Negara

Tidak mudah memang melepaskan diri dari pikiran-pikiran negatif dan opsi untuk mengabaikan saja kondisi bangsa. Rasanya seolah putus harapan melihat kelakuan mereka yang serakah, keji, juga tak masuk akal dimedia yang bersiliweran di sekitar kita. Sering kita sampai tak habis pikir ada orang yang melakukan tindakan serendah itu. Sering kita geleng-geleng kepala menyaksikan mereka yang menggunakan kekuasaan bukan untuk melakukan apa yang seharusnya tapi malah menyenangkan kelompok sendiri, menumpuk kekayaan, seakan yang dimiliki kini masih kurang. Kebijakan-kebijakan yang dirancang tampak menomor sekiankan kita sebagai rakyat. Lama-lama kita tidak lagi berharap dan hidup dengan mode bertahan bahkan terselip keinginan untuk pindah kenegaraan saja.

Meski begitu, masih ada perasaan ingin memperbaiki negeri ini, melakukan sesuatu yang kita bisa. Kecintaan kita terhadap bumi pertiwi membuat kita masih protes, masih mengkritik, masih sedikit berharap bahwa ada yang benar-benar peduli. Keterikatan kita pada tanah ini mendorong kita untuk bisa setidaknya melakukan sesuatu. Hal-hal kecil yang kita sukai dari sini membuat kita bertahan tak kunjung mematikan harapan. Membuat kita sedikit-sedikit mengintip perkembangan yang terjadi, lalu berpikir, merasakan, juga berpendapat, bersuara, menghasilkan satu dua tindakan. 

Hubungan kita dengan tanah kelahiran ini memang bisa dikatakan rumit. Tidak suka pengelolaannya, kurang puas dengan kondisinya, tapi kita tetap cinta. Lelah kadang melihat berita, tapi kita ingin paham dan melakukan sesuatu juga. Bagaimanapun, yang terpenting adalah tubuh kita sendiri. Seringkali berita negatif yang disebar luaskan itu menyedot banyak energi sehingga kita jadi banyak pikiran, kelelahan. Terlalu khawatir, was-was, takut, padahal jika dilihat secara objektif, kejadian negatif itu biasanya memiliki persentase yang kecil, hanya menjadi besar karena dibicarakan secara luas. Jika sudah merasa kelelahan, segera batasi diri. Tutup mata dan telinga dengan berita yang kebanyakan negatif tentang tindakan keji, serakah, juga tidak masuk akal yang bersiliweran di media. Jalan terbaik yang kita punya saat ini adalah mematikan notifikasi. Berdiam dulu, istirahat dari protes dan pikiran yang menginginkan perbaikan. Meski dengan mudahnya akses informasi kini, rasanya justru mustahil bisa benar-benar tidak tahu, dan mustahil rasanya ketika tahu tapi tidak merasa apa-apa. Tetap ingat, bahwa kita yang berkuasa, kita yang memegang kendalinya. 

Jadi kembali pada bagaimana hubungan kita dengan negara, yang kadang suka kadang tidak, kadang memuja kadang mengeluh. Bahwa kita adalah warga negara, orang-orang yang memiliki pengaruh, atas terbentuknya suatu negara, atas seperti apa bentuk suatu negara., atas siapa yang kita beri wewenang untuk bisa mengelola. Kita bersama-sama, ratusan juta jumlahnya yang menentukan. 


Kewajiban Kita

Beberapa hal yang menjadi kewajiban kita sebagai warga negara sudah tertuang secara aministratif dalam berbagai peraturan, yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Kewajiban itu antara lain adalah  menaati hukum dan pemerintahan, tunduk pada undang-undang, ikut serta dalam upaya pembelaan, pertahanan, juga keamanan negara, hingga menghormati hak asasi manusia lain. Dalam praktiknya kewajiban itu tertuang dalam aturan-aturan yang mengikat kita, dengan pelanggaran yang dilakukan akan dikenakan sanksi sesuai dengan proses hukum yang berlaku. 

Di zaman teknologi canggih saat ini, apa yang kita lakukan banyak berkaitan dengan digitalisasi dalam kehidupan. Maka, apa yang kita lakukan sebagai warga negara perlu memperhatikan hal-hal tersebut. Selain meaati hukum, kita sebagai warga yang memiliki hubungan baik dengan negara ini, penting untuk melakukan beberapa hal berikut:


  • Membaca Keseluruhan

Hal yang kerap terjadi dalam media sosial ketika sebagian kita hanya membaca sebagian dari cerita. Tak heran, komentar yang diberikan sering kali tidak nyambung dengan kejadian. Banyak media yang memanfaatkan ini dengan membuat pemberitaan berjudul luar biasa padahal isinya juga tidak relevan atau dikenal clickbait. Banyak kita yang mudah terpancing hingga menyebarkan sesuatu yang belum valid kebenarannya. Fenomena ini sesuai dengan data rendahnya skor literasi kita, sepuluh terbawah dari berbagai negara di dunia. Jadi mulailah dari diri sendiri untuk biasakan membaca keseluruhan, crosscheck pemberitaan secara menyeluruh, dan perbaiki rentang konsentrasi, lalu pelan-pelan kita upayakan untuk meningkatkan skor literasi itu. Supaya lebih bersabar kita dengan proses lebih bijaksana pula kita bersikap.


  • Menjaga Adab

Salah satunya yang paling bisa kita perbaiki adalah tutur kota, baik itu secara luring ataupun daring, jangan melepaskan diri dari sopan santun yang sudah lama diturunkan oleh leluhur kita. Semua ada adabnya, mulai dari berbicara dengan yang sebaya, dengan yang lebih tua, juga pada orang asing yang tidak pernah kita tahu keseluruhan ceritanya. Ada tata cara yang baik dalam menyampaikan, dalam menegur, dalam berkomentar, juga dalam menasihati. Ada batasan yang tetap harus dijaga an dihargai. Didunia maya meski kita seolah bisa acuh karena tidak dikenali, tapi sesungguhnya semua akan kita pertanggung jawabkan. Jadi jangan lupa dengan adab, yang baik, yang sepatutnya, yang tidak sampai menyinggung dan menyakiti orang. 


  • Aktif dalam Berbagai Gerakan

Kini tidak perlu mendaftar menjadi relawan untuk ikut dalam berbagai gerakan, cukup dengan gerakan jari tangan. Kita bisa melawan ketidak adilan, bersuara akan kekerasan, menyudutkan pihak yang berlaku sewenang-wenang. Tidak apa, jika apa yang bisa kita lakukan adalah dengan bersuara dan menyebar luaskannya, maka lakukan saja jika sudah dipastikan kebenarannya. Aktif dalam berbagai gerakan kebaikan juga silahkan, tidak usah pedulikan jika dianggap ikut-ikutan. Memang kita perlu ikut-ikutan dalam menyebarkan hal yang positif. Jika yang bisa kita lakukan adalah sumbangan dana, maka lakukan saja beri sepantasnya dengan ikhlas untuk membantu mereka yang menyumbangkan tenaga, yang sudah membuat gerakan kebaikan. Rutin bekerja sama untuk menjadikan negeri ini menjadi tempat yang lebih layak lagi. 


  • Berbuat Baik Sesama Warga
Tidak hanya aktif didunia maya, kita juga harus aktif dalam berbagai gerakan kebaikan didunia nyata. Menyebar luaskan aksi kebaikan itu baik, namun aktif melakukannya tentu lebih baik lagi. Seperti kebiasaan baik olahraga, makan sehat dalam upaya menyayangi diri sendiri dan mengajak orang lain melakukan hal serupa. Atau sedekah jumat yang semakin marak belakangan, daripada hanya menyebarkan beritanya saja lebih baik ikut aktif menyumbangkan dan membagikannya, kan? Berbuat baik dan menolong sesama warga, tanpa memandang siapa orangnya, berapa pengikutnya, apa latar belakangnya, bagaimana rupanya. Karena seperti yang kita tahu belakangan no viral no justice maka bantu siapa saja yang memang butuh panggung untuk diperhatikan, untuk diurus dengan lebih baik oleh negara, maka kontribusi kitalah untuk menyuarakan ketidak adilan itu dengan adil.
  • Peduli Lingkungan
Berdasarkan pada kesadaran bahwa no future without nature, sebagar warga yang sring bergerak secara mandiri sudah saatnya kita mulai dari rumah untuk menerapkan prinsip hidup berkelanjutan, menanam lebih banyak tanaman, memilah sampah. Jangan miudah termakan tren yang diciptakan para produsen untuk meraup lebih banyak keuntungan tanpa peduli yang mereka lakukan sudah merusak lingkungan. Tidak akan ada negara ini kedepannya tanpa adanya lingkungan yang lestari. Tidak akan ada bangsa tanpa warga yang sehat sejahtera. Dan bagaimana kita bisa sehat jika udara yang dihirup saja begitu kotornya? Menuntut udara dan air bersih bisa terus kita lakukan sembari menjadi relawan bagi diri sendiri untuk tidak memperparah keadaan. 


Saya tidak akan menyebutkan membayar pajak atau mematuhi peraturan didalam hal yang perlu kita lakukan, karena hal-hal itu sudah tertuang secara administratif. Tapi apa yang bisa kita lakukan sebagai warga negara yang baik sebenarnya adalah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menyayangi diri sendiri dengan merawatnya,meningkatkan kualitas hidup kita sendiri, menjadi manusia yang lebih baik lagi bagi diri sendiri dan manusia lainnya. Kita jugalah yang membentuk generasi penerus dengan menjadi orang tua yang penuh kesiapan pada  pengasuhan, yang melakukannya dengan penuh kesadaran. Menjaga sesama warga dengan peduli mulai dari tetangga, rekan kerja, juga teman-teman di sekitar. Menjadi lebih baik dalam menyiapkan masa depan bangsa dengan melestarikannya berlandaskan prinsip berkelanjutan dan secukupnya. Meskipun negara lain tampak lebih makmur, damai, dan menjanjikan kesejahteraan yang berlipat dibanding bangsa ini, namun ini tanah kelahiran kita yang kita hargai, kita banggakan, dan kita cintai dengan segala kurang lebihnya.

Selamat Memperingati Hari Kemerdekaan!


Salam, Nasha

Berbagai kasus yang melibatkan remaja terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. BPS juga UNICEF menyimpulkan hal serupa bahwa angka kenakalan remaja terus bertambah seiring dengan semakin rumitnya persoalan yang mereka hadapi dalam kehidupan menuju dewasa tersebut. Bahkan krisis iklim juga mempengaruhi, ditambah dengan perkembangan teknologi dan globalisasi turut menambah deretan tantangan yang remaja hadapi, menambah panjang daftar bekal yang harus disiapkan orang tua bukan ketika anak remaja tapi juga jauh sebelumnya. 

 


Berbagai Tantangan Kehidupan Remaja

Sebagai orang tua, perkembangan anak menjadi perhatian yang tak bisa diabaikan. Perubahan kondisi terkini ditambah dengan perkembangan ilmu pengetahuan mendorong kita untuk menjadi orang tua yang tak boleh ketinggalan zaman. Dengan cepatnya arus informasi belakangan, anak juga semakin mudah terpapar hal-hal yang mungkin belum sesuai dengan kapasitas mereka, maka tugas kitalah untuk menyaring hal tersebut agar sesuai dengan perkembangan mereka. 

Jika kita coba mengingat kembali masa ketika remaja dulu, sekitar usia 13-17 tahun, ada banyak kesulitan yang kita hadapi, yang kini mungkin rasanya sangat sepele. Ini hanya berartu satu hal, bahwa kesulitan kita memang berubah seiring dengan pertambahan usia. Artinya, kesulitan yang anak rasakan ketika remaja nanti, tantangan yang mereka hadapi, bisa jadi akan terlihat sederhana dimata kita, namun tidak berarti kita bisa mengabaikan apa yang mereka rasakan. Mereka sungguh-sungguh kesulitan, sedang berjuang, kesal, hingga frustasi terhadap sesuatu. Sama dengan yang dulu pernah kita rasakan, jadi jangan sampai kita abaikan perasaan mereka. Terus dampingi, gunakan kacamata yang sama dengan mereka. Kesulitan itu akan tetap ada, namun setidaknya ada kita yang mendukung mereka.

Mungkin akan lebih mudah bagi kita mengerti mereka, jika kita memahami perkembangan mendasar yang dialami remaja. Sejak usia tiga belas tahun, anak pada umumnya akan mulai mendefinisikan identitas diri dan hidup mereka masing-masing. Apa yang ingin mereka perjuangankan, nilai apa yang mereka bawa, dan apa tujuan yang mereka ingin raih. Dari sini mereka akan mulai memilah kelompok mana yang paling sesuai dengan definisi mereka sendiri. Disamping itu, remaja juga sedang beradaptasi dengan perubahan fisik yang terjadi bersamaan dengan tuntutan mereka untuk lebih mandiri. Dengan benar-benar memahami apa yang anak remaja lalui, akan semakin mudha pula bagi kita untuk benar-benar membersamai proses mereka. 


Jika kita rinci, tantangan kehidupan remaja tersebut antara lain adalah:

  • Akademis
Meski data BPS menunjukkan tidak semua remaja Indonesia bersekolah jenjang Sekolah Menengah, namun masalah akademis menjadi salah satu persoalan yang dihadapi remaja. Karena sebagian besar waktu yang mereka habiskan adalah di sekolah, lengkap dengan tuntutan agar berasil atau setidaknya tidak membuat masalah. Padahal tidak semua anak harus berprestsi dibidang akademis. Ini menjadi tantangan yang lebih berat bagi mereka yang memiliki minat dan bakat non akademis tapi tidak mendapat dukungan malah tetap dipaksa berprestasi akademis.

  • Penampilan

Inilah masa dimana anak-anak mulai mempehatikan penampilan, saat ini pula perubahan fisik dan hormon mereka terjadi, mengakibatkan mereka mulai tertarik dengan lawan jenis. Bentuk tubuh anak sudah mulai terbentuk yang berdampak pada tingkat kepercayaan diri anak dan perilaku mereka terhadapnya. Entah akan tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri ataupun gangguan makan seperti anoreksia, resiko itu rentan terjadi pada masa-masa ini. 
  • Tuntutan
Setiap kita sebenarnya memiliki tuntutan masing-masing pada diri sendiri, entah orang lain ketahui atau tidak. Namun yang banyak terjadi, remaja diberi tuntutan dari orang sekitar, kadang tanpa memahami terlebih dahulu kondisi remaja itu sendiri. Baik itu tuntutan akademis, tuntutan prestasi, atau tuntutan untuk bertanggung jawab pada peran lainnya. Resikonya remaja bisa tertekan, stres, depresi, yang bisa mendorong pada perilaku tidak baik. 
  • Hubungan
Mulai dari hubungan dengan orang tua, keluarga, sahabat, hingga asmara; semua bisa menjadi tantangan sulit yang dihadapi para remaja. Kurang akrabnya anak dengan orang tua, tidak hangatnya hubungan yang terjadi didalam rumah, perundungan yang terjadi diantara teman-teman sekolah, serta kesulitan mendapatkan seseorang yang bisa benar-benar dipercaya, menempatkan remaja dalam posisi yang rentan untuk terlibat dalam apa yang disebut sebagai kenakalan remaja. Mereka bisa menjadi korban, bisa menjadi pelaku, bisa pula menjadi keduanya. 
  • Gadget

Ini tantangan baru yang kini banyak menjadi perhatian. Anak memang perlu gadget, baik itu untuk mendukung aktivitasnya juga untuk interaksinya, namun jangan sampai kelewatan. Anak harus memiliki batasan kuat dalam mengelola diri memanfaatkan teknologi. Kecanduan gadget beresiko anak yang menyia-nyiakan waktu, mengurangi aktivitas fisik dan interaksi sosial anak, bahkan membuat mereka mengabaikan tanggung jawab yang dimiliki.

  • Kualitas Kesehatan
Studi terbaru menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan, berupa polusi yang mempengaruhi siklus menstruasi pada anak perempuan. Rata-rata menstruasi pertama kini terjadi pada usia 11,9 tahun, ini jauh lebih cepat dibanding generasi sebelumnya. Udara dengan tingkat polutan yang tinggi terbukti memicu menstruasi dini, yang seterusnya bisa mempengaruhi kualitas kesehatan tubuh anak itu sendiri kedepannya. Selain itu, studi lain menunjukkan tingginya tingkat polutan berbanding lurus dengan tingkat nyeri haid yang juga lebih parah. 
  • Kenakalan Remaja

Pada belasan ribu kasus yang tercatat BPS ditahun lalu, ada perilaku kecanduan rokok, alkohol, hingga narkotika, kekerasan, dan seks bebas yang dilakukan oleh remaja. Ini angka  yang memprihatinkan karena tidak sepatutnya mereka, yang masih tergolong anak-anak terlibat dalam kasus-kasus tersebut. Secara biologis, pertumbuhan otak remaja masih belum sempurna, perkembangan struktur tubuh mereka belum matang, namun sudah bisa berbuat jauh diluar yang kita perkirakan. Tidak sulit menemukan kasus kriminal yang melibatkan remaja, hal-hal yang kadang diluar logika bisa dilakukan oleh seseorang apalagi remaja. 


Semakin hari rasanya semakin ngeri menyaksikan apa yang terjadi. Saat kita dulu masih anak-anak atau setidaknya bertahun-tahun kebelakang, rasanya berita-berita tidak sampai senegatif ini. Pelaku kejahatan memiliki karakteristik tertentu yang bisa ditelusuri latar belakang atau penyebabnya. Sedangkan kini, semua seolah terjadi dengan cepat dan serta merta. Tiba-tiba ada banyak remaja yang terlibat perundungan dengan kekerasan yang sudah jauh meningkat, bahkan dilindungi oleh fasilitas jabatan orang tua. Angka seks bebas yang membuat kita tak habis pikir, tiba-tiba seorang pelajar yang sudah menggendong balita, kadang ada yang tanpa malu mengadakan pesta. Serta kecanduang-kecanduan hal negatif yang tak ada habisnya. Tidak berhenti disitu, kekhawatiran kita juga berhubungan dengan kualitas hidup mereka, dari nutrisi yang mereka konsumsi kini bahkan dari udara yang mereka hirup hari ini. Tingkat polusi dan pengolahan makanan yang semakin tidak karuan, menambah deretan kekhawatiran kita akan masa depan anak. 

Meski belum memiliki anak remaja, saya tidak menampik bahwa ada kalanya membaca berita lalu merasa ngeri sendiri membayangkan dunia seperti apa yang akan anak-anak ini tinggali nanti. Krisis iklim semakin nyata dampaknya, kualitas kehidupan yang bukannya semakin meningkat malah semakin menurun, tingkat persaingan yang bertambah ketat, ditambah dengan perilaku-perilaku aneh yang dipertontonkan. Kekhawatiran tersebut memang diperlukan agar kita bisa lebih bersiap. Mengusahakan apa yang kita bisa sekaligus menyerahkan pada Yang Maha Berkuasa. Karena hanya dengan izin dan pertolonganNya kita bisa menjaga jauh dari sebelum anak-anak ini beranjak remaja. 


Apa yang Perlu Kita Persiapkan

Tidak bisa dikatakan berlebihan jika anak yang balita kini sudah dipersiapkan berdasar kekhawatiran akan masa remajanya kelak. Bahkan kita tidak hanya mempersiapkan remajanya saja namun hingga ketika mereka dewasa, bisa mandiri dan bertanggung jawab penuh dengan hidup mereka sendiri. Bekal terbaik apa yang bisa kita beri sehingga kebutuhan mereka tetap terpenuhi dan mereka bisa terlindungi dari hal-hal tidak sesuai yang ada diluar mereka nanti. 

Apa yang kita perlu siapkan hari ini harus mengacu pada pribadi seperti apa yang kita harapkan tercipta ketika mereka besar nanti. Pengasuhan kita sangat besar dipengaruhi oleh hal tersebut. Itulah yang kita latih mulai hari ini.

Sudah banyak yang menyadari bahwa untuk bisa berhasil dikemudian hari, tidak bisa hanya mengandalkan hard skill atau keterampilan teknis, tapi juga butuh soft skill atau kemampuan yang berhubungan dengan kepribadian. Jika hard skill banyak diperolah melalui pendidikan formal seperti kemampuan berhitung, analisis data, hingga pengetahuan umum dan teknik menyelesaikan sesuatu, maka soft skill banyak diperoleh dari latihan terus menerus. Keterampilan itu seperti public speaking, leadership, komunikasi, kerja sama, manajemen waktu, dsb. Seiring dengan makin banyaknya yang menyadari pentingnya soft skill ini semakin banyak pula aktivitas yang memicu kemampuan ini. Seperti sekolah-sekolah yang mendorong murid-murid untuk lebih banyak tampil, proses belajar  yang menuntut kerja sama, kemampuan kepemimpin, organisasi, serta manajemen waktu, hingga berbagai pelatihan untuk tampil percaya diri. Tinggal kita pilih mana yang paling sesuai dengan yang kita butuhkan.

Namun dibalik semua itu, pelatihan dan membangun kebiasaan sesungguhnya perlu dimulai dari lingkungan terkecil anak, yaitu di rumah. Bagaimana kita menciptakan rumh sebagai sarana belajar anak agar ia tumbuh menjadi pribadi dengan karakteristik yang kita harapkan. Untuk bisa bertahan dimasa depan, menurut saya, anak-anak perlu memiliki mental yang tangguh, tidak mudah menyerah, bertanggung jawab, juga sangat mau belajar. Semua itu harus dibungkus dalam kesadaran mereka bahwa mereka hanyalah seorang makhluk, yang diciptakan oleh Sang Pemiliki Kehidupan untuk memenuhi tujuan kehadiran di dunia ini. 

Membiasakannya dalam hari-hari sebenarnya dalam aktivitas yang terlihat sederhana. Mulai dari bangun tidur membaca doa dan mengucapkan terima kasih atas kehidupan hari ini kepada Sang Pencipta. Lalu dilanjutkan dengan membereskan tempat tidur sendiri sebagai bentuk tanggung jawab anak. Aktivitas rutin seperti sholat, mandi, hingga sarapan bisa dikerjakan secara mandiri oleh anak dimulai sekitar usia lima tahun, dalam bentuk ajakan bukan paksaan. 

Selanjutnya, kebiasaan itu bisa diteruskan selama waktu-waktu kita membersamai mereka. Salah satu kunci yang harus selalu kita ingat adalah bahwa kita adalah teladan, yang tingkah lakunya akan ditiru oleh anak-anak. Sedangkan, mereka adalah seseorang yang perkembangannya belum sempurna, yang emosinya belum stabil, sehingga meman butuh kesabaran seluas samudera dalam menghadapinya. Biarkan anak menghadapi emosinya sendiri, biarkan mereka merasa sedih, merasa kesal, juga merasa frustasi saat melakukan aktivitasnya. Dampingi saat mereka marah ketika tidak mendapatkan yang diinginkan, saat merasa sedih kehilangan hewan peliharaan, atau frustasi saat tidak kunjung menyelesaikan puzzle yang dimainkan. Selama ekspresinya tidak berbahaya, tidak menyakiti dan merusak, biarkan saja. Entah akan menangis di pusat perbelanjaan atau berteriak di dalam kamar, beri mereka ruang dan waktu untuk mengekspresikan. Waktu-waktu itu adalah masa yang berharga bagi anak untuk belajar, untuk membentuk pribadi seperti apa mereka kelak. 

Kadang ada saja perasaan tidak tega muncul, atau dorongan untuk memudahkan saja hidup mereka, namun ingat kembali tujuan pengasuhan kita, menumbuhkan kebiasaan. Beri mereka waktu untuk mencoba, lagi dan lagi, biarkan mereka menghadapi frustasi itu, lalu mencoba lagi. Harapannya agar hari-hari yang seperti itu akan membentuk mental yang tangguh dan pantang menyerah mereka kelak. Biarkan mereka mencoba mengatasi kesulitannya sendiri, beri mereka kesempatan mencoba meski hasilnya tidak sempurna, meski nanti kita bantu juga, setidaknya biarkan mereka berusaha. Biarkan juga mereka membereskan apa yang mereka kerjakan, biasakan anak yang menanggung konsekuensi dari perbuatan mereka. Setelah main dibereskan, menumpahkan air maka dilap, setelah makan taruh piring di belakang atau cuci sekalian, sampah buang langsung di keranjang sampah, dst. Harapannya agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab pada peran-peran yang mereka emban. 

Terakhir, kita perlu menyadari bahwa bukanlah kita yang sebenarnya menjaga anak-anak ini, namun Tuhan yang upayanya mereka lakukan sendiri. Jadi tumbuhkan pemahaman tauhid sedari dini, bahkan dari bayi tentang kita yang hanyalah makhluk ciptaan, tentang Allah yang berkuasa atas segalanya, tentang perintah dan larangan dariNya, tentang pemenuhan takdir setiap kita. Lalu, bekali mereka dengan kebiasaan-kebiasaan baik yang mudah-mudahan akan terus terbawa hingga mereka remaja bahkan dewasa kelak. aamiin.



Salam, Nasha

Sudah sejak lama vaksin menjadi solusi dari berbagai penyakit yang  mudah menyebar ataupun mematikan yang menyerang manusia. Beberapa waktu lalu upaya pengembangan vaksin covid secara ilmiah telah menurunkan angka penyebaran juga resikonya di seluruh dunia. Hasil serupa juga telah didapati sebelumnya pada penyakit-penyakit seperti cacar, hepatitis, tuberkolosis, kanker serviks, polio, dan masih banyak lagi. Di Indonesia, beberapa jenis vaksin telah disediakan gratis, namun sayangnya masih banyak juga yang perlu kita upayakan sendiri. Untuk itu, kini semakin banyak fasilitas kesehatan yang menyediakan vaksin agar lebih mudah dijangkau. 


 

Tentang Vaksin

Pengadaan vaksin dengan berbagai jenis dan kemudahan yang bisa kita akses kini, tidak terjadi dalam waktu singkat. Prosesnya bahkan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Melansir dari situs resmi WHO, vaksin pertama yang berhasil ditemukan adalah vaksin cacar oleh dr. Edward Jenner. Namun sebenarnya praktik memberi kekebalan ini sudah dikembangkan jauh sebelumnya, setidaknya di abad kelima belas, dimana orang-orang yang sehat sengaja dipaparkan oleh orang yang sedang terinfeksi cacar, agar tubuh bisa mengenali dan memproteksi diri dari penyakit tersebut. 

Konsep variolasi atau istilah untuk infeksi yang disengaja ini tidak hanya dilakukan di Eropa, praktik itu juga sudah lama dijalankan di Asia dimana para bhiksu di China sengaja meminum bisa ular agar kebal terhadap gigitan ular.  Menilik sejarahnya, praktik vaksin memang jauh dari ide modern seperti yang kita bayangkan sekarang. Prosesnya melibatkan pengorbanan dalam uji coba dan keberanian dalam pengambilan resiko. Tak jarang bahkan bertentangan dengan etika dan logika kita saat ini. Perjalanan panjang itu dapat dimaklumi karena ilmu juga terus berkembang dan upaya tersebut membuahkan hasil yang sepadan, dimana vaksin adalah penemuan medis yang paling banyak menyelamatkan nyawa. 

Dalam masyarakat kita, angka pengaplikasian vaksin terus mengalami peningkatan meski tidak jarang masih banyak yang meragukan efektifitasnya. Bahkan masih ada kalimat, anak itu tidak vaksin tapi sehat-sehat saja atau anak itu sudah vaksin tapi masih sakit juga. Padahal kadang jenis vaksin dan penyakit yang ditimbulkan itu berlainan. Perlu diingat bahwa vaksin hanya mencegah jenis penyakit yang dimaksud. Vaksin cacar untuk mencegah penularan penyakit cacar atau menurunkan resiko (tingkat parahnya penyakit) jika tetap tertular. Vaksin polio untuk penyakit polio. Vaksin HPV untuk penyakit kutil kelamin juga kanker serviks. Dan seterusnya. Jadi bukan vaksin untuk segala jenis penyakit hingga akan sehat-sehat terus. 

Mungkin jika kita mau benar-benar mempelajari, kita akan mengerti. Lebih memahami bahwa vaksin bukanlah melangkahi kehendak Tuhan, bukan pula memberi kita kekuatan paripuna, namun vaksin adalah salah satu upaya agar kita bisa melindungi diri sendiri dan orang lain dari penyakit yang dicegah vaksin tersebut. Sebab kita hanya manusia, yang bisanya ya berusaha. 


Pengalaman Vaksin

Saya sendiri mulai mempelajari tentang vaksin ini sejak memiliki anak. Sebelumnya, ketika masih di sekolah, akan melakukan perjalanan juga ketika akan menikah, saya hanya melakukannya tanpa benar-benar mengerti. Ditambah lagi, kurangnya sosialiasi bahwa vaksin tujuannya bukan sekedar kelengkapan administrasi tapi untuk melindungi. Bahwa ketika mengunjungi suatu negara ada resiko tertular penyakit tertentu, yang syukurnya kini bisa dicegah dengan vaksin. Bahwa ketika menikah lalu melakukan hubungan seksual, ada resiko terkena penyakit yang syukurnya bisa dicegah dengan vaksin. Sayangnya, tidak ada penjelasan yang menekankan pentingnya vaksin ini. Setidaknya begitulah pengalaman saya. 

Dari buku yang dibagikan, ada informasi tentang vaksin namun hanya berupa jadwal pemberian, bukan penjelasan penyakir yang dicegah oleh vaksin tersebut. Dengan ilmu seadanya dan kepercayaan pada pengetahuan, jadilah saya hampir setiap bulan mendatangi rumah sakit agar anak diberi vaksin oleh dokter spesialis. Pertimbangannya waktu itu adalah akses faskes pertama saya yang kurang mudah dijangkau hingga pada penanganan resiko jika terjadi apa-apa sekaligus sebagai momen konsultasi. Sayangnya tidak semua orang mampu dan mau melaksanakan vaksin atas kesadarannya sendiri. Sebagian lagi bahkan untuk yang gratis saja juga enggan, alasannya bermacam-macam seputar berita negatif vaksin itu sendiri. Sebagian lagi hanya melakukan sebagai kewajiban, jika dirasa mudah dan menguntungkan baru dilakukan. Seandainya kita semua paham, bahwa sebagai bagian dari kelompok masyarakat, sudah seperti kewajiban untuk kita melaksanakan vaksin, karena vaksin juga melindungi orang lain. Kesadaran yang tidak akan tumbuh tanpa pemaparan informasi yang jelas dan berkelanjutan.

Kembali lagi pada pengalaman saya vaksin mandiri, dengan kesadaran yang semakin tinggi sejak pandemi covid19 lalu. Sejak anak-anak rutin vaksin, saya jadi semakin terpapar dengan informasi sehubungan dengan vaksin, jenis-jenis vaksin termasuk untuk dewasa, hingga cara kerjanya. Setidaknya pikiran saya semakin terbuka, dari yang hanya untuk melindungi anak ingin melaksanakan vaksin dewasa juga. Sayangnya, tidak semua jenis vaksin dapat dijangkau dengan mudah dan murah, apalagi di rumah sakit. Untuk biayanya, setidaknya ada biaya vaksin, biaya adminstrasi rumah sakit, biaya rawat jalan, juga biaya konsultasi dengan dokter umum atau dokter spesialis yang melakukan.

Ternyata ada layanan vaksin yang bisa memangkas semua biaya tersebut, salah satu yang sudah bisa dipercaya adalah Rumah Vaksinasi, sebuah layanan swasta penyedia vaksin yang didirikan oleh seorang dokter anak sejak 2012 lalu. Setelah sepuluh tahunan berjalan, kini layanannya telah tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Ketika saya melakukan vaksinasi di salah satu mitra resminya di Solo lalu, saya hanya dikenakan biaya vaksin dan administrasi sekaligus BHP dan jasa dokter umum sebesar lima puluh ribu rupiah. Selain itu, harga vaksinnya juga sedikit lebih murah daripada yang dipatok di rumah sakit ataupun klinik pratama lainnya. Sehingga total biaya yang kita keluarkan pun menjadi lebih rendah. Daftar harga yang dikenakan di Rumah Vaksinasi juga transparan dan bisa dilihat dilaman resmi mereka sesuai dengan jenis dan merk vaksin yang diinginkan. Ini merupakan solusi bagi hampir seluruh warga Indonesia untuk bisa mengakses vaksin secara mandiri dengan lebih murah dan mudah.



Salam, Nasha

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kenalan Dulu, yuk!

Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

Follow @salamnasha

POPULAR POSTS

  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

Hubungi Aku di sini

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement

Label

family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

Daftar Tulisan

  • ►  2025 (21)
    • ►  Mei 2025 (2)
    • ►  April 2025 (5)
    • ►  Maret 2025 (4)
    • ►  Februari 2025 (5)
    • ►  Januari 2025 (5)
  • ▼  2024 (41)
    • ►  Oktober 2024 (4)
    • ►  September 2024 (8)
    • ▼  Agustus 2024 (5)
      • Hal-hal yang Tidak Boleh Kamu Lewatkan Selama Ting...
      • Bukan Hanya Akademis, Ada 9 Kecerdasan Bisa Dilati...
      • Meski Sering Kontra, Kita Tetap Perlu Melakukan 5 ...
      • Tantangan Kehidupan Remaja Masa Kini, dari Polusi ...
      • Tak Perlu Pusing, Ini Solusi Imunisasi Anak dan De...
    • ►  Juli 2024 (5)
    • ►  Mei 2024 (5)
    • ►  April 2024 (3)
    • ►  Maret 2024 (5)
    • ►  Februari 2024 (3)
    • ►  Januari 2024 (3)
  • ►  2023 (117)
    • ►  Desember 2023 (10)
    • ►  November 2023 (10)
    • ►  Oktober 2023 (10)
    • ►  September 2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (10)
    • ►  Juli 2023 (10)
    • ►  Juni 2023 (11)
    • ►  Mei 2023 (12)
    • ►  April 2023 (8)
    • ►  Maret 2023 (10)
    • ►  Februari 2023 (8)
    • ►  Januari 2023 (8)
  • ►  2022 (31)
    • ►  Desember 2022 (6)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  Oktober 2022 (4)
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (3)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (3)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Oktober 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (1)
    • ►  Juni 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (2)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (4)

BloggerHub Indonesia

Tulisanku Lainnya

Kompasiana Kumparan

Popular Posts

  • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Trending Articles

  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes