• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

Kita bisa menganggap Ramadan sebagai waktu khusus yang diberikan Tuhan untuk memperbaiki diri. Baik dengan kuantitas dan kualitas ritual ibadah, maupun dengan kuantitas dan kualitas kebaikan hidup secara keseluruhan. Mensyukuri dan menjaga setiap jengkal nikmat-Nya. Salah satunya dengan menerapkan pola hidup baik dan lebih sehat selama ramadan, yang semoga bisa tetap kita laksanakan setelahnya. Sebab, ramadan esensinya adalah sebagai sarana latihan kita untuk menahan nafsu dan belajar mengendalikan diri. Sadar pada apa yang penting dan bisa mengeliminasi untuk hal-hal yang benar berarti. 

Mulai dari Pahami Diri Sendiri

Dengan niat untuk memperbaiki dir dan pola hidup, kita harus sadari dulu di titik mana kita berada saat ini. Apa yang salah, mana yang keliru, apa saja yang tidak tepat, dan bagian mana saja yang ingin kita perbaiki dari gaya hidup kita masing-masing. Ini bisa berlaku pada semua aspek, mulai dari manajemen waktu, pola makan, kebiasaan tidur, bahkan cara mengelola emosi. Semuanya. Mumpung ada waktu khusus satu bulan yang bisa kita manfaatkan untuk memperbaiki dan melatih pola yang lebih baik, mumpung kita berada dalam lingkungan yang bisa seidkit menyesuaikan selama satu bulan ini, mumpung kita punya kesempatan.

Saya rasa tidak sedikit orang yang memiliki niat untuk memperbaiki di setiap ramadan. Hanya saja kebanyakan masih belum benar-benar merencanakannya dengan tepat, sehingga tidak berjalan sesuai yang diharapkan atau setelah ramadan jadi kembali lagi pada titik semula. Maka sejak awal, kita perlu tahu di titik maa kita berada saat ini, lalu tentukan di titik mana kita akan berada setelahnya.

Jika saya coba sedikit merinci, beberapa hal yang perlu kita persiapkan antara lain:

  • Menyadari kondisi diri sendiri. Misalkan kita ingin merutinkan shalat dhuha setiap hari, tapi kondisinya berada di kantor, bagian front office pula, sehingga sulit rasanya untuk memenuhi keinginan tersebut, maka ubah rencananya menjadi dhuha di hari libur atau hari kerja namun jangan dulu setiap hari. Pahami dulu kondisi diri baru buat rencana yang bisa sejalan dengan itu. 

  • Lakukan peningkatan bertahap yang sesuai dengan keadaan diri. Misalkan bangun sahur secara penuh selama sebulan karena kebiasaan sulit bangun pagi. Meskipun tidak banyak orang yang menargetkan sahur, tapi bagi mereka yang kesulitan bangun pagi, ini bisa menjadi tantangan baik yang dapat memperbaiki kebiasaan bangun pagi. Dari bangun hanya untuk makan, jadi bangun untuk mempersiapkan, lalu bangun untuk salat dulu, pelan-pelan ada progress hingga jadi kebiasaan.
  • Buat rencana dengan jelas. Setelah menyadari keadaan diri dan hal apa yang ingin diperbaiki, selanjutnya kita bisa membuat rencana. Buat secara rinci. Misalkan dari waktu bangun, ingin melakukan apa, sahur jam berapa. Lanjutkan dengan pagi yang bagaimana, siang dan sore seperti apa, lalu berbuka hingga ibadah malam apa saja yang dikerjakan. Usahakan membuatnya bertahap dengan peningkatan hingga tercapai target yang kita inginkan.  


Terapkan Challenge Harian Selama Ramadan

Mungkin kita memang butuh semacam waktu tertentu dan tantangan didalamnya agar bisa lebih bersemangat. Jadi manfaatkan saja ramadan ini, bulan yang membuat semangat dan kegembiraan hati kita meningkat ini, untuk melakukan banyak hal baik dengan cara lebih baik. Niatkan agar kebiasan baik selama ramadan in bisa kita teruskan ke depannya. 

Nah, berikut beberapa hal baik yang bisa kita mulai di ramadan nanti untuk jadi kebiasaan baik kita selanjutnya:

- Membaca Al Quran, konsisten di waktu yang sama dengan target jumlah halaman tertentu. Ajakan one day one juz memang ramai digaungkan dan terbukti banyak yang mampu menyelesaikan. Namun, jika dirasa belum sanggup, cobalah perlahan membangun kebiasaan dulu. 

- Pelajari/ Hafal satu surah baru. Coba untuk melakukannya setiap pekan. Buat waktu khusus dalam satu minggu untuk benar-benar mempelajari satu surah baru. Terjemahannya, tafsirnya, kisah di baliknya. Setelah itu, tantang diri sendiri untuk menghafalkannya. 

- Pelajari dan perbaiki kualitas ibadah mulai dari wudhu, sholat, bacaan quran, fiqh, dst. Ada banyak ritual ibadah yang selama ini kita lakukan, namun bagaimana kualitasnya? Apakah wudhu dan shalat yang setidaknya kita lakukan lima kali sehari sudah benar sesuai syariat? Coba pelajari lagi dan perbaiki apa-apa yang keliru selama ini.

- Menghindari makanan yang tidak baik. Sesuai dengan anjuran halalan thayyiban, makan dan minum yang halal juga baik. Jadi hindari makanan dan minuman yang tidak masuk pada kriteria tersebut. Kurangi, jika tidak bisa menghilangkan sepenuhnya, makanan/ minuman kemasan, tinggi gula, mengandung bahan kimia, serta bahan-bahan yang tidak sehat sesuai dengan kondisi tubuh kita. Hindarkan pula diri dari mengikuti hawa nafsu yang bisa berujung pada mubadzir. Siapkan saja secukupnya.

- Memilh makanan yang baik bagi tubuh dan alam. Biasanya yang baik bagi tubuh juga baik bagi bumi, memang begitu Allah rapinya menciptakan. Seperti bahan organik minim pengolahan. Beralih dari panganan instan ke olahan rumahan. Pilih menu berbuka yang lebih ramah pencernaan seperti kurma, buah, kelapa muda, wedang rempah, dsb. 

- Tambah sholat sunnah. Mulai dari shalat sunnah setelah atau sebelum shalat fardhu, atau shalat dhuha juga shalat tahajjud. Tidak perlu langsung mengerjakan semuanya sekaligus. Coba konsisten mengerjakannya satu per satu, baru tingkatkan. Ingat kita sedang mencoba membangun kebiasaan. 

- Perbanyak dzikir dan istighfar. Besar kemungkinan istighfar dan dzikir akan lebih mudah kita lakukan selama ramadan dengan lingkungan dan suasana yang mendukung. Maka, lakukan terus, ingatkan diri untuk terus beristighfar dan berdzikir di kala senggang atau di sela apapun yang kita lakukan. Ketika bersin, melihat hal baik, melihat hal buruk, mendapat kabar tertentu; selalu kembalikan pada Allah. 

- Melatih kesadaran atau mindfullness dalam setiap aspek kehidupan. Islam telah mengajarkan shalat dengan khusyu' sebagai wujud kita yang tidak membiarkan pikiran berkelana ke mana-mana. Terapkan ini pada setiap keadaan kita. Saat memilah makanan, saat membeli takjil, saat menyiapkan makanan lebaran, saat membeli pakaian, dst. Sadari apa niat dan tujuan dari sesuatu yang kita lakukan. Kendalikan diri untuk tidak sekadar ikut-ikutan. 

- Olahraga dan istirahat teratur sebagai penunjang hidup yang lebih sehat. Sebagai upaya kita mensyukuri tubuh dan hidup yang Allah beri, sudah sepatutnya kita menjaganya tidak sampai sia-sia. Rutinkan olahraga di waktu pagi ataupun sore sesuai dengan keadaan, rutinkan pula beristirahat di waktu yang dianjurkan seperti setelah tarawih hingga sebelum sahur. Tidak begadang dan tidak pula tidur setelah subuh. 

- Bertindak sesuai adab dalam keseharian. Ini hal kecil yang sering kita lupakan, untuk mengerjakan sesuai adab yang telah diajarkan. Makan dan minum tidak berdiri, menggunakan tangan kanan, minum dalam tiga tegukan, membaca salam, masuk keluar kamar mandi dengan doa, dsb. Pelan-pelan buat misi harian untuk melakukannya satu per satu secara sadar, lalu tingkatkan.

- Membaca ataupun belajar hal baik yang baru. Ini bisa jadi apa saja, baik mempelajari ilmu agama maupun bukan. Belajar memasak untuk mengurangi belanja makanan di luar, misalkan. Belajar mengompos untuk mengurangi tumpukan sampah, belajar menjahit baju sehingga tidak melulu rusak beli baru, belajar membuat sabun sendiri dengan eco enzym atau lerak, atau bisa juga belajar keterampilan baru seperti menyetir, bahasa, menulis konten, dll.

- Menebar kebaikan dan kasih sayang dengan melakukan banyak hal baik bagi orang lain. Mungkin paling sering kita dengar adalah dengan bersedekah, tapi jangan lupa bahwa sedekah tidak hanya berupa uang yang diberikan pada si fakir. Sedekah juga bisa senyum dan tindakan baik. Tunjukkan empati pada orang sekitar. Jalin silaturahmi dengan bercengkerama, dengan menghubungi keluarga yang berjauhan, dengan tersenyum pada orang yang berpapasan. Dengarkan curhatan teman. Mudahkan urusan orang lain. 

- Eliminiasi kebiasaan yang kurang baik. Banyak nih contohnya, mulai dari scrolling kelamaan, kaya ngapain sih ke toilet sampai bawa handphone juga? Mau tidur mantengin timeline tuh buat apa? Kebiasaan menunda-nunda, tidak bersih, kurang rapi, males gerak, dan seterusnya masing-masing kita yang tahu apa saja. 

Dengan suka cita dan semangat, kita persiapkan ramadan ini agar bisa menjadi waktu yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kita jadikan ramadan ini sebagai masa latihan melakukan kebaikan untuk selanjutnya kita jadikan kebiasaan baru. Bersama-sama kita menjadi orang baik untuk menciptakan lingkungan hingga bumi yang lebih baik. 



Salam, Nasha

Dengan makin berkembangnya ilmu pengasuhan kini, rasanya ada makin banyak pula hal yang perlu kita ajarkan pada anak. Salah satunya adalah delayed gratification, kemampuan menunda kesenangan untuk sesuatu yang lebih besar di masa depan. Mungkin anak tidak begitu paham dengan istilah ataupun definisinya, tapi mereka tetap bisa berlatih jika kita memahami dan membiasakannya pada mereka. Dengan tujuan untuk membentuk karakter anak yang sabar, gigih berjuang, menghargai proses, serta mampu mengendalikan diri; mari kita belajar tentang delayed gratification dan cara menerapkannya. 


Delayed Gratification

Seperti yang tadi disebutkan, delayed gratification berarti menunda kesenangan saat ini untuk sesuatu yang lebih besar di masa depan. Keterampilan ini berhubungan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Walter Mischel pada tahun 1960-an bernama marshmallow test. Saat itu sekelompok anak usia pra-sekolah diberi pilihan untuk memakan marshmallow yang ada di depan mereka saat itu juga atau menunggu 15 menit untuk mendapatkan yang lebih banyak. Hasilnya anak yang berhasil menunggu cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Orang tua menilai bahwa mereka memiliki skor akademik yang lebih baik, kefasihan verbal, lebih mampu fokus, dapat merencanakan dengan baik, serta memiliki kemampuan sosial yang baik pula. Dari percobaan panjang itu disimpulkan bahwa delayed gratification yang mengindikasikan self control seseorang, berpengaruh pada bagaimana ia menjalani hidupnya. 

Bayangkan saja, anak yang meminta mainan di pusat perbelanjaan. Antara anak yang terbiasa mendapatkan langsung mainan yang ia inginkan dan akan tantrum ketika tidak mendapatkannya dengan anak yang bisa diajak berkomunikasi bahwa mainan yang ia inginkan tidak bisa ia dapatkan sekarang. Entah karena memang tidak ada dalam rencana, tidak butuh, belum cukup uangnya, dan seterusnya. Anak yang mau mencoba memahami alasan tersebut tampak lebih bijaksana, kan? Bayangkan mereka tumbuh dewasa dengan bekal mental demikian.

Jika dirinci, manfaat dari menunda kesenangan itu antara lain:

  • Lebih tenang menghadapi situasi yang tidak menyenangkan baginya. Sebab ia paham memang tidak semua keinginannya bisa terwujud apalagi secara instan. Maka ketika ia tumbuh makin besar dan dewasa, ia sudah memahami fakta tersebut sehingga bisa lebih santai menghadapinya.
  • Sebagai sarana latihan kesehatan mental atau kestabilan emosi. Dengan belajar menunda kepuasan, anak juga sudah terbiasa menghadapi situasi di mana ia berhdapan dengan berbagai emosi. Ia sudah berpengalaman dengan emosi seperti kesal, sedih, gregetan, ketika menunggu untuk mendapatkan apa yang ia mau. Maka selanjutnya, ia lebih bisa mengontrol emosi tersebut.
  • Melatih anak untuk gigih, fokus pada tujuan, serta menjadi perencana yang lebih baik. Dengan menunda kepuasan, anak dilatih untuk paham apa yang benar-benar ia inginkan, kapan mendapatkannya, bagaimana caranya, apa yang perlu ia lakukan. Seterusnya anak dapat menjadi pribadi yang bisa menyusun rencana dan fokus menindak lanjutinya. 
  • Lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan karena lebih tidak bgitu terpengaruh dengan emosi. Banyak pengambilan keputusan kita yang berdasar pada emosi sesaat atau karena impulsif. Di sinilah fungsi pengendalian diri sehingga anak tidak serta merta mengambil keputusan ceroboh yang bisa ia sesali. Dengan menunda kepuasan, kita jadi mengajak anak berpikir lebih panjang akan apa yang benar-benar ia inginkan. Di masa depan, anak terlatih untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan sesuatu. Hal ini bisa mempengaruhi banyak aspek hidupnya, seperti pola hidup yang sehat, penggunaan uang, hingga komitmen dalam hubungan.
  • Memiliki hubungan yang lebih berkualitas, dengan kematangan emosional. Tentu lebih mudah untuk berhubungan dengan orang yang tenang dibanding mereka yang meledak-ledak, kan? Biasanya, orang dengan kstabilan emosi dapat mengendalikan diri yang tecermin dalam perilaku yang lebih bijaksana. Ia bisa bertutur kata dan bertindak sesuai dengan tempat dan lawan bicaranya sehingga memiliki hubungan yang cenderung lebih baik. 
Tidak hanya pada anak, kemampuan ini juga bisa kita kembalikan pada diri kita sendiri. Bandingkan antara orang yang impulsif harus mendapatkan apa yang ia mau saat itu juga dengan orang yang bisa bersabar dalam mendapatkan apa yang ia inginkan. Di antara dua tipe tersebut, mana yang menurut kita lebih baik? Tipe mana yang kita harapkan ada pada anak kita? Lalu, bawakan ke diri sendiri. Sudah cenderung menjadi orang seperti apa kita sebagai teladan bagi anak-anak ini?


Kiat Menerapkan pada Anak

Dengan memahami berbagai manfaat dari delayed gratification tadi, harusnya tidak ada lagi keraguan untuk menerapkan ajaran ini pada anak-anak kita. Mungkin masih asing istilahnya bagi kita, namun saya yakin ajaran ini sudah ada sejak zaman dulu. Orang tua yang menyuruh kita bersabar, meminta kita untuk menabung sehingga bisa membeli sendiri apa yang kita mau dengan tabungan tersebut, atau nasihat-nasihat bahwa kita tidak selalu bisa mendapatkan apa yang kita mau, apalagi saat itu juga. 

Maka, berikut beberapa cara yang juga saya coba praktikkan pada anak agar mereka bisa menjadi orang yang menunda kesenangan atau delayed gratification:

  • Menjadi teladan. Ini akan selalu menjadi kiat nomor satu ketika kita memberikan ajaran pada anak-anak. Mereka belajar dengan meniru. Maka jadilah sosok yang pantas ditiru. Perlihatkan pada anak kita yang bersabar dalam mendapatkan yang kita inginkan. Sampaikan terus, sounding ke mereka, ulang-ulang cerita bagaimana kita menunggu dengan sabar.
  • Ingatkan anak tentang proses. Hal ini bisa disampaikan melalui kisah ataupun praktik langsung. Ajak anak memasak, misalkan. Buat mereka paham bahwa makanan yang terhidang di meja tidak serta merta ada, namun butuh proses panjang untuk mendapatkannya. Ajak mereka membuat kerajinan tangan, sehingga mereka melihat langsung mainan yang mereka terima juga butuh waktu dan usaha dalam pembuatannya. Atau belanja daring, sehingga anak tahu butuh waktu beberapa hari dalam pengiriman sehingga apa yang diinginkan sampai di tangan.
  • Biasakan memberi anak jeda saat menginginkan sesuatu. Jika bukan hal yang mendesak seperti makanan ketika lapar, coba buat anak menunggu dulu. Tidak serta merta langsung memberikan apa yang ia mau. Buat keadaan di mana ia harus memenuhi dulu sesuatu sebelum mendapatkan sesuatu. Misalkan membereskan mainan terlebih dahulu sebelum ia diperbolehkan menonton. Atau temani ibu berbelanja dulu sebelum mampir ke toko mainan. Bisa juga dengan membiasakan anak dengan kalimat jika-maka. Jika anak mau hak, maka penuhi dulu kewajiban. 
  • Buat semacam tantangan yang menjadikan aktivitas menunggu atau menunda anak menjadi lebih seru.  Misalkan mengajak ia membuat cemilan kesukaan atau mengajarinya menabung. Permainan jika-maka tadi juga bisa dibuat dengan lebih seru, seperti jika anak mau mainan maka ia perlu menyapu teras rumah selama seminggu. Dengan begitu anak bisa belajar untuk menunda kesenangan sekaligus kerja keras untuk mendapatkan sesuatu. 

  • Apresiasi usaha mereka. Kita tidak ingin anak yang hanya fokus pada hasil yang mereka dapatkan, maka coba untuk mengapresiasi proses yang mereka lalui. Apresiasi ketika mereka mau menunda, semangati mereka, bisa pula temani mereka dalam prosesnya. 

Saya yakin setiap kita menginginkan anak yang memiliki kematangan emosional dengan kemampuan menunda kesenangan, namun kadang praktiknya malah kita lupakan dalam keseharian. Orang tua yang tidak tahan mendengar tangisan anak sehingga memberi saja apa yang ia mau, orang tua yang malu dengan teriakan anak di tempat umum sehingga mengabulkan terus apa yang ia inginkan. Padahal, saat itu adalah waktu yang tepat bagi mereka belajar, sehingga terlatih untuk bisa mengendalikan diri. Biarkan mereka mengekspresikan kekesalan atau kesedihannya, selagi tidak merusak atau menyakiti, beri mereka ruang dan waktu. Pelan-pelan mereka akan belajar dan paham. Maka, inilah yang menjadi catatan paling awal untuk orang tua. Jauh sebelum kita mengajarkan mereka tentang pengendalian diri, kita sendirilah yang harus bisa mengendalikan diri. 



Salam, Nasha

Dampak penggunaan smartphone yang belakangan makin negatif menimbulkan banyak keprihatinan dari berbagai pihak. Bahkan tidak sedikit pemerintah negara yang mengatur secara resmi penggunaan ponsel ataupun media sosial pada anak usia tertentu. Di negeri sendiri, sudah banyak pakar yang menyoroti efeknya berupa kesehatan mental pada dewasa dan gangguan perkembangan pada anak. Kita sebagai penggunalah yang harus mengambil kendali. Di dunia digital tempat kita hidup saat ini, larangan pada anak saja tidak lagi cukup, tapi bagaimana kita sebagai orang tua juga orang dewasa di sekitar anak mengendalikan penggunaan gadget di sekitar mereka.


Screen Time

Secara harfiah, screen time kita artikan sebagai waktu yang digunakan untuk menatap layar perangkat elektronik berupa handphone, tablet, laptop, juga televisi. Hampir semua rumah kini memiliki setidaknya satu dari perangkat tersebut. Tidak sedikit pula yang memiliki semuanya. Bahkan satu orang saja bisa memiliki beberapa perangkat sekaligus. Dekade terakhir penggunaan gawai menjadi sangat masif dan tidak terbatas usia. Lansia diperkenalkan agar bisa terhubung dengan keluarga, anak kecil diperkenalkan sehingga bisa sementara teralihkan. 

Kini lebih mudah menemukan anak yang duduk diam di depan layar dibanding mereka yang berkeliaran aktif sesuai kodratnya. Di tempat umum, bukan hanya orang dewasa namun batita juga menunduk pada gadget mereka. Bahkan ada pula anak yang belum 1 tahun sudah dikenalkan dengan gadget. Seolah apa yang tejadi di dunia sana jauh lebih penting dari apa yang ada saat ini. Tidak bisa dipungkiri, apa yang ada di genggaman terlihat lebih menarik dibanding kenyataan apa adanya di hadapan kita saat ini. Akan tetapi, kebiasaan itu membawa dampak yang merusak, bukan hanya diri kita tapi juga masa depan anak-anak di sekitar kita.

Pengalihan pikiran yang cepat sesuai dengan cepatnya konten di media sosial, kecemasan juga depresi akibat pikiran yang melayang-layang setelah mengonsumsi konten yang menampilkan hal di luar jangkauan, ataupun diri yang kewalahan setelah terlalu lama tenggelam dalam dunia yang tidak nyata. Akibat selanjutnya adalah penurunan kualitas kesehatan mental dan tingkat konsentrasi hingga menurunkan kualitas hidup kita sendiri. Dampak ini menjadi lebih berbahaya bagi anak. Manusia yang masih belum matang dan rentan dengan ketidak siapan mereka menghadapi dunia luar.

Menanggapi fenomena tersebut, Australia belum lama ini menerapkan batasan usia untuk penggunaan media sosial yakni 16 tahun. Sebelumnya, negara-negara yang mayoristas berada di benua Eropa seperti Finlandia, Belgia, Italia, Prancis, dsb juga telah menerapkan aturan serupa. Swedia juga telah mengembalikan penggunaan alat dan perangkat fisik menggantikan perangkat digital yang beberapa tahun ini murid-murid mereka gunakan. Artinya, memang sudah sepatutnya ada ketentuan yang tegas dalam penggunaan gadget atau batasan screen time khususnya pada anak-anak. Dan tidak ada lagi yang bisa melakukannya jika bukan kita, para orang tua, dewasa yang bertanggung jawab di sekitar mereka. 


Menerapkan Batasan Screen Time

Seperti telah sedikit disinggung tentang dampak dari penggunaan gadget dengan tidak tepat di atas, menerapkan batasan screen time diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif tersebut. Tujuannya agar kita bisa mengendalikan teknologi ini untuk memudahkan urusan sesuai dengan niat awalnya, bukan untuk membuat kita terlena pada urusan yang sesungguhnya. Sama seperti negara-negara yang menetapkan aturan pada screen time, tidak ada larangan untuk menggunakan gadget namun harus ada batasannya. Tidak terkecuali pada kita, orang dewasa. Hanya saja, karena sudah dewasa dan dianggap bisa bertanggung jawab pada diri sendiri, kita tidak memerlukan negara untuk melakukan pembatasan tersebut. Kita bisa melakukannya sendiri. Benar, kan?

Jika masih ragu, berikut penjabaran manfaat pembatasan screen time pada orang tua:

  • Dapat memaksimalkan waktu bersama yang dimiliki
  • Lebih mudah dalam mendidik anak karena perhatian yang tertuju pada mereka
  • Lebih mudah untuk mengoreksi perilaku anak dengan koneksi baik yang telah dibangun
  • Membiasakan anak pada pola kebiasaan hidup yang lebih baik dengan tahu mana yang lebih penting di sekitar mereka
  • Mengasuh anak sesuai fitrahnya, bermain aktif, berinteraksi dengan lingkungan, merasa bosan dan penasaran, mencoba hal-hal baru
  • Serta berbagai manfaat positif lainnya

Untuk melakukan pembatasan screen time, berikut beberapa langkah yang bisa kita lakukan

1. Niat

Sebelum memulai apa-apa, biasakan untuk selalu mengembalikan niat ke tempat asalnya. Pada awal mula. Tanyakan pada diri sendiri, apa niat kita saat memegang ponsel di sekitar anak. Memang ada yang ingin dilakukan atau sekedar kebiasaan memegang ponsel dan membuka tutup aplikasi saja? Lalu, tanyakan lagi, apakah itu memang penting dan tidak bisa ditunda? Jika jawabannya ya, maka lakukan dengan menginformasikannya pada anak. Izin sebentar pada mereka, dan tepati janji sesuai waktu yang kita sebutkan. Sebentar ya, lima menit membalas pesan ini. Lalu, lima menit kemudian kembali fokus pada mereka. 

Ini juga berlaku saat kita mulai mengenalkan gadget pada mereka, niatnya apa? Apa yang kita harapkan saat memberikan mereka tontonan, misalkan? Saat mengenalkan aplikasi pemutar video seperti youtube atau bahkan media sosial seperti instagram juga tiktok? Apa yang membuat kita memberikan mereka akses pada hal-hal tidak terbatas di luar sana?


2. Atur Batasannya

Batasan ini berlaku untuk waktu, bisa juga untuk tempat. Kapan orang tua bisa leluasa memegang ponsel, menonton, atau scrolling hal-hal tidak penting? Kapan orang tua harus menjauhkan gadgetnya dari jangkauan? Setiap kita sebenarnya sudah tahu jawabannya, tapi jika masih ragu ada waktu yang sangat terus disebut oleh para ahli. Waktu yang penggunaan gadget sepatutnya dilarang yakni saat makan dan menjelang tidur. Bukan hanya buruk untuk dilihat anak, tapi juga buruk bagi kualitas hidup kita seperti mengganggu fokus pikiran juga mengganggu kualitas tidur. Gunakan kedua waktu terbaik tersebut untuk memberikan perhatian penuh pada tubuh juga pada anak, tanpa gangguan. Luangkan setidaknya 15 menit dalam 24 jam yang kita miliki untuk perhatian penuh pada mereka, yang katanya paling kita cinta.


3. Zona Bebas Gadget

Ini anjuran yang cukup menarik, di mana ada kesepakatan antara anggota keluarga dalam menentukan area di dalam rumah yang tidak boleh diisi dengan gadget. Jika berada pada area tersebut, tidak boleh membawa gadget ikut serta. Tidak harus area yang besar dan tertutup, area ini bisa jadi hanya seluas karpet atau pojok baca atau sekadar meja makan. Miliki setidaknya satu area di dalam rumah tanpa screen time. Kita juga bisa mengakali penggunaan gadget dengan tidak mempermudah colokan. Misalkan dengan tidak memasang colokan berdekatan dengan tempat tidur, meja makan, meja belajar anak, ataupun sofa. Ini untuk memperkecil kemungkinan kita terus terhubung dengan gadget bahkan saat dayanya sudah melemah. 


4. Alternatif Aktivitas

Besar kemungkinan kita terus menuju ponsel karena tidak ada aktivitas lain lagi. Membaca sudah tidak tampak menarik, meski tumpukan buku sudah ada. Bercengkerama kini lebih banyak dilakukan di dunia maya. Maka, coba buat daftar kegiatan lain yang bisa kita lakukan. Kegiatan-kegiatan baru yang memunculkan rasa penasaran atau yang menuntut konsistensi latihan, apapun itu yang tidak melibatkan perangkat elektronik. Bersama keluarga, cari alternatif kegiatan yang bisa dijadikan sebagai rutinitas bersama, bentuk aktivitas yang bisa dikenang anak-anak kita hingga dewasa. Tidak perlu rumit ataupun mahal, sesederhana lari pagi atau bermain sambung kata juga sudah cukup bagi mereka. 


5. Jadilah Teladan

Inilah goal kita pada akhirnya, untuk menjadi teladan yang patut dicontoh oleh anak-anak kita. Tidak bisa kita hanya bicara, melarang-larang mereka sedangkan kita sendiri tidak menerapkan. Maka kita dulu, menjadi pribadi yang kita harapkan pada anak. Kita ingin anak yang mendengarkan dan memperhatikan ketika seseorang berbicara, maka kita dulu yang menyontohkan. Segera letakkan ponsel ketika anak memanggil, tatap wajah ketika mendengar ocehan mereka. Jika ingin anak yang beradab, kita dulu perlu menjaga adab bersama mereka. Anak adalah cermin bagaimana kita bersikap.


Memang tidak mudah menerapkan screen time dengan banyaknya hal yang bisa kita lakukan dengan gadget, tapi kita harus sadar bahwa fenomena ini sangat rentan pada berbagai efek negatif. Kualitas hidup kita menjadi taruhannya, masa depan anak-anak kita yang bisa dalam bahaya. Screen time memang tidak melukai secara langsung, tapi banyak penelitian telah membuktikan korelasinya pada perilaku yang merusak. Ini saat yang tepat untuk kita benar-benar mengambil kendali, memanfaatkan teknologi dengan sadar dan untuk kebaikan.



Salam, Nasha



Bulan Ramadan akan datang menjelang. Banyak kegiatan yang disesuaikan agar kita bisa optimal dalam melaksanakan ibadah ramadan, termasuk kegiatan sekolah anak-anak. Orang tua cenderung memilih agar anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, tidak terlalu aktif bergerak. Hal ini menjadikan pilihan kelas online menjadi banyak diminati. Biasanya kelas diperuntukkan bagi anak usia dini dari 3-6 tahun ataupun 7-10 tahun agar aktivitas ramadannya lebih terarah. Mereka pun bisa memahami ramadan dengan cara menyenangkan. 



Ada cukup banyak pilihan untuk kelas online ramadan bagi anak-anak. Ada yang hanya satu kali pertemuan per minggu, ada yang tiga kali, ada pula yang memberikan aktivitas setiap hari. Meskipun  namanya program sebulan, tapi rata-rata kelas akan berlangsung selama dua atau tiga minggu saja. Tidak satu bulan penuh, mungkin mempertimbangkan hari-hari mendekati lebaran yang kebanyakan sudah disibukkan dengan agenda mudik lebaran. Pilihan materinya juga beragam, ada yang menambah wawasan keagamaan anak, ada pula yang melatih keterampilan seperti mengaji ataupun berbahasa inggri dengan tema islami. Semuanya dikemas menarik agar anak-anak bisa berembira dalam program pembelajaran tersebut. Nah, berikut beberapa referensi kelas online ramadan yang bisa dijadikan pilihan!


1. The Adventure of Ramadan by Tetacil Playclub

Rekomendasi usia: 2-6 tahun

Program untuk mengenalkan ramadan kepada anak, dengan mendukung orang tua untuk berperan aktif dalam pengasuhan, selama 3 minggu dari 28 Februari - 22 Maret 2025. Program ini diawali dengan pembekalan untuk orang tua, lalu berbagai materi dan aktivitas untuk anak yang diakses secara mandiri sesuai dengan waktu peserta masing-masing.

Harga: 159.000 (promo 139.000)

Info Selengkapnya 


2. Edu Ramadan by Edufic

Rekomendasi Usia: 5-12 tahun 

Program dengan lima materi pelajaran seperti teknologi, puasa, sholat malam, zakat, idul fitri. Kelas ini dilengkapi dengan modul ramadan, booklet, project interaktif, ramadan summit festival, serta berbagai kelas parenting. Kelas diadakan melalui zoom meeting sebanyak 6x pertemuan. 

Harga: 500.000

Info Selengkapnya


3. Main Ngabuburit by Planet Sains

Rekomendasi usia: 5-12 tahun

Program eksperimen sains yang akan dipandu melalui zoom oleh instruktur berpengalaman.  Alat dan bahan yang dibutuhkan anak, dikirimkan dari Bandung. Total ada 12 eksperimen dan pertemuan yang dilakukan secara online melalui zoom. Eksperimen tersebut antara lain membuat model DNA, otot, sendi, gigi, hingga boneka kungfu. 

Harga: 300.000 (belum termasuk ongkos kirim kit)

Info Selengkapnya


4. Ramadan Mini Explorer by Rumah Biru Langit

Rekomendasi Usia: 2-5 tahun

Kelas intensif pendampingan melalui grup whatsapp dari tanggal 5-21 Maret 2025. Peserta akan mendapatkan lesson lan selama 13 hari. Serta berbagai kegiatan lain seperti menyimak cerita, kajia doa haria, serta jurnal ramadan. 

Harga: Seikhlasnya (untuk hadiah lebaran anak yatim piatu di Daar El-Khairiyyah, Madura)

Info Selengkapnya


5. Ramadan Challenge Package by Alkinkids

Rekomendasi Usia: 

Paket aktivitas anak selama 30 hari di bulan ramadan yang berisi lembar kegiatan, tanntangan, reward, serta dekorasi ramadan, yang bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan, semangat, pemahaman anak pada islam, juga melatih kreatifitas anak dengan berbagai aktivitasnya. Dilengkapi juga dengan video interakti tentang cerita fiqih untuk anak.

Harga: 69.000

Info Selengkapnya


6. Online Class Maret (Ramadan & Idul Fitri) by Muslim Kids

Rekomendasi Usia Kelas reguler: 3-6 tahun

Rekomendasi Usia Kelas Mengaji dan Tahfidz: 5-12 tahun

Kelas terdiri dari 5 orang per grup dengan total pertemuan sebanyak 7x (2x pertemuan/ minggu) dengan menggunakan zoom berdursi 45-60 menit. Kegiatan berupa materi tauhid/ sirah/ sunnah/ ibadah yang ditambah dengan mengaji, tahfidz, serta aktivitas seru lainnya. 

Harga: 173.000

Info Selengkapnya 


7. Petualangan Ramadan 30 Hari Kreatif dan Edukatif by Play All Day Club

Rekomendasi Usia: 3-10 tahun

Program pembelajaran melalui whatsapp group dari tanggal 27 Februari - 28 Maret 2025 dengan berbagai tantangan seru, kisah inspiratif, serta kreasi dan aktivitas kreatif bersama-sama. 

Harga: Gratis

Info Selengkapnya


8. Kelas by Fudhail Academy

Rekomendasi Usia: 5-12 tahun

Berbagai kelas yang akan dipandu oleh Kak Erlan seperti kelas tahsin, tahfidz, kelas mihrab shalat, kelas karakter dan adab. Rata-rata satu kelas terdiri dari 6x pertemuan dengan 2-3x pertemuan per minggu. Pembelajaran melalui zoom dan group whatsapp serta materi sesuai dengan kelas yang dipilih. 

Harga: 130.000

Info Selengkapnya


9. Ramadan Language Program by bahasainggrisanak

Rekomendasi Usia:

Kelas pembelajaran bahasa inggris dengan dua fokus utama yaitu phonic atau pelafalan serta storytelling atau kreatif bercerita dalam bahasa inggris. Target pembelajarannya berupa percakapan dasar juga vocabulary.

Harga: 300.000 (promo 200.000)

Info Selengkapnya 


10. English for Kids Kampung Inggris

Rekomendasi Usia: 6-13 tahun

Program short course yang berlangsung setiap Senin dan Rabu pada pukul 15.00-16.00 dengan peserta 10 orang dalam setiap kelas. Pertemuan live dilakukan via zoom lalu akan ada tugas dan diskusi yang dilakukan melalui whatsapp. Ada 9 materi yang akan dipelajari anak yang akan ditutup dengan final review pada pertemuan terakhir.

Harga: 250.000

Info Selengkapnya


11. Kelas Ramadan by Sebingkisah

Rekomendasi Usia: > 7 tahun

Lima kelas yang tersedia yakni kelas tahsin, kelas shirah nabi, kelas kaligrafi, kelas bahasa arab, dan kelas tajwid dengan masinh-masing kelas terdiri dari 6 kali pertemuan berdurasi 60 menit. Pertemuan dilakukan melalui zoom dan youtube serta dilengkapi bimbingan 1-2 pekan bersama mentor.

Harga: 25.000 per 2 sesi atau 69.000 per kelas

Info Selengkapnya


Nah, itulah beberapa rekomendasi kelas online yang bisa diikuti oleh anak selama bulan ramadan nanti. Selain itu, ada pilihan kelas online lain yang berjalan reguler tanpa tema khusus ramadan. Pilihannya tergantung anak dan orang tua, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Ingat, kelas ini hanyalah alternatif kegiatan anak hanya jika anak bersedia dan bisa didampingi orang tua tanpa paksaan. Jika tidak ingin mengikuti kelas, anak juga bisa dibekali dengan lembar kerja ramadan yang bisa orang tua cetak mandiri atau gunakan dengan gadget yang dimiliki.

Rekomendasi Ramadan Worksheet Journal untuk Anak

Semoga bermanfaat!



Salam, Nasha

Mungkin dulu kita mengenal worksheet sebagai lembar kerja yang digunakan untuk urusan akuntansi. Namun sekarang, kata worksheet juga umum digunakan untuk lembar belajar anak, bahkan banyak yang diperuntukkan bagi balita! Terlalu dini? Jawabannya tergantung perkembangan anak dan materi yang disediakan. Karena bukan seperti worksheet yang kita kenal dulu, worksheet anak dibuat sebagai media aktivitas yang melatih keterampilan anak salah satunya motorik halus. Lebih lengkap lagi, yuk simak manfaat dan rekomendasi worksheet anak di bawah ini!


Penggunaan Worksheet

Seiring dengan perkembangan zaman, aktivitas anak juga mengalami perubahan. Kita kecil mungkin tidak mengenal worksheet, tapi tidak sedikit dari kita yang diajarkan olehorang tua secara mandiri dengan berbagai aktivitas seperti pada worksheet kini. Dulu kita ataupun mereka, diberi ruang untuk memegang alat tulis, diinstruksikan membuat garis atau bentuk tertentu, serta menggunting dan menempel. Mereka yang bersekolah sekolah dari usia dini, melakukannya di kelas bersama guru. 

Kini, worksheet anak hadir sebagai lembar aktivitas tersebut. Jadi, orang tua, guru, ataupun pengasuh anak tidak lagi repot memikirkan aktivitas apalagi membuatnya. Tinggal menyerahkan lembar kerja itu pada anak lalu mendampingi mereka mengerjakannya. Pada anak usia lebih lanjut, bahkan pengasuh tidak lagi perlu terus menemani. Lebih praktis, kan?

Catatannya adalah anak terlebih dahulu dikenalkan dengan benda nyata/ konkret sebelum membuat mereka berpikir membayangkan benda tersebut. Pikiran anak atau kognisi mereka memang masih berada pada tahap mengenali objek dengan seluruh indra mereka, baik dilihat, diraba, didengar, dicium. Anak perlu melihat binatang secara langsung, mendengar suara mereka, mengenali bau dari hewan, kadang bahkan juga mengelus. Anak-anak juga belajar dengan menghitung langsung hewan yang mereka temui itu. Setelah itu, barulah anak diajari membedakan bentuk dua dimensi di kertas ataupun menghitung gambar yang tertera di sana. Maka, usia rekomendasi untuk anak mulai dikenalkan dengan worksheet setidaknya tiga tahun. Ingat, kita tidak sedang berlomba mengasuh dengan siapa-siapa, perhatikan kesiapan anak.

Jika dirasa anak sudah siap untuk worksheet, maka kita juga perlu memperhatikan lembar aktivitas mana yang sesuai dengan perkembangan anak. Misalkan di tahap awal atau usia 3-4 tahun, anak diajak untuk menarik garis sesuai contoh,  mewarnai, maupun  mengenal bentuk. Untuk tahap selanjutnya, mungkin di atas usia 4 tahun, anak sudah bisa diajak mengenal simbol huruf dan angka, menuliskannya dengan menjiplak (tracing), serta menghitung gambar. Tahap lebih lanjut, yakni setelah 5 tahun, aktivitas anak bisa mencakup hitungan sederhana, serta latihan menulis membaca. Jika ana sudah bisa calistung, worksheet-nya bisa berupa instruksi seperti menjawab pertanyaan dari soal cerita, mencocokkan kata dan keterangan, mengisi huruf yang kosong, hingga teka-teki silang. Pada setiap aktivitas itu memang ada perkiraan usia anak, namun tetap kita kembali pada tahap perkembangan  masing-masing mereka.


Manfaat Worksheet

Jika sudah paham bagaimana menggunakan worksheet yang tepat bagi anak, kita coba merinci apa saja manfaatnya, antara lain:

  • Menjadi media belajar yang menyenangkan bagi anak
  • Perkembangan motorik halus, dengan berbagai aktivitas seperti menggunting, menempel, mewarnai
  • Sebagai alternatif kegiatan anak yang bermanfaat
  • Memberi pesan positif pada anak
  • Menambah perbendaharaan kata anak
  • Melatih fokus, konsentrasi anak, juga daya ingat
  • Meningkatkan kreativitas
  • Menjadi alat untuk quality time antara anak dengan orang tua
  • Menambah pengetahuan dengan informasi singkat di dalamnya
  • Melatih kemandirian anak
  • Melatih keterampilan problem solving anak
  • dll

Sekali lagi, manfaat tersebut bisa anak dapatkan secara optimal jika kita sebagai orang tua benar dalam proses kurasinya, serta tetap mendampingi mereka ketika mereka tidak paham atau kesulitan memahami instruksi.


Rekomendasi Worksheet

Dalam prosesnya, worksheet disusun sesuai dengan tema yang dibutuhkan dan tahap perkembangan anak. Ada yang mengkategorikan berdasarkan usia, tema, juga jenis aktivitasnya. Beberapa rekomendasi worksheet yang saya gunakan untuk anak antara lain:

  • Worksheet usia 3-5 tahun
  • Worksheet Pra-Calistung
  • Calistung Sederhana 
Tahap selanjutnya adalah lembar aktivitas di mana anak akan menulis kata juga menghitung objek benda. Bisa jadi kegiatannya berupa mengisi huruf yang kosong, menentukan bentuk benda, mencocokkan, ataupun menentukan mana yang lebih besar/ kecil.
  • Matematika
Ada banyak aktivitas berhitung yang bisa anak pelajari seperti tambah, kurang, kali, bagi, yang dibuat sesederhana mungkin. Pada worksheet, bentuk latihannya akan berbeda dengan latihan soal yang biasa kita temui pada buku pelajaran. 
  • Ramadan/ Muslim

Pada tahap awal ini, jenis kegiatannya merupakan campuran antara mewarnai, menggunting, menempel, juga mengikuti pola.

Untuk jenis ini, ada aktivitas berupa pengenalan simbol huruf dan angka. Anak juga akan diminta untuk tracing bentuk huruf dan angka tersebut.

Sesuai dengan namanya, worksheet ini bisa digunakan oleh anak untuk belajar menyenangkan tentang agama, bisa pula untuk digunakan saat ramadan. Saat ini banyak worksheet journal yang ditawarkan sebagai lembar harian anak selama berpuasa nanti. Mereka bisa mencatat ibadah harian juga tetap beraktivitas dengan poitif sesuai dengan syariat selama ramadan. Menarik sekali, kan?

Saya sendiri sudah berulang kali menggunakannya untuk anak. Mencetak sendiri buku elektronik yang didapat dari pembelian pada market place. Anak sangat senang dan menanti rutinitas ia mengisi worksheet-nya. Tahun ini, saya coba untuk membuatnya sendiri agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan apa yang ingin saya ajarkan pada anak. Sebab kadang, nasihat yang ia dengar dari saya saja terasa kurang cukup, maka saya selipkan di woksheet tersebut agar dapat ia baca sendiri. 

Tidak hanya untuk anak sendiri, worksheet tersebut saya niatkan untuk anak-anak lain sebagai media belajar selama ramadan nanti. Saya sediakan secara digital untuk dicetak oleh ayah ibu juga om tante sekalian dengan harga sangat terjangkau. Bisa untuk anak dan keponakan, kan? Untuk mendapatkan file-nya silakan klik link di bawah ini, ya!

Ramadan Worksheet Journal untuk Anak





Worksheet Journal tersebut berisi jurnal harian anak yang perlu diisi anak setiao hari untuk mencatat ibadahnya, yang dilengkapi juga dengan asmaul husna dan misi kebaikan harian anak. Jadi setiap hari ada kebaikan yang perlu dilakukan anak, bisa pula ia tambahkan sendiri. Hal ini untuk melatih anak agar senantiasa berbuat baik.

Selain jurnal, buku ini juga dibuat dengan lembar aktivitas berupa mewarnai, mencocokkan kata, mengisi huruf yang kosong, juga teka-teki untuk mereka jawab. Materi yang digunakan adalah pengetahuan keagamaan umum yang mudah dipahami, bahkan juga bisa menjadi bahan pengajaran ataupun diskusi orang tua. Jadi anak yang bisa membaca dapat mengerjakannya secara mandiri sedangkan anak yang belum bisa membaca dapat didampingi oleh orang dewasa. Recommended!

Nah, itulah pembahasan saya tentang worksheet. Ramadhan worksheet journal-nya bisa dinikmati langsung setelah melakukan pembelian, ya! Semoga bermanfaat!



Salam, Nasha

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kenalan Dulu, yuk!

Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

Follow @salamnasha

POPULAR POSTS

  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

Hubungi Aku di sini

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement

Label

family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

Daftar Tulisan

  • ▼  2025 (21)
    • ►  Mei 2025 (2)
    • ►  April 2025 (5)
    • ►  Maret 2025 (4)
    • ▼  Februari 2025 (5)
      • Ramadan Challenge: 30 Hari Biasakan Gaya Hidup Bai...
      • Delayed Gratification, Melatih Anak Menunda Kesen...
      • Menerapkan Screen Time untuk Orang Tua, Ketahui Ma...
      • Pilihan Kelas Online Anak untuk Ramadan yang Lebih...
      • Menggunakan Worksheet Anak agar Bermanfaat Berikut...
    • ►  Januari 2025 (5)
  • ►  2024 (41)
    • ►  Oktober 2024 (4)
    • ►  September 2024 (8)
    • ►  Agustus 2024 (5)
    • ►  Juli 2024 (5)
    • ►  Mei 2024 (5)
    • ►  April 2024 (3)
    • ►  Maret 2024 (5)
    • ►  Februari 2024 (3)
    • ►  Januari 2024 (3)
  • ►  2023 (117)
    • ►  Desember 2023 (10)
    • ►  November 2023 (10)
    • ►  Oktober 2023 (10)
    • ►  September 2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (10)
    • ►  Juli 2023 (10)
    • ►  Juni 2023 (11)
    • ►  Mei 2023 (12)
    • ►  April 2023 (8)
    • ►  Maret 2023 (10)
    • ►  Februari 2023 (8)
    • ►  Januari 2023 (8)
  • ►  2022 (31)
    • ►  Desember 2022 (6)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  Oktober 2022 (4)
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (3)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (3)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Oktober 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (1)
    • ►  Juni 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (2)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (4)

BloggerHub Indonesia

Tulisanku Lainnya

Kompasiana Kumparan

Popular Posts

  • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Trending Articles

  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes