• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

Memulai tulisan ini, perlu perjuangan besar untuk aku menghadapi rasa takutku sendiri, rasa ngeri membayangkan, "gimana ya bumi ini khususnya untuk anak-anakku nanti?"

Membaca berita, membuka data tentang gimana perubahan iklim sudah sangat mempengaruhi hidup kita, serta kemungkinan kondisi ini akan terus berlanjut dan semakin parah seiring dengan aktifitas manusia yang hanya peduli dirinya sendiri. Gak perlu jauh-jauh, belakangan di bulan ini berita banjir jadi banyak banget kan dimana-mana? Cerita kehidupan yang terganggu karena hujan gak berhenti, atau hujan sebentar di tengah-tengah teriknya matahari tapi banjir di depan gedung udah tinggi. Semakin banyak, semakin sering, sedihnya lagi, ada korban jiwanya. Kita harus tunggu berita yang kaya gimana sih supaya sadar harus bergerak sekarang untuk bumi ini?



Kita yang perlu bergerak, karena ini rumah kita, kita yang bertanggung jawab, dan karena apa yang kita rasakan ini adalah akibat dari apa yang kita lakukan. Sebagian besar aktifitas kita menghasilkan polutan, zat yang merugikan lingkungan. Polutan yang berkumpul dalam suatu lingkungan tersebut kita kenal dengan polusi. Semakin banyak kita melakukan aktifitas tidak ramah lingkungan, maka semakin banyak pula polusi yang kita sebabkan. Selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim.

Berbagai bentuk polusi itu adalah sebagai berikut:


1. Polusi Udara

Penyebab paling umum karena adanya zat karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), Sulfur Oxida (SOx). Mayoritas zat ini adalah hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas. Akibatnya udara yang kia hirup tidak lagi sehat. Ingat kan, beberapa waktu lalu kita sempat heboh dengan kualitas udara yang buruk? Terus rame-rame beli air purifier untuk menjernihkan udara. Padahal, Tuhan udah menciptakan tanaman untuk melakukan tugas itu. Kita babat untuk hidup di atasnya.

Selain itu, zat sulfur yang bercampur dengan air pada kadar tertentu akan menghasilkan hujan asam. Lalu hujan ini akan merusak ekosistem air, hujan, dan apapun yang terkena. Merugikan kita juga.

Masih ada lagi, akibat tebalnya #SelimutPolusi di udara itu, panas matahari gak bisa terpantul ke angkasa. Panas yang terperangkap itu bikin suhu bumi meningkat. Efek lanjutannya, iklim yang makin sulit diprediksi, es kutub mencair lebih cepat, punahnya satwa, lapisan ozon rusak sehingga sinar ultraviolet bebas masuk ke bumi, dst.


2. Polusi Air

Udah tau dong kalau air adalah kebutuhan dasar kita sebagai makhluk hidup? Kita cuma bisa bertahan beberapa hari tanpa minum. Air yang kita konsumsi akan menentukan kondisi tubuh kita sendiri. Bukan hanya air minum tapi air untuk semua kebutuhan kita, di sungai, rawa, pegunungan, dalam tanah, bahkan air laut.

Pencemaran air biasanya disebabkan oleh limbah yang dibuang ke aliran air tersebut, mulai dari pabrik besar hingga rumah kita sendiri. Air cucian pakaian, alat makan, yang menggunakan zat tidak ramah lingkungan akan mengalir terus pelan-pelan menumpuk dan mengotori sumber air. Air yang tercemar ini akan menurunkan kualitas hidup makhluk yang menggunakannya, bisa dilihat dari banyaknya kasus penurunan jumlah satwa di perairan, warna air yang berubah, hingga bau tak sedap. Dengan air yang semakin kotor gini, kita mau menjalani hidup yang kaya gimana sih?


3. Polusi Tanah

Tanah adalah tempat kita hidup, tempat makanan kita hidup. Kalau tanah juga tercemar, berarti apa yang kita konsumsi, apa yang masuk ke tubuh kita juga udah tercemar. Pencemaran tanah lagi-lagi disebabkan oleh kegiatan manusia, mulai dari aktifitas pabrik yang gak bertanggung jawab, aktifitas penambangan yang banyak menghasilkan logam berat ke tanah, aktifitas pertanian yang menggunakan bahan kimia, juga limbah tanpa pengolahan dari aktifitas rumah tangga.


4. Polusi dari Polutan Iklim Berumur Pendek

Ini bentuk polusi yang cukup baru diungkapkan, polusi dengan nama asli Short Lived Climate Pollutant (SLCP) ini muncul sebagai akibat dari cara kita mengkonsumsi energi, makanan, kendaraan, serta pendingin ruangan.

sumber gambar wri-indonesia.org

Dari grafis tersebut, dapat kita lihat beberapa polutan SLCP ini. Pertama ada karbon hitam yang didapatkan dari proses memasak, pembakaran batu bara itu sendiri, dan juga pemanas ruangan. Lalu, gas metana yang merupakan hasil dari produksi minyak, gas, juga aktifitas pertanian dan peternakan. Selanjutnya, ozon troposferik yang merupakan turunan zat salah satunya adalah metana tadi. Dan gas HFC yang dikeluarkan oleh alat pendingin udara ataupun kulkas. Seiring dengan panas yang kita rasakan, penggunaan pendingin udara untuk meredam dampak itu justru ternyata menyebabkan polusi lagi. Akibat polusi ini adalah meningkatnya resiko penyakit, menurunnya kualitas kesehatan kita, dan menurunnya hasil panen bahan makanan untuk kita makan.


5. Banyak Polusi Lainnya

Polusi Suara, Polusi Cahaya, Polusi Logam Berat, Polusi Radioaktif, Polusi Visual adalah bentuk polusi yang disebabkan oleh kegiatan semena-mena kita. Terdengar sepele, namun  secara langsung ataupun tidak akan berimbas pada kehidupan kita juga. Polusi suara contohnya, bisa meningkatkan resiko penyakit pendengaran. Polusi cahaya, selain mengganggu indra penglihatan kita, juga bentuk kesia-siaan energi, dan bisa mengganggu orientasi waktu satwa untuk makan, tidur, kawin, bahkan migrasi. Apalagi polusi logam berat hingga radioaktif, efeknya bahkan lebih berbahaya dengan menurunkan kualitas hidup makhluk yang terpapar.


Dari banyaknya bentuk polusi yang kita sebabkan itu, sebagian akibatnya sudah kita rasakan sekarang. Sebut deh, kualitas udara yang buruk, air tercemar, tanah yang gak sehat, cuaca ekstrem, suhu yang terus meningkat. Dengan kebiasaan egois tidak peduli lingkungan yang terus kita lakukan, akan banyak akibat lain dengan skala lebih besar bisa terjadi.


Dampak perubahan iklim tersebut antara lain:


1. Suhu yang Lebih Panas dan Efek Lanjutannya

Ini efek yang paling terasa dan yang paling banyak dampak lanjutannya. Udah sering kan ngeluh panas banget belakangan ini. Emang betul, secara data suhu pada dekade 2010-2020 adalah suhu terpanas yang pernah tercatat. Peningkatan suhu pada dekade ini juga jauh lebih cepat daripada dekade-dekade sebelumnya. Selain hawa panas yang kita rasakan, dampak lanjutannya antara lain cuaca lebih susah diprediksi; mencairnya es di kutub yang meningkatkan volume air laut; meningkatnya resiko penyakit; bertambahnya hari gelombang panas dengan durasi juga lebih lama; resiko kebakaran hutan lebih sering dan lebih sulit padam; kekeringan yang lebih meluas; badai yang lebih parah; dan masih banyak lagi. 

 

2. Rusaknya Lautan

Air laut akan menyerap panas dan karbondioksida di udara, sehingga meningkatnya volume air laut juga meningkatkan panas dan karbon dioksida yang diserap, menyebabkan semakin panas dan asamnya laut. Kondisi ini mengakibatkan terancamnya kehidupan di laut terutama ekosistem terumbu karang salah satunya seperti di Great Barrier Reef di Australia dimana pada tahun 2022 ini 90% terumbu karangnya mengalami pemutihan, dan ekosistem di kutub salah satunya bisa kita lihat pada cuplikan dari series menakjubkan yang mampu mengubah perspektif dibawah ini.


sumber video: Youtube Netflix


3. Kekurangan Makanan

Semua makanan yang kita konsumsi sehari-hari baik itu hewani maupun nabati berawal dari tanaman. Hewan yang kita makan, sebelumnya juga memakan tanaman kan. Apa jadinya makanan kita jika air, tanah, laut, dan lingkungan sudah tercemar? Bukan hanya kualitas yang menurun, tapi jika polusi terus terjadi dengan cuaca dan kekeringan melanda, resiko gagal panen akan terus meningkat, rantai makanan dan ekosistem terganggu, sehingga kita juga terancam kekurangan makanan.


4. Punahnya Spesies Flora dan Fauna

Jika polusi cahaya dapat menggangu ritme kehidupan fauna terdengar sepele, gimana dengan perubahan iklim yang terjadi sekarang? Bukan hanya beruang kutub, pinguin, koala, dan binatang yang sepertinya hidup jauh dari kita, tapi binatang sekitar kita pun ikut terdampak. Sebut saja harimau, orang utan, bahkan sekarang hewan endemik kebanggaan kita komodo tergolong dalam kategori fauna rentan.


5. Kemiskinan

Pada akhirnya perubahan iklim ini juga akan berdampak pada sektor ekonomi, sektor yang sepertinya sangat kita pedulikan. Perubahan iklim secara langsung ataupun tidak, mempengaruhi kegiatan kita. Apa yang kita sebut sebagai bencana alam, akan merusak tempat kita tinggal, akses aktifitas kita, dan menghambat pekerjaan. Di wilayah yang tidak siap dengan perubahan iklim, penduduknya akan lebih terdampak terhadap kemiskinan dan angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun.


Dampak nyata yang udah terasa ini dan kemungkinan bertambah parah bikin aku ngeri membayangkan bumi seperti apa yang akan ditinggali anak-anakku nanti. Apa yang harus aku lakukan untuk membuat bumi yang sedikit lebih ramah untuk ditinggali di masa depan? Selain mengurangi penyebab polusi seperti yang udah dijiabarkan diatas, apa ya yang bisa menyerap segala polusi yang akan terus ada ini? Pencarian sepersekian detik di google memberiku jawaban, tanaman. Pohon mampu menyerap polutan yang dihasilkan akibat kegiatan manusia, sesederhana menyerap karbon dioksida dari pembuangan nafas kita. Ingat proses fotosintesis yang kita pelajari di SD kan? Nah, fungsi pohon ini dijalankan dengan sangat masif oleh HUTAN. 


sumber gambar Pixabay

Satu yang paling krusial bisa menyelamatkan planet ini secara keseluruhan adalah dengan menjaga hutan. Disebut sebagai paru-paru bumi karena kemampuannya menyerap karbon dioksida lalu menggantinya dengan oksigen. Selain itu, hutan juga memberikan naungan kehidupan flora dan fauna, menjaga ekosistem tetap dalam urutan terbaiknya, sebagai tempat cadangan air tanah, serta tanamannya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Kemampuan pohon untuk berfotosintesis dan fungsi lainnya itu adalah pengetahuan umum yang kita pahami, tapi kenapa justru makin banyak aktifitas kita yang menghasilkan polusi malah semakin sedikit hutan yang tersisa? Padahal dengan kemampuan menakjubkan itu, jika dimiliki dalam jumlah yang besar, akan lebih banyak polusi yang diserap, efek rumah kaca berkurang, kenaikan suhu bumi tidak akan sedrastis sekarang, dan efek-efek lanjutannya bisa diperlambat.


Langkah-langkah berikut bisa kita kaum #MudaMudiBumi lakukan untuk menjaga kelestarian hutan:

1. Tidak Sembarangan Menebang Pohon

Setelah paham manfaat proses fotosintesis itu, masih mau tebang pohon juga? Kalau emang benar-benar butuh dan terpaksa, jangan sembarangan tebang. Pakai sistem tebang pilih, tebang pohon yang emang udah tua dan hampir mati jadi kasih kesempatan pohon yang masih muda berkembang dan ngasih manfaat buat bumi kita ini.


2. Melakukan Reboisasi

Tanam kembali jenis pohon hutan di kawasan hutan yang udah rusak, hutan yang kosong, atau yang penuh alang-alang maupun semak belukar. Fungsi utamanya adalah mengembalikan fungsi hutan tersebut seperti sebelumnya, sebagai penyerap karbon dioksida juga sebagai ekosistem bagi flora fauna.


3. Tidak Merusak Lingkungan Hutan

Termasuk didalamnya tidak membuang sampah sembarangan, tidak menggunakan produk dari perusahaan yang merusak hutan, juga mengurangi pemakaian kertas. Lingkungan hutan yang rusak akan menurunkan fungsi hutan tersebut. 

sumber gambar

Selain menjaga kelestarian hutan, masih banyak lagi hal kecil yang bisa kita para #MudaMudiBumi lakukan bersama untuk mengurangi gulungan #SelimutPolusi. Ingat, hal-hal kecil yang dilakukan bersama dalam jumlah yang banyak juga akan berdampak besar, apalagi terkait dengan rumah kita sendiri, bumi ini. Udah sadar kan kondisi bumi ini, nah berangkat dari kesadaran itu yuk ikutan #TeamUpForImpact kita mulai dengan lima langkah dasar ini sama-sama!

1. Pola Hidup Secukupnya

Apapun yang kita konsumsi itu perlu energi untuk pembuatannya, untuk akhirnya sampai ke tangan kita. Meskipun secara ekonomi suatu barang itu murah, kalau gak perlu ya gak usah. Barang gratisan juga kalau gak perlu gak usah diambil, jangan merasa sayang mumpung gratis. Kalau udah punya, manfaatkan seoptimal mungkin, jangan disia-siakan. Barang itu gak cuma bernilai uang tapi energi pembuatannya. Mulai deh kendalikan diri untuk gak ikutin nafsu doang, gak impulsif, gengsian, dan terapkan hidup cukup, atau hidup minimalis, frugal life, live with less, apapun istilahnya yang penting sadar cukup nya kita dimana. Gak perlu banyak yang penting cukup, gak masalah sedikit yang penting cukup. Geser pandangannya bukan dari jumlah banyak sedikit, tapi butuh cukup. Belajar dari teladan yang sudah ada, Rasulullah SAW.


2. Tidak Menambah Polusi itu Sendiri

Setelah tau apa saja jenis polusi, bisa dong mulai dikurang-kurangi aktifitas yang bikin polusi itu. Gunakan lampu seperlunya, mengurangi polusi cahaya yang gak perlu sekaligus hemat energi. Kalau jarak dekat, pilih jalan kaki atau sepedaan aja, biar lebih sehat juga. Terus, jangan buang sampah di aliran air, kelola dulu sampahnya sebelum benar-benar dibuang. Apa yang kita buang akan ditampung sama bumi, jadi coba pilah agar gak merusak.


3. Pakai Produk Ramah Lingkungan yang Terdekat

Kita gak mungkin meninggalkan konsumsi sama sekali, tapi kita bisa memilih mengkonsumsi apa. Belanja dari pedagang terdekat, tentu emisi yang dihasilkan dari pengiriman juga lebih sedikit. Lebih baik beli langsung dengan wadah sendiri daripada beli online dengan bubble wrap segulung, mahal sedikit gapapa. Kalau ada bulk store coba belanja disana jadi minim sampah. Ada pilihan produk yang lebih sedikit limbah, yang gak membahayakan lingkungan, pilih yang itu. Dukung usaha lokal terdekat yang punya concern ke lingkungan.


4. Menanam Pohon

Gak ada satupun poin negatif dari menanam pohon. Poin positifnya banyak! Paling dekat deh meningkatkan kualitas udara yang kita hirup. Jadi, jaga yang udah ada dan tambah tanam sebanyak yang kita bisa, dimanapun ada lahan kosong, langsung ke tanah atau pakai pot. Mau hasil berbagi sama tetangga, beli sendiri, mulai dari bibit, yang penting tambah terus pohonnya. Mulai berpikir apa yang bisa pohon berikan dan teruslah menanam pohon sebagai bagian dari sedekah. 


5. Manfaatkan Apa yang Ada (Pola 3R)

Ini juga berkaitan dengan mental merasa cukup. Terapkan dan terus konsisten dengan  metode reduce-reuse-recycle. Kurangi pemakaian, dari yang cuma iseng pingin doang jadi punya karena emang butuh. Dimanfaatkan, pakai sampai gak bisa dipakai, sampai habis. Kalau gak mau lagi dipakai, pikirkan gimana supaya barang itu tetap memberi manfaat, kasih ke orang lain, jual lagi, dipermak, diolah lagi. Tanggung jawab pada barang itu sampai akhirnya gimana. Jangan serta merta gak suka langsung buang nambah tumpukan di tempat sampah ya.  


Lima langkah itu adalah dasar perilaku yang bisa banget dikembangkan. Mulai dari mana? Mulai dari kesadaran bahwa bumi ini satu-satunya rumah yang kita miliki dan kita wajib menjaganya. Untuk kita, untuk anak cucu kita kelak, #UntukmuBumiku. Dengan kesadaran dan pola pikir yang terbuka itu, kita akan lebih bertanggung jawab untuk beraktifitas di bumi ini. Sesederhana menolak kantong plastik saat berbelanja, menolak flyer karena gak perlu infonya, gak bawa pulang nasi kotak kalau kira-kira gak kemakan, gak ngambil air kemasan pas acara, menghabiskan makanan karena sayang proses pembuatannya juga supaya gak cuma jadi limbah, gak melulu harus ikut tren karena bakal jadi sumber limbah dan pembuangan energi, serta menunda beli baru karena diperbaiki juga masih bisa, dan masih banyak banget lanjutan perilakunya.


Dibanding hal-hal kecil tadi tentu lebih berdampak jika ada pergerakan secara luas ya. Bukan hanya ajakan tapi ketentuan. Ada konsekuensi yang mengikat. Hal-hal yang bisa dikendalikan dengan kebijakan untuk mengatur warga dalam skala yang ekstensif. 

Kebijakan dalam upaya mengurangi polusi demi mengatasi perubahan iklim ini, seperti:

1. Menginstruksikan Media untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

Media punya peran yang besar dalam mempengaruhi bagaimana masyarakat berpikir serta bertindak. Dengan cepatnya penyebaran informasi saat ini, sangat disayangkan, kabar yang beredar malah konflik negatif kriminal, skandal pejabat, masalah politik, keseharian bintang ternama yang gak tau manfaatnya apa, dan itu terus diulang berputar-putar. Padahal ada hal yang bisa sangat relate dengan kita semua, perubahan iklim ini. Tentang bagaimana kondisi bumi dan apa yang bisa kita lakukan bersama. Menyedihkan, masih banyak orang yang belum aware tentang gentingnya situasi ini. Sudah separah ini, tapi masih bisa santai terus menimbun sampah dan menambah polusi. Media bisa dimanfaatkan untuk mendorong kebiasaan ramah lingkungan, yang bisa dimulai dari aparat negara, agar masyarakat sadar tentang perubahan iklim. Informasi dan himbauan yang terus ditayangkan berulang diharapkan bisa mengubah perilaku masyarakat.


2. Menerapkan dengan Ketat Peninjauan Sebelum dan Setelah Kegiatan Usaha

Kewajiban perusahaan pada lingkungan sebelum kegiatan usaha dikenal dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), namun tidak semua kegiatan usaha diwajibkan melakukan AMDAL. Padahal setiap kegiatan usaha akan menghasilkan polusi, bagaimana perusahaan bertanggung jawab dengan polusi yang dihasilkan? Sekecil apapun, tetap harus ada pertanggung jawabannya. Bahkan seperti dilansir di jurnal academia, faktanya pembangunan tetap berlanjut meskipun AMDAL-nya tidak sesuai. Miris jika AMDAL hanya dilihat sebagai salah satu dokumen pelengkap, bukan sebagai instrumen penting penjaga lingkungan. Itulah penting adanya kebijakan yang mengatur dengan ketat tentang dampak usaha pada lingkungan ini. Selain itu juga penting adanya peninjauan kembali setelah kegiatan usaha tersebut berjalan. Apakah sesuai atau tidak. Karena tidak sulit menemukan kasus pencemaran akibat limbah perusahaan. Konsekuensi harusnya bukan sekedar adminstratif tapi yang benar-benar memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. Pelaksanaannya jelas membutuhkan petugas lapangan yang berintegritas dan paham betul urgensi peninjauan ini.


sumber gambar Pixabay


3. Memperbanyak Ruang Terbuka Hijau

Sama seperti menanam pohon sebanyak mungkin, area kosong bisa dimanfaatkan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH), bisa dalam bentuk Taman maupun Hutan Kota. Karena kota menyumbang emisi dari padatnya aktifitas manusia dan banyaknya kendaraan berbahan bakar fosil. Untuk menghadapi perubahan iklim, yang paling disarankan tentu Hutan Kota, karena manfaatnya lebih banyak dengan dampak lebih besar. Namun, peningkatan area terbuka hijau dalam bentuk apapun harus dilakukan, konsisten untuk terus ditambah dan diperluas. Selanjutnya, membuat ketetapan yang meningkatkan batasan minimum persentase area hijau dalam wilayah perkotaan. Ketetapan ini bisa mulai diberlakukan pada area instansi pemerintahan, dan pembangunan infrastruktur yang tidak merusak lingkungan.


4. Pengelolaan Produk Ramah Lingkungan dan Sampah

Hanya kebijakan pemerintah yang bisa mencapai produsen berskala besar, yang dampaknya juga besar. Disini, perlu adanya kebijakan yang mempersempit ruang untuk produk yang tidak ramah lingkungan dan memberi ruang sebesar-besarnya bagi produsen yang berdedikasi pada lingkungan. Kebijakan ini juga harus diiringi solusi konkrit yang jelas, jangan seperti kasus spunbond. Jika kebijakan sudah menyeluruh, maka harus ditegakkan dengan konsekuensi tegas bagi produsen yang terus menambah polusi tanpa upaya mitigasi. 

Selain itu, kebijakan pengelolaan sampah juga perlu dilakukan. Bukan hanya dengan memperbarui bentuk tempat sampah, tapi juga edukasi dan pelaksanaannya yang benar-benar sistematis. Petugas kebersihan yang paham alur kerjanya hingga pengolahan sampah nanti, bukan sekedar mengumpulkan disatu mobil lalu dibawa ke tempat pembuangan akhir. Ditambah dengan kebijakan buang sampah yang diatur hingga ke unit terkecil, RT. Sampah barang layak pakai bagaimana, sampah bahan yang bisa didaur bagaimana, sampah bahan berbahaya, dan pengelolaannya di masing-masing lingkungan seperti apa. Ini perlu diedukasi dan difasilitasi.


5. Mempercepat Pengalihan Energi

Sebenarnya sudah semakin banyak produsen yang hadir dengan produk dan alternatif energi terbarukan. Sayangnya, Indonesia belum mengaplikasikan penggunaannya dengan serius. Baru ada 2000an mobil listrik di Indonesia, sedangkan total kendaraan bermotor hampir 150juta, padahal pengembangannya sudah dimulai sejak sepuluh tahun lalu. Ini tidak mengherankan, mengingat harga produknya yang relatif lebih mahal dan jumlah SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) yang masih sangat terbatas. Selain itu, untuk alternatif energi di rumah tinggal biaya pemasangan solar panel juga masih terbilang mahal, serta masih kurang dari 1% rumah tangga yang menggunakan ke kompor listrik. Kebijakan harus dibuat sedemikian rupa dengan memprioritaskan kondisi lingkungan, yang bisa menunjang seluruh lapisan masyarakat mampu beradaptasi dan beralih ke penggunaan energi terbarukan ini. 

Seluruh kebijakan akan sangat bergantung pada pelaksanaan di lapangan. Bagaimana petugas memahami point penting dari kebijakan tersebut dan bisa mengedukasi masyarakat. Perubahan pada awalnya akan terasa tidak nyaman, namun jika kita semua memahami urgensinya semua upaya ini, tentu kita bisa bekerja sama. Begitu juga dengan setiap langkah kecil yang kita mulai dari sekarang. Konsisten kerjakan, terus tingkatkan. Bersama-sama kita bisa hajar selimut polusi untuk bumi pertiwi, #UntukmuBumiku.



Salam, Nasha.



Referensi:

Amin, Mirawanty. 2021. Polusi Tanah dan Dampaknya terhadap Kesehatan Manusia. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 15

https://indonesia.un.org/id/175273-penyebab-dan-dampak-perubahan-iklim#Suhu_yang

https://www.mongabay.co.id/2021/09/10/perubahan-iklim-dan-ancaman-kepunahan-komodo/

https://ketik.unpad.ac.id/posts/808/dampak-perubahan-iklim-pada-satwa-flora-fauna-dan-kehidupan-manusia-3

https://katadata.co.id/intan/berita/615165cdad927/mengenal-polutan-sumber-pencemaran-lingkungan-di-sekitar-kita

http://www.litbang.pertanian.go.id/artikel/423/pdf/Polusi%20Tanah%20dan%20Dampaknya%20Terhadap%20Kesehatan%20Manusia.pdf

https://lindungihutan.com/blog/polusi-adalah-pengertian-dan-dampak-polusi/#rb-1-polusi-udara

https://wri-indonesia.org/id/resources/data-visualizations/penyebab-dan-dampak-polutan-iklim-berumur-pendek

https://www.academia.edu/16509200/SUDAH_EFEKTIF_KAH_PRAKTIK_AMDAL_DI_INDONESIA

https://www.lestari-indonesia.org/id/perubahan-iklim/hutan-dan-mitigasi-perubahan-iklim/

https://rumaysho.com/1023-kaya-hati-itulah-kaya-senyatanya.html

Little Women ini merupakan drama sepanjang dua belas episode yang tayang di TvN dan Netflix dengan genre mystery family drama. Not my cup of tea genre sebenernya, tapi ternyata worth to try banget. Episode terakhir sudah tayang pada Hari Minggu lalu dengan rating tertinggi sepanjang penayangan drama tersebut, dan sampai sekarang masih menduduki Peringkat 1 di Acara TV Teratas Indonesia. Drama yang cukup bikin overthinking setiap minggunya, tapi lumayan puas dengan penyelesaian di endingnya. Hampir semua elemen dijawab di akhir cerita. Sebelum bahas lengkap tentang dramanya, kenalan dulu yuk sama tokoh utama di dalamnya.



Tiga Perempuan Tokoh Utama

Drama ini bercerita tentang kehidupan tiga orang bersaudara atau yaitu Oh In-Joo (Kim Go Eun), Oh In-Kyung (Nam Ji-Hyun), dan Oh In-Hye (Park Ji-Hoo). Mereka memiliki seorang ibu, dan seorang ayah yang tinggal di luar negeri. Sebenarnya mereka juga memiliki seorang saudara lagi, namun meninggal karena tidak tertolong saat sakit. Alasannya karena gak punya uang untuk berobat. Iya, ini cerita tentang kehidupan keluarga miskin yang bahkan tinggal di bagian atap bangunan. Ceritanya dimulai dari masing-masing bersaudara ini berkaitan dengan keluarga terkaya di Korea sana. Oh In Joo kerja di bagian pembukuan di perusahaan mereka. In Kyung sebagai reporter menyelidiki kasus yang berhubungan dengan keluarga itu khususnya si kepala keluarga yang juga calon walikota, Park Jae-Sang. Serta In Hye yang jadi teman dekat dan satu-satunya dari anak tunggal mereka, Park Hyo Rin. Di dunia nyata sih kebetulan begini nih kecil banget kemungkinan terjadinya kan, tapi mari kita nikmati aja. 

Setelah perkenalan, konflik dimulai dengan ditemukannya satu-satunya rekan kerja In-Joo, Jin Hwa-Young tewas gantung diri di dalam lemari di rumahnya, berpakaian mantel lengkap dengan stiletto merah. Disana juga ditemukan sebatang bunga berwarna biru. Dari sini mulai banyak ditemukan hal-hal yang aneh, mulai dari barang mewah yang banyak sekali ditemukan di dalam rumah tersebut, hingga dana perusahaan yang digelapkan Hwa-Young sebesar 70M Won atau setara dengan Rp754.142.844.000,00 (bacanya tujuh ratus lima puluh empat milyar seratus empat puluh dua juta seterusnya ya bestie)



Panik gak? Panik lah, masa nggak! Apalagi In-Joo juga tiba-tiba dapat pemberian 2M yang mana bikin lebih panik lagi, karena uang ini kan juga dicari-cari sama orang yang merasa punya. Mau dilaporin kok sayang, nggak dilaporin tapi bukan punya kita, mau diperjuangin ya sungguh sulit, mau dibawa kabur tapi adik-adiknya susah diajak kerja sama juga. Akhirnya dari kegalauan itu, In-Joo setuju untuk ikut menyelidiki tentang keseluruhan dana ini, dan tentang kematian rekan kerjanya, Hwa-Young, bersama Direktur Shin dan Choi Do-Il (Wi Ha-Joon). Iya, disinilah mereka bertemu dan memulai hubungan yang kita gak tau apa itu. 


Mulai Konfilk dan Penyelidikan yang Berbahaya

Penyelidikan yang dilakukan In Joo ini menghasilkan banyak hal baru yang dia ketahui, membuat In-Joo semakin yakin dengan keterlibatan orang lain yang lebih berkuasa. Ternyata penyelidikan yang sama juga juga dilakukan oleh adiknya, In Kyung, meski pada awalnya bukan dengan tujuan yang sama, tetapi ternyata objek yang mereka selidiki adalah hal yang sama, yaitu tentang penggelapan dana yang dilakukan oleh keluarga si Park Jae Sang, calon walikota yang juga berencana maju terus sampai jadi presiden itu. In Kyung dengan semangat idealis sebagai reporter ini gak mau menyerah meskipun ini penyelidikan berbahaya, dan udah dibujukin untuk kabur juga sama kakaknya, In Joo. Dia merasa perlu menyampaikan ke publik tentang siapa sebenarnya Park Jae-Sang. 

Usaha seorang rakyat keras kepala melawan tokoh dengan kekuasaan dan uang dimana-mana gini tentu gak mudah dan jadi sangat berbahaya ya. Mulai dari hilangnya adiknya, lalu terbunuhnya narasumber, anggota keluarga, pemberhentian dari media tempat dia bekerja, dan seterusnya. Ini bikin aku tersadar (lagi) tentang gimana berkuasanya uang itu. Juga bikin aku ngerti sih kenapa ya orang yang udah kaya dengan bisnisnya mau repot-repot ke politik 'ngurusin' rakyat? Oh ya, ternyata ujung-ujungnya dengan kekuasaan yang mereka punya, mereka bisa menambah kekayaan lagi. Sampai aku bingung, mau sekaya apalagi sih? Emang buat apa banget sih sebanyak itu duitnya? :'')

Bahaya gak cuma mengintai si reporter In-Kyung, tapi juga In-Joo yang tidak tau apa-apa. In-Joo yang tiba-tiba namanya terseret ke mana-mana. Tiba-tiba uang yang diselundupkan ditemukan, tapi ada di rekening atas nama dia. Tiba-tiba jadi punya harta dan kehidupan lain di Singapura sana. Tiba-tiba dia di ada dalam skenario kabur ganti identitas ke negeri mana aja. Tiba-tiba dia hampir terbunuh juga. Tiba-tiba dalam tiap bahaya eh ada yang muncul menolongnya :') Iya, Choi Do-il orangnya.


Lalu, gimana kabar adik bungsu mereka, In-Hye? Setelah menolak pemberian kakak-kakaknya dan bersikap rada menyebalkan di awal-awal, In Hye akhirnya paham kalau keluarga sempurnanya Park Jae-Sang yang dia lihat dari luar itu gak sempurna sama sekali. Dengan tinggal dirumah itu, hidup dengan Park Hyo-Rin anak tunggal pasangan Park Jae-Sang dan Won Sang-A, dia jadi paham gimana mengerikannya keluarga itu, dan jadi mengasihani Hyo-Rin. Dari sini persahabatan mereka semakin erat dan mereka jadi saling membantu. Makin lama malah In-Hye ini terlihat makin dewasa dan tenang dengan situasi yang dia hadapi. 

Komunitas Jeongran

Semua ini ternyata bermula dari sekelompok orang yang merupakan prajurit Korea dalam perang di Vietnam, mereka diketuai oleh Won Gi-Seon yang adalah ayah dari Won Sang-A. Sekelompok orang ini merasa telah dikhianati oleh negara mereka, dan berencana untuk balas dendam. Mereka menamai diri mereka dengan Komunitas Jeongran, yang disimbolkan dengan bunga penemuan mereka saat berpenag dulu, yaitu Anggrek Biru. Anggrek yang katanya sangat langka bahkan udah punah tapi berhasil dibudidayakan di rumah Won Gi-Seon itu sendiri. Anggrek yang terus ditemukan di kematian-kematian gak wajar yang ternyata saling berhubungan. Komunitas ini balas dendam pada negara dengan melakukan banyak sekali penggelapan dana, yang terbesar adalah dengan 'membangkrutkan' sebuah bank. Kasus yang mengharuskan beberapa orang membunuh dan terbunuh, bahkan hanya menyisakan satu orang dari anggota asli komunitas ini, yaitu Won Gi-Seon yang hanya terbaring gak sadar di rumah sakit. Kasus yang dengan kekuasaan dan uang yang mereka miliki, bisa berlalu dan ditutupi selama bertahun-tahun.


Penggelapan uang selama dua puluh tahun itu tercatat rapi dalam sebuah buku kas, yang juga menyebabkan terbunuhnya beberapa orang lagi, termasuk Direktur Shin saat akan menyerahkan bukti tersebut ke pengadilan dan kakak Won Sang-A yaitu Won Sang-Woo, yang katanya berkorban untuk mendapatkan barang bukti. Ribet banget emang urusan duit orang-orang ini.

Kecenderungan dengan Uang dan Kekuasaan


Bagian yang rada miris buatku sih si Park Jae-Sang , dia yang seperti tokoh utama dibalik semua kejadian eh ternyata juga cuma salah satu boneka dari dalang sebenarnya. Mana endingnya cuma gitu doang. Mungki beberapa ada yang mempertanyakan ya, karena kan dia udah tau aturan di Jeongran itu gimana, kalau udah nerima anggrek biru harus apa. Pendapat pribadiku kenapa sampai dia dapet anggrek biru itu, karena dia udah gak bisa lagi mencapai tujuannya. Mungkin, di step ini karena kasusnya baru terungkap, dia bisa memenangkan hitung cepat pemilihan walikota, tapi dengan pemberitaan apa yang dia lakukan dengan bukti valid video gitu, jalan ke depan gak bakal mulus lagi. Boro-boro jadi presiden. Gak ada gunanya lagi, udah. 

Disisi lain, dia juga jadi pembuktian kalau apa yang bukan milik kita gak akan bisa kita dekap selamanya. Meskipun dia berusaha jadi pembuktian kalau serendah apapun tempat kita berada, kita bisa aja mencapai tempat tertinggi, seperti yang disebut di pidato Won Gi-Seon, tapi ya ujung-ujungnya dia sampai disitu aja.  

Kalau lihat Won Sang-A ini aku jadi ingat kalimat, orang yang menyakiti itu adalah orang yang sakit. Orang yang menyedot energi orang lain itu karena kekurangan energi. Kalimat yang bikin aku melihat orang yang kejam itu dengan mempertanyakan luka apa yang dia pendam sampai bisa segitu kejamnya. Luka yang Sang-A dapat saat menjadi anak, luka dan momen yang dia terus ulang dengan melukai, mengorbankan orang lain. Penyebab utamanya sederhana kan sebenernya, karena dia sebagai anak mau sama ibunya. Tapi dengan perasaan yang terpendam gitu, puluhan tahun berlalu, dia tumbuh jadi orang dewasa yang gak 'normal'. Orang tua nya juga udah sakit sih ini menurutku. Gak paham dengan keputusan dan jalan yang mereka ambil. Sampai sini, masih mau menyepelekan parenting?


Akhir Cerita yang Menyelesaikan

Akhir cerita ditutup dengan cukup memuaskan sih buatku. Pertanyaan yang gantung pas di awal dan sepanjang drama dijawab dengan rapi di akhir episode. Terjawab ya Choi Do-Il itu ternyata bisa dipercaya, karena sepanjang episode kita, aku, dibikin bingung, mau percaya tapi takut plot twist. Gak percaya tapi kok ya dia muncul bak pahlawan terus. Terjawab juga kenapa sih Komunitas Jeongran ini, awal mulanya kenapa dan gimana sampai sebegitunya. 

Hal penting yang bisa kita pelajari dari sini, adalah bahwa apa yang kita dapatkan itu perlu pengorbanan perjuangan. Mau banyak uang, ya kerja. Mau kaya, ya kerja kerja kerja ditambah bisa mengelola uangnya. Ada gak yang gak kerja tapi kaya? Ya ada. Ada gak yang udah kerja kerja kerja tapi gak kaya-kaya juga? Ya ada. Tapi secara garis besar, kita gak bisa serta merta mendapatkan sesuatu tanpa membayarnya. Hyo Rin kayanya beruntung banget ya lahir kaya raya, terlihat harmonis orang tuanya, tapi kenyataannya dia tidur dengan obat, ada masalah cuma bisa diam nangis nyiletin tangan di kamar. Kenyataannya orang yang terihat sukses banget itu, cuma punya berapa jam buat tidur. Banyak hal yang gak sempat dan terlewatkan. Kalau kamu mending goleran daripada lari, ya udah nikmati aja. Kita gak bisa mendapatkan sesuatu tanpa kehilangan sesuatu dulu. Gak bisa kita dapat semuanya, cukupkan aja apa yang didapat apa yang hilang, jangan serakah. Tersadar aku pada kalimat, kalau kamu gak siap berjuang sekeras itu, gak usah mimpi punya sebanyak itu. 

Apa semua orang kaya itu gak bahagia? Ya tentu tidak bestie. Tapi gak ada yang sempurna. Kita cenderung melihat yang bisa dilihat, materi, harta, kekayaan. Kalau di bagian itu banyak lebihnya, berarti ada bagian lain yang jadi kekurangan, yang berarti gak kita lihat. Kalau orang kayanya dengan mengorbankan kualitas hubungan atau kesehatan mentalnya, ujung-ujungnya gimana bisa bahagia. Tapi kalau emang tujuannya menumpuk harta, kita bisa apa? Sama juga, kalau kamu mengutamakan sehat jasmani rohani, hidup tenang, terus hartamu gak bertumpuk-tumpuk, yaudah juga gapapa kan. Itu pilihan masing-masing orang. Sama kaya Park Jae-Sang, dia tau dari awal kalau dia keluarga ini demikian, tapi kan emang tujuannya bisa 'naik' dan tinggal di rumah itu, apapun resiko dan hal yang harus dia hadapi. Karena aku hanyalah rakyat jelata pada umumnya, aku gak tau sih, kekuasaan orang terkaya itu emang bisa segitunya atau nggak. Tapi dengan banyaknya kasus suap, korupsi, kejahatan yang viral dulu baru diselidiki, kayanya kenyataan bisa sebegitunya ya. Mengerikan.

Hwa-Young yang akhirnya dihukum pun mengingatkan kita kalau melakukan sesuatu itu perlu semua kebaikan. Biarpun dia mengungkapkan penggelapan dana yang mana adalah hal baik, lalu berbagi juga ke bestienya yang mana juga adalah hal baik, tapi dilakukan dengan niat dan cara yang gak baik, ya ujung-ujungnya gak baik juga. Jangan sampai kebaikan-kebaikan yang susah payah kita upayakan, tercoreng dengan satu ketidakbaikan yang kita selipkan.


Kalau soal keluarga, penokohan di drama ini juga bagus. Gimana In-Joo yang banyak gak taunya ini tapi akan berjuang sangat keras buat kelaurganya, mungkin karena dia tau ya uang gak punya jadi ya keluarga doang nih yang dia punya. Mungkin karena dia paham ya, kalau keluarganya udah semiskin itu, jadi dia mengusahakan adiknya gak se'menderita' dia. Beda lagi sama In-Kyung, anak kedua ini biasanya gak sesusah anak pertama, apalagi dia 'dititip' ke saudara neneknya, dengan gigihnya, dia bisa fokus belajar dan jadinya yang paling pinter. Karena fokusnya cuma belajar, dia jadi berani untuk berjuang atas apa yang dia yakini benar. Nah, tokoh yang paling mengagumkan tapi agak terlewat ini si In-Hye. Anak paling kecil yang tau gimana perjuangan kakak-kakaknya, diam-diam tapi ngerti kondisi keluarga, sampai gak mau menerima lagi kebaikan saudaranya, karena gak mau mereka kesusahan dan karena gak tau nanti balasnya gimana. Kalimat yang dia lontarkan juga tepat dan bikin manggut-manggut sih menurutku, pembawaan yang tenang, kalimat cerdas, wah!

Secara keseluruhan dramanya ya, hal utama yang perlu kita ingat adalah ini drama, jadi segala kebetulan itu abaikan aja. Semua kebetulan Choi Do-Il yang selalu beberapa langkah didepan dan terus menjadi sayap pelindung In-Joo yaudah nikmati aja. Mungkin ada juga yang menyayangkan endingnya dalang utamanya yang gitu 'doang', tapi kalau dibikin lebih panjang lagi, dengan uang dan kekuasaan dia yang sebegitunya, aku ngeri dia bikin skenario lain lagi sih. Buat penokohannya apik, melengkapi, dan aku belajar banyak. Jalan ceritanya juga jelas, plot twistnya mantep, jadi ini cerita yang menghibur dan mencerminkan kita sebagai manusia juga. Masing-masing kita memperjuangkan nilai yang berbeda-beda. Cuma kita yang tau apa yang paling penting buat kita. 



Salam, Nasha

Sesungguhnya aku tidak tau darimana cerita ini harus aku mulai, dari teriknya siang di pelabuhankah, atau dari derasnya hujan di jalanan kota, atau dari pesan singkat yang mengawali ribuan percakapan lainnya? Aku memulai ini karena ini mengajak serta diriku (dan kamu) untuk menapaki sedikit jalanan yang pernah kita lewati, sudah sejauh mana dan akan sampai di mana. Untuk menerima sepenuhnyay apa yang menjadi milik kita dan melepaskan yang ternyata hanya bisa hidup dalam angan. Untuk mengingat luka tanpa merasa apa-apa, dan mengenang gembira dengan penuh rasa syukur kepada Pemilik Semesta.


Bertemu denganmu, tidak ada orang yang kutemui seyakin kamu pada dirimu sendiri. Berjalan dengan penuh percaya diri, sesuatu yang aku sedikit miliki. Ntah mereka menyebutnya apa, terlalu jauh kalau kusebut cinta, tapi mungkin aku bisa mengistilahkannya dengan pesona. Hal yang kamu miliki saat jumpa kita yang pertama. Bahkan aku masih mengingat dengan jelas bagaimana pesona yang kamu punya mampu menggugah sesuatu dalam diriku. Namun, saat itu aku tidak punya keinginan dan keberanian untuk menggubrisnya, masih terlalu jauh, dan bukan bagian dari rencana. Lagipula pikiranku sudah dipenuhi dengan hal-hal lainnya. Mana bisa aku tiba-tiba memasukkan kamu begitu saja?

Dari pertemuan pertama ke pesan pertama, semua yang seperti sesuai rencana. Iya, Tuhan yang punya rencana. Aku, lagi-lagi menampik apapun yang muncul di dalam diriku, aku hanya menjalani dalam batas kesopanan dan melakukan hal-hal yang perlu aku lakukan dalam batas wajar. Mengalir begitu apa adanya, tanpa paksaan, hebatnya juga tanpa halangan. Memang, rencana Tuhan penuh dengan kejutan.


Kamu tau kan, kalau kehadiranmu begitu mengejutkan bagi mereka yang ada di sekitarku? Dari keluarga hingga rekan kerja; tidak satupun dari mereka yang menyangka. Ada yang serta merta ikut gembira, ada juga yang heran mempertanyakan. Apapun responnya aku terima, karena itu bentuk kepedulian mereka. Mereka yang lebih dulu mengenalku, mereka yang sedikit banyak juga membentuk siapa aku. Kalau aku pikir-pikir sekarang, aku juga heran, kok aku bisa begitu ya, itu tidak pernah aku lakukan sebelumnya, itu tidak seperti diriku. Tapi mungkin itu juga bagian rencana Tuhan, supaya aku menjalaninya saja tanpa banyak pertimbangan seperti biasa, tanpa keraguan, menjalani sisi aku yang lain yang tidak pernah tersentuh siapapun sebelumnya.

Tidak lama berselang, kita mulai disibukkan dengan berbagai persiapan. Satu dua keputusan yang sudah rasa-rasa ditangan, dibatalkan, diubah, dengan banyaknya suara dan tambahan pertimbangan. Dari sini, aku semakin mengenal kamu. Kamu yang sederhana, kamu yang tidak banyak minta, kamu yang terpancing kesal karena apa. Kamu yang berpikir terlalu banyak akan merepotkan aku, dan kamu tidak menyukai hal-hal seperti itu; namun perlu aku beri tau bahwa aku sudah terbiasa repot, aku biasa melapangkan diri untuk menenangkan hati. Untukku, sedikit lebih repot, sedikit lebih rinci, sedikit lebih banyak yang dikerjakan itu bukan masalah, selama kita bisa sama-sama bergembira. Dalam batasan tertentu, aku lebih tenang begitu.

Perjalanan kita yang demikian cepatnya, dan aku yang banyak tidak taunya, membawa diriku sendiri pada arus kebingungan. Aku yang mengira begitu ternyata menjalani yang begini. Aku yang  biasa menutup diri, aku yang tidak terbiasa berbagi, aku yang bahkan belum terlalu mengenal diriku sendiri; bagaimana aku bisa berdampingan hidup dengan orang lain untuk selamanya? Segala perubahan yang sudah diperkirakan tapi tetap terasa menyesakkan, banyaknya karena aku ntah kenapa memilih menjalaninya dengan sulit. Aku paham sekarang, apapun yang kamu rasa tentang kehidupan, ia tidak akan berhenti, sehingga kita harus lebih kuat untuk sekedar bertahan. Setelah bertahun berlalu, aku juga bisa menyatakan, saat itu kurangnya kita adalah sedikit bicara tentang hal-hal seharusnya, tentang siapa, tentang apa, hal-hal kecil yang bermakna. Lagi-lagi kenyataannya kita hanya dua manusia yang tidak banyak tau harus bagaimana, bertemu di tengah jalan, dan menjalani seperti apa adanya, tanpa banyak tanya, tanpa susun banyak rencana. Tapi syukurnya, jalan kita adalah rencana Tuhan yang nyata.

Kata orang, kita adalah pasangan yang beruntung, karena tidak perlu menunggu lama untuk hadirnya manusia ketiga dalam rumah tangga kita. Tapi apa iya? Beruntung dalam ukuran siapa? Beruntung dalam artian bagaimana? Apa beruntung yang dimaksud di sini adalah perihal yang menggembirakan? Atau memudahkan? Padahal aku berkata kalau aku sepenuhnya menyerahkan, tapi dalam wujud kenyataan ternyata tidak seindah di bayangan. Karena aku masih dalam pusaran kebingungan, aku yang seperti tiba-tiba mendapat kejutan, kejutan yang tidak terduga dan sangat besar. Aku yang tidak berani melangkah atau melihat ke mana-mana, hanya terpaku, lalu terombang-ambing dalam pusaran itu. Semua terasa begitu cepat namun juga begitu lambat. Pada bagian ini, kamu hanya perlu mendengarkan, karena ini adalah sepotong cerita yang akhirnya aku ungkapkan karena aku sudah memahami. Butuh waktu lama namun akhirnya aku mengerti. Dalam rentang waktu itu, kamu hadir dalam wujud terbaik yang bisa aku harapkan, memberiku dukungan. Menyediakan ruang juga waktu, kemewahan di tengah dunia yang serba buru-buru. Kamu mengusahakan segala yang bisa kamu hadiahkan. Dalam proses pertama yang kita banyak tidak taunya, kamu tetap berjuang.


Setelah dipikir-pikir sekarang, ketidaktahuan dan omongan berserah lah yang membawaku sampai pada titik saat ini. Karena jika aku lebih banyak tau, banyak hal yang aku pertimbangkan, dengan aku yang begini takutan, sepertinya aku tidak akan berani mengambil keputusan berjalan ke depan. Sepertinya aku hanya akan diam, menggeleng ketakutan, karena tidak berani dengan apa yang akan aku hadapi, tidak percaya pada kemampuan diri sendiri. Ternyata aku bisa sampai disini, diriku yang dulu pasti terkejut tak menyangka atas apa yang aku lakukan sekarang, dan aku akan lantang mengatakan, hei ternyata kamu bisa! Pelan-pelan tidak apa, hadapi takutmu percaya pada dirimu. Dalam proses yang begini, tidak ada lagi yang bisa aku haturkan selain terima kasih untuk segala penerimaan, pemakluman, dan kasihmu yang kadang aku rasakan tapi kadang juga terabaikan.

Masa awal dahulu, adalah masa yang panjang dan sangat besar untukku. Itu bukan tentang apa yang terjadi padaku, tetapi tentang bagaimana aku menerima dan menghadapinya. Ini seperti fase yang sulit dilalui, lama perjalanannya, dengan ketidak tahuan dan terbatasnya segala yang aku punya. Seperti perjalanan, ini bukan jalan tol, ini jalanan yang melewati perbukitan berkelok, dengan kanan kiri perkebunan dan pemukiman, sedangkan aku, keahlian mengemudiku, kendaraanku, terasa tidak mumpuni. Sayangnya, aku hanya berkutat dengan pikiran indahnya jalan tol bebas hambatan. Padahal dengan jalanan ini, aku bisa belajar banyak, aku bisa berhenti sebentar melihat pemandangan, aku juga bisa berbicara dengan warga. Hal-hal yang tidak bisa aku dapatkan dengan jalanan yang katanya bebas hambatan. Lagipula, tidak ada yang menjamin jalanan mana yang benar-benar tidak ada halangannya. Jalan yang aku pikir mulus, ternyata butuh banyak pengorbanan, jika saja aku punya keberanian unuk mengangkat kepala dan melihat lebih luas.

Kamu ingat kan, hal-hal sangat sepele yang memancing amarah dalam diriku? Hal-hal kecil yang seharusnya bukan persoalan bisa berbuntut panjang lebar? Itulah fase dimana aku berkutat dan terlalu menunduk pada apa yang ada padaku. Aku tau, saat itu juga bukan masa yang mudah bagimu, segala transisi, kelelahan, beban, tuntutan, harapan, ada di pundakmu. Meski tidak ada yang memaksa, tapi sesuatu dalam dirimu terus mendorongmu untuk melakukan hal terbaik yang bisa kamu upayakan. Hal yang kamu emban sebagai tanggung jawab, menomor satukan kebersamaan sampai terkadang mendorong dirimu sendiri jauh kebelakang. Keputusan yang ternyata juga tidak berhasil baik, karena kosongnya diri kita tidak mampu mengisi hati yang lainnya. Hal yang kita ketahui belakangan, di saat kita berhasil melalui fase yang masing-masing kita kelelahan. Pada fase ini juga aku tau kalau aku tidak mampu berjauhan. Menyiksa melihatmu begitu kelelahan. Tidak, ini bukan hanya tentang kamu, tapi tentang aku yang masih membutuhkanmu.

Sedikit terseok perjalanan dari titik itu, seperti masih kurang, Tuhan memberi kita tambahan kejutan. Lagi-lagi, mereka bilang ini hal menyenangkan. Tapi tidak berarti kita harus langsung setuju kan? Kita punya rasa yang berbeda, dan aneka rasa yang hadir dan kita lalui itu adalah wujud kita sebagai manusia kan? Apapun rasanya, yang penting kita tau harus bagaimana dan kita jalani dengan tanggung jawab semampu kita dan resapi bagaimana seharusnya yang kita rasa. Kali ini, kita perlu belajar untuk tau apa yang kita rasa, untuk bertanya apa yang kamu rasakan, dan untuk memahami bagaimana kita bisa saling membantu membuat rasa yang lebih nyaman bagi kita satu sama lain. Aku akhirnya belajar banyak tentang terbuka, tentang keberanian berbicara, bukan untuk kepentingan diriku saja tapi untuk kita semua. Diriku yang terisi, akan bisa menghadapi, akan bisa berbagi.


Meski dengan perjalanan yang panjang dan tidak mudah, adanya kejutan-kejutan tidak terduga, hal-hal yang sesuai rencana dan yang tiba-tiba ada tambahannya, kita sudah berhasil sampai di titik ini. Seperti katamu, sebetulnya kita tidak punya masalah besar, dalam definisi masalah besar fatal yang menghancurkan. Namun, apa yang kita rasakan, bagaimana itu menghadang, dan luka seperti apa yang ditimbulkan, kita masing-masing punya kevalidan untuk menyatakan ukurannya kan. Besar kecilnya menurutku justru bagaimana kesiapan kita menghadapi. Bagaimapun bentuk dan ukurannya, perlu kita seriusi sebagai suatu kondisi, kita belajar untuk tidak lagi lari, namun kita hadapi agar tidak perlu mengganggu lagi di kemudian hari.

Pada titik ini, meski sebelumnya kita siap tidak siap, banyak yang kemudian kita perbaiki. Dengan beragam kondisi dan keadaan yang menerpa, toh kita sudah sampai disini, dalam Wood Celebration Anniversary katanya. Dari segala kemungkinan kejadian, kita masih bertahan bersama, mewujudkan berbagai mimpi, mengupayakan bahagia, bolehlah kita merayakan dan saling menyelamati. Untuk masa lalu yang jadi pelajaran dan masa depan yang penuh harapan, serta kasih sayang di sepanjang jalan;

Happy Anniversary Dear Kekasih Hati.


Salam, Nasha

Menjalani rutinitas harian yang berulang, dengan beban kerja bertumpuk, tanggung jawab yang harus dipenuhi, dan beragam peran yang menyertai, akan menguras energi kita dari waktu ke waktu. Sama kaya badan yang perlu istirahat dengan tidur setiap hari, kita juga perlu jeda dari rutinitas itu, dengan berlibur. Meskipun belum ada frekuensi pasti berapa kali sebaiknya liburan dilakukan, tapi satu atau dua kali liburan panjang dalam setahun sepertinya cukup, disesuaikan dengan anggaran dan jatah libur yang kita punya. Untuk yang status pegawai disesuaikan dengan jumlah cuti, dan untuk anak yang bersekolah disesuaikan dengan waktu libur sekolahnya.


Sejak menikah lalu punya anak, gak lengkap rasanya liburan kalau gak bawa pasukan, karena Teman Hidup ku sekarang ya suami dan dua anak ini. Apalagi dua tahun belakangan mereka lebih banyak mengurung diri di rumah akibat pandemi. Sekarang, dengan sudah tersedianya vaksin dan tren kasus baru serta angka kematian yang menurun, sudah tepat rasanya memberanikan diri pergi liburan, tapi tetap patuh protokol kesehatan ya.


Selain sebagai jeda aktifitas kita, liburan bareng keluarga ternyata juga punya banyak manfaat lain loh, antara lain:

- Melepaskan stress, tekanan dari tuntutan kerja, beban aktifitas hari-hari bakal berkurang atau bahkan hilang dengan berlibur bersama

- Menciptakan kenangan indah, bersama buah hati momen liburan akan dijadikan cerita yang menyenangkan untuk mereka ulang-ulang dan jadi kenangan sampai mereka dewasa nanti

- Memperluas wawasan, dengan liburan kita jadi tau perbedaan kebiasaan, kondisi lingkungan di wilayah lain, juga belajar untuk beradaptasi dan saling menghargai.

- Mempererat hubungan, antar anggota keluarga menghabiskan waktu bersama terus selama berhari-hari, bisa ngobrolin apa aja, melakukan apa-apa sama-sama. Quality time banget kan tuh!


Nah, berhubung ini liburan keluarga bareng anak yang masih bocah, jadi pertimbangan utamanya tentu kenyamanan mereka untuk tujuan dan moda transportasinya. Setelah cari rekomendasi, baca referensi, dan tanya sana sini, akhirnya aku memantapkan Kota Batu, Jawa Timur untuk tujuan liburan kami.

1. Pemandangan Alam yang Indah

Kota Batu terletak di Provinsi Jawa Timur, merupakan bagian dari wilayah Malang Raya dengan ketinggian lebih dari 700 mdpl, dan diapit oleh 3 gunung, menjadikan suhu rata-rata di Batu sekitar 28-32℃. Tanahnya juga sebagian besar adalah tanah subur sehingga pepohonan banyak tumbuh di sana. Kebayang gak sih gimana sejuknya udara pegunungannya dan pemandangan apa yang ditawarkan dengan kondisi kaya gitu? Bayanginnya aja udah adem. Apalagi untuk kami sekerluarga yang tinggal bukan di daerah gunung.


sumber gambar - edit by canva

 sumber gambar

2. Objek Wisata Ramah Anak sebagai Sarana Edukasi

Liburan bareng Teman Hidup yang kebayang adalah apa aja yang bakal dikunjungi, yang menyenangkan dan bisa dinikmati orang dewasa dan anak-anak. Nah, Batu punya jawabannya. Objek wisata nya ada banyak banget, mulai dari kawasan wisata alam air panas, wisata air terjun, wisata perkebunan dengan beragam jenis pohon buah yang bisa dipetik langsung, wisata kebun bunga yang warna-warni, area perkemahan, dan yang paling menarik buatku adanya area Jawa Timur Park. Objek Wisata lengkap yang terdiri dari kebun binatang, wahana berbagai macam permainan, arena dinosaurus, museum alat transportasi, museum bintang, dan masih banyak lagi.


Dari satu destinasi Jawa Timur Park yang luasnya belasan hektar ini, anak-anak akan belajar aneka jenis binatang, beragam tanaman, melihat replika dinosaurus, mengenal moda transportasi dari dahulu. Pengalaman mereka juga akan bertambah dengan mencoba beragam permainan yang ditawarkan di sana. Liburan ke alam begini juga secara gak langsung akan menambah kecintaan mereka terhadap lingkungan dengan melihat keindahan, mengenal berbagai jenis makhluk hidup lainnya. Rasa yang perlu banget ditanamkan sejak dini supaya mereka bisa berpartisipasi untuk bumi lestari nantinya.


sumber video


Pergi sama anak-anak ini sebenarnya juga menambah kekhawatiran, gimana ya nanti kalau antriannya panjang, gimana ya nanti tau-tau tiketnya gak ada. Nah, Traveloka ada mengatasi kegelisahanku ini dengan menu Xperience-nya, aku bisa pilih atraksi mana aja yang akan kami ikuti nanti dan menyiapkan biayanya juga. Well-prepared gini emang penting banget kalau Teman Hidupmu adalah balita yang mood nya perlu dijaga ;)

Gampang banget kan?! ;D

3. Akses Mudah dan Terjangkau

Kota Batu dapat dicapai dengan berbagai moda transportasi. Untuk wisatawan yang berjarak jauh, bisa mengakses Kota Batu menggunakan pesawat, mendarat di Bandara Abdulrachman Shaleh di Kota Malang, lalu bisa melanjutkan perjalanan dengan mobil yang tersedia pada menu mobil di apps Traveloka dengan pilihan pengantaran dari bandara ke Kota Batu saja atau sewa mobil selama dua belas jam. Enaknya lagi, kita bisa pilih mobilnya.


Selain pesawat, Kota Batu juga bisa dijangkau melalui perjalanan darat yaitu kereta dan bus. Penumpang kereta bisa turun di stasiun Malang, lalu melanjutkan dengan angkutan kota (angkot) LDG/LDH sampai Terminal Landungsari kemudian berganti angkot kuning/ungu menuju Kota Batu. Jika memilih bepergian dengan bus, dari kota asal bisa langsung menuju Terminal Kota Batu. Gak perlu khawatir, semua moda transportasi itu juga bisa dipesan jauh hari di Traveloka, jadi persiapan dan anggaran liburan kamu bareng Teman Hidup bakal lancar deh!



4. Fasilitas Lengkap

Dengan visi sebagai kota pertanian organik berbasis kepariwisataan internasional, serta sebagai wilayah dengan sumber pendapatan terbesar dari sektor wisata, Kota Batu menyediakan paket lengkap buat para wisatawan. Sebut saja kemudahan akses dengan beragam moda transportasi untuk sampai ke sana, transportasi umum yang memadai, banyaknya pilihan penginapan (mulai dari guest house, hotel berbintang, villa, juga resort), dan gak kalah penting yaitu nyicipi beraneka macam kulinernya.


Aku udah kebayang sih di sana mau kemana aja, mau ngapain aja, dan mau makan apa aja. Setelah memastikan tujuan dan destinasi wisata yang dituju, saatnya menentukan penginapan. Lagi-lagi dengan dua balita Teman Hidup yang ikut serta, pertimbangan penginapan juga gak boleh sampai keliru. Untungnya di Traveloka, kita bisa pilih penginapan karena semua yang perlu kita tau lengkap ada di sana. Mulai dari rating, review pengunjung sebelumnya, fasilitas apa aja yang ada disedikan hotelnya, lokasinya dimana, ada tempat apa aja di sekitar penginapan itu dan berapa jaraknya. Gak perlu repot datang ke sana untuk tau tentang penginapannya, karena semua info udah dirangkum lengkap di Traveloka Hotel. Segampang itu! Gak cuma hotel loh, bisa pilih properti juga di menu Holiday Stays buat kita yang lebih suka self service biar berasa rumah sendiri gitu. Udah bisa dong weekend ini lihat dunia lagi setelah menyepi karena pandemi, kalau belum bisa liburan yang jauh, cobain staycation bareng Traveloka dulu aja! ;)


Nah, dari sekian banyak hotel dan properti yang ada di Traveloka itu, ada tiga penginapan yang jadi inceran aku saat di Batu nanti nih, dengan pertimbangan beberapa hal. Pertama gak jauh dari area Jatim Park, terus range harganya di Rp 500.000an, ada fasilitas kolam renang, menyediakan sarapan, punya review baik dengan rating lebih dari 8.0., dan luas kamar lebih dari 20m. Alasan ini akan sangat personal ya, masing-masing orang punya kebutuhan, preferensi, dan budget yang berbeda, jadi bisa dilihat pilihan hotelnya dan jangan lupa cari pakai tools “filter” supaya lebih gampang carinya ya.


1. Hotel Kampung Lumbung

Hotel ini berjarak sekitar 2 km dari area Jatim Park, dan hanya 500m dari Terminal Kota Batu. Lalu, di sini ada pilihan hotel standard dan ada juga pilihan cottage buat kita yang ramean sekeluarga. Selain pertimbangan di atas, hal yang membuatku tertarik dengan hotel ini adalah konsepnya yang menyatu dengan alam dan arsitekturnya yang tradisional.

sumber gambar Traveloka


2. Purnama Hotel

Kalau Purnama Hotel ini keunggulannya karena sudah mengantongi sertifikat CHSE yang artinya sudah memenuhi kriteria protokol kebersihan Kemenparekraf. Kamar yang ditawarkan pun sangat beragam menyesuaikan kebutuan kita, dan tersedia juga yang jenis cottage. Lokasi hotelnya memang sedikit lebih jauh ke Jatim Park yaitu sekitar 5km, tapi digantikan dengan pemandangan pegunungan yang sangat indah dari area hotelnya.

sumber gambar Traveloka


3. Hotel Batu Paradise Resort

Jika mau lebih dekat lagi dengan area Jatim Park maka hotel ini jawabannya, karena hanya berjarak sekitar 1km dari area Jatim Park. Meski gak ada pilihan cottage seperti dua hotel lainnya, tapi hotel ini menyediakan pilihan kamar yang luas dengan dua ranjang besar jadi tetap muat deh untuk liburan keluarga. Kamar besarnya ini pun ditawarkan dengan harga yang gak berbeda jauh dari kamar standarnya.

sumber gambar Traveloka


Ayo! Tunggu apa lagi? Yuk #LihatDuniaLagi dan bikin #StaycationJadi dengan Traveloka! Langsung meluncur ke Traveloka lewat link ini ya https://trv.lk/kompetisi-lihatdunialagi-bloggerperempuan


Salam, Nasha



Sumber Referensi:

http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/v2/kota-sedang/31

http://ngalam.id/read/1158/geografi-kota-batu/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Batu


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kenalan Dulu, yuk!

Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

Follow @salamnasha

POPULAR POSTS

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Hubungi Aku di sini

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement

Label

family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

Daftar Tulisan

  • ►  2025 (24)
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (5)
    • ►  Maret 2025 (4)
    • ►  Februari 2025 (5)
    • ►  Januari 2025 (5)
  • ►  2024 (41)
    • ►  Oktober 2024 (4)
    • ►  September 2024 (8)
    • ►  Agustus 2024 (5)
    • ►  Juli 2024 (5)
    • ►  Mei 2024 (5)
    • ►  April 2024 (3)
    • ►  Maret 2024 (5)
    • ►  Februari 2024 (3)
    • ►  Januari 2024 (3)
  • ►  2023 (117)
    • ►  Desember 2023 (10)
    • ►  November 2023 (10)
    • ►  Oktober 2023 (10)
    • ►  September 2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (10)
    • ►  Juli 2023 (10)
    • ►  Juni 2023 (11)
    • ►  Mei 2023 (12)
    • ►  April 2023 (8)
    • ►  Maret 2023 (10)
    • ►  Februari 2023 (8)
    • ►  Januari 2023 (8)
  • ▼  2022 (31)
    • ►  Desember 2022 (6)
    • ►  November 2022 (3)
    • ▼  Oktober 2022 (4)
      • Masa Depan yang Gak Lebih Panas Dimulai dari Kamu!...
      • Bahas Tuntas "Little Women", Kecenderungan Orang d...
      • Memperingati Anniversary, Surat Terbuka untuk Suami
      • Recover Together! dengan Liburan Keluarga ke Batu ...
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (3)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (3)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Oktober 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (1)
    • ►  Juni 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (2)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (4)

BloggerHub Indonesia

Tulisanku Lainnya

Kompasiana Kumparan

Popular Posts

  • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Trending Articles

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes