Mengatasi Distracted Parenting, Berlatih Memusatkan Perhatian agar Tidak Terus Teralihkan
Pembahasan fenomena distracted parenting atau pola pengasuhan yang tidak fokus lalu mungkin membuat kita bertanya-tanya, apa yang perlu kita lakukan agar semuanya bisa berjalan seimbang. Pekerjaan dan berbagai keperluan yang dilakukan dengan smartphone bisa lancar namun anak tidak merasa diabaikan. Ini langkah awal yang baik ketika kita sudah menyadari dan mau memperbaiki. Kita bisa menerapkan beberapa tips dari para ahli pengasuhan atau belajar dari pengalaman sesama orang tua.
Kita semua tentu sadar bagaimana kondisi kehidupan zaman sekarang yang terpapar teknologi hampir disemua lini. Para ahli yang menyoroti tren pola pengasuhan teralihkan atau distracted parenting pada orang tua belakangan juga memahaminya. Sebagai sesama orang tua, sesama ibu, kita sama-sama tahu ada banyak urusan yang perlu diselesaikan dari gadget terutama smartphone itu, mulai dari pekerjaan kita, melakukan transaksi, berkomunikasi untuk mencari tahu, hingga mengamati grup sekolah anak. Semua ada di sana tanpa batasan waktu.
Begitu pun, tidak ada yang menyarankan agar kita mencurahkan seratus persen perhatian kepada anak sepanjang hari. Lagipula, membiarkan anak lepas dari perhatian kita juga baik untuk mereka. Memberikan mereka keleluasaan untuk berkreasi menciptakan permainan sendiri, untuk menghibur diri mereka sendiri, menyelesaikan masalahnya sendiri, juga menemukan hal-hal menarik sendiri.
Sayangnya, dalam keseharian sering ditemukan orang tua yang kebablasan. Lupa pada prioritas sesungguhnya, lupa pada kenyataan yang ada di depan mata. Mungkin karena terlalu asyik membandingkan hara barang belanjaan, sehingga kurang peka bahwa ada yang memanggil sejak tadi. Mungkin terlalu asyik mencari menu masakan penambah berat badan, sehingga lupa bahwa ada yang ingin anak tunjukkan. Atau bisa jadi terlalu lama mencari tahu kehidupan orang, sehingga anak yang dihadapan jadi luput dari perhatian. Kita perlu prioritas kita sesungguhnya, yang ada saat ini ada dihadapan kita. Menyadari bahwa aplikasi itu memang dirancang sedemikian rupa agar kita menghabiskan banyak waktu di sana, sedangkan apa yang ada di depan mata adalah apa adanya kehidupan kita. Wajar jika terasa kurang menarik, namun sadari, bahwa kenyataan itulah yang sebenar-benarnya kehidupan kita.
Jadi tujuan dari pembahasan kita ini bukanlah untuk terus fokus pada anak sepanjang waktu, tapi untuk bisa menempatkan diri dengan tepat. Supaya kita bisa menemukan keseimbangan diantara banyak peran yang kita jalani, diantara banyak urusan yang perlu diselesaikan. Untuk menunjukkan pada anak-anak kita bahwa mereka penting dan kita memahami apa yang mereka butuhkan. Sederhananya, dengan banyak peran yang kita emban itu, kita perlu membagi waktu dan tenaga untuk semuanya. Sesuai dengan porsi kebutuhan masing-masing. Dalam hal ini, ternyata bukan hanya anak, kita sebagai orang tua juga perlu pengaturan screen time.
- Tahu berapa banyak kita menggunakan gadget dalam sehari. Ini bisa dilihat dari pengaturan pada gadget kita tersebut, yang menghitung penggunaan screen time harian rata-rata yang kita gunakan. Fitur ini biasanya juga dilengkapi dengan berapa waktu yang kita habiskan dimasing-masing aplikasi. Mungkin kita akan terkejut saat mengetahui berapa banyak waktu yang kita habiskan disana. Sadari, apakah memang sebanyak itu kita perlu berada disana?
- Jauhkan gadget terutama handphone dari jangkauan saat sedang bermain bersama anak. Jika ada yang mendesak tentu akan masuk panggilan, yang bisa kita ketahui dari deringnya. Jika tidak, kita bisa membiarkan orang-orang diluar sana menunggu balasan. Normalisasi pesan yang tidak direspon seketika.
- Tentukan waktu spesifik kita bermain dengan anak setiap hari, setidaknya lima belas menit yang penting tanpa distraksi apapun. Seusai kerja sebelum tidur misalkan, luangkan lima belas menit untuk mereka bercerita atau bermain bersama. Mereka tidak perlu waktu yang lama, tapi mereka perlu waktu yang berkualitas ketika seluruh perhatian kita curahkan hanya untuk mereka.
- Tentukan juga waktu dan tempat yang bebas dari gadget, paling disarankan adalah waktu makan dan waktu tidur. Jauhkan segala macam gadget dari area makan dan area tidur, gunakan untuk bincang-bincang keluarga, bertukar cerita hari ini ada kejadian apa saja.
- Tetap berpijak pada kenyataan dimana kita perlu sadar kapan anak-anak sedang mencoba mendapatkan perhatian kita, tanggapi perilaku mereka dengan segera terutama tingkah baiknya. Jangan sampai ketika mereka berperilaku negatif baru kita memperhatikan, karena meskipun berhadiah omelan, perilaku tersebut akan terus berulang.
Sebenarnya jika disederhanakan, landasan penting kita dalam pengasuhan yang tidak terdistraksi adalah kesadaran. Sadar bahwa kita memiliki peran sebagai orang tua, sebagai orang yang bertanggung jawab atas kehidupan anak, sebagai orang yang harusnya menjadi teladan bagi mereka, sebagai orang pertama yang mengenalkan dunia pada mereka, sebagai orang yang menyatakan bahwa mereka ada prioritas utama kita. Sadari itu, lalu lakukan penyesuaian. Dulu sebelum menjadi orang tua mungkin kita bisa pulang kerja langsung rebahan, tapi kini kita perlu bermain dulu dengan mereka. Dulu mungkin kita makan sambil menonton, tapi kini tidak lagi karena ada cerita yang perlu didengarkan. Ini juga kebiasaan lebih baik agar tidak lagi kita melakukan aktivitas menyambil.
Kemudian, kita perlu terus belajar dan berlatih. Kadang memang kita perlu pengaturan teknis agar bisa lebih disiplin. Mengatur kapan waktu bermain dengan anak, dari jam berapa sampai jam berapa mengerjakan pekerjaan, kapan mengurus urusan rumah, kapan mengurus urusan orang lain, kapan berleha menghibur diri dengan ponsel ditangan. Atur waktunya dan disiplin menjalankannya. Tidak semua hal perlu kita lakukan dalam satu hari, tidak semua informasi dan perkembangan perlu kita perbarui setiap saat. Atur prioritas kita dengan keterbatasan waktu dan perhatian yang kita punya.
Sebagai ibu yang mengasuh anak sembari bekerja dir rumah, ada beberapa hal yang bisa saya tambahkan selain kiat umum diatas diatas, antara lain adalah:
- Disiplin dengan rutinitas. Ini hal teknis yang penting namun sering terabaikan. Seolah pekerjaan di rumah tanpa pengawasan bisa membuat kita lengah. Padahal konsistensi ada untuk diri kita sendiri. Bangun pagi jam berapa, perlu mengerjakan apa saja, lalu apa aktivitas dengan anak dan jam berapa perlu dilakukan. Atur kegiatan dan waktunya, jika perlu tuliskan agar lebih jelas. Buat rutinitas. Jika anak paham rutinitas, punya bayangan besok akan melakukan apa, mereka jadi lebih mudah juga bekerja sama.
- Komunikasikan dengan anak. Dari hari-hari sebelumnya, ulangi saja terus setiap malam hingga mereka paham bagaimana rutinitas. Lalu ketika sedang bekerja di rumah, kita bisa memilah mana permintaan anak yang perlu segera direspon dan mana yang bisa ditunggu. Komunikasikan semuanya. Jelaskan pada anak hingga pukul berapa kita bekerja sehingga perhatian kita tidak bisa utuh untuk mereka. Bicara dengan jelas dan konkret. Tatap mata mereka dan biarkan mereka merespon. Hindari pembicaraan yang terburu-buru dan tidak fokus.
- Jika dalam waktu bermain ternyata ada hal penting lain yang perlu kita lakukan, sampaikan pada mereka. Tatap matanya, lalu katakan, maaf tunggu sebentar ya, ibu mengerjakan ini dulu karena mendesak. Mungkin kita perlu menjauh beberapa saat, berpindah ruangan, tidak apa. Lakukan dengan cepat dan kembali pada mereka sesuai dengan janji kita sebelumnya. Ucapkan terima kasih karena mereka telah menunggu.
- Menjauhkan ponsel dari jangkauan adalah hal terbaik yang bisa kita upayakan saat bersama mereka. Agar mata kita tidak terus tertuju ke layar itu, agar tangan kita tidak tiba-tiba mengambilnya ketika mereka sedikit lengah. Benar-benar masuki dunia mereka, beraktivitas dalam frekuensi yang sama dengan mereka, dan abaikan saja notifikasi jika bukan panggilan mendesak. Akan ada waktunya nanti.
Tidak mudah memang mengalihkan perhatian jika sudah tersedot dalam visual layar yang begitu mengagumkan. Namun, anak-anak ini tidak akan selamanya menginginkan perhatian kita. Akan tiba saatnya kita yang mengemis perhatian mereka. Namun saat ini waktu kita bersama mereka, menciptakan dunia yang aman dan indah bagi mereka. Lagipula, mereka akan mencotoh kita tentang bagaimana memberi perhatian pada orang yang disayang, bagaimana hubungan orang tua dan anak seharusnya. Mereka nanti akan meniru bagaimana kita hari ini. Nah, selamat berjuang, orang tua masa kini!
Salam, Nasha
0 Comentarios
Mau nanya atau sharing, bisa disini!