• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

Pilihan sekolah untuk anak Indonesia semakin beragam dari waktu ke waktu. Ini merupakan kabar baik agar kita bisa lebih menyesuaikan diri dengan alternatif pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, juga anggaran. Masing-masing sekolah memiliki keunggulannya sendiri. Mulai dari sekolah nasional baik itu negeri ataupun swasta; sekolah nasional plus yang menggunakan kurikulum nasional dan kurikulum tambahan bisa kurikulum internasional; sekolah internasional dengan beragam pilihan kurikulum; sekolah asrama atau boarding school, sekolah alam dengan konsep belajar di alam terbuka; hingga sekolah rumah atau homeschooling.

Sebagai orang tua yang ingin yang terbaik untuk anak, kira-kira model sekolah mana ya yang paling tepat?

Ilustrated Picture Edited by Canva

Sekolah Umum

Kelompok sekolah umum ini adalah deretan sekolah dalam format yang paling sering kita jumpai, dilaksanakan di gedung sekolah lengkap dengan sarana dan prasarananya, ada guru dan sejumlah murid dalam ruang kelas yang telah ditentukan. Dalam kelompok sekolah inipun ada banyak lagi jenis-jenis sekolah yang bisa kita pilih berdasarkan kriterianya, salah satunya adalah kurikulum yang digunakan. Sekolah yang didirikan pemerintah tentu menggunakan kurikulum nasional yang ditetapkan oleh Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek), sedangkan sekolah yang didirikan oleh pihak selain pemerintah atau sekolah swasta memiliki pilihan kurikulum lain selain kurikulum nasional. Meskipun mengacu pada aturan yang sama dalam satu negara, terdapat beberapa praktik pengelolaan yang akan berbeda.

Berdasarkan kurikulum, setidaknya ada tiga kategori sekolah yang bisa kita bedakan. Sekolah nasional untuk yang murni menggunakan kurikulum sesuai dengan ketentuan pemerintah, baik itu negeri ataupun swasta. Sekolah nasional plus yang mengaplikasikan kurikulum nasional ditambah dengan kurikulum lain seperti kurikulum internasional ataupun agama. Hingga sekolah internasional yang murni menggunakan kurikulum dari luar negeri. 

Berangkat dari kurikulum, akan ada banyak perbedaan lanjutannya antara sekolah-sekolah tersebut seperti subjek pelajaran, metode pengajaran, kualifikasi guru, dan nilai-nilai yang ditanamkan pada peserta didik. Misalkan disekolah nasional plus, selain pelajaran wajib nasional seperti Kewarganegraan, Budaya Lokal, juga Bahasa Indonesia, anak juga akan belajar tambahan subjek sesuai dengan kurikulum yang diadopsi. Pelajaran bahasa mandarin serta science and math untuk kurikulum internasional, ataupun pelajaran bahasa arab, fiqih, tafsir untuk sekolah pesantren. Sekolah nasional plus dapat dijadikan pilihan bagi mereka yang ingin anak mendapat peluang lebih besar dikancah global, tanpa mengurangi rasa lokalnya. Meskipun sekolah nasional plus dipatok dengan harga jauh melebihi sekolah nasional tapi biasanya masih dibawah sekolah internasional.

Ilustrated Picture

Sekolah Alam

Sekolah Alam merupakan alternatif pilihan bentuk pendidikan dengan sistem pembelajaran berbasis alam semesta. Diketahui pelopor sekolah alam ini dalah seorang berkebangsaan Denmark bernama Ella Flatau pada tahun 1950. Sedangkan di Indonesia, sekolah alam pertama didirikan oleh Lendo Novo (alm.) pada tahun 1998, yang berlokasi di Ciganjur, Jakarta Selatan, dengan murid pertama berjumlah delapan orang. Gagasan dasarnya adalah bentuk pendidikan yang tidak monoton dan memberi kebebasan berekspresi bagi peserta didik. Potensi anak bisa dioptimalkan dengan peran pendidikan, bukan dari mahalnya infrastruktur namun dari kualitas tenaga pendidik, metode pengajaran, dan sumber ilmu seperti buku. Menurut pengamatannya, sekolah harusnya bisa memberikan kebebasan bagi setiap anak untuk bisa menunjukkan diri dan pemikirannya yang difasilitasi oleh para guru. 

Seiring perkembangannya, semakin banyak orang yang tertarik dengan konsep sekolah alam, dimana peserta didik mendapatkan kesempatan untuk bisa berinteraksi langsung dengan alam. Sekolah alam dianggap dapat menjadi jalan untuk proses pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mampu menempa kecerdasan natural anak. Mengutip laman Detik, ada beberapa karakteristik sekolah alam yang dikemukakan oleh Nggili antara lain memiliki lingkungan alam yang bisa dimanfaatkan untuk proses belajar, memberi kebebasan berkreatifitas pada anak, belajar sambil bermain menyenangkan, pendidikan berperan sebagai fasilitator yang memberi rangsangan pada anak, metode action learning untuk mendorong logika berpikir dan inovasi, dsb.

Sekarang jumlah sekolah alam semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bukan hanya di ibukota, kehadiran sekolah alam juga meluas hingga ke daerah-daerah. Meskipun sebagian sekolah alam hanya menawarkan pendidikan hingga jenjang dasar (Paud, TK, SD), tidak sedikit pula yang menyediakan hingga tinggat menangah (SMA). Apalagi dengan pilihan kurikulum yang juga bertambah, sebagian sekolah kini menawarkan kurikulum internasional untuk menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Dari penjelasan pada konsepnya tersebut, bisa dikatakan bahwa sekolah alam menitik beratkan pada sarana alam sekolah yang lebih luas, media pembelajaran yang memungkinkan anak belajar melalui praktik langsung, serta proses belajar mengajar yang aktif dan kritis. Guru yang mendampingi anak sepatutnya mereka yang benar-benar memperhatikan perkembangan masing-masing anak sehingga biasanya satu guru tidak memegang banyak murik sekaligus. Sekolah ini juga biasanya memiliki kurikulum tambahan untuk mengembangkan karakter peserta didik. 


Ilustrated Picture


Sekolah Rumah

Pada dasarnya sekolah rumah atau lebih dikenal dengan home schooling adalah metode pendidikan yang dilakukan di rumah, baik dengan mendatangkan guru privat atau orang tua sendirilah yang menjadi gurunya. Konsep home schooling ini pertama kali muncul di Amerika sebagai bentuk kritik atas sistem pendidikan formal kala itu. Salah satunya dikemukakan oleh Holt (1964) yang menilai sistem pendidikan yang ada justru mematikan potensi dan kreativitas yang dimiliki anak-anak. Kritik serupa terus berdatangan, semakin banyak orang yang menerapkan sekolah rumah bagi anak-anak mereka, hingga pada 1989 sekolah rumah mendapat pengakuan secara hukum. 

Homeschooling sebenarnya bukan produk baru di Indonesia, mengingat sudah sejak dulu orang tua mendidik anak-anak sendiri dengan fleksibilitas kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jika bicara tokoh, sebut saja Agus Salim juga Ki hajar Dewantara. Pendidik bagi anak-anak mereka. 

Pada masa sekarang, akses untuk home schooling menjadi jauh lebih mudah. Kegiatannya juga mendapat izin dan bisa menerima bantuan dana dari pemerintah. Ada berbagai lembaga yang menawarkan bantuan sesuai kebutuhan dalam mengakomodir proses home schooling ini. Ada yang menyediakan guru-guru privat kompeten, ada juga yang menawarkan paket pendidikan, seperti materi kurikulum yang disesuaikan sesuai serta paket alat peraga sesuai tema pelajaran. Ditambah dengan teknologi daring, pembelajaran juga bisa dilakukan dalam jarak jauh. Lembaga sekolah formal juga memeiliki banyak penawaran yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan siswa, seperti pilihan kurikulum, fasilitas bilingual, serta opsi hybrid (pilihan untuk full online atau mix antara pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran dengan hadir di sekolah).

Dengan begitu, format sekolah rumah cocok bagi mereka yang mengutamakan fleksibilitas dan privasi. Karena sekolah model ini, anak bisa mendapatkan perhatian penuh dari tutornya, baik itu guru yang didatangkan pihak sekolah ataupun orang tua, sesuai dengan bakat dan minatnya. Orang tua dan murid bisa menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebutuhan masing-masing, bisa mengatur sendiri waktu dan metode yang diinginkan, pengaruh kurang baik dari lingkungan pun bisa diminimalisir karena terbatasnya interaksi, namun fasilitas di rumah umumnya tentu tidak selengkap dengan sarana yang ada di sekolah. 


Jika kita singkat, sekolah umum, sekolah alam, serta sekolah rumah memiliki kondisi dan peruntukannya masing-masing. Sekolah umum dengan metode yang rata-rata teoritis dan dilakukan di kelas selama berjam-jam bisa diterima untuk anak yang sudah mampu duduk tenang mendengarkan penjelasan guru. Anak yang memang cara belajarnya runut sesuai dengan materi yang sudah disusun. Namun, bagi anak yang cenderung belum bisa duduk tenang, masih bergerak aktif ke sana ke mari, tentu lebih baik ke sekolah alam. Mereka akan difasilitasi sesuai dengan kondisi mereka tersebut, dengan syarat anak mampu fokus mengingat banyaknya distrasksi saat berada di luar ruangan. Ketenangan ini dianggap akan meningkat seiring pertumbuhan anak, mungkin itu sebabnya tidak banyak sekolah alam yang sampai jenjang pendidikan menengah. Berbeda lagi untuk anak yang punya kondisi khusus yang membutuhkan perlakukan khusus pula, sekolah rumah adalah pilihan tepat. Sehingga pengajarnya bisa fokus pada satu anak tersebut, menyesuaikan dengan jadwal hingga metode yang ia paling nyaman.

Pada akhirnya pilihan sekolah paling banyak bergantung pada kondisi masing-masing anak. Faktor lain seperti ketersediaan sekolah di area tempat tinggal juga biaya yang disanggupi juga bisa mempengaruhi. Jumlah terbanyak tentu adalah sekolah umum, tinggal dipilih lagi ingin yang sekolah nasional, sekolah nasional plus, atau sekolah internasional.  Dengan kecanggihan teknologi sekarang, akses pada sekolah rumah pun menajdi lebih mudah meskipun jaraknya berjauhan. Hanya sekolah alam yang butuh langsung didatangi langsung ke sekolahnya yang mungkin saja berjauhan jaraknya dari tempat tinggal. Soal biaya, ini tergantung dengan kebijakan masing-masing sekolah dan keunggulan yang mereka tawarkan. 

Kita memang ingin mendidik anak yang hebat sehingga memilih sekolah yang dianggap paling tepat untuk membentuk itu. Pertimbangannya banyak sehingga perjalanan memilih sekolah ini tidak begitu mudah, namun juga bukan perkara yang sangat sulit. Sekolah bisa memfasilitasi tapi peran keluarga yang sangat penting. Jadi silahkan dirunut apa yang paling penting untuk anak-anak kita ini, lalu saring pilihan yang ada dan pilih sesuai dengan kondisi kita masing-masing. Semangat!



Salam, Nasha

Selalu menarik mengajak anak ikut serta dalam suka cita hari raya, baik itu Idul Fitri maupun idul Adha. Perasaan gembira yang kita punya menjalar hingga ke hati mereka. Kegembiraan ini sayang jika hanya berlalu tanpa makna, maka tugas kitalah untuk mengajarkan kepada mereka bahwa meskipun rasanya lebaran yang lalu tampak lebih heboh, namun sejatinyanya Idul Adha itu lebih besar daripada Idul Fitri. 



Makna Idul Adha untuk Balita

Kita bisa mulai mengenalkan makna idul adha dari cerita tentang nabi dan rasul. Paling mudah dengan menggunakan media buku yang lengkap dengan gambar ilustrasinya. Perkenalkan anak dengan bapaknya para nabi, Nabi Ibrahim AS. Pada perkara ini, cerita bisa dimulai dari masa yang sudah sangat lama beliau menanti seorang putra. Saat akhirnya putranya hadir, Allah memerintahkan beliau untuk meninggalkan putranya yang masih bayi tersebut di gurun pasir brsama ibunya Siti Hajar, begitu hausnya hingga muncullah air zam-zam. 

Tidak sampai disitu, ketaan Nabi Ibrahim kembali diuji melalui perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail, putra yang sangat ia sayangi. Kebimbangan Nabi Ibrahim dihapus oleh keyakinan anaknya untuk melaksanakan apapun perintah Allah, Sang Pemilik Kehidupan. Ketaqwaan mereka dijadikan teladan bagi kita untuk melaksanakan kurban. Merelakan hal-hal yang kita sukai, yang kita cintai di dunia ini, hanya untuk Allah, bentuk ketaatan dan kepasrahan hanya pada kehendak-Nya. Biarpun kadang tidak sampai logika, namun taat pada Allah yang paling utama.

Peristiwa inilah yang mengawali perintah untuk kita berkurban dari masa ke masa. Nabi Ismail yang digantikan oleh seekor kambing dalam penyembelihan tersebut, mengisyaratkan untuk kita bisa menggunakan hewan ternak dalam prosesinya, bisa berupa kambing, domba, sapi, juga unta. Perintah berkurban juga dituliskan dalam Al-Quran salah satunya dalam juz 30 surat Al-Kautsar ayat 2,

"Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)."

Ilustrated Photo

Selain berkurban ada beberapa hal penting terkait Idul Adha yang bisa kita sampaikan pada anak-anak ini, antara lain:

  • Sebagai Bentuk Syukur kepada Allah
Kita sudah banyak sekali menerima rezeki dari Allah, segala kesehatan, kecukupan rezeki, terkabulnya permintaan-permintaan, mampunya membeli hal-hal yang diinginkan, maka dari apa yang sudah banyak didapat itu sudah sepatutnya sebagiannya kita sisihkan untuk dibagikan pada sesama kita. Pada tetangga, pada teman, kerabat, atau saudara-saudara jauh sesama hamba Allah yang belum pernah kita temui sebelumnya. Ajarkan anak untuk bisa ikhlas memberi, rela berbagi, beri ia teladan dan sampaikan terus menerus. 
  • Hubungan Baik Sesama Manusia
Setelah disembelih, hewan kurban itu akan dibagi-bagikan. Supaya semua bisa sama-sama makan daging hewan, bahan makanan yang harganya lebih tinggi dibanding bahan makanan lain. Dengan harga yang lebih tinggi itu, tidak semua orang mampu. Tidak semua orang bisa membeli dihari-hari ketika mereka ingin, maka biarlah hari ini jadi hari istimewa dimana semua orang tidak perlu membeli tapi bisa ikut mencicipi daging. Allah beri kemurahan bagi siapapun untuk bisa merasakan makan daging. 


Kegiatan Seputar Idul Adha

Tidak lengkap rasanya menyampaikan makna idul adha kepada anak-anak tanpa aktivitas yang bisa mereka lakukan. Kegiatan seputar Idul Adha bagi anak bisa disesuaikan dengan usia mereka masing-masing, yang dimulai sejak kita memasuki Bulan Dzulhijjah.

Ilustrated Picture

  • Puasa Sunnah Dzulhijjah

Perihal ini bisa dimulai dari memperkenalkan nama-nama bulan pada tahun Hijriah. Beri tahu anak ada ibadah-ibadah sunnah yang dianjurkan dibulan ini, salah satunya adalah puasa. Puasa yang bisa dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah, tapi jika tidak mampu maka sangat diutamakan pada tanggal 8 dzulhijjah yang dikenal dengan Puasa Tarwiyah dan tanggal 9 Dzulhijjah sebagai puasa Arafah. Ini bertepatan dengan ibadah wukuf di Arafah bagi para jemaah haji. Bukan hanya tentang Idul Adha, cerita juga bisa bersambung ke rukun islam kelima tersebut.

Kesanggupan anak tentu berbeda sesuai usia dan tubuhnya masing-masing, namun berapapun usia anak yang bisa kita lakukan adalah menjadi teladan. Lakukan didepan mereka, ajak mereka berbuka bersama atau juga sahur. Sounding terus ibadah yang kita lakukan, ingatkan tentang ketaatan dan keikhlasan pada Allah. 


  • Shalat Ied di Masjid

Sebelum memutuskan mengajak anak ke masjid, perkenalkan dulu kepada anak apa itu masjid, bagaimana adabnya, serta apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di sana. Kesanggupan anak mengikuti batasan tentu berkaitan juga dengan usia dan tingkat kematangan mereka masing-masing. Mustahil rasanya mengharapkan batita untuk bisa mengikuti rangkaian kegiatan di masjid dari awal hingga selesai dengan tenang layaknya orang dewasa. Antisipasi gerak mereka dalam batasan aman dan tidak mengganggu jamaah lain.


  • Berqurban

Aktivitas ini bisa jadi yang paling menarik dan paling diingat oleh anak-anak tentang idul adha. Kita bisa mengajak serta mereka dari menabung, lalu membeli hewan kurban, hingga menyaksikan proses penyembelihannya. Sebelum itu, terus kenalkan anak dengan kisah dibaliknya, mengapa hewan itu disebembelih, apa yang dilakukan setelahnya. Pastikan juga memang anak siap menghadapi proses penyembelihan itu, serta bagaimana mereka menghadapi jika merasa takut. 

  • Mengolah bersama
Daging yang didapat dari hewan kurban itu akan diolah untuk menjadi makanan yang bisa disantap bersama. Kita juga bisa mengajak anak-anak ikut serta dalam proses menyiapkan hidangan tersebut. Anak akan merasa dihargai dan bisa menjadi kesempatan mereka untuk mencoba. Apalagi jika olahan dibuat dalam bentuk sate. Aktivitasnya bisa jadi lebih seru! 
  • Bersilaturahmi
Sama dengan idul fitri, idul adha juga merupakan hari raya yang tidak lengkap rasanya tanpa acara kumpul sanak saudara. Sebelum berkumpul, pastikan kesehatan dan kondisi tubuh anak sesuaikan dengan aktivitas agar mereka tidak kelelahan. Lalu, beri gambaran pada anak tentang situasi yang akan mereka hadapi. Seperti kesibukan yang akan dilakukan, atau akan ada banyak orang yang berkumpul, ingatkan tentang siapa-siapa saja yang sebelumnya sudah mereka kenal ataupun orang-orang lain yang mungkin belum mereka ketahui. Ada anak yang cepat berinteraksi, ada juga yang lambat. Tidak masalah, jangan memaksa. Karena hakikatnya hari raya itu tentang kita semua bersuka cita!


Salam, Nasha

Our Planet 2 on Netflix


Serial Our Planet Season 2 baru saja rilis beberapa hari lalu di layanan streaming berlangganan, Netflix. Melanjutkan season yang pertama, season kedua ini juga menceritakan indahnya kehidupan liar yang mungkin tidak akan pernah kita lihat langsung, karena jauh dari kehidupan hiruk pikuk kita. Pesannya hampir sama, bahwa apa yang kita lakukan jauh dari mereka ini bisa sangat mempengaruhi kehidupan mereka, serta bagaimana perubahan yang kita upayakan bersama bisa memberi kebaikan bagi kehidupan yang ditunjang alam semesta.

Kemunculan serial Our Planet sebagai serial dokumenter pada 2019 lalu menjadi perhatian banyak pihak kala itu. Bukan hanya sebagai serial pertama tentang lingkungan yang digarap Netflix, namun juga karena fokus tayangannya yang bukan sekedar dokumenter alam biasa namun fokus pada bagaimana manusia mempengaruhi lingkungan. Dalam delapan episode yang digarap selama empat tahun itu, digambarkan kehidupan ditiap-tiap habitat seperti hutan, laut pesisir, laut dalam, kutub, dsb. Tidak lupa tampilan adegan yang dikemas ciamik dan dramatis.  


Selain di Netflix, Our Planet I juga bisa disaksikan gratis di Youtube

Hingga saat ini, Our Planet masih menduduki serial favorit kami sekeluarga. Salah satu dari tontonan yang kami sediakan untuk anak-anak, dengan jumlah tontonan masing-masing episode lebih dari sepuluh kali. Dalam allowed time to watch mereka, anak-anak hanya punya beberapa pilihan tontonan yang sudah diunduh, salah satunya adalah serial Our Planet ini. Banyaknya ragam satwa yang ditampilkan, keindahan visualnya, serta cerita yang terkandung didalamnya merupakan paket lengkap untuk bisa dinikmati oleh seluruh keluarga. Sehingga saat Our Planet Season II ini rilis kami sangat bersemangat!

“This series traces extraordinary journeys, in a world  that itself is changing faster than ever. Only now we are we beginning to understand that all life on earth depends on the freedom to move.  

– Sir David Attenborough

Masih ditemani dengan suara naturalis dunia asal Inggris, Sir David, season kedua ini juga diproduksi oleh Silverback, dengan empat episode yaitu World on The Move, Following The Sun, The Next Generation, Freedom to Roam. Berbeda dengan season 1 yang mendokumentasikan kehidupan, season 2 ini fokus pada tema migrasi. Dalam empat episode yang dihadirkan, akan diceritakan tentang perpindahan yang dilakukan hewan-hewan dimuka bumi. Bagaimana itu terjadi secara turun temurun dan perubahannya dari masa ke masa akibat aktivitas kita. 


Diawali dengan fakta bahwa perpindahan adalah hal yang krusial dalam kehidupan kita di bumi ini. Mulai dari bumi yang harus terus bergerak, berputar mengitari matahari sehingga ada perubahan musim. Momen musiman itulah yang dimanfaatkan oleh banyak sekali satwa berpindah untuk bertahan hidup dari generasi ke generasi. Kita dibawa berjalan mengitari bumi dari waktu ke waktu, menyaksikan keajaiban-keajaiban menakjubkan yang dimiliki alam. Miliaran belalang terbang di udara, ribuan hiu makan ratusan ton ikan, albatros yang bertahan di hujan panas menunggu makanan, dan masih banyak lagi. Fenomena-fenomena mencengangkan yang jarang kita ketahui.

Perjalanan selama beberapa jam menyelesaikan perpindahan sepanjang tahun di hampir seluruh wilayah bumi ini, dilakukan dengan sangat rapi. Teknik visuaknya membuat kita seakan menyaksikan sendiri dari sudut pandang hewan tersebut, sembari Sir david menarasikan isi pikiran mereka. Ini hal unik yang belum ada dalam dokumenter sebelumnya. Perpindahan masif itu juga disorot dari kamera jarak jauh sehingga terlihat sangat menakjubkan. Sulit untuk berhenti berdecak kagum menyaksikan pertemuan-pertemuan musiman dalam jumlah sangat besar tersebut.

Our Planet S02E03 The Next Generation

Bukan hanya rasa kagum dari kejadian di semesta yang terus muncul sepanjang menyaksikan dokumenter ini, namun juga perasaan sedih, bersalah, iba, hingga haru. Bagaimana mungkin tidak terenyuh pada kebaikan-kebaikan yang masih tersisa di muka bumi? Semua doa terbaik dan berkah Tuhan dimohon untuk mereka, yang dengan sengaja menyediakan lahan dan pakan untuk burung yang bermigrasi, membiarkan sekawanan gajah menginjak kebun bahkan memakan hasil panen mereka berpindah mencari tempat tinggal baru, dan pemerintah yang membangun fasilitas agar antelop bisa tetap lewat akibat jalur migrasinya sudah diinterupsi oleh aktivitas manusia. Mereka yang membuktikan bahwa kita bisa hidup berdampingan dan saling menghargai masing-masing kepentingan. 

Jika dibandingkan dengan season 1, Our Planet II ini disajikan dengan lebih padat. Perpindahan antara ceritanya tidak bertele-tele. Ini pengalaman menonton yang cukup berbeda dibanding delapan episode sebelumnya, yang memperlihatkan kehidupan fauna secara luas. Migrasi pada setiap makhluk, bagaimana mereka bertahan sepanjang tahun, dan apa tantangan yang mereka hadapi, disusun apik dalam visual yang mengagumkan. Sulit untuk tidak melongo atas tampilan fakta yang disuguhkan.

Tayangan ini sedikit banyak membuat kita jadi lebih paham lagi bahwa tidak hanya kita yang hidup di muka bumi. Bahwa bagaimanapun, apa yang kita lakukan sebagai spesies teratas mempengaruhi makhluk hidup lain, hingga ke tempat terpencil yang belum kita kunjungi sekalipun. Dengan perkembangan pengetahuan yang kita miliki ini, kita bisa membantu mereka mengatasi perubahan pada dunia modern kita. Kita tidak boleh lagi mempersulit aktivitas turun temurun mereka. Karena keindahan luar biasa yang sudah terjadi sejak lama dan keseimbangan itu harus tetap ada, untuk kita semua bisa bertahan di alam semesta. 



Salam, Nasha



Sejak diberlakukannya ketetapan usia masuk sekolah untuk calon peserta didik baru dalam Permendikbud No. 1 Tahun 2021, anak bisa masuk SD harus berusia 7 tahun atau minimal 6 tahun per 1 Juli. Ini cukup berbeda dengan apa yang generasi kita alami, dimana usia rata-rata masuk SD adalah enam tahun, bahkan ada juga yang dibawah lima tahun. Perubahan pada batas usia minimal ini tidak dilakukan sembarangan melainkan dengan banyak pertimbangan khususnya penyesuaian dengan perkembangan anak-anak yang akan menjalani sekolah tersebut. Kemampuan anak yang diharapkan bisa menyesuaikan diri dengan kegiatan sekolah dinilai rata-rata ada pada anak tujuh tahun. 



Pertimbangan Mulai Sekolah

Mungkin ada sebagian dari kita yang mulai memasukkan anak sekolah dengan alasan lingkungan sekitar, seperti sudah banyaknya anak sebaya anak yang bersekolah hingga anak juga meminta atau karena rasa-rasanya sudah bosan anak dirumah atau perkara agar anak cepat pandai. Segera mengikutsertakan mereka dalam kelompok bermain, lalu terus naik hingga masuk SD. Perlu diketahui, peraturan pemerintah tersebut ditujukan bagi jenjang pendidikan sekolah dasar, dimana ada hak dan kewajiban didalamnya, bukan sekedar kegiatan bersosialisasi. Pertimbangan-pertimbangan tersebut dirangkum dalam Kompas sebagai berikut:

- Segi Psikologis

Untuk bisa mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah, dibutuhkan daya konsentrasi yang tinggi dari anak. Kemampuan fokus anak akan membaik seiring pertambahan usianya, dan anak usia tujuh tahun dianggap memiliki konsentrasi yang sesuai dengan kegiatan jenjang SD, sehingga bisa lebih tenang mengikuti pelajaran serta bisa memilah mana hal yang perlu diperhatikan dan mana yang tidak. Mereka juga dinilai memiliki daya juang yang cukup baik dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi di sekolah. 

Pada umumnya, sebelum tujuh tahun anak masih berada di tahap pematangan kemampuan motorik. Bisa jadi ia mampu secara intelejensi, namun kebutuhan motoriknya jadi kurang terpenuhi akibat pembatasan gerak. Mereka yang masih masanya aktif bergerak dituntut untuk lebih tenang dalam berkegiatan di jenjang SD.

- Kemandiran

Dalam kegiatan belajar SD, anak diharapkan sudah lebih mandiri dan tidak lagi bergantung pada orang lain. Menyelesaikan persoalan harian yang dihadapi sendiri, juga paham akan hak dan kewajibannya selama bersekolah. Rata-rata anak memiliki kemampuan untuk bisa mandiri ini pada usia tujuh tahun, mereka bisa bertanggung jawab pada diri sendiri. Dibawah itu, biasanya anak masih membutuhkan dampingan orang tua terus-menerus, yang resikonya justru bisa menghambat proses perkembangan mereka. 

- Kecerdasan

Kegiatan pendidikan di SD tentu berbeda dengan jenjang sebelumnya yaitu TK ataupun PAUD yang utamanya adalah anak bermain. Dalam pelajaran SD, ada lebih banyak materi yang perlu dipelajari oleh anak, apalagi anak juga sudah diharapkan mampu berprestasi. Kemampuan untuk anak bisa memahami materi SD ini rata-rata ada pada anak usia tujuh tahun. Dibawah itu, perlu catatan khusus dari profesional terkait, baik pada anak yang memiliki kecerdasan atau bakat istimewa dan anak yang dinilai siap secara psikis. 

Ilustrated Picture

Aspek-aspek tersebut memang tidak bisa dinilai hanya berdasarkan usia, karena pada dasarnya setiap anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda. Usia tujuh tahun dianggap sebagi usia rata-rata kemampuan anak yang sesuai dengan kondisi pembelajaran di SD. Tahap perkembangan yang dimaksud oleh Psikolog Rose Mini pada Maret 2022 lalu seperti diungkap Detik antara lain:

- Aspek Fisik

Kemampuan motorik kasar dan halus yang sudah matang agar bisa lebih tenang mengikuti kegiatan di SD. Sebelum itu, anak perlu kesempatan untuk bisa mengeksplorasi tubuh dan lingkungannya dalam berbagai aktivitas gerak fisik, untuk menyalurkan energinya, untuk mematangkan kemampuan motorik kasar juga halus. Setelah mencapai kematangan aspek motorik, anak lebih siap untuk belajar dengan tenang di bangku SD.

- Bahasa

Sebelum mulai masuk SD, pastikan anak bisa berkomunikasi dengan baik. Penilaian objektif bahwa anak mampu berbicara dan mendengarkan. Kegiatan tersebut bisa dimulai dari perkenalan diri, menjawab pertanyaan, bercerita, juga bernyanyi. Tidak hanya bagi orang tua atau orang terdekat, anak juga diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik pada orang lain.

- Kognitif

Kemampuan anak tidak bisa langsung ditujukan pada calistung, karena ada banyak kemampuan kognisi lainnya yang perlu diasah sebelum sekolah. Seperti pengenalan warna, bentuk, simbol-simbol, juga benda disekitar. Apakah anak sudah mampu membedakan benda-benda, ini berkaitan dengan kemampuan anak dalam mengingat dan memahami hal-hal lebih kompleks lainnya saat SD nanti.

- Sosial Emosional

Sebagai manusia yang perlahan dilepas untuk bisa menyesuaikan diri dengan tanggung jawab, penting bagi anak untuk memiliki kemampuan sosial emosional yang baik. Apakah anak sudah mampu berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku, dapat interaktif beraktivitas dengan orang lain, menghargai perbedaan, serta membantu orang lain. Dengan kematangan sosial emosional, seseorang harusnya mampu melakukan hal tersebut, dan kemampuan ini menyesuaikan dengan perkembangan tiap anak, yang bisa dinilai juga dari rata-rata usia anak. 

- Kemandirian

Sebelum masuk SD, setidaknya anak perlu melakukan sendiri hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Mulai dari sadar dengan rutinitas harian yang ia miliki, mampu mulai dari makan sendiri, pakai baju sendiri, ke toilet sendiri, dsb. Karena di SD diharapkan aak tidak lagi butuh pendampingan guru, seperti yang dilakukan oleh guru TK. Guru SD lebih fokus pad apelajaran dan penilaian kemampuan siswa.

Ilustrated Picture

Resiko Usia Tidak Tepat Sekolah

Dari beberapa aspek tersebut dan pemahaman bagaimana kondisi yang akan anak hadapi di SD nanti, kita sebagai orang tua bisa memperkirakan apakah anak sudah mampu atau belum. Jika anak belum siap, kita bisa terus melatih kemampuan mereka dengan stimulasi yang tepat. Tentunya dikemas dalam kegiatan bermain hingga usia anak sudah mencapai usia ideal masuk sekolah. Namun, jika anak yang nyatanya belum siap tetapi malah dipaksakan mengikuti kegiatan yang belum kapasitasnya, ada beberapa resiko yang bisa terjadi seperti

- Anak kesulitan beradaptasi dengan lingkungan juga kegiatannya

- Sulit memahami pelajaran yang diberikan

- Merasa tidak nyaman bersekolah yang bisa mempengaruhi kegiatan anak lainnya


Kesimpulan

Penting untuk kita ketahui bahwa pendidikan jenjang SD adalah tahap awal pendidikan yang serius bagi anak. Setidaknya mereka akan bersekolah selama dua belas tahun. Belum ditambahkan dengan masa kuliah nanti. Mereka punya tanggung jawab dalam menyelesaikan kegiatan tersebut, ada hak dan kewajiban yang mengikutinya, berbeda dengan saat TK. Anak hanya datang lalu melakukan kegiatan bersama yang didampingi oleh guru. Anak juga masih diberi kebebasan tanpa konsekuensi dalam mengikuti kegiatan di TK. Di SD sudah mulai adanya tuntutan tertentu terhadap anak, untuk anak menyelesaikan materi pelajaran bahkan hingga dibawa pulang, kemampuan mereka terus dinilai. Anak dalam tahap ini diharapkan mampu menyesuaikan diri dan melakukan banyak kegiatan, kadang yang menyenangkan kadang juga kurang mereka sukai tapi tetap perlu dilakukan. Sehingga penting untuk menyesuaikan kematangan anak dengan kondisi tersebut.

Kematangan ini tidak serta merta didapakan, namun rata-rata sudah dimiliki oleh anak usia tujuh tahun atau minimal enam tahun. Anak perlu kesempatan, waktu dan ruang bagi mereka menggerakkan tubuh, mengeksplorasi sekitar, mencoba melakukan hal-hal baru. Termasuk kesempatan untuk menentang, mencoba hal yang berkebalikan dengan yang kita katakan, kadang bahkan hal yang menyalahi norma. Hal yang masih bisa dimaklumi dalam usia anak dibawah tujuh tahun yang memang sedang masa uji coba. Stimulasi, arahan, dan pendampingan perlu terus kita lakukan agar anak benar-benar siap memulai pendidikan mereka nantinya. 

Sehingga sangat disayangkan jika anak tidak memiliki kesempatan bertumbuh yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Waktu yang seharusnya anak gunakan untuk mengembangkan diri melalui bermain harus dialihkan pada kegiatan panjang di sekolah. Anak yang belum siap memikul tanggung jawab, dituntut untuk bisa memahami dan menyelesaikan persoalan di sekolah. Efeknya mungkin tidak langsung terlihat, mungkin juga tidak ada dampak yang berarti, namun bukankah kewajiban kita sebagai orang tua untuk memfasilitasi mereka sesuai perkembangan bukan mengejar mereka sesuai timeline kita?



Salam, Nasha

Setelah merasa aman untuk melakukan perjalanan dan memilih kota tujuan, kami merencakan liburan keluarga ke Batu. Akhirnya liburan lalu kami benar-benar berangkat menuju Kota Apel tersebut. Perjalanan darat kami tempuh diwaktu memasuki musim liburan. Menggunakan kendaraan pribadi, kami mulai perjalanan dari tol di Jawa tengah hingga berakhir di tol Malang. Tapi, sebelumnya, dengan dua anak balita yang ikut serta, gamang rasanya melakukan perjalanan jauh tanpa perencanaan yang matang. Apalagi ini adalah perjalanan darat pertama mereka. Untuk mengurangi kekhawatiran itu, aku menyusun itinerary yang dirasa lengkap sebagai panduan kami selama liburan. 


Ilustrated Picture Edited by Canva


Menyusun Itinerary

Seperti yang sudah ada pada tulisan sebelumnya, banyak alasan yang membuat kami memutuskan Malang sebagai tujuan perjalanan ini. Hal yang paling utama adalah karena banyaknya destiasi wisata untuk anak disana, apalagi perjalanan kesana tidak membutuhkan waktu yang panjang. Destinasi wisata yang paling menarik minat kami tentunya adalah area Jawa Timur Park. Perlu diketahui, ada tiga area JTP yang singkatnya JTP 1 berisi aneka wahana, JTP 2 adalah kebun binatang yang juga disebut Batu Secret Zoo, dan JTP 3 adalah Dino Park. Dengan pertimbangan anak yang masih balita, maka kami memutuskan tidak mngunjungi JTP 1, karena wahana permainan mayoritas ditujukan untuk anak yang 7 atau 13 tahun. 

Menyesuaikan dengan tempat yang akan dikunjungi, kami memperkirakan waktu 4 hari 3 malam sudah cukup bagi kami menikmati keindahan kota perbukitan tersebut. Langkah selanjutnya adalah mencari penginapan yang sesuai dengan keinginan dan anggaran yang dimiliki. Syukurnya, sekarang semua bisa dilakukan dengan jauh lebih mudah, ada aplikasi yang bisa mendukung perjalanan ini. Ulasan juga tersedia diberbagai platform, sehingga ada beberapa penginapan yang menjadi incaran kami. Pertimbangan utamanya adalah kenyamanan anak-anak.

Tidak berhenti disitu, dalam itinerary ini juga sudah dicantumkan pilihan tempat makan selama kami disana. Mencari mulai dengan pertimbangan rekomendasi dari mesin pencari yang disesuaikan dengan lokasi kegiatan. Tidak lupa, estimasi biaya juga. Simple, supaya sampai sana tidak perlu kebingungan dan jangan sampai juga liburan jadi mengganggu arus keuangan. 

Sudah? Yuk, langsung lanjut ke itinerary-nya!


 

Waktu

Kegiatan

Lokasi

Biaya

Ketr

Hari Pertama

08.00

Berangkat dari Solo ke Batu

 

900.000

Tol dan Bensin

 

13.00

Sampai di Batu

 

 

 

 

 

Makan Siang

Warung Tani

200.000

 

 

14.00

Check in Hotel di Batu

Hotel

 

Three Eight Front One

 

 

Istirahat

 

 

 

 

16.30

Museum Angkut

 

440.000

@110k

 

19.00

Makan Malam

Resto Bu Atik

200.000

 

 

20.30

Istirahat

Hotel

 

Add: Cemilan

 

 

 

 

 

 

Hari Kedua

07.00

Sarapan

Hotel

 

 

 

08.30

Jatim Park 2

 

560.000

@140/160

 

12.30

Makan Siang

Area JTP2

150.000

 

 

13.00

Jatim Park 2

 

300.000

Add: Sewa E-Bike @150k

 

15.00

Istirahat

Hotel

 

 

 

17.00

Batu Night Spectaculer

BNS

100.000

@25k

Add: Wahana Berbayar

 

19.00

Makan Malam

Fast Food

150.000

 

 

20.30

Istirahat

Hotel

 

 

 

 

 

 

 

 

Hari Ketiga

07.00

Sarapan

Hotel

 

 

 

09.30

Check Out

 

800.000

 

 

10.00

Jatim Park 3

 

520.000

300.000

@130/150

Add: Sewa E-Bike @150k

 

14.00

Makan Siang

Kopitiam

200.000

 

 

15.00

Check In Hotel

Hotel

 

Senyum World Hotel

 

16.30

Berenang

Hotel

 

Fasilitas Hotel

 

18.30

Makan Malam

Alun-alun

100.000

 

 

 

 

 

 

 

Hari Keempat

07.00

Sarapan

Hotel

 

 

 

08.30

Berenang/ Aktivitas Outdoor

Hotel

 

Fasilitas Hotel

 

10.30

Check Out Hotel

 

800.000

 

 

11.00

Belanja Oleh-oleh

 

500.000

Apel Malang

Studdle Apel

 

12.30

Makan Siang

Rumah Desa

200.000

 

 

14.00

Kembali ke Solo

 

700.000

Bensin dan Tol

Cemilan Perjalanan

 

 

 

 

 

 

TOTAL

 

 

 

7.120.000

 


 

 Itinerary diatas cukup lengkap dalam perjalanan kami meskipun ada beberapa item yang tidak tercatat dan adanya pembulatan angka. Untuk tiket masuk area JTP, anak maupun dewasa dikenakan biaya masuk dengan catatan anak yang dihitung memiliki tinggi minimal 85 cm. Dari perencanaan tersebut, kami tidak memperhitungkan biaya e-bike yang ternyata lumayan menambah anggaran dan memang dibutuhkan khususnya di area JTP2. Di area JTP3 ada banyak sekali pilihan arena yang bisa dieksplorasi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Saat itu, kami memilih paket Dino Park dan Fun Park. 

Kami memangkas anggaran dengan memilih dua hotel berbeda. Three Eight dipilih untuk kebutuhan kami sebatas tempat istirahat dan makan, sedangkan Senyum World dipilih karena hari terakhir kami ingin agak bersantai di hotel. Ditambah dengan fasilitas Senyum World yang sangat lengkap untuk aktivitas fisik anak-anak, seperti kolam renang, area panjat tebing, area atletik, perpustakaan, playground, dsb. Dari tabel itu, sebenarnya ada biaya lain yang bisa dipangkas seperti makan dan oleh-oleh. Biaya tol juga bisa dipangkas lagi dengan keluar tol lebih cepat. Bisa ditambahkan dengan pilihan tempat makan yang lebih variatif dan menu yang khas daerah sana. 

Setelah merasakan sendiri liburan ke Batu, Malang, tempat ini memang patut direkomendasikan sebagai destinasi wisata liburan keluarga. Suasana sejuk pegunungan ditambah banyaknya area yang bisa dikunjungi. Semoga bermanfaat!



Salam, Nasha

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kenalan Dulu, yuk!

Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

Follow @salamnasha

POPULAR POSTS

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Hubungi Aku di sini

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement

Label

family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

Daftar Tulisan

  • ►  2025 (24)
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (5)
    • ►  Maret 2025 (4)
    • ►  Februari 2025 (5)
    • ►  Januari 2025 (5)
  • ►  2024 (41)
    • ►  Oktober 2024 (4)
    • ►  September 2024 (8)
    • ►  Agustus 2024 (5)
    • ►  Juli 2024 (5)
    • ►  Mei 2024 (5)
    • ►  April 2024 (3)
    • ►  Maret 2024 (5)
    • ►  Februari 2024 (3)
    • ►  Januari 2024 (3)
  • ▼  2023 (117)
    • ►  Desember 2023 (10)
    • ►  November 2023 (10)
    • ►  Oktober 2023 (10)
    • ►  September 2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (10)
    • ►  Juli 2023 (10)
    • ▼  Juni 2023 (11)
      • Sekolah Alam, Sekolah Rumah, atau Sekolah Umum, Pi...
      • Begini Makna dan Aktivitas Idul Adha yang Bisa Dia...
      • Our Planet, Serial Wajib buat Semua Keluarga dari ...
      • Orang Tua Perlu Pertimbangan Ini untuk Menentukan ...
      • Itinerary Lengkap, Panduan Liburan Keluarga ke Malang
      • Pro Kontra Selebrasi Wisuda Sejak TK
      • Bijak Menyikapi Rapor, Laporan Penilaian Anak Sekolah
      • Tentang Ujian Sekolah untuk Anak, Ibu, dan Ayah
      • Bukan Hanya Ibu, Ayah juga Perlu Nonton Doctor Cha...
      • Cerita Tentang Festival Lampion, Bagaimana Awal hi...
      • Berguru pada Masyarakat Adat, Berkawan dengan Alam...
    • ►  Mei 2023 (12)
    • ►  April 2023 (8)
    • ►  Maret 2023 (10)
    • ►  Februari 2023 (8)
    • ►  Januari 2023 (8)
  • ►  2022 (31)
    • ►  Desember 2022 (6)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  Oktober 2022 (4)
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (3)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (3)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Oktober 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (1)
    • ►  Juni 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (2)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (4)

BloggerHub Indonesia

Tulisanku Lainnya

Kompasiana Kumparan

Popular Posts

  • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Trending Articles

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes