• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

Bulan Zulkaidah dalam hitungan Tahun Hijriah bisa dikatakan sebagai bulan paling ramai untuk kunjungan ke Baitullah. Dari seluruh penjuru dunia, orang-orang menuju ke tanah suci, termasuk dari Indonesia. Meski ada puluhan kloter yang diberangkatkan setiap tahunnya, masa tunggu haji di Indonesia tidaklah sebentar. Maka mereka yang akhirnya dipanggil, mewujudan rasa syukurnya dengan mengadakan acara sebelum berangkat untuk bisa pula didoakan bersama. Acara ini dikenal dengan walimatus safar. Berbagai pandangan menyimpulkan acara ini positif, jika bisa dijaga tetap dalam batas kebaikan yang diperlukan. 



Walimatus Safar

Walimatus Safar secara harfiah diartikan sebagai acara pesta untuk walimah dan perjalanan untuk safar. Maka seacara bahasa artinya adalah acara yang diadakan untuk perjalanan, pada praktiknya yakni perjalanan ke tanah suci. Kebanyakan untuk ibadah haji, meski ada pula yang mengadakannya untuk umroh. Dalam pelaksanaannya, rangkaian acara terdiri dari doa bersama yang biasanya dipimpin oleh ustadz atau kyai lalu dilengkapi dengan makan-makan bersama dengan konsumsi yang telah disediakan oleh tuan rumah.

Jika dirunut pada sejarahnya, kegiatan ini tidak memiliki sumber yang jelas bagaimana awalnya. Ini merupakan bentuk tradisi mayoritas umat muslim Indonesia saja, sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan dalam masyarakat. Terlebih, bukan hal mudah untuk bisa berangkat menuju baitullah. Bukan hanya karena faktor ekonomi tapi juga faktor antrean yang begitu panjang membuat kita ingin bersyukur bersama-sama, selayaknya gaya hidup kita di Indonesia. Mengundang sanak saudara dan kerabat untuk berbagi kabar juga kebahagiaan sekaligus berdoa bersama.

Meski bentuknya tradisi, bukan berarti acara ini tidak ada dalil sama sekali. Melansir laman HIMPUH, ada beberapa hadits yang menjelaskan bagaimana Rasulullah mengungkap syukur selepas dari perjalanan. Seperti keluarga yang menyambut beliau atupun penyembelihan hewan untuk dimakan bersama-sama. Meski tasyakuran itu biasanya dilaksanakan sekembalinya dari perjalanan, ada pula dalil yang menjelaskan tentang berbagi makanan atas peristiwa yang membahagiakan. Bisa berangkat ke tanah suci merupakan peristiwa yang membahagiakan, kan?

Jadi, sebagai acara wujud rasa syukur atas diundangnya seseorang ke tanah suci yang diselenggarakan dengan makan dan doa bersama, acara ini merupakan acara baik yang dapat memupuk silaturahmi. Hanya saja, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan agar tidak melenceng dari kebaikan yang sesungguhnya. 


Perhelatan yang Patut

Sama seperti kebaikan lainnya, semua diawali dari niat, termasuk pada acara tasyakuran ini. Tanyakan dulu pada diri sendiri, apakah mengadakan acara memang karena ingin bersyukur dan berbagi kebahagiaan atau hanya sekedar ikut-ikutan atau justru karena ingin mendapat pengakuan? Sebab, niat ini yang paling utama sebelum mengadakan acara. Jika ternoda oleh niat yang tidak lagi tulus suci demi kebaikan, mungkin lebih baik menghindar. Tidak sedikit orang yang memilih tidak mengadakan acara walimatus safar ini karena takut riya' atau membanggakan diri. Niat letaknya di dalam hati, tidak ada yang tahu pasti melainkan diri sendiri. Jika memang sudah memastikan niat murni karena Allah, maka pelan-pelan kita berdoa agar niat suci itu dijaga jangan sampai ternoda. 

Selanjutnya, adakanlah acara yang sewajarnya. Tidak perlu berlebihan apalagi bermewah-mewahan. Kembali pada tujuannya apa. Untuk berdoa, maka undang pemuka agama untuk memimpin. Untuk berbagi kebahagiaan dengan makan bersama, maka sediakan makanan sewajarnya untuk membuat orang kenyang dengan pilihan makanan yang menyehatkan. 

Terakhir, jangan memaksakan diri. Jika memang tidak sanggup mengadakan acara, tidak apa-apa. Tidak ada keharusan untuk mengadakan acara syukuran. Jika sanggupnya hanya mengundang tetangga dekat dan keluarga inti pun, juga tidak masalah. Orang bisa bebas berargumen tapi kitalah yang paling mengerti kondisi diri sendiri. Kita yang akan berangkat, keluarga kita yang akan ditinggal, utamakan mana yang menjadi prioritas. Jangan sampai acara menyenangkan orang lain malah menyusahkan diri dan keluarga sendiri, dengan berhutang misalkan. Pahami batasan diri. 

Selain itu, berikut ada beberapa tips untuk menambah kebaikan dari acara syukuran tersebut:

  • Mengundang tetangga terlebih dahulu, sebab mereka yang paling dekat ada di sekitar kita, yang tahu akan penyelenggaraan acara.
  • Perkirakan jumlah makanan yang sesuai dengan tamu undangan agar tidak kekurangan ataupun berlebihan.
  • Sediakan piplihan makanan yang sekiranya disukai oleh banyak orang sehingga bisa mengurangi potensi makanan sia-sia.
  • Tidak terlalu berisik sehingga tidak mengganggu aktivitas warga lainnya.
  • Peka terhadap lingkungan, mulai dari area parkir yang tidak mengganggu tetangga, sampah yang tidak berserakan, juga aktivitas yang sederhana.
  • Sediakan tempat pembuangan untuk makanan sisa konsumsi seperti komposter.
  • Sediakan wadah makanan yang tidak menambah tumpukan sampah seperti wadah cuci ulang ataupun pilihan wadah sekali pakai yang lebih ramah lingkungan.
  • Hindari penggunaan plastik.

Nah, itulah rangkuman dari bagaimana mengadakan acara walimatus safar yang diadakan sebelum keberangkatan ke tanah suci. Semoga kita semua diundang oleh Allah dan dimudahkan prosesnya untuk bisa ke sana, ya. Aamiin.



Salam, Nasha

Secara nasional, kita mengenal Hari Pendidikan Nasional bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara yakni tanggal 2 Mei. Biasanya hari ini diperingati oleh guru maupun murid dengan upacara yang diselenggarakan di sekolah untuk mengingatkan tentang pentingnya pendidikan. Namun sebenarnya semangat pendidikan tidak terbatas pada mereka saja. Kita sebagai orang tua justu adalah pihak kunci yang menentukan bagaimana pendidikan anak sebagaimana kita adalah guru kehidupan mereka yang pertama dan untuk selamanya. 



Pendidikan untuk Anak

Bicara pendidikan, mungkin yang pertama muncul dalam benak kita adalah proses belajar mengajar yang terjadi antara murid dan guru di sekolah. Padahal, jika kita lihat definisinya, tidak ada batasan dalam pendidikan itu. Proses pendidikan terjadi dengan adanya usaha sadar dan terencana oleh satu pihak untuk membuat pihak lainnya memahami dan mengembangkan potensi mereka. Maka, tidak salah jika dikatakan bahwa orang tua juga melakukan pekerjaan mendidik anak. 

Peran orang tua dalam pendidikan anak dimulai jauh sebelum anak masuk sekolah. Jauh sebelum orang tua mencari informasi tentang sekolah yang cocok untuk anak, jauh sebelum orang tua bekerja mempersiapkan dana agar bisa membayar uang pangkal sekolah yang diinginkan, jauh sebelum orang tua menemani anak mengerjakan tugasnya. Di atas itu, usaha mendidik orang tua telah jauh sebelum anak berhubungan dengan sekolah.

Upaya orang tua dalam mendidik anak telah dimulai dari bagaimana sepasang manusia merencakan anak seperti apa yang akan mereka wujudkan. Bahkan tidak jarang yang menyebut itu semua dimulai dari memilih pasangan. Pasangan seperti apa yang akan menjadi sosok teladan bagi anak, siapa yang akan membersamai mereka, orang seperti apa yang akan mendidik generasi penerus ini kelak. 

Jadi, jangan pernah mengerdilkan pendidikan hanya terjadi di sekolah. Serta jangan pula mengerdilkan peran orang tua sebagai pendidik pertama anak yang mengajarkannya tentang kehidupan dan nila-nilai yang harus dipegang. Sebab orang tua adalah pendidik utama anak untuk selamanya. 


Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak

Sudah kita singgung tadi, bagaimana orang tua sudah mulai berperan sebagai pendidik anak bahkan tanpa mereka sadari. Jika kita mulai titiknya dari pernikahan dan rencana memiliki buah hati, maka peran itu bis akita runut sebagai berikut.

  • Menyiapkan Diri
Belakangan banyak himbauan agar sebagai manusia dewasa kita harus 'selesai' dulu dengan diri sendiri sebelum memiliki anak. Ini berarti kita bisa mengenali dan memahami diri sendiri secara utuh, lengkap dengan luka dan trauma yang lalu serta berdamai dengan semua itu. Sehingga ketika memiliki anak, kita tidak lagi atau setidaknya sedikit memiliki masalah di dalam diri. Upaya itu dapat mendoong kita menjadi manusia yang lebih berkesadaran dan bijaksana. Salah satunya dengan mampu mengenali bahkan mengajari mereka tentang apa yang dirasa dan bagaimana mengekspresikannya, juga dengan tidak menjadian anak sasaran emosi yang ternyata bersumber dari luka masa kecil.
  • Mendiskusikan Masa Depan Anak
Dua kepala dewasa dengan latar belakang yang berbeda, tentu memiliki pemikiran yang berbeda pula akan banyak hal, dan ini adalah hal wajar. Itulah kenapa diperlukan diskusi. Komunikasi yang sehat dan terbuka, dalam hal ini membicarakan tentang anak. Nilai apa saja yang penting untuk ditanamkan, pendidikan apa yang menjadi prioritas dalam keluarga, hingga bagaimana melakukannya secara berkala. Semua harus dipikirkan berdua, jangan hanya menjadi beban salah satu pihak, ibu misalkan. Sebab pengasuhan adalah tanggung jawab berdua, ayah dan ibu.
  • Membicarakan dengan Pihak yang Akan Mendukung Prosesnya
Tergantung pada kondisi masing-masing keluarga, pihak pendukung pada proses pendiikan anak bisa jadi pengasuh, kakek-nenek, om tante, keluarga besar, hingga pihak lembaga pendidikan nantinya. Jika sudah memiliki visi yang jelas tentang anak, proses komunikasi dengan pihak luar ini akan menjadi hal yang lebih mudah dilaksanakan. Dengan adanya do's and don'ts yang sudah disepakati, kita bisa menyampaikannya dengan lebih leluasa. Begini bicara di depan anak, makan yang ini-itu saja, siara yang boleh ditonton hanya ini, tidak boleh bermain di jam ini,  dsb. 
  • Memantaskan Diri Menjadi Teladan
Ini bagian yang paling penting dan paling sulit rasanya. Bagaimana memberikan mereka contoh dalam berbicara hingga bertindak. Sebab anak adalah peniru ulung yang mungkin tidak mendngar tapi akan selalu melihat. Bagaimana cara kita bicara, bagaiamana cara kita mengekspresikan emosi, bagaimana kita bertindak. Namun inilah hal yang paling menguntungkan dari menjadi orang tua, kita terus berupaya untuk memperbaiki diri. Kita berusaha menahan diri, berpikir berulang kali, semuanya untuk menjadi yang lebih baik dari hari ke hari.
  • Bijak dalam Memosisikan Diri
Sebagai orang tua yang memiliki hubungan sangat dekat dengan anak, mungkin kadang kita merasa tidak ada batasan dengan mereka. Tapi pahami bahwa mereka hanyalah anak-anak yang kemampuan berpikirnya tidak sama dengan kita. Jadi bijaklah menahan diri. Bicarakan hal yang pantas di depan mereka, bicarakan hal yang menjadi bagian orang dewasa dengan orang dewasa saja, bijaksanalah. Bahkan melakukan pencitraan di depan anak itu lebih baik daripada berlaku apa adanya, mengingat anak akan meniru apa yang kita lakukan. Jika itu hal baik, berpura-pura saja dulu, pura-pura suka olahraga, pura-pura rajin membaca, biar anak meniru hal-hal baik yang kita lakukan. 
  • Serius Menentukan Rencana Pendidikan
Pelajari tahap perkembangan anak, mulai dari bayi hingga anak bahkan remaja nanti. Sesuaikan dengan usia mereka. Bicarakan berdua, sebab ini tanggung jawab ayah dan ibu. Apa yang ingin diajarkan pada anak, bagaimana melakukannya. Ada banyak hal yang bisa diajarkan pada anak, ada banyak aspek dari anak yang bisa kita didik. Tidak melulu fokus pada sekolah dan pelajarannya atau berbagai prestasi yang bisa ia dapatkan dari kejuaraan. Sebab, didikan kita bukan untuk pengakuan tapi untuk kehidupan mereka di masa depan. Hal yang tidak tampak bukan berarti tidak ada. 
  • Meluangkan Waktu untuk Mereka
Waktu adalah hal terbaik yang bisa kita berikan pada anak. Sebelum mendidik, pastikan kita punya waktu untuk menjalin hubungan baik dengan mereka. Connection berfore correction. Anak yang terhubung dengan orang tua akan lebih mudah untuk bekerja sama. Luangkan waktu yang benar-benar utuh tana distraksi untuk mereka, mendengarkan cerita mereka, bermain bersama mereka, atau bahkan hanya diam menemani mereka. 
  • Tidak Berhenti Belajar
Pada akhirnya menjadi orang tua adalah tentang perjalanan seumur hidup yang tidak ada habisnya. Sejak kecil hingga mereka dewasa, orang tua tetaplah berperan dalam mendidik anak. Sebagai tempat aman mereka berpulang, tempat tanpa penghakiman bagi mereka bertanya, tempat yang mereka rindukan saat menghadapi rumitnya dunia. Bahkan ketika dewasa, orang tua tetaplah menjadi pendidik anak yang mengingatkan mereka akan nilai-nilai kebaikan. 


Hebatnya anak, mereka akan selalu punya ruang untuk memaafkan. Jadi tidak ada kata terlambat untuk mulai emmahami peran kita sebagai orang tua dan memperbaiki diri. Tidak akan pernah padam kesempatan untuk memantaskan diri. Maka pada hari ini, untuk anak-anak kita, mari lebih berkomitmen menjadi pendidik sejati, yang lebih hadir juga lebih terbuka untuk terus belajar agar pantas menjadi teladan.



Salam, Nasha

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kenalan Dulu, yuk!

Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

Follow @salamnasha

POPULAR POSTS

  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

Hubungi Aku di sini

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement

Label

family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

Daftar Tulisan

  • ▼  2025 (21)
    • ▼  Mei 2025 (2)
      • Persiapan Keberangkatan Haji: Memahami Tradisi, Me...
      • Hardiknas bagi Orang Tua, Guru Pertama dan Selaman...
    • ►  April 2025 (5)
    • ►  Maret 2025 (4)
    • ►  Februari 2025 (5)
    • ►  Januari 2025 (5)
  • ►  2024 (41)
    • ►  Oktober 2024 (4)
    • ►  September 2024 (8)
    • ►  Agustus 2024 (5)
    • ►  Juli 2024 (5)
    • ►  Mei 2024 (5)
    • ►  April 2024 (3)
    • ►  Maret 2024 (5)
    • ►  Februari 2024 (3)
    • ►  Januari 2024 (3)
  • ►  2023 (117)
    • ►  Desember 2023 (10)
    • ►  November 2023 (10)
    • ►  Oktober 2023 (10)
    • ►  September 2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (10)
    • ►  Juli 2023 (10)
    • ►  Juni 2023 (11)
    • ►  Mei 2023 (12)
    • ►  April 2023 (8)
    • ►  Maret 2023 (10)
    • ►  Februari 2023 (8)
    • ►  Januari 2023 (8)
  • ►  2022 (31)
    • ►  Desember 2022 (6)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  Oktober 2022 (4)
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (3)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (3)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Oktober 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (1)
    • ►  Juni 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (2)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (4)

BloggerHub Indonesia

Tulisanku Lainnya

Kompasiana Kumparan

Popular Posts

  • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Trending Articles

  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes