Bulan Zulkaidah dalam hitungan Tahun Hijriah bisa dikatakan sebagai bulan paling ramai untuk kunjungan ke Baitullah. Dari seluruh penjuru dunia, orang-orang menuju ke tanah suci, termasuk dari Indonesia. Meski ada puluhan kloter yang diberangkatkan setiap tahunnya, masa tunggu haji di Indonesia tidaklah sebentar. Maka mereka yang akhirnya dipanggil, mewujudan rasa syukurnya dengan mengadakan acara sebelum berangkat untuk bisa pula didoakan bersama. Acara ini dikenal dengan walimatus safar. Berbagai pandangan menyimpulkan acara ini positif, jika bisa dijaga tetap dalam batas kebaikan yang diperlukan.
Walimatus Safar
Walimatus Safar secara harfiah diartikan sebagai acara pesta untuk walimah dan perjalanan untuk safar. Maka seacara bahasa artinya adalah acara yang diadakan untuk perjalanan, pada praktiknya yakni perjalanan ke tanah suci. Kebanyakan untuk ibadah haji, meski ada pula yang mengadakannya untuk umroh. Dalam pelaksanaannya, rangkaian acara terdiri dari doa bersama yang biasanya dipimpin oleh ustadz atau kyai lalu dilengkapi dengan makan-makan bersama dengan konsumsi yang telah disediakan oleh tuan rumah.
Jika dirunut pada sejarahnya, kegiatan ini tidak memiliki sumber yang jelas bagaimana awalnya. Ini merupakan bentuk tradisi mayoritas umat muslim Indonesia saja, sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan dalam masyarakat. Terlebih, bukan hal mudah untuk bisa berangkat menuju baitullah. Bukan hanya karena faktor ekonomi tapi juga faktor antrean yang begitu panjang membuat kita ingin bersyukur bersama-sama, selayaknya gaya hidup kita di Indonesia. Mengundang sanak saudara dan kerabat untuk berbagi kabar juga kebahagiaan sekaligus berdoa bersama.
Meski bentuknya tradisi, bukan berarti acara ini tidak ada dalil sama sekali. Melansir laman HIMPUH, ada beberapa hadits yang menjelaskan bagaimana Rasulullah mengungkap syukur selepas dari perjalanan. Seperti keluarga yang menyambut beliau atupun penyembelihan hewan untuk dimakan bersama-sama. Meski tasyakuran itu biasanya dilaksanakan sekembalinya dari perjalanan, ada pula dalil yang menjelaskan tentang berbagi makanan atas peristiwa yang membahagiakan. Bisa berangkat ke tanah suci merupakan peristiwa yang membahagiakan, kan?
Jadi, sebagai acara wujud rasa syukur atas diundangnya seseorang ke tanah suci yang diselenggarakan dengan makan dan doa bersama, acara ini merupakan acara baik yang dapat memupuk silaturahmi. Hanya saja, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan agar tidak melenceng dari kebaikan yang sesungguhnya.
Perhelatan yang Patut
Sama seperti kebaikan lainnya, semua diawali dari niat, termasuk pada acara tasyakuran ini. Tanyakan dulu pada diri sendiri, apakah mengadakan acara memang karena ingin bersyukur dan berbagi kebahagiaan atau hanya sekedar ikut-ikutan atau justru karena ingin mendapat pengakuan? Sebab, niat ini yang paling utama sebelum mengadakan acara. Jika ternoda oleh niat yang tidak lagi tulus suci demi kebaikan, mungkin lebih baik menghindar. Tidak sedikit orang yang memilih tidak mengadakan acara walimatus safar ini karena takut riya' atau membanggakan diri. Niat letaknya di dalam hati, tidak ada yang tahu pasti melainkan diri sendiri. Jika memang sudah memastikan niat murni karena Allah, maka pelan-pelan kita berdoa agar niat suci itu dijaga jangan sampai ternoda.
Selanjutnya, adakanlah acara yang sewajarnya. Tidak perlu berlebihan apalagi bermewah-mewahan. Kembali pada tujuannya apa. Untuk berdoa, maka undang pemuka agama untuk memimpin. Untuk berbagi kebahagiaan dengan makan bersama, maka sediakan makanan sewajarnya untuk membuat orang kenyang dengan pilihan makanan yang menyehatkan.
Terakhir, jangan memaksakan diri. Jika memang tidak sanggup mengadakan acara, tidak apa-apa. Tidak ada keharusan untuk mengadakan acara syukuran. Jika sanggupnya hanya mengundang tetangga dekat dan keluarga inti pun, juga tidak masalah. Orang bisa bebas berargumen tapi kitalah yang paling mengerti kondisi diri sendiri. Kita yang akan berangkat, keluarga kita yang akan ditinggal, utamakan mana yang menjadi prioritas. Jangan sampai acara menyenangkan orang lain malah menyusahkan diri dan keluarga sendiri, dengan berhutang misalkan. Pahami batasan diri.
Selain itu, berikut ada beberapa tips untuk menambah kebaikan dari acara syukuran tersebut:
- Mengundang tetangga terlebih dahulu, sebab mereka yang paling dekat ada di sekitar kita, yang tahu akan penyelenggaraan acara.
- Perkirakan jumlah makanan yang sesuai dengan tamu undangan agar tidak kekurangan ataupun berlebihan.
- Sediakan piplihan makanan yang sekiranya disukai oleh banyak orang sehingga bisa mengurangi potensi makanan sia-sia.
- Tidak terlalu berisik sehingga tidak mengganggu aktivitas warga lainnya.
- Peka terhadap lingkungan, mulai dari area parkir yang tidak mengganggu tetangga, sampah yang tidak berserakan, juga aktivitas yang sederhana.
- Sediakan tempat pembuangan untuk makanan sisa konsumsi seperti komposter.
- Sediakan wadah makanan yang tidak menambah tumpukan sampah seperti wadah cuci ulang ataupun pilihan wadah sekali pakai yang lebih ramah lingkungan.
- Hindari penggunaan plastik.
Nah, itulah rangkuman dari bagaimana mengadakan acara walimatus safar yang diadakan sebelum keberangkatan ke tanah suci. Semoga kita semua diundang oleh Allah dan dimudahkan prosesnya untuk bisa ke sana, ya. Aamiin.
Salam, Nasha