Lego, Open Ended Toys dengan Sejuta Manfaat

Photo Edited by Canva


Kita mengenal lego sebagai  jenis permainan  bongkar pasang yang terdiri dari kepingan/ bongkahan plastik berbagai ukuran dan bentuk, bisa dibentuk apa saja sesuai kreatifitas, dan bisa dimainkan semua usia. Padahal lego asalnya adalah nama perusahaan asal Denmark yang memproduksinya. Sekarang ada banyak sekali perusahaan yang memproduksi permainan serupa, dengan berbagai nama dan merk, tapi tetap saja kita mengenalnya dengan sebutan lego.

Usaha permainan lego ini dimulai dari sebuah perusahaan kayu dan mebel yang melebarkan sayap ke mainan-mainan kayu. Hingga tagun 1934, hadir nama Lego yang diambil dari kata leg godt dalam bahasa Denmark yang berarti bermain dengan baik. Barulah setelah PDII berakhir, Lego mulai diproduksi dalam bentuk plastik, dikembangkan dalam bentuk bata yang bisa ditata menjadi suatu bentuk sistem, dipatenkan dengan tambahan silinder diatasnya, penambahan variasi roda, hingga berkembang seperti yang kita kenal sekarang. Bukan hanya dipermainan, Lego juga merambah ke berbagai ajang perlombaan sampai perfilman. Cukup panjang juga ya sejarahnya. 

Permainan menyusun kepingan yang bisa menyatu satu dengan lainnya ini (interlocking) kemudian diproduksi massal, bahkan oleh berbagai produsen yang menduplikasi rancangan produknya. Permainan ini tergolong open ended toys, jenis permainan yang sangat menyenangkan dan dianggap memiliki banyak manfaat.


Open Ended Toys 

Singkatnya, open ended toys adalah bentuk mainan yang dapat dimainkan dengan berbagai cara.  Disebut open ended karena punya kemungkinan yang tidak terbatas dalam cara bermainnya, tidak ada aturan maupun batasan, serta tidak ada benar dan salah. Kita bisa memberi set open ended toys yang sama pada beberapa anak, dan mereka akan memberi hasil yang berbeda-beda tergantung dari imajinasi, keteratrikan, tahap perkembangan, dan juga kemampuan mereka. Sehingga wajar, jika ada yang mengistilahkan permainan ini dengan 90% kids 10 toys, karena keterlibatan anak yang paling utama, berbeda dengan permainan yang sudah berbentuk apalagi yang menggunakan batery. Ini juga kenapa tidak ada batasan usia dalam open ended toys.

Untuk membedakannya, closed toys diartikan sebagai mainan yang punya tujuan spesifik tertentu dan ada ketentuan benar salahnya. Misalkan maian berbatery yang jika dipencet akan mengeluarkan bunyi, puzzle yang harus disusun sesuai tempatnya, atau mainan yang disusun berdasarkan bentuknya.


Manfaat Open Ended Toys

Jenis permainan apapun sebenarnya bisa bermanfaat, baik itu open ended toys ataupun closed toys. Sebelum memilih permainan untuk anak, pahami dulu kebutuhan anak dan goal apa yang kita ignin capai melalui media mainan tersebut. Misalkan dengan close toys, anak belajar untuk memahami ketentuan, fokus pada tujuan, mengoreksi apa yang ia lakukan, dan memberi pengalaman saat berhasil memenuhi tujuan. Permainan ini juga bisa meningkatkan kemampuan motorik, sensorik, dan kognitif anak. 

Sedangkan, mainan open ended utamanya adalah melatih daya imajinasi anak sehingga ada banyak aspek yang dikembangkan melalui mainan tersebut, diantaranya:

- Meningkatkan kreativitas

Saat mendapatkan mainan open ended anak akan berpikir sendiri untuk melakukan apa dengan mainan tersebut. Dengan imajinasinya, anak bisa menciptakan cerita dalam pikirannya lalu berusaha mewujudkannya. Keseluruhan proses ini membutuhkan kreativitas yang baik untuk perkembangan otak anak dan kemampuan menyelesaikan masalah nantinya. 

- Melatih kemampuan sosial dan emosional

Bermain dengan bebas memberi anak kesempatan untuk mengeksplor dirinya dan sekitarnya. Cerita yang ia bangun dan benda-benda yang ia gunakan, bisa memberi anak waktu berpikir dan merasakan. Inilah yang bisa meningkatkan empati anak dan melatih kemampuan sosial dan emosional mereka.

- Meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan

Bermain mungkin terlihat sepele bagi kita orang dewasa, namun ini adalah proses konkrit bagi anak dan sangat bermanfaat untuk perkembangannya. Anak berlatih mengembangkan kemampuan yang akan ia gunakan hingga dewasa nanti, bagaimana mempertimbangkan berbagai pilihan, mengambil keputusan, dan menyelesaikan masalah yang timbul.

- Belajar kerja sama

Bukan hanya saat bermain bersama, bermain sendiri dengan open ended toys juga bisa meningkatkan kemampuan kerja sama anak. Dalam cerita yang ia bangun dan karakter-karakter didalamnya, ada berbagai kisah yang secara tidak langsung mengajarkan anak kebersamaan dan kerja sama.

- Meningkatkan kemampuan kognitif

Kemampuan kognitif berhubungan dengan kecerdasan anak. Dengan open ended toys dan imajinasi anak dilatih dalam kegiatan yang akan meningkatkan kemampuan memori, kepemimpinan, komunikasi, serta regulasi diri. 


Sama dengan
closed toys, permainan pada open ended toys juga bisa meningkatkan kemampuan motorik khususnya motorik halus. Jika kita khususkan pada lego, memegang mainan ini dan menyusunnya menjadi suatu rangkaian bentuk akan memperkuat jari-jari anak yang bisa dikategorikan sebagai pre-writing skills.

Saat anak diberi mainan lego atau sejenisnya, ia akan mulai berpikir untuk menciptakan sesuatu. Dari kepngan benda berbentuk balok tersebut, ia berlatih untuk membuat keputusan. Dalam proses memenuhi yang ia inginkan, anak akan menghadapi kendala sehingga ia belajar menyelesaikan masalah. Cerita yang ia bangun akan mengasah empati serta kemampuan sosialnya. Kegiatan yang kita anggap sebatas bermain ini, merupakan proses yang perlu dilalui anak untuk menjadi bekalnya tumbuh besar nanti. 


Tidak terbatas pada lego, ada banyak sekali jenis mainan open ended yang tersedia di pasaran, antara lain:

- Magnetic Tiles

- Wooden Blocks

- Figurines

- Playdough


- Benda apa saja yang digunakan anak untuk kegiatan bermainnya termasuk toples, kancing, panci, sendok, bantal, capitan, pasir, dll.


Hakikatnya bermain adalah dunianya anak. Kegiatan yang mengajarkan anak banyak hal. Bukan hanya bermanfaat untuk perkembangan otak, bermain juga meningkatkan kebahagiaan anak. Tugas kita hanyalah memberi ruang yang aman untuk mereka bisa bermain, lalu fasilitasi sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Tidak usah terpatok tren, harga, merk, kuantitas, apalagi estetika. 


Play is our brain's favorites way of learning



Salam, Nasha 

0 Comentarios

Mau nanya atau sharing, bisa disini!