Manfaatkan Barang Bekas Pakai, Mulai dari yang Sepele di Diri Sendiri

Setelah menerapkan prinsip cukup, tahu apa yang dilakukan sebelum, saat, dan setelah punya barang seperti yang dijelaskan dalam tulisan hidup cukup ini, barang yang sudah tidak lagi bisa kita manfaatkan tetap menjadi tanggung jawab kita yang perlu dikelola. Belakangan, istilah decluttering atau kegiatan menyortir barang sesuai dengan fungsinya dan menyingkirkan barang yang tidak lagi dipakai. Kegiatan ini, terbukti sebagai salah satu bentuk healing karena rumah yang nyaman juga berdampak positif bagi penghuninya. Aktivitas ini menghasilkan banyak kelompok barang, dari yang masih berfungsi baik tapi terlupakan, sudah tidak bisa berfungsi lagi, masih berkualitas bagus tapi tidak akan dipakai lagi, atau barang yang dulu dirasa sangat dibutuh ternyata tidak juga, dll. Untuk barang bekas pakai, setidaknya kita bisa kategorikan menjadi dua bagian yaitu layak pakai dan tidak layak pakai.


Barang Layak Pakai

Ada beberapa alasan barang layak pakai tetapi tidak bisa lagi kita pakai misalkan ukurannya tidak sesuai, tidak lagi dibutuhkan karena barangnya occasional, sudah punya barang pengganti lain, atau kadang karena perasaan tidak ingin lagi saja. Tidak apa, wajar kalau kadang kita bosan. Tidak apa, keadaan kita berubah, dulu perlu sekarang sudah tidak perlu. Tidak apa, tubuh kita juga berkembang. Maka, akan terus ada barang layak pakai yang tidak bisa lagi kita pakai. 

Paling banyak itu biasanya barang kebutuhan berupa pakaian, mulai dari baju, celana, sepatu, jilbab, dst. Bisa juga barang lain yang tidak semua orang punya, seperti buku, alat masak, peralatan bayi, perelengkapan rumah, dll. Kalau badan masih tumbuh, jelas ukurannya akan terus menyesuaikan. Baju yang semula dipakai, sudah tidak muat lagi, tapi masih bagus. Buku sudah dibaca sekali dua kali, sepertinya tidak akan dibaca ulang. Peralatan bayi hanya dipakai sebentar, kualitasnya juga masih sama seperti baru. Apa yang bisa kita lakukan dengan barang-barang tersebut?


Perpanjang Usia Barang

Hal ini bisa kita lakukan dengan memberikan pada orang yang membutuhkan, dalam bentuk donasi misalkan.Atau sekarang bisa dilakukan dengan dijual kembali, preloved sale sekarang istilahnya. Penjualan barang bekas pakai ini, bisa dilakukan di media sosial pribadi masing-masing, di e-commerce pribadi, ataupun dengan titip jual di akun-akun yang menampung barang bekas untuk dijual. Jika dalam jumlah banyak, kita bisa mengadakan garage sale, bisa kumpulan barang sendiri atau gabungan dengan teman-teman. Ini bisa jadi aktivitas yang menyenangkan, lo!

Jika donasi dilakukan sekaligus untuk beramal pada orang yang dianggap membutuhkan namun tidak mampu secara finansial, sedikit berbeda dengan menjual. Meskipun tidak mengambil keuntunan dari harga pembelian awal, preloved atau garage sale dilakukan dengan menetapkan harga tertentu yang dianggap wajar sesuai dengan kondisi barang. Keuntungannya, bisa mendapat tambahan dana dari hasil penjualan, bisa juga memperpanjang usia barang pada orang yang benat-benar menginginkannya. Dengan keuntungan begitu, menjual ataupun membeli barang bekas dapat dijadikan alternatif yang bisa kita pilih. Kuncinya adalah kejujuran dari masing-masing pihak agar tidak ada yang merasa dirugikan.

Satu alternatif lagi yang bisa kita manfaatkan adalah SalingSilang, wadah yang digagas oleh @lyfewithless dimana para anggotanya berkumpul untuk pada hari tertentu menyampaikan barang-barang apa yang ingin dibeli (WTB/ Want to Buy) dan barang apa yang ingin dijual (WTS/ Want to Sale). Harapannya, bisa terjadi pertukaran barang yang saling memenuhi kebutuhan diantara member-nya. Ini gerakan yang sangat solutif dan perlu semakin digalakkan


Dengan semua alternatif ini, sedikitnya bisa mengurangi rasa bersalah kita saat ingin membeli sesuatu, menambah jumlah barang dibumi, namun penting diingat bahwa, membeli bekas tidak menjadikan kita boleh membeli tanpa batas, menjadikan kita konsumtif hanya karena merasa aman dengan barang preloved. Kembali, yang terpenting adalah rasa cukup. 


Adaptasi Penggunaannya

Bentuk adaptasi ini merupakan langkah yang cukup luas, yang mayoritas berdasar pada kemampuan (dan kemauan) seseorang. Ada yang bisa memenfaatkan barang bekas tidak layak pakai menjadi barang baru yang layak pakai dengan fungsi yang sama sekali berbeda. Kita juga bicara kreatifitas disini. Seperti yang dilakukan orang-orang berbakat dan pekerja keras dibawah ini.

Jangan khawatir, masih banyak orang yang belum sampai pada level itu, tapi bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa-apa. Kita bisa mulai dengan level beginner dulu. Menyadari apa yang kita punya di tempat penyimpanan kita, lalu menggunakannya untuk berbagai keperluan. Baju yang semula dibeli untuk pesta pernikahan, sepertinya bisa digunakan juga untuk lebaran. Tas yang dipakai bekerja ke kantor, bisa digunakan juga untuk arisan atau rapat sekolah anak, bahkan kemana saja senyamannya tidak ada juga larangan. Inilah pentingnya sebelum membeli sesuatu kita mempertimbangkan apakah barang tersebut akan multifungsi atau tidak.

Kotak kemasan bekas yang ada bisa dimanfaatkan daripada membeli kotak penyimpanan baru. Pakaian bisa dialihfungsikan menjadi kain lap atau keset. Botol spray kemasan yang sudah habis pakai bisa dicuci lalu digunakan lagi untuk menyemprot tanaman, toples dan bekas tempat makanan dengan sedikit modifikasi bisa digunakan untuk wadah makan peliharaan, tempat alat tulis, hingga pot tanaman. Itu bentuk adaptasi barang dari level paling bawah yang bisa siapapun lakukan. Untuk next level-nya, perlu tambahan sedikit usaha seperti membuat serokan sampah, tempat alat tulis, mainan anak, selimut, tempat duduk, dll. 

Barang-barang lucu yang ditawarkan di marketplace memang rasanya solutif, memudahkan, apalagi harganya murah. Namun, kebanyakan barang-barang lucu itu bukan barang yang kita butuh, tanpa barang-barang itu kita juga baik-baik saja dan bisa melanjutkan aktivitas juga. Baskom lipat memang menarik, tidak makan tempat, dan baskom jelas barang yang dibutuhkan. tapi kita sudah punya baskom yang masih baik-baik saja dan selama ini tidak merasa baskom itu bikin sempit, kok. Set lunch box juga lucu, ada berbagai karakter, bentuk, ukuran, bahkan dilengkapi banyak fitur tambahan. Perlulah kalau lunch box. Tapi toples timeless dari dulu juga bisa dipakai, kualitasnya jelas, pakai totebag belanjaan juga muat, fitur tambahan juga bukan hal yang dibutuhkan. Latihan menyadari hal-hal begini, membuat kita tidak lagi-lagi menumpuk-numpuk barang tanpa pertimbangan panjang. 

Usahakan barang yang kita punya tidak hanya untuk satu fungsi saja, tapi bisa dimanfaatkan untuk berbagai fungsi, sehingga kita bisa lebih hemat barang. Sebelum belanja, coba cek lagi isi lemari siapa tahu ada yang terlupa tapi ternyata bisa dipakai, fungsinya bisa diadaptasi lagi.



Barang Tidak Layak Pakai

Barang tidak layak pakai bagaimanapun karena punya kita jadi tetap tanggung jawabnya pada kita. Jika dibiarkan ini bisa menjadi sampah, yang samkin menyesakkan ruang bumi. 

Untuk level pemula, mulai dengan memilah sampah dari rumah. Masih sulit membedakan sesuai kategori barangnya? Pisahkan basah dan tidak basah dulu deh. Sampah basah biasanya berasal dari sisa makanan atau dibeut organik, perlakuannya bisa bermacam-macam namun tujuannya agar zat pembuangannya tidak menyebar dan justru bisa dimanfaatkan. Mengubur sampah organik ke tanah bisa menghilangkan baunya serta menyuburkan tanah. Sekarang semakin banyak orang yang membuat lubang biopori di rumah untuk mengelola sampah organik ini. 

Sampah kering? Hampir semuanya bisa dimanfaatkan. Kalau tidak bisa memanfaatkan, beri pada mereka yang bisa, bank sampah salah satunya. Di laman zerowaste ada daftar bank sampah di setiap wilayah, meskipun sayangnya tidak banyak bank sampah yang benar-benar aktif apalagi di daerah. Kita bisa beralih pada pengelola sampah swasta yang sekarang semakin menjamur (lagi-lagi mayoritas masih di sekitar ibukota) seperti armadakemasan, mallsampah, rekosistem, waste4change, dan banyak lagi, hebatnya mereka juga menyediakan layanan jemput sampah.

Jika tidak juga, pemungut sampah keliling yang akan melakukannya. Pisahkan sampah yang biasa mereka ambil seperti kertas, botol, kardus, ataupun logam. Buang dalam keadaan bersih dan kering, sehingga tidak hancur dalam perjalanan. Distribusi dari pemulug ini semoga sampai pada perusahaan yang benar akan mengelola sampah kita itu dengan berkelanjutan. 



Salam, Nasha

0 Comentarios

Mau nanya atau sharing, bisa disini!