Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, termasuk dalam hal pendidikan. Kita daftarkan mereka sekolah sejak usia dini dengan tujuan memaksimalkan perkembangan mereka sehingga mereka bisa tumbuh cemerlang nantinya. Namun dibalik keinginan mulia itu, kadang kita lupa pada apa yang sebenarnya paling anak butuhkan sesuai usianya serta bekal apa saja yang harus dipersiapkan untuk mereka sebelum memasuki dunia baru, sekolah. Jadi sebelum mendaftarkan anak, pastikan dulu apakah anak siap?
Dalam kehidupan modern kita sekarang, kesadaran akan pentingnya pendidikan semakin meningkat. Banyak orang tua semakin yakin bahwa pendidikan memang jalur paling aman untuk jaminan masa depan. Maka mereka mengupayakan pendidikan terbaik bagi anaknya, termasuk dengan mendaftarkan anak sekolah sejak dini. Sekolah pun berlomba-lomba menarik hati orang tua dan anak sejak usia 2 tahun. Kebanyakan dari orang tua beranggapan, lebih baik mereka bermain di sekolah dengan aktivitas yang terarah daripada bermain 'tidak jelas' di rumah.
Anggapan itu tidak salah, meski tidak sepenuhnya benar. Sebab, jelas atau tidak jelasnya aktivitas anak bermain bagi orang tua, tidak ada hubungannya dengan proses belajar mereka. Anak belajar dari apapun yang mereka terima dan lakukan. Maka, niat kita untuk menyekolahkan mereka harus lebih jelas lagi sehingga keputusan untuk mendaftarkan anak bersekolah hingga memilih sekolahnya juga lebih terarah. Pahami bahwa apa yang kita inginkan atau yang kita pikir terbaik, belum tentu sesuai dengan kondisi setiap anak. Maka langkah awal yang perlu kita lakukan adalah memahami anak, anak kita sendiri.
Selanjutnya, jika memang berbagai pertimbangan mengantarkan kita pada rencana untuk mendaftarkan anak pada lembaga pendidikan usia dini, tidak berarti kita menyerahkan mereka begitu saja pada guru. Sebab, ada beberapa hal yang harus kita pastikan dan persiapkan. Persiapkan agar mereka benar siap untuk memasuki dunia baru itu.
- Pahami dari sudut pandang anak
Bagi anak, sekolah adalah tempat baru yang, meskipun mereka sukai di waktu kunjungan pertama, bisa jadi tempat yang membingungkan dan menegangkan. Bayangkan mereka yang biasanya beraktivitas sesuka hati di tempat yang sudah mereka kenali, tiba-tiba harus berpisah dari orang dan lingkungan yang mereka kenal lalu melakukan aktivitas yang diinstruksikan dari orang-orang asing. Selain itu, ada banyak hal baru yang harus diproses otak kecil mereka, mulai dari lingkungan sekolah, warna cat dinding, wajah teman-teman, suara guru, doa sebelum pulang, dll. Wajar jika anak kewalahan, kan?
- Kemandirian dan Kemampuan intrapersonal
Untuk bisa melepas anak di lingkungan baru tanpa pengawasan orang tua, pastikan anak dapat menjaga dirinya sendiri. Tentu saja guru pun mengawasi, tapi alangkah lebih baik jika mereka bisa memahami diri sendiri dan mandiri akan kebutuhannya. Kemandirian ini bisa dibiasakan dari rumah seperti makan dan minum sendiri, bisa ke toilet sendiri, pakai sepatu, membuka tas dan kotak bekal, serta membereskan barang sesuai tempatnya. Selain itu, pastikan anak memahami dan dapat mengomunikasikan kondisi tubuhnya seperti ketika ia merasa tidak sehat, disakiti, tersinggung, dll.
- Kemampun Emosional
- Komunikasi
- Pengenalan Adab
- Kemampuan Dasar Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Sederhana
Pada dasarnya kemampuan ini akan anak pelajari dari aktivitas bermain yang ia lakukan di rumah dan dari interaksinya dengan kita, orang tua ataupun dengan pengasuhnya. Perkembangan ini meliputi kemampuan anak dalam mengurutkan kegiatan, menjawab ataupun menceritakan kejadian, mengelompokkan benda; lalu mampu mengenali dan mengekspresikan emosi dengan tepat; serta dapat memegang, membuka, menutup benda, menyeimbangkan tubuh, koordinasi mata juga tangan, dst. Tahap kemampuan ini disesuaikan dengan kemampuan anak, namun semakin ia mampu semakin nyaman pula ia dengan aktivitas di sekolah.
Sebagai orang tua, kitalah yang bertanggung jawab atas tahap perkembangan anak, sehingga memang tidak bisa menyerahkan mereka begitu saja ke pihak sekolah. Apalagi proses pendidikan adalah perjalanan panjang yang akan anak lalui selama belasan bahkan puluhan tahun, jangan sampai kenangan awal mereka tentang sekolah menjadi tidak menyenangkan. Kitia justru harus berusaha agar anak mau dan bersemangat sekolah. Jadi pastikan dahulu kesiapana anak sebelum mendafarkan mereka. Persiapkan mereka dengan bekal terbaik dari kita. Sehingga dekat ataupun jauh, kini ataupun nanti, mereka tetap bisa aman dan nyaman berkat bekal yang sudah kita siapkan.
Salam, Nasha