• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

Siklus bulanan tidak perlu ikut menambah beban bulanan, akibat tumpukan sampah yang dihasilkan dan biaya rutin yang dikeluarkan. Yang paling penting, ini pilihan yang lebih sehat dan aman untuk tubuh kita. 

Ilustrated Picture


Tentang Pembalut

Perjalanan saya menggunakan pembalut kain dimulai setelah kelahiran adik Guna. Belum sepaham sekarang tentang efek pembalut sekali pakai, hanya tahu bahwa itu pilihan yag lebih baik untuk tubuh dan bumi. Saat itu saya sudah menggunakan pembalut kesehatan, yang sedikit berbeda dari pembalut yang ada di pasaran, tanpa ada keluhan juga, hanya saja bentuknya adalah sekali pakai. Sehingga meskipun tanpa keluhan, diklaim aman dan teruji kesehatan, tetap saja akan menambah tumpukan sampah.

Sebelumnya, banyak yang mengemukakan alasan untuk kita segera menghentikan pemakaian pembalut sekali pakai, dengan bukti resiko-resiko yang terkandung di dalamnya. Resiko kesehatan misalkan, beberapa pembalut sekali pakai terbukti mengandung zat berbahaya seperti klorin, dioxin, phthalates, pestisida, herbisida, serta berbagai zat kimia lain yang dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, malfungsi tiroid, infertilitas, serta masalah imun. Apalagi sampah tersebut juga bisa mengotori lingkungan kita sendiri, memicu penyebaran penyakit lain secara tidak langsung. 

Kenyataannya, rata-rata wanita menggunakan 16.000 pembalut serta pantyliner sepanjang hidupnya, dimana satu pembalut membutuhkan 200-800 tahun untuk bisa terurai. Parahnya lagi plastik satu pembalut sama dengan empat plastik sekali pakai. Ini penumpukan jumlah sampah yang sangat mengkhawatirkan. 

Sebenarnya, ada beberapa opsi untuk mengganti pembalut sekali pakai, yaitu menstrual pad atau pembalut kain dan menstrual cup. Menspad berbentuk persis seperti pembalut pada umumnya, tapi terbuat dari kain yang diciptakan sedemikian rupa sehingga bisa menyerap darah haid. Sedangkan menscup adalah produk berbentuk corong yang dimasukkan ke vagina untuk menampung darah haid. Keduanya bisa dipakai berulang kali, bahkan menscup diklaim bisa bertahan hingga 10 tahun pemakaian. 

Untuk pemakaian, kita hanya perlu memiliki satu menscup, karena caranya hanya pakai lalu buang darahnya lalu pakai lagi. Secara berkala, beberapa menyarankan deep cleaning dengan merebus dalam suhu tertentu. Sedangkan, setidaknya kita perlu 6-12 menspad untuk dipakai bergantian. Caranya pakai, bersihkan, cuci, jemur, bergantian. Secara berkala perl direndam dalam larutan baking soda dan garam agar daya serapnya tetap optimal. Menscup memang terlihat lebih mahal saat pembelian awal, namun mengingat masa pakainya hingga 10 tahun, menscup justru menjadi pilihan yang paling hemat. Apalagi sekarang, ada banyak rentang harga dari puluhan ribu hingga ratusan ribu. Begitu juga dengan menspad, ada berbagai produsen yang mengeluarkan menspad dalam berbagai rentang harga, lengkap dengan varian panty, siang, juga malam. 

Sebenarnya saya tertarik mencoba menscup, tapi dengan pertimbangan adaptasi pemakaian dan segala kehawatiran personal, akhirnya hingga saat ini memutuskan untuk menggunakan menspad saja.


Rekomendasi Pembalut Kain


  • Yuspin

Ini menspad pertama saya yang masih bisa dipakai hingga sekarang, artinya jalan tiga tahun. Awalnya beli 1 pack isi 6 pcs varian night use dengan panjang 30cm, karena menurut saya ini sesuai dengan siklus saya pribadi. Ternyata ini saja sudah cukup untuk pemakaian satu kali siklus haid. Selama menstruasi lima hingga enam hari itu, 6 pcs bisa digunakan bergantian, dengan catatan langsung cuci jemur kering ya. 

Dalam informasi yang ada di marketplace-nya, pembalut yuspin ini terbuat dari bahan katun tekstur halus (bagian bermotif) dan polyester (bagian polos) sebagai bahan lapisan luarnya. Sedangkan bahan lapisan dalamnya adalah handuk berdaya serap tinggi dan lapisan anti bocor. Selain bebas campuran bahan kimia berbahaya, yuspin juga mengklaim produknya telah mengandung teknologi anti bacterial silver plus. Varian menspad yuspin ini juga cukup beragam yaitu 

- Pantyliner
Daya tampung 10cc, dengan panjang 18cm x lebar 18cm
- Day Use
Daya tampung 90 cc, dengan panjang 27cm x lebar sayap 17cm 
- Night Use
Daya tampung 110cc, dengan panjang 30cm x lebar sayap 20cm 
- Supernight Use
Daya tampung 120-180cc, dengan panjang 35cm x lebar pembalut 9cm (depan) dan 12cm (belakang)
- Teenager
Daya tampung 70cc, dengan panjang 23cm

Untuk tampilannya, yuspin ini hadir dengan bagian luar kain bermotif dan bagian dalam kain polos beraneka warna. Tidak bisa dipilih, tapi ya bukan masalah juga sih. Dipakai dengan mengancingkan kedua sisi sayapnya. Jika dibandingkan dengan pembalut disposable, menspad yuspin ini memang lebih tebal. Namun daya serapnya patut diacungi jempol, tidak tembus dan tidak luber sama sekali. Seluruh lapisan kainnya tertutup sempurna dalam jahitan kain terluar seolah-olah hanya terbuat dari satu lapisan kain saja. Karena ini merk pertama dan saya langsung takjub dengan daya kerjanya, maka saya bertahan hanya dengan 1 pack yuspin ini saja selama dua tahun.

Masalahnya, setelah dua tahunan dipakai hanya dengan cuci kering pakai, menspad ini mulai protes. Daya serapnya kok tidak sebagus sebelumnya ya, kok saat dipegang jadi terasa seperti lapisan plastik agak kaku begitu ya. Karena dalam keadaan butuh, jadilah saya beli 1 pack lagi merk kedua. Belum tahu kalau menspad itu perlu stripping. 

dari atas ke bawah: yuspin - nadnad - babyoz

  • Nadnad

Merk ini saya pilih karena lokasinya tidak jauh dari rumah dan bisa pengiriman instant, selain itu, tampilannya saya lebih suka dengan harga yang jauh lebih murah. Bagian luar nadnad terlihat hampir sama dengan yuspin yakni kain bermotif, namun bagian dalam nadnad adalah kain polos berwarna serupa, abu-abu. Ini terlihat lebih netral, tidak terlalu mencolok.

Dari keterangan yang ada dalam marketplace-nya, pembalut nadnad ini terdiri dari banyak lapisan kain dari yang terluar yaitu kain halus, lalu jasbaby lembut, yang di-closure dengan snap button. Tidak lupa beberapa lapis inner berupa diadora staydry. Pembalutnya sendiri terdiri atas tiga jenis, yang dibedakan berdasarkan ukuran panjang dan daya tampung, yaitu

- Sakina Day
Daya tampung 100cc, dengan panjang 27cm
- Sakina Night
Daya tampung 125ml, dengan panjang 35cm
- Sakina Panty
Daya tampung 40cm, dengan panjang 20cm

Berbeda dengan yuspin yang harus membeli satu pack yang sama, pembelian paket menspad nadnad boleh dicampur dari varian yang ada. Jadilah saya beli campuran, siang dan malam, meskipun tidak ada varian yang persis saya inginkan yakni ukuran 30cm. Secara fisik, pembalut ini memiliki ketebalan yang hampir sama dengan pembalut sekali pakai, artinya juga lebih tipis daripada yuspin. Tapi sayangnya, daya serapnya masih kurang. Pembalut ini tidak aman untuk dipakai saat volume darah sedang banyak atau dipakai dalam waktu beberapa jam. Apalagi tidak terlihat jelas apakah ini sudah menampung banyak atau sedikit, tiba-tiba sudah kepenuhan dan luber ke celana dalam. Kulit saya juga kurang cocok dengan pembalut ini, untuk pemakaian beberapa jam dan beberapa hari. Inilah alasan saya mulai mencari lagi menspad merk lain hingga sampailah pada merk ketiga.


  • Baby OZ

Ketidakpuasan pada merk sebelumnya, membuat saya mencari menspad dalam rentang harga pertama, ratusan ribu. Sampailah pada banyak rekomendasi yang menyebut merk baby oz. Dalam keterangannya di marketplace, menspad baby oz terdiri dari tiga lapisan kain. Dari sisi terluar yaitu kain laminasi waterproof yang breathable, dilengkapi dengan teknologi PUL (polyurethane laminated). Sisi tengahnya adalah kain microfiber. Dan sisi terdalamnya adalah microfleece lembut. Pembalut ini juga punya pilihan inner tambahan yang terdiri dari dua ukuran yaitu ukuran reguler dan ukuran nifas. Pembalutnya sendiri terdiri dari tiga varian yaitu:

- Pantyliners Katun
Tidak waterproof dengan panjang 22cm
- Pantyliners PUL
Waterproof dengan panjang 22cm
- Menstrual Pad Reguler Day
Daya tampung 100cc dengan panjang 27cm
- Menstrual Pad Night and Maternity
Daya tampung 120cc dengan panjang 35cm

Selain ukuran, kita juga bisa memilih ingin varian yang polos atau motif, dengan selisih harga polos lebih murah sekitar tiga ribu rupiah. Tampilan menspad babyoz ini juga berbeda dari dua merk sebelumnya, yakni jahitan yang terbuka di setiap lapisannya. Bagian luar jelas berupa lapisan tahan air, lalu ada bagian dalamnya berwarna putih, yang juga bisa ditambahkan dengan inner extra, lalu bagian paling dalam yang super lembut dan sangat mudah dibersihkan. Menspadnya tipis, daya serapnya juara, bahannya yang lembut membuat pemakaian menspad ini terasa sangat nyaman.


babyOZ yang terbuka, bisa dilihat innernya

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, mungkin sudah bisa ditebak siapa yang jadi juaranya. Iya, benar, BabyOZ! Sejak awal sebelum pemakaian, menspad ini sudah terlihat menjanjikan, dengan lapisan terluar yang waterproof ditambah dengan lembutnya lapisan terdalam. Hebatnya menspad ini bisa mengombinasikan daya serap yang optimal dengan bentuk yang tipis. Harganya juga masuk akal. Tinggal mendisiplinkan diri untuk melakukan perawatan berkala, dengan stripping salah satunya. Lalu, konsisten juga hanya menggunakan pembersih ramah lingkungan, saya optimis menspad ini bisa bertahan lama seperti yuspin (yang setelah di stripping bisa digunakan kembali). Fyi, stripping ini adalah merendam menspad dengan 1sdt cuka dan 1sdt baking soda untuk membersihkan segala residu yang mungkin masih tertinggal pada menspad. 

Kembali lagi, pilihan penggunaan pembalut adalah hak personal kita masing-masing. Namun, melestarikan lingkungan adalah kewajiban kita bersama. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah beralih ke produk yang lebih ramah lingkungan, meskipun belum sepenuhnya, karena menscup dianggap lebih ramah lingkungan, namun setidaknya kita sudah melangkah untuk beradaptasi demi kebaikan bumi. 


Salam, Nasha


Luas hutan Indonesia mencapai 2% dari luas hutan dunia, menduduki peringkat ke-8 dalam wilayah hutan terluas. Hutan hujan tropis Indonesia sendiri disebut sebagai peringkat ketiga terbesar di dunia. Namun, untuk peringkat persentase hutan dibanding daratan, Indonesia berada di peringkat 20an dibawah negara-negara seperti Korea, Jepang, Finlandia, hingga Suriname. Angka dan peringkat tersebut juga diiringi dengan angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tidak menurun dari tahun ke tahun. Artinya, melestarikan hutan masih menjadi PR besar kita semua.

 

Ilustrated Picture

Hutan Indonesia

Penyebutan hutan sebagai paru-paru dunia merupakan gagasan yang sempurna, dengan perannya sebagai sumber kehidupan setiap makhluk yang ada di bumi. Kehebatannya itu bukan sebatas dengan banyaknya pohon yang berkumpul di area tersebut lalu menyediakan oksigen untuk kita hirup, namun juga sebagai area yang menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi banyak sekali entitas hidup. Jika ingin dirinci, hutan berfungsi sebagai sumber keanekaragaman hayati dengan banyaknya jenis tumbuhan yang hidup didalamya,  menjaga kesuburan tanah, menyerap kotoran bahkan racun di tanah sekitar, mencegah erosi, tanah longsor, banjir, juga mengatur iklim, menahan pemanasan global dengan penyerapan karbondioksida, pengatur tata air, menyediakan cadangan air tanah, menyediakan berbagai hasil hutan untuk dimanfaatkan, sumber pengobatan alami dari berbagai bagian tubuh tumbuhan, hingga penunjang sektor ekonomi dengan menambah devisa negara melalui ekspor hasil hutan, pariwisata, dan juga dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat. 

Apalagi hutan hujan tropis, keistimewaannya dalam menunjang kehidupan sangat luar biasa. Hutan hujan tropis ini dapat diketahui dari cirinya berupa daun yang lebar-lebar, selalu hijau, memiliki kerapatan yang tinggi, serta terdiri atas berbagai jenis tanaman dengan tinggi yang beragam atau diistilahkan dengan vegetasi berlapis. Hutan jenis inilah yang kita temui di Indonesia sebagai negara yang berada dalam wilayah tropis dekat dengan karis ekuator bumi. Dibandingkan dengan jenis hutan lainnya, hutan hujan tropis berisi jenis flora dan fauna dengan jumlah paling tinggi. Dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahun dan sinar matahari yang selalu menaungi, pepohonan di area ini dapat tumbuh tinggi dan lebat, bahkan bisa mencapai tinggi lebih dari lima puluh meter. 

Dengan karakteristik tersebut, keberadaan hutan hujan tropis sangat krusial. Berkat banyak kemampuannya mulai dari menyuplai hingga 30% oksigen dunia, menyimpan ratusan miliar karbon, dapat menjaga kestabilan iklim dan pola cuaca, mencegah banjir dan kekeringan, menstabilkan kondisi tanah, menyediakan berbagai produk lokal yang bermanfaat, sampai menjadi rumah bagi berbagai spesies satwa liar dan masyarakat sekitar kawasan. 


Ilustrated Picture Edited by Canva


Sayangnya, jenis hutan ini juga yang paling rentan akan kerusakan. Ekosistemnya saling bergantungan satu sama lain. Jika satu jenis komponennya saja terganggu, maka dapat mempengaruhi keseimbangan seluruh ekosistem. Misalkan jika jumlah salah satu jenis makhluk dalam rantai makanan hilang, maka keseluruhan ekosistem dapat musnah. Begitu juga dengan kondisi tanahnya. Tanah awalnya tidak begitu subur, namun kesuburan itu akan meningkat dengan adannya unsur hara dari dedaunan dataupun pephonan yang mati diatasnya. Artinya, jika pohon-pohonnya ditebang atau dibawa ke tempat lain maka tidak ada tambahan unsur hara pada tanah tersebut, sehingga akan lebih sulit untuk menumbuhkannya menjadi area hutan kembali. 


Kekayaan Hutan Hujan Indonesia

Indonesia memiliki luas hutan hujan terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo. Ciri detilnya dapat dibedakan berdasarkan wilayah persebarannya yakni hutan hujan wilayah barat, wilayah peralihan, dan wilayah timur. Keberadaan hutan inilah yang membuat Indonesia memiliki kekayaan flora dan fauna yang cukup tinggi di dunia. 

Tercatat di seluruh Indonesia ada lebih dari 25.000 jenis flora yang tersebar, dengan 6000 diantaranya dapat ditemukan di hutan hujan, mulai dari pohon, perlu, lumut, rumput, bahkan jenis anggrek. Begitu juga dengan fauna, ada ratusan jenis mamlia, ribuan jenis aves, amfibi, pisces, reptilia, bahkan ada lebih dari 200.000 jenis serangga bemukim di hutan tersebut. 

Pembagian jenis fauna itu juga dilakukan berdasarkan wilayah persebarannya yang menandakan ciri fauna tersebut, yakni fauna asiatis yang didominasi mamalia besar seperti kera, orang utan, badak bercula satu, gajah, berbagai ikan air tawar, dsb; fauna australiatis yang mayoritas adalah mamalia berukuran kecil dan hewan berkantung seperti kukus bertutul, landak, walabi, burung kasuari, burung cendrawasih, dsb; sedangkan fauna peralihan diisi oleh fauna yang mirip dengan asiatis dan australiatis seperti babi rusa, beuang, kuda, kukus kerdis, komodo, dsb. 

Diantara ribuan jenis tersebut, banyak yang termasuk jenis fauna endemik yang artinya hanya dapat ditemui di hutan hujan Indonesia. Mereka adalah tarsius, tarantula, beruang madu, macan dahan, tapir, orang utan, belalang, gaja, harimau sumatra, juga burung kasuari. Hampir seluruh binatang ini termasuk dalam kategori dilindungi. 

Keberadaan mereka sangat penting bagi keseluruhan ekosistem, yang nantinya juga akan berdampak pada kehidupan kita sehingga tidak boleh diperjual belikan, diburu, diganggu kehidupannya. Tarsius sudah dilindungi sejak tahun 1931 dan termasuk dalam jajaran binatang yang tidak boleh diperdagangkan sesuai dengan Appendix II CITES. Macan dahan dilindungi sejak tahun 1999. Sebagai binatang arboreal atau binatang dengan ketergantungan tinggi terhadap habitat hutannya, macan dahan sangat rentan terhadap deforestasi. Sama halnya dengan orang utan, beruang madu, harimau sumatra, juga gajah sumatra. Populasi mereka terus mengalami penurunan akibat pakannya yang semakin menipis dan wilayahnya yang semakin sempit. Beruang madu dikategorikan sebagai binatang terancam punah pada 2004 menyusul gajah sumatra yang telah lebih dulu disebut terancam pada tahun 1999. Harimau sumatra bisa saja menyusul kepunahan dua kerabatnya yakni harimau bali pada 1940 dan harimau jawa yang pada 1980. Kehidupan tapir sebagai jenis hewan elusive atau tidak suka menampakkan diri akan sangat terganggu dengan aktivitas manusia yang terus masuk ke wilayah mereka. Wilayah yang seharunsya menjadi tempat tinggal mereka saja, sekarang terus digarap dan dialihfungsikan untuk perkebunan, pertanian, pemukiman, hingga industri. Keserakahan manusia tidak berhenti dalam menjarah wilayah fauna ini saja, namun juga pada perburuan binatang-binatang tersebut seperti kasuari yang dikejar untuk diambil dagingnya, bulunya, hingga telurnya. 


Ilustrated Picture Edited by Canva

Karhutla di Indonesia

Pusat Standardisasi Instrumen Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim (PUSTANDPI) mendefinisikan kebakaran hutan sebagai kebakaran yang meluas dengan cepat dan tidak terkontrol. Kebakaran biasanya diperparah dengan kondisi lahan kering di musim kemarau, adanya embusan angin yang bisa memusnahkan lahan dan hewan di dalamnya dalam hitungan menit, mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik. 

Dari data yang dihimpun oleh berbagai lembaga baik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan maupun lembaga swasta mandiri, luas hutan Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya. BPS melaporkan hampir satu juta hektare hutan Indonesia hilang dalam lima tahun terakhir, setara dengan 0.5% luas total daratan Indonesia. Pengurangan terbanyak berada di Kalimantan yang disusul kemudian oleh Papua. Bahkan dalam forestdigest pada tahun 2020 meskipun luas hutan Indonesia secara hukum adalah 120,5 juta hektare, secara faktual area yang benar-benar memiliki tutupan hutan hanya 86,9 juta hektare. Ada selisih lebih dari 30 juta hektar yang meskipun tanpa tutupan hutan tetaplah area perhutanan, area yang harus dipertahankan agar tidak sampai menjadi area non hutan.

Pengalih fungsian yang mengubah area hutan menjadi non hutan inilah yang cukup menjadi perhatian. Pasalnya, selain karena mengurangi area hutan sebagai airea yang esensial bagi kehidupan kita, pengalih fungsian hutan dan lahan tersebut dilakukan dengan cara pembakaran. Penyebab ini dikategorikan sebagai ulah manusia. Angkanya jauh melebihi kebakaran hutan akibat kondisi alam. Bahkan dalam situsnya BNPB mengeklaim 99% kebakaran hutan adalah entah itu memang disengaja ataupun akibat kelalaian.

Dibanding tahun sebelumnya, data karhutla pada 2022 memang mengalami penurunan, namun jika kita lihat lima hingga sepuluh tahun ke belakang, data karhutla ini masih fluktuatif dengan pembakaran area karhutla terluas pada tahun 2019 yakni lebih dari 1,6 juta hektare hutan terbakar. Angka 200ribu hektare pada 2022 memang terlihat kecil, namun kitia pernah mencatatkan angka 61ribu pada 2011 lalu atau angka 165ribu pada 2017. Membandingkan dengan tahun-tahun tersebut artinya kita mengalami kemunduran, dan bila dilihat secara keseluruhan dapat kita ambil kesimpulan bahwa data kasus karhutla masih fluktiatif sehingga perlu mendapat perhatian lebih agar angkanya terus ditekan serendah mungkin. Karena dekade berlalu bukankah seharusnya kita lebih baik dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan ini?

Setelah memahami pentingnya hutan bagi kehidupan kita dan seluruh makhluk bumi, sepatutnya kita mempertahankan area hutan agar tidak terus berkurang, apalagi akibat kebakaran. Kebakaran hutan ini merugikan bukan hanya karena total luas hutan yang berkurang namun juga karena dampak-dampak negatif lainnya. Tidak hanya untuk masyarakat yang ada di sekitar namun lebih luas lagi bagi kita semua baik itu ekologi, ekonomi, sosial, budaya, juga politik. Dampak tersebut antara lain adalah:


  • Munculnya kabut asap
Asap yang muncul akibat pembakaran sampah tetangga saja rasanya cukup menggangu, apalagi akibat terbakarnya ribuan hektare hutan yang jauh lebih luas. Pemadamannya pun membutuhkan usaha yang lebih besar, lama, dengan biaya yang tidak sedikit.  Mungkin masyarakat Sumatera bagian timur dan tengah lebih paham, bagaimana hari-hari dimana pandangan mereka terbatas dan udara yang dihirup terasa padat. Bahkan, kabut asap ini  pernah dikategorikan sebagai bencana nasional pada 2015 lalu.

  • Kematian flora dan fauna
Adanya kebakaran hutan akan mematikan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Tumbuhan yang tidak mungkin berpindah akan mati di tempat, akibatnya kita kekurangan penghasil oksigen dan penyerap karbon dioksida. Pemanasan global adalah efek selanjutnya. 

Sedangkan, binatang ada yang bisa menghindari apa, ada pula yang tidak. Mungkin mereka yang bisa berlari akan terhindar dari kobaran api, namun tempat tinggalnya sudah habis terbakar. Tanpa wilayah untuk ditinggali dan pasokan makanan untuk dikonsumsi, hewan-hewan ini juga akan lebih cepat mati. 


  • Polusi
Radius polutan yang menyebar di udara saat terjadinya kebakaran hutan bisa sangat luas. Contohnya kebakaran di Provinsi Riau bisa mengakibatkan polusi hingga ke Singapura dan Malaysia. Selain asap, juga ada polutan yang merugikan seperti karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya. Polusi udara, air, tanah, dan masih banyak lagi yang timbul akibat kebakaran hutan tersebut.

  • Mengganggu kesehatan

Adanya polutan di udara akibat pembakaran mengakibatkan banyak gangguan pada tubuh kita seperti iritasi selaput lendir yang ada pada mata, hidung, hingga tenggorokan, lalu sakit kepala, mual, ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), hinga penyakit ke paru-paru dan jantung. Tidak sedikit korban jiwa yang pernah dilaporkan akibat dari kesehatan yang terganggu saat kebakaran hutan terjadi.


  • Kerusakan tanah
Banyaknya tumbuhan yang hilang dari tanah menyebabkan tidak adanya penyerapan air yang mengalir sehingga terkikislah permukaan tanah yang dikenal dengan erosi tanah. Struktur tanah akibat kebakaran tersebut juga bisa mengalami kerusakan, ditambah jika organisme penyubur tanah juga ikut terbakar. Kasus terparah adalah kebakaran lahan gambut yang disengaja, parit-parit pengering tanah dibuat hingga tanah kering dan terbakar, akibatnya tanah tidak lagi subur. Penggunaan penyubur kimia berlebih justru akan memperparah kondisi tanah tersebut. 

  • Terganggunya aliran air

Dengan area pepohonan yang menipis, air yang awalnya tertahan oleh akar tumbuhan, sebagai cadangat air saat kemarau, akan mengalir begitu saja. Akibatnya terjadilah banjir. Jika genangan air tersebut terjadi pada tanah yang sudah erosi, sangat mungkin terjadi longsor. Pada wilayah sungai, sedimentasi akibat debu dan sisa pembakaran dapat mengendap yang mengakibatkan pendangkalan sungai tesebut. 

Di musim kemarau, air hujan yang harusnya tertahan oleh pepohonan di hutan, tidak lagi ada. Akibatnya, kekeringan. Banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Dua bencana yang kita hindari, namun sayanngnya tidak kita cegah penyebabnya terjadi.

 

Ilustrated Picture Edited by Canva

  • Pemanasan Global
Karbon dioksida dan gas-gas lain yang berkumpul di udara saat kebakaran hutan menyebabkan meningkatnya suhu bumi. dari data emisi yang dirilis KLHK, sektor kehutanan menjadi sekotar yang menyumbang emisi terbesar pada tahun 2015 dan 2019 lalu, dengan nilai mencapai 1,5 juta Gg C02 di tahun 2015 tersebut. Kebakaran menghasilkan karbon dioksida, pepohonan yang harsunya menyerap gas tersebut malah semakin sedikit jumlahnya. Apalagi kebakaran yang disengaja, gas-gas yang dihasilkan jauh lebih banyak dan berbahaya dibanding kebakaran hutan alami.  Zat tersebut, salah satunya karbon monoksida, mampu merobek lapisan ozon bumi. Efek lanjutannya, sinar ultraviolet masuk tanpa penghalang merusak tubuh kita, suhu bumi terus meninggi, es kutub mencair hingga bisa menenggelamkan daratan.

  • Potensi bencana alam yang mengancam kehidupan

Keseimbangan alam yang terganggu, cepat atau lambat juga akan 'mengganggu' kehidupan kita, bagaimana pun kita berusaha menghindarinya. Tanah longsor, banjir, kekeringan, naiknya permukaan laut adalah bencana yang sangat mungkin terjadi, bahkan sudah beberapa kali terjadi. Bencana itu terus berulang, sama dengan kebakaran hutan yang terus berulang seiring dengan ulah manusia yang sengaja membakar area perhutanan. Tidak berhenti disitu, masih banyak efek jangka panjangnya, antara lain terganggunya transportasi; menghambat kegiatan pertanian, perkebuan, peternakan, dsb; kurangnya pasokan makanan, terganggunya sumber penghasilan, menurunnya produktivitas serta kualitas hidup kita semua.


Penyebab dan Pencegahan

Setelah mengetahui dampak buruk kebakaran hutan diatas, pengendalian kebakaran hutan menjadi hal yang mendesak. Tidak bisa lagi ditawar. Cuaca semakin memanas, iklim terus berubah lebih buruk dari waktu ke waktu, tidak mungkin kita tetap melanggengkan kebakaran hutan dan lahan yang semakin memperburuk keadaan.

Mengatasi kebakaran hutan ini, bisa kita mulai dengan mempelajari apa saja faktor penyebabnya lalu melakukan pencegahan agar tidak kejadian. Faktor penyebab karhutla secara garis besar adalah faktor alam dan faktor ulah manusia. 

Faktor alam yang bisa menyebabkan karhutla antara lain adalah petir, yang melanda saat musim kemarau di area vegetasi kering; letusan vulkanik gunung berapi; musim kemarau dimana vegetasi kering yang mendorong kebakaran bahkan hanya dari daun yang bergesekan. Umumnya kebakaran dari faktor alam ini terjadi saat musim kemarau, dimana vegetasi tanah akan menjadi sangat kering. Munculnya setitik api dapat menjadi kebakaran besar dalam keadaan hutan yang rawan, ditambah pula dengan kondisi alam tertentu seperti gejala el nino, lahan gambut yang terdegradasi, hingga kondisi ekonsomi sosial masyarakat sekitar.

Dari banyaknya faktor alam tersebut, ada lebih banyak lagi ulah manusia yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan. Mulai dari pembakaran disengaja untuk keperluan pembukaan lahan; penebangan batang pohon dengan peralatan yang memicu api atau yang menyebabkan panas matahari langsung ke tanah yang kering diwaktu mendatang; pemburuan hewan yang menggunakan senjata api; perambahan hutan untuk berbagai keperluan seperti pakan ternak ataupun tempat tinggal; hingga aktivitas sederhana seperti api unggun ataupun sisa api dari puntungan rokok. Masyarakat secara luas harus menyadari bahwa aktivitas apapun yang dikerjakan dalam hutan, dapat berdampak besar untuk kehidupan banyak makhluk di sekitarnya. 


Ilustrated Picture


Dari sekian banyak penyebab tersebut, masyarakat dapat melakukan sejumlah cara untuk mencegah terjadinya peristiwa tersebut. Berikut hal-hal yang bisa kita lakukan #BersamaBergerakBerdaya untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan:


  • Penyuluhan kebakaran hutan di setiap desa sekitar kawasan hutan
Menginformasikan bahayanya kebakaran hutan, dampak yang ditimbulkan, dan aktivitas-aktivitas apa saja yang dapat memicu kebakaran tersebut. Perbanyak peringatn di area rawan. Lakukan sosialisasi secara berkala ke seluruh lapisan masyarakat. Hal paling penting yang perlu ditanamkan adalah kesadaran bahwa kehidupan masyarakat tidak akan bisa berlangsung baik dengan adanya hutan dan lahan yang terbakar.

  • Petugas terkait melakukan upaya yang serius dalam pencegahan, pemadaman, dan penanganan area pasca kebakaran

Upaya pencegahan dilakukan secara menyeluruh dengan menganalisa titik rawan kebakaran, melaksanakan patroli rutin, mendeteksi kebakaran sedini mungkin sebelum apinya semakin besar dan luas, serta melakukan sosialisasi pada seluruh pihak terkait. Dengan banyanya titik rawan api di Indonesia, pemantauan ketat oleh petugas merupakan hal sangat penting untuk dilakukan. Lakukan dengan mendirikan menara pengawas yang dilengkapi berbagai peralatan untuk bisa melihat dengan jarak pandang jauh, membuat pos jaga, menyediakan alarm yang bisa lebih cepat mengumpulkan massa untuk segera bertindak, menggunakan data satelit untuk pemantauan, serta menyediakan tempat penampungan air di wilayah terdekat titik-titik rawan. 

Saat terjadinya kebakaran, akan lebih mudah jika seluruh masyarakat yang sudah teredukasi dapat bekerja sama memadamkan api dengan peralatan memadai yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah api berhasil dipadamkan, masih banyak lagi pekerjaan yang perlu dilakukan, mulai dari sanksi pelanggaran yang menyebabkan kebakaran, lalu bersama-sama melakukan pembersihan hutan dan lahan sisa kebakaran, melakukan reboisasi, juga pengolahan tanah agar kembali subur dan dapat berfungsi kembali. 


  • Tidak melakukan pembakaran di area hutan

Langkah paling baik adalah menghindari pilihan membakar area dengan alasan apapun. Namun jika pembakaran harus dilakukan, pastikan untuk menyingkirkan apapun yang dapat menimbulkan potensi api membesar, lalu tunggui sampai api benar-benar padam.  Termasuk didalamnya agar tidak meninggalkan bekas api unggun dalam keadaan api menyala, dan tidak membuang puntung rokok ataupun sampah sembarangan.


  • Penanganan Tepat pada Lahan Gambut

Kasus kebakaran yang paling menjadi perhatian adalah kebakaran di lahan gambut, apalagi pada tahun 2015 dan 2019 lalu dengan 29% karhutla adalah lahan gambut. Hal ini disebabkan karena degradasi lahan gambut dapat mengeluarkan rata-rata 50 metrik ton C02 setiap tahunnya atau setara dengan membakar lebih dari enam ribu galon bensin. Pengeringan gambut ini, jika dilanjutkan dengan pembersihan lahan menggunakan api, tentu menghasilkan karbon dioksida yang lebih besar lagi, yang akibatnya mempercepat pemanasan global. Apalagi area gambut lebih susah dipadamkan akibat lapisan bahan organik di dalamnya, bahkan proses pemadaman bisa mencapai bulanan. Penanganan kebakaran lahan gambut harus dilakukan dengan teliti mulai dari upaya pencegahan degradasi lahan, memantau ketat area gambut rawan, hingga menyiapkan strategi terbaik jika terjadi kebakaran agar cepat teratasi.


Lestarikan Alam, Jaga Hutan

Ilustrated Picture Edited by Canva

Mungkin kita pernah berpikir, apa ada yang bisa kita lakukan sebagai warga yang tidak punya kewenangan dan juga masyarakat yang tidak bersentuhan langsung dengan area hutan. Jawabannya ada #UntukmuBumiku. Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai warga masyarakat untuk tetap melestarikan hutan, antara lain:


  • Ikut dalam aksi menanam pohon
Tidak masalah jika kita mulai dari lingkungan terkecil di rumah, akan ada pengaruhnya, apalagi ika dilakukan dalam skala besar, dalam jumlah yang banyak,dengan area yang luas. Bisa jadi bagian dalam gerakan penghijauan kembali area hutan atau reboisasi, dengan terjun langsung ke lapangan atau donasi rutin untuk mendukung kegiatan tersebut. 

  • Menjaga kebersihan hutan
Tidak membuang sampah, baik itu di area nonhutan apalagi di area hutannya langsung. Karena bagaimanapun tumpukan sampah akan berpengaruh pada kelangsungan hutan. Sampah bahan tertentu dapat memicu api, atau setidaknya memperparah saat terjadi kebakaran.  Tumpukan sampah harusnya diperlakukan sebagaimana mestinya, organik bisa langsung dikubur, anorganik bisa diolah ke bank sampah, jangan sampai membakarnya. Berkunjung ke hutan juga jangan merusak apapun yang ada di dalamnya, baik itu tumbuhan maupun hewan. 

  • Tidak melakukan penebangan sembarangan
Sebenarnya kita boleh saja memanfaatkan hasil hutan, kayu-kayu pohon yang ada di hutan boleh ditebang, dengan sistem bernama tebang pilih. Yakni hanya menebang pohon yang sudah mati, hampir mati, akan roboh, atau sudah cukup tua dengan pehitungan diameter dan tinggi tertentu. Setelah ditebang, lakukan kembali penanaman sehingga tidak membiarkan area tandus tanpa pepohonan. Metode ini dapat menyisakan 90% peohonan di hutan sehingga kebutuhan kita bisa terpenuhi dan hutan tetap lestari.

  • Upaya pelestarian flora dan fauna
Menjaga flora dan fauna di dalam hutan juga berarti turut menjaga kelestarian hutan itu sendiri. Karena hutan juga tidak bisa hidup tanpa makhluk-makhluk di dalamnya, misalkan organisme penyubur tanah, atau mamalia penyebar biji tumbuhan. Sekarang, melestarikan hutan bisa dilakukan dari rumah saja, baik itu menyebarluaskan fungsi vital hutan atau dengan donasi pada berbagai lembaga yang terjun langsung mendukung kelestarian hutan.  

  • Tidak konsumtif

Penebangan pohon juga pembukaan lahan, erat kaitannya dengan aktivitas manusia dalam proses produksi. Tidak ada produksi tanpa adanya konsumsi. Tidak perlu merambah hutan jika kebutuhan sudah cukup terpenuhi. Maka, mengendalikan permintaan, mengendalikan konsumerisme akan berpengaruh pada kelestarian hutan. Salah satunya misalkan, jika kita tidak perlu kertas, maka penjualan dan produksi kertas akan menurun, begitu juga dengan penebangan pohon yang menjadi sumber dayanya. Akan selalu ada produksi selama ada pembelian dari masyarakat. Dengan kesadaran ini, kita harus lebih bijak berkonsumsi, tahu apa kebutuhan diri, tidak ikut-ikutan membeli karena tren, murah, atau hanya karena merasa mampu. Karena mampu bukan berarti perlu. Konsumsi sesuai kebutuhan, lalu tanggung jawab hingga selesai. 


Baca Juga: Gaya Hidup Minimalis dalam Memenuhi Kebutuhan untuk Mengatasi Perubahan Iklim


Setiap kita harusnya sudahb sadar akan pentingnya hutan bagi kehidupan, namun melihat fakta bahwa kebakaran hutan dan lahan masih terus terjadi, ternyata tugas untuk menjaga hutan masih panjang. Tugas negara juga tugas kita semua untuk melestarikan apa yang masih tersisa, agar tetap bisa hutan menunjang kehidupan kita semua. Yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan!


Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_luas_wilayah_hutan
https://indonesia.go.id/ragam/keanekaragaman-hayati/ekonomi/anugerah-dari-hutan-indonesia#:~:text=Di%20hutan%20hujan%20tropis%20Indonesia,tumbuhan%20jenis%20flora%20di%20Indonesia.
https://lindungihutan.com/blog/daftar-hewan-endemik-hutan-hujan-tropis/
https://news.republika.co.id/berita/pfz6cr330/hutan-di-indonesia-terus-berkurang
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/12/21/luas-hutan-indonesia-berkurang-hampir-sejuta-hektare-dalam-5-tahun
https://bnpb.go.id/berita/99-penyebab-kebakaran-hutan-dan-lahan-adalah-ulah-manusia
https://data.kompas.id/data-detail/kompas_statistic/6491710d95db98031dbe3cb4#:~:text=Hasil%20pencatatan%20SiPongi%20Kementerian%20Lingkungan,517%20hektar%20dibandingkan%20pada%202015.
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dampak-karhutla-bagi-kesehatan-masyarakat
https://damkar.bandaacehkota.go.id/2020/07/19/17-cara-mencegah-kebakaran-hutan-dan-lahan/

Setidaknya ada delapan miliar orang di muka bumi saat ini. Meskipun kadang kita berkelompok berdasarkan ciri tertentu, namun kita semua tetaplah tiap individu yang berbeda-beda. Sehingga toleransi menjadi pondasi untuk kita bisa hidup damai dalam masyarakat. Ajaran toleransi dapat dikatakan sebagai ajaran kunci yang perlu kita tanamkan pada anak sejak dini. 


Ilustrated Picture


Tentang Toleransi

Kita bisa mengartikan toleransi sebagai sikap menghargai perbedaan orang lain dalam batas tertentu. Batas kebenaran dan kebaikan misalkan. KBBI mendefinisikan toleransi sebagai sikap toleran atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yang berbeda dengan pendirian sendiri. Perlu diingat bahwa ada batasan dalam menerima perbedaan tersebut, karena yang berbeda bisa diterima namun yang keliru tidak bisa dibiarkan.  

Pentingnya toleransi ini dapat mencegah berbagai tindakan yang mengatasnamakan kelompok tertentu. Dalam kasus berat, terorisme misalkan. Dengan adanya peringatan hari korban terorisme pada 21 Agustus dan peringatan hari korban kekerasan agama dan keyakinan pada 22 Agustus, menjadi catatan pada kita bahwa kasus-kasus memilukan tersebut bisa kita antisipasi dengan toleransi, menerima perbedaan sebagai bagian dari kehidupan kita.

Meskipun toleransi sering dikaitkan pada perbedaan keyakinan, namun sikap toleran tidak hanya terbatas pada perbedaan agama saja. Begitu juga pengajarannya, tidak hanya menerima keberadaan orang-orang yang berbeda agama serta praktik-praktik ibadah mereka saja, namun memahami lebih luas lagi bahwa kita semua memang diciptakan berbeda-beda, memiliki latar belakang dan lingkungan hidup berbeda, sehingga melahirkan pemikiran yang berbeda pula. Kita semua memang berbeda, namun bukan berarti tidak setara, sehingga tidak perlu merasa sebagai kelompok yang lebih superior dariapada kelompok yang lain. Terima perbedaan sebagai aksesoris dari setiap kita yang berkedudukan sejajar sebagai makhluk Tuhan. 

Pemahaman ini harusnya bisa mendorong kita pada kehidupan yang lebih damai, mencegah kita pada perilaku diskriminatif, rasisme, hingga radikalisme, lalu melahirkan sikap multikulturalisme. Inilah yang perlu kita ajarkan pada anak-anak yang akan hidup di masyarakat kelak. 


Mengajarkan Toleransi pada Anak

Ilustrated Picture

Hampir sama dengan berbagai isu lainnya, negara memang berperan penting dalam memupuk toleransi dalam kehidupan kita. Bagaimana kebijakan dan pemerintahan yang ada mampu melindungi hak setiap individu dalam menjalankan apa yang mereka yakini dalam batas tidak melanggar norma-norma yang ada; kemampuan untuk tegas pada pelanggaran-pelanggaran kebebasan, demokrasi, ataupun kejahatan rasial; sera menciptakan lingkungan yang melanggengkan kebebasan. Namun bukan berarti peran tersebbut hanya pada negara, karena kita sebagai orang tua tetaplah berperan sebagai penanggung jawab utama atas pendidikan anak-anak kita. 

Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk mengajarkan toleransi pada anak-anak ini?


  • Menjadi Teladan

Jadilah orang yang bisa menghargai perbedaan, yang melihat orang lain sama saja tidak peduli agamanya apa, keyakinannya bagaimana, sukunya apa, pilihan politiknya siapa. Biasakan saling tolong-menolong sesama manusia tanpa melihat label yang melekat pada diirnya, tidak memaksakan keyakinan yang kita miliki pada orang lain, tidak mencela ataupun merendahkan orang lain dan perbedaannya. Anak akan banyak melihat bagaimana kita berperilaku, sama dengan mereka akan mendengar kalimat yang kita ucapkan. Jadi sebelum ataupun sembari mengajarkan anak tentang toleransi, jadiah pribadi toleran. 


  • Latihan Toleransi dari Rumah

    Membiasakan demokrasi dalam keluarga juga dapat meningkatkan toleransi anak, menyadarkan mereka bahwa perbedaan itu hal biasa. Apa yang tepat menurut kita bisa jadi kurang tepat untuk orang lain, begitu juga sebaliknya. Beri anak pilihan (dalam batas yang kita kehendaki) lalu beri mereka kesempatan memilih. Ini akan melatih anak untuk berpendapat dan berekspresi. 

    Selain itu, latih anak untuk bisa berempati pada orang lain, untuk mengkhawatirkan anggota keluarganya, untuk ikut cemas saat adik terjatuh, untuk merasa kesal saat ada yang mengganggu kakak. Bukan malah menertawakan orang yang kesakitan. Lalu, latih mereka untuk saling menolong, berempati dan menuangkannya dalam tindakan. 


    Baca Juga: Kompasiana - Pengalaman Muslim Minoritas: Berbeda, tapi Tetap Saudara


    • Mengajarkan tentang Kesetaraan

    Semua ciptaan Tuhan itu sama baiknya, termasuk seluruh pemberian fisik seperti warna kulit, bentuk anggota tubuh, model rambut, dll. Kita semua lahir dalam kondisi yang berbeda-beda, ada yang  sama dengan orang kebanyakan bisa kita sebut normal, ada pula yang dalam kondisi sedikit berbeda bisa kita sebut khusus. Tidak apa, semua sama baiknya. 

    Kesetaraan ini memang bukan terbatas pada agama atau kepercayaan, tapi juga untuk menghormati  kondisi fisik, pilihan hidup, pemikiran, minat, hobi, kemampuan, yang dimiliki orang lain. Termasuk juga didalamnya soal kesetaraan gender, biasakan tidak mengelompokkan hanya berdasarkan warna atau jenis permainan. Tidak ada masalahnya anak laki-laki suka bunga atau anak perempuan bermain bola. Itu sama-sama media untuk mereka bereskplorasi dan belajar.

    Ilustrated Picture

    • Ajarkan Anak Fakta Apa Adanya

    Anak tahu baik buruk benar salah dan berbagai penilaian lainnya itu ya dari kita sebagai orang tuanya. Anak tidak akan pernah sampai pada kesimpulan kalau putih itu lebih bagus jika kita tidak terus menggemakan hitam dengan nada merendahkan. Ajar anak untuk melihat fakta apa adanya tanpa tambahan penghakiman lebih bagus atau lebih buruk, apalagi pada kondisi fisik yang memang sudah anugerah dari Tuhan. 

    Kita ambil contoh paling umum, warna kulit. Kulit putih itu bagus, begitu juga kulit coklat ataupun hitam. Kulit berwarna terang itu sama bagusnya dengan kulit berwarna gelap. Rambut lurus juga sama saja bagusnya dengan rambut keriting ataupun model botak. Kulitku coklat, rambutku botak, memang benar, tidak apa. Kulit dia putih, rambutnya lurus panjang, betul juga, tidak apa. Sudah, cukup sampai data apa adanya itu saja tanpa perlu ditambahkan dengan kata lebih bagus atau lebih buruk. Tanpa perlu disampaikan dengan nada merendahkan ataupun menyanjung salah satunya. Kulit kita semua sama bagusnya, syukuri apa yang sudah diberi.

    Masih tentang kulit, jangan melarang anak bermain panas-panasan dengan alasan takut kulit hitam. Karena tidak ada yang perlu ditakutkan dari kulit hitam. Bermain panas-panasan bisa membuat sakit kepala atau kulit pedih kemerahan. Benar, ini juga akan selaras dengan pengajaran tentang self love. Menerima apa adanya, biarkan anak memutuskan mana yang ia lebih suka tanpa memusingkan standar sosial kita, 

     

    • Menghargai Diri Sendiri

    Penerimaan diri sendiri menjadi hal yang juga penting dalam toleransi. Perasaan menyayangi, menerima, menghargai diri sendiri karena orang yang menghormati dirinya sendiri akan mampu menghargai dan menghormati orang lain. 

    Ajaran ini bisa dimulai dengan orang tua yang menghargai anak, tidak mencela mereka, apapun bentuk tubuhnya, tidak merendahkan mereka apapun kesukaan mereka, tidak tertawa pada kesulitan atau kesakitan yang mereka alami. Kita juga perlu menjadi teladan sebagai orang yang menyayangi diri sendiri, yang tidak mengeluhkan apa yang tubuh kita punya di depan anak-anak. Tidak menormalisasi tindakan merendahkan, kalimat ejekan, apalagi pembullyan apapun bentuknya, bagaimanapun salah satu pihak mengklaim keseruannya. Sehingga mereka terbiasa berada dalam lingkungan yang memang menghargai diri masing-masing dan saling menghargai orang lainnya.


    • Ajak Anak Terlibat Langsung

    Anak yang hanya melihat lingkungan sama hanya terpapar dengan informasi seragam, apalagi anak yang hidup di lingkungan mayoritas. Untuk belajar toleransi, beri anak kesempatan untuk melihat perbedaan. Menyaksikan langsung aktivitas kepercayaan lain, menonton pertunjukan perbedaan dalam festival budaya, hidup atau liburan di tempat dengan bahasa dan kebiasaan yang berbeda, hingga bergabung dalam sekolah atau komunitas inklusi. 

    Tidak lupa, selalu sampaikan dalam cerita sederhana yang disesuaikan dengan usia anak. Jangan hanya bawa anak menyaksikan lalu tidak diberi penjelasan apa-apa. Misalkan pengenalan tentang agama, masuk dari pengenalan nabi dan rasul. Sebagai muslim kita mengimani mereka semua, lalu ceritakan tentang ajaran yang mereka bawa, yang membuahkan keyakinan lain, agama lain, dengan kitab-kitab lain. Penting untuk kita sabar dalam memuaskan rasa penasaran mereka. 


    • Media Permainan dan Pembelajaran yang Mendukung Toleransi

    Sekarang ada banyak alat untuk menjadi media permainan sekaligus pembelajaran anak, maka kita perlu benar-benar memilah mana yang mendukung toleransi mana yang justru menekannya. Beri anak permainan yang sesuai dengan value yang kita inginkan. 

    Dari permainan tradisional misalkan, jelaskan pada anak sejarah singkatnya. Dari pentas seni, jelaskan ada banyak sekali ragam pakaian adat di negara ini bahkan di dunia ini. Dari buku, yang sarat nilai tentang perbedaan dan toleransi, hingga dari berbagai video singkat yang mudah mereka temui. 


    Pembicaraan tentang toleransi ini akan membawa kita pada banyak isu tentang kebebasan pilihan setiap orang. Namun penting untuk diingat bahwa toleransi itu membiarkan pilihan orang lain dalam koridor yang tepat. Toleransi tidak berarti menerima atau memaklumi segala tindakan orang lain. Perilaku yang menyimpang, tindakan yang salah, kalimat yang tidak baik, tentu tidak bisa dibiarkan. Perkara salah tetaplah salah, tidak perlu ada pemakluman apalagi toleransi pada urusan yang keliru. 



    Salam, Nasha. 

    Punya anak-anak ini rasanya tiap akhir pekan langsung memutar otak mau ajak mereka ke mana lagi ya? Kalau dalam kota, selain ke taman paling ke mall, opsinya apa lagi? Coba perpustakaan yuk! Supaya anak juga semakin terpapar buku, jadi bisa meningkatkan minat baca mereka juga. Apalagi perpustakaannya juga dilengkapi dengan area anak, jadi makin betah, deh!



    Sebagai warga yang domisili di sekitaran Solo, akhir pekan kali ini kami mencoba berkunjung ke Perpustakaan Kota Surakarta yang berlokasi di Jl. Hasanuddin No. 112, Punggawan, Banjarsari. Dari informasi yang tertera di gedungnya, perpustakaan ini buka Hari Senin sampai Minggu dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore, kecuali hari Jumat yang tutup lebih cepat yaitu jam setengah 4. 


    Memasuki gedung, kita akan disuguhkan dengan jejeran kendaraan yang disebut dengan perpustakaan keliling. Meskipun suasananya sama saja dengan berbagai kantor pemerintahan lainnya, namun kehadiran kendaraan ini membawa optimisme pada awalnya. Bahwa setidaknya ada perangkat yang memang disiapkan untuk meningkatkan literasi warga. 


    Gedung perpustakaan ini sendiri terdiri dari tiga lantai, dengan pembagian ruangan-ruangan yang cukup lengkap dan toitlet di masing-masing lantai. Ada area kreasi anak di lantai satu, ada ruang berbagai buku di lantai dua, hingga ruang pertemuan dan laktasi di lantai tiga. Tiap lantai dapat dikunjungi dengan lift yang tersedia di tengah gedung yang dilengkapi juga dengan AC untuk menambah kenyamanan pengunjung. Kami hanya berkunjung ke lantai dua untuk melihat koleksi buku dan lantai satu di area anak.

    Untuk koleksi buku, jika dijumlah tentu saja ada banyak. Ada berbagai jenis buku mulai dari koran, buku pengetahuan, hingga novel-novel fiksi. Namun sayang sekali tampak tidak terawat. Saya bingung jika harus memilih buku di rak-rak yang tersedia. Sejauh melihat, buku yang ada juga bukan buku-buku keluaran terbaru.


    Kita bisa membaca buku-buku tersebut di sini atau bisa membawa pulang selama tujuh hari, jika sudah menjadi anggota. Sayangnya lagi, untuk menjadi anggota perpustakaan kota ini hanya diperbolehkan untuk pemilik KTP Surakarta saja.


    Selanjutnya, kami menuju ke ruang kreasi anak. Mungkin karena masih pagi, belum ada pengunjung sekitar pukul 10. Sehingga saat kai masuk, petugas baru menyalakan AC dan membereskan beberapa mainan yang berserakan. Tidak masalah dengan AC, namun lagi-lagi ini disayangkan karena ruang anak ini juga tampak tidak terawat. Mainan yang disedakan tidak semua berfungsi baik, yang ditumpuk saja di pojok ruangan. Jika bisa dijelaskan, dalam suatu ruangan persegi empat, disebelah kiri ada trampolin, disebelah kanan ada meja administrasi. Setelah trampolin, disediakan meja dan aneka permainan seperti balok kayu. Lalu di pojoknya ada berbagai mainan seperi puzzle yang ditumpuk dalam keranjang dan ditutupi dengan meja bundar. Di sisi seberangnya, setelah meja ada sekitar tiga atau empat rak buku yang berisi berbagai buku, tidak tau pengelompokannya bagaimana karena label dan jajaran buku dibawahnya tidak tampak selaras. Di pojoknya juga ada tumpukan berbagai buku dan mainan yang tertutup oleh semacam papan. Bisa dilihat di cover image. Lurus dari pintu, terletak rak buku cukup tinggi dan padat diikuti dengan meja kecil dan kursi berwarna warni.


    Tidak lengkap rasanya berkunjung ke suatu tempat, tanpa melihat bagaimana toiletnya, apalagi jika pergi bersama anak-anak. jadilah kami buang air ke toilet di lantai dua, yang jika ditanya saya akan memilih toilet lain. Airnya mengalir cukup, tidak berbau juga, namun juga tidak bisa dibilang bersih rapi. Lega saat tahu ada toilet lain di dalam masjid tepat di seberang gedung, sehingga bisa menjadi pilihan yang terbukti lebih baik.



    Kesimpulan


    Perpustakaan ini tampaknya bisa menjadi alternatif liburan akhir pekan, dengan beberapa catatan. Banyak aspek yang perlu dibenahi, mulai dari perawatan buku-buku itu sendiri, baru dilanjutkan ke penataan ruang-ruang lainnya. Saya sendiri mungkin akan kembali berkunjung, sebatas untuk membawa anak-anak ini ke area dengan banyak pilihan buku agar tidak bosan di rumah juga. Apalagi kunjungan ini juga tanpa biaya, jadi ya bolehlah sebagai opsi karena nothing to lose juga. Tidak perlu berharap banyak, dengan buku yang apik dan terbaru misalkan. Lalu, pastikan untuk ke toilet terlebih dahulu dan memilih masjid di seberang untuk melaksanakan sholat. Kedepannya, kita bisa terus berharap agar pihak-pihak yang bertanggung jawab bisa sungguh-sungguh dalam pengelolaan perpustakaan, agar bukan sebatas ada namun juga memberi manfaat pada warga. 



    Salam, Nasha

    Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

    Kenalan Dulu, yuk!

    Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
    PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

    Follow @salamnasha

    POPULAR POSTS

    • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
    • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
    • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
    • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!
    • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

    Hubungi Aku di sini

    Nama

    Email *

    Pesan *

    Advertisement

    Label

    family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

    Daftar Tulisan

    • ►  2025 (21)
      • ►  Mei 2025 (2)
      • ►  April 2025 (5)
      • ►  Maret 2025 (4)
      • ►  Februari 2025 (5)
      • ►  Januari 2025 (5)
    • ►  2024 (41)
      • ►  Oktober 2024 (4)
      • ►  September 2024 (8)
      • ►  Agustus 2024 (5)
      • ►  Juli 2024 (5)
      • ►  Mei 2024 (5)
      • ►  April 2024 (3)
      • ►  Maret 2024 (5)
      • ►  Februari 2024 (3)
      • ►  Januari 2024 (3)
    • ▼  2023 (117)
      • ►  Desember 2023 (10)
      • ►  November 2023 (10)
      • ►  Oktober 2023 (10)
      • ►  September 2023 (10)
      • ▼  Agustus 2023 (10)
        • Review Menspad Yuspin, Nadnad, Baby OZ; Pembalut K...
        • Bergerak Serempak Tekan Kebakaran Hutan dan Lahan ...
        • Mengajarkan Toleransi pada Anak untuk Hidup Damai ...
        • Berkunjung ke Perpustakaan Kota Surakarta untuk La...
        • 13+ Tanaman Pembasmi Polutan untuk Atasi Polusi da...
        • Rekomendasi Air Purifier Ratusan Ribu, Ampuh Tumpa...
        • Bagaimana Kerja Sama Guru dan Orang Tua untuk Perk...
        • Rekomendasi Kado Lahiran Newborn untuk Keluarga Le...
        • Mengenal Legenda Inyiak Balang, dalam Rangka Ulang...
        • Kaum Overthinking, Ayo Gerakkan Badan untuk Alihka...
      • ►  Juli 2023 (10)
      • ►  Juni 2023 (11)
      • ►  Mei 2023 (12)
      • ►  April 2023 (8)
      • ►  Maret 2023 (10)
      • ►  Februari 2023 (8)
      • ►  Januari 2023 (8)
    • ►  2022 (31)
      • ►  Desember 2022 (6)
      • ►  November 2022 (3)
      • ►  Oktober 2022 (4)
      • ►  September 2022 (3)
      • ►  Agustus 2022 (1)
      • ►  Juli 2022 (2)
      • ►  Juni 2022 (3)
      • ►  Mei 2022 (1)
      • ►  April 2022 (2)
      • ►  Maret 2022 (1)
      • ►  Februari 2022 (3)
      • ►  Januari 2022 (2)
    • ►  2020 (13)
      • ►  Desember 2020 (1)
      • ►  November 2020 (1)
      • ►  Oktober 2020 (1)
      • ►  Agustus 2020 (1)
      • ►  Juli 2020 (1)
      • ►  Juni 2020 (1)
      • ►  Mei 2020 (1)
      • ►  April 2020 (1)
      • ►  Maret 2020 (2)
      • ►  Februari 2020 (2)
      • ►  Januari 2020 (1)
    • ►  2019 (6)
      • ►  September 2019 (1)
      • ►  April 2019 (1)
      • ►  Maret 2019 (1)
      • ►  Januari 2019 (3)
    • ►  2018 (5)
      • ►  Desember 2018 (1)
      • ►  November 2018 (4)

    BloggerHub Indonesia

    Tulisanku Lainnya

    Kompasiana Kumparan

    Popular Posts

    • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
    • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
    • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
    • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
    • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

    Trending Articles

    • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
    • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
    • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
    • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!
    • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)

    Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes