2021 Love pt.2 Pengalaman Merawat Gigi (Odontektomi, PSA, Gigi Tiruan Lepasan dan Cekat)

Kalau gigi tentu saja bermula karena keluhan rasa sakit gigi yang udah mengganggu. Sakit aja baru ke dokter gigi :’) Perjalanan perawatan gigi ini mencakup odontektomi (pencabutan gigi bungsu), perawatan saluran akar (PSA), pembuatan gigi tiruan lepasan, dan pembuatan gigi tiruan cekat, dengan lebih dari sepuluh kali kunjungan dan biaya yang juga lebih dari sepuluh :')


Ceritanya gini.. inget kan, kalau referensi kesehatanku sudah ke rumah sakit yang itu.. Jadi pas udah diniatkan ke dokter gigi langsung cek dokter available disana. Daftar, datang deh.

Dokter Gigi Umum di Rumah Sakit 'yang itu'

Ke dokter gigi umum dulu. Konsul, terus diperiksa, katanya ada gigi bungsu (gigi geraham paling belakang yang tumbuh terakhir biasanya sat kita udah lebih dari 17 tahun), yg tumbuhnya miring jd ganggu geraham disampingnya. Nah untuk tindakan pencabutan itu harus sama dokter gigi spesialis bedah mulut yang gelarnya gini drg.,Sp.BM.

Terus dokternya juga nyaranin untk rontgen panoramic dulu biar tar k drg.,Sp.BM nya udah bawa bahan. Jadi ini tuh rontgen untuk lihat keseluruhan gigi kita, pelayanannya di bagian radiologi terus disuruh berdiri aja gitu gigitin alat nah si 'kamera'nya ini yang bakal muter buat 'foto' gigi kita itu. Jadi makin jelas terlihatlah susunan gigi ku yang sudah tidak lengkap lagi itu. Keliatan juga tuh si gigi bungsu yang miringnya.

rontgen gigi

Kunjungan Pertama ke Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut 

Sampailah hari dimana aku ketemu sama drg.,Sp.BM. Konsul kan, bawa hasil rontgen itu juga. Bener nih ternyata gigi bungsu bawahnya miring keduanya. Nah, yang atas udah gak ada nih, dimana aku baru tau kalau dulu pas behelen masa remaja itu yang dicabut gigi bungsu atas ternyata. Dari keluhan dan pemeriksaan aku itu, dokternya saranin untuk cabut gigi bungsunya sekalian cabut gigi geraham yang sakit itu aja. Kira-kira dokternya bilang, udahlah bermasalah daripada gimana-gimana gitu cabut aja. Dah, aku mah apa iya-iya aja. Belum tau aja kalau cabut gigi dan mau tetep makan kan giginya mesti diganti. Eh tapi ternyata gak bisa tindakan langsung hari itu, karena kebijakan RS harus swab dulu sebelum tindakan bedah. Terus dikasih obat juga untuk diminum sebelum tindakan. Bikin janji lagi deh lusanya.

Keluar dari ruangan dokter itu, aku langsung memanfaatkan kenalanku untuk konsul cuma-cuma (the perks of having dentist friend B-)) Kalau menurut dia setelah aku kirimin foto hasil rontgennya, mending dipertahanin aja sayang kalau langsung cabut padahal giginya juga masih ada. 

Sambil nunggu obat, mulailah aku googling ya.. karena gak pingin terlihat jompo yang mesti bongkar pasang gigi, carinya tentang gigi palsu permanen alias gigi tiruan cekat.. implan gigi..

Eh..
shock biaya gigi 

Biayanya tuh segini??!!
menangis perawatan gigi


Aku langsung takbiran. Baru deh sadar. Abis itu mulai ambil obat sambil merenung, jalan di selasar dengan gontai, terus duduk dulu di lobby sambil menahan derai air mata..  

Belum the end nih ceritanya, masih ada sisa-sisa semangat yang ntah darimana. Ya darimana lagi kalau bukan dari rasa sakit.

Tindakan Odontektomi oleh drg. Sp.BM

Akhirnya Hari-H tindakan tiba, cabut deh tu gigi bungsunya, yang kanan. Minum obat terus swab antigen dulu sik. Dokternya masih nanyain nih, mau cabut gigi bungsu doang apa gigi geraham yang sakit ini biar sekalian. Aku yang udah tau biaya implan gigi tentu aja jawab cabut gigi bungsu doang. Buset. 
Nah, proses cabutnya dengan bahasa awam yang sanagt disederhanakan tu kira-kira gini, gusi sedikit dibelah trus diambil giginya terus dijahit deh tu gusi yang tadi. Pasca tindakan sih kemungkinan besar bakal sariawan ya, katanya olesin madu aja, tp kalau pingin lebih cepet pake Minosep (rekomendasi temenku) 

Kirain cabut gigi ini tuh kaya yg sebelum-sebelumnyanya jg kan (sudah beberapa kali aku mah, gigi bungsu atas juga kan) tp kagetnya pas bayar :’)
Mau nangis jg gak bisa balikin duit aku.

Baru deh mulai baca-baca soal cabut geraham bungsu ini atau istilahnya odontektomi. Oh range harganya emang bikin sesak napas. Tp dulu aku cabut kedua geraham bungsu atas kok gak sampe nangis ya, apa karena dulu yang bayar bukan aku melainkan orang tuaku? Sudahlah. 

Kunjungan Rujukan ke Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi (drg.,Sp.KG)

Buat geraham yang sakit tadi aku dirujuk lagi ke spesialis lain, baru tau nih banyak macam spesialis dokter gigi. Kali ini, untuk perawatan gigi dirujuk ke spesialis konservasi gigi atau nulisnya drg.,Sp.KG. Masih di RS yang sama dong, seminggu kemudian aku bertemu dengan dokternya. Eh, disana dikasih opsi cabut juga masa. Loh, bukannya harusnya dokternya optimis dengan perawatan ya, karena spesialisasinya itu? Aku mah kalau tidak tau harga jg yaudah hilangkan saja dok daripada menyakiti begini. Tapi kan kalau dicabut trus mesti bikin gigi, yang bukan hanya menyakiti dompetku tapi juga menghilangkannya sekalian. Trus dokternya jelasin tentang kemungkinan perawatan saluran akar (PSA), dimana aku mesti bolak balik perawatan dengan kisaran harga tertentu. Yaudah aku udah ok, karena emang tau perawatn gigi gak bisa sekali langsung sembuh kan.

Baru deh dokternya coba cek, oh kalau gini coba kita tambal dulu aja ya. Tambal sementara, terus kalau gak ada keluhan seminggu kemudian ditambal permanen. Aku mah manut aja kan meski rada bingung gak jadi PSA tapi yaudahlah good news ya ini aku anggap. Jadi, sudahlah aku pikir kelar dengan ditambal ini (dua kali kunjungan untuk tambal sementara dan tambal permanen)

Eh gak sampe sebulan tambal udah sakit lagi dong.

Ganti Pusat Pengobatan (RS to Klinik Gigi)

Disini aku memutuskan, mending cari pihak ketiga. Lelah aku mah bolak balik RS gini terus, kejadian ini bikin nambah list kekecewaan aku aja, mending cari tempat pengobatan lain. Sebelumnya juga pernah aku ke dokter lain ya yang konsulnya gak sampe durasi 1 lagu. Dulu aku pikir di RS ini semuaa dokternya akan memuaskan aku. Ternyata nggak. Apalagi yang gigi ini. Pertimbangan medisnya pasti ada ya, tapi sebagai pasien aku nangkepnya kan gini, kalau aku mesti perawatan gigi itu, berarti penambalan kemarin sia-sia aja dong, gak sampe sebulan loh melayang sudah rupiah yang kubayarkan itu. Dan agak aneh aja dengan opsi cabut kalau giginya masih kelihatan baik, bisa dirawat, tapi dikasih opsi cabut. 
Yaudah itu kan pendapat aku, jadinya aku carilah pihak ketiga.

Darimana? Googling dong.

Ketemulah klinik gigi yang reviewnya bintang 5, komennya luar biasa, dan gak jauh dari rumahku. Waw. Perfect ya. Eh satu lagi yang aku suka, karena reservasinya per jam gitu, jadi bukan nungguan nomer antrian kaya RS. Jadi gak bakal rame-ramean antri gitu kan, dan gak perlu luangin terlalu banyak waktu juga tanpa bayangan kelarnya kapan.

Coba deh aku kesana.

Kunjungan Pertama ke Klinik Gigi - Cetak Gigi Tiruan Lepasan

Aku konsul pertama kali sekitar setengah jam. Gak ada tindakan apa-apa loh itu, cuma konsul masalah gigiku yang buanyak itu. Dokternya jawabin pertanyaan-pertanyaanku dengan sabar, telaten, dan gampang dimengerti. Jadi penjabaranya gini, geraham yang sakit mesti PSA (yang dirujuk ke dokter lain di klinik itu), lalu geraham depannya harus diganti (disarankan yang permanen supaya kuat), dan gigi atas ku yang sudah tiada ntah dari kapan itu bisa diisi dengan gigi tiruan lepasan aja, terakhir ya cabut geraham bungsu yang kiri.

Nah, yang bisa diangsur kerjain saat itu, dengan dokter itu, adalah bikin cetakan gigi tiruan lepasan geraham atas. Dengan penjabaran yang jelas gitu, aku mah hayuk aja. Bismillah.

Terus, minggu depannya aku balik lagi buat PSA yang geraham belakang sekalian pasang si gigi tiruan lepasan yang dicetak tadi. Pemasangan gigi tiruan ini juga gampang kok, ya meskipun awal-awal ada perasaan, eh udah jompo aja nih pake gigi palsu, tapi yaudahlah ya yang penting sehat. Terus mungkin dokternya akan mengurangi sedikit-sedikit kalau dirasa terlalu 'ketat'. Awal-awal pake emang gak nyaman banget, mana gusi ku juga sempat lecet. Tapi ya aku kan tidak menyerah. Lama-lama ya bisa dipake makan pelan-pelan yang lembut-lembut, eh sekarang mah hajar bae makan kerupuk juga lanjut meskipun yhaa namanya juga gigi tiruan.

Untuk perawatan lanjutannya sih, cuma dilepas lalu dibersihkan setiap malam sama sabun (bukan pasta gigi ya!), dan direndam dengan air minum.

PSA (Perawatan Saluran Akar)

Diartikan sebagai prosedur yang bertujuan untuk mengatasi kerusakan pada rongga gigi, serta mengobati infeksi dan pembusukan pada daerah tersebut. (sumber: disini)

Aku juga baru tau tentang PSA ini ya, padahal kalau dari rontgen panoramic ku, gigi atas sebelumnya juga udah pernah PSA loh. Gak tau ini kapan, gimana, dan biayanya berapa (bukan aku yg bayar berarti ;D)

Total untuk aku menyelesaikan PSA ini adalah tiga kali. Kalau yang aku tangkep sih, prosesnya itu pembersihan saluran akar dari segala kotoran dan bakteri, pengobatan, pengisian, terus tutup dengan tambal deh. Nah, karena gigi geraham di depannya ini juga udah gak ada, dokternya menyarankan untuk bikin bridge aja. Jadi, aku skip bagian penambalan ini.

Dental Bridge

Adalah perawatan medis yang mengisi ruang atau celah di antara gigi atau mengisi gigi yang hilang.
Tenang, aku juga baru tau kalau ada yang namanya dental bridge ini kok ;) intinya mah, ini salah satu opsi gigi tiruan cekat (permanen) selain implan ya.

Waktu proses PSA lalu, dokternya udah menyarankan untuk mengganti gigi geraham disamping yang di PSA ini. Karena akan rentan buat si geraham kalau cuma berdiri sendiri. Secara umu, opsi gigi tiruan itu ada dua, yaitu gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat. Untuk yang cekat sendiri, ada dua pilihan yaitu dental bridge dan dental implan.

Untuk case aku ini, dokternya menyarankan untuk yang permanen supaya kuat sebagai geraham dan pake yg dental bridge aja supaya sekalian bisa 'menutup' geraham di sampingnya. Prosesnya lebih singkat, dan harganya juga lebih terjangkau daripada implan. Aku mah harga gak masalah, asalkan murah ;)

Akhirnya aku ke klinik untuk penyelesaian perawatan gigi geraham ini. Jadi ya kalau pasien lain akan ditambal, aku bikin cetakan untuk dental bridge ini.

Setelah cetak, tinggal tunggu dikabarin jadinya deh, sekitar 2 minggu. Pemasangan (insersi) bridge ini juga gak ribet dan gak sakit kok. Setelah insersi, ada kontrol pemakaian seminggu kemudian. Awal-awal itu rasanya emang kurang nyaman dan gampang ngilu apalagi kalau kena makanan terlalu panas/dingin, terus juga rada nyeri dipake makan yang keras/alot, tapi lama kelamaan ya biasa aja. Udah adaptasi.

Nah, untuk perawatan lanjutannya, disarankan untuk cek gigi berkala minimal enam bulan sekali ya, sikat gigi dua kali sehari, dan pakai dental floss pick untuk membersihkan area-area yang gak terjangkau sama sikat gigi. Aku pake udah sekitar satu bulan nih dan gak ada keluhan, mudah-mudahan gak ada keluhan juga untuk dekade mendatang ya (iya, aku mah optimis ;))

Oh ya, untuk perbandingan antara gigi tiruan cekat (bridge) dan lepasan yang aku pake ini, tentu lebih nyaman yang dental bridge ya. Gak berasa ganjel apa gimana, bahkan kadang lupa kalau ini cuma gigi tiruan. Ya kembali lagi, ada harga ada rupa :')

  • Odontektomi (lagi)
Setelah merasa nyaman dengan dental bridge (deretan kanan) aku memutuskan untuk reservasi odontektomi untuk gigi bungsu yang kiri. Karena setelah odontektomi biasanya akan susah makan gara-gara sariawan di bagian yang dicabut atau ya awal-awal susah aja gitu mulutnya dibuka :')

Nah, kondisi gigi geraham bungsu yang ini tu tumbuh miring juga tapi hilang tenggelam di gusi, jadi gak keliahatan. Maka, prosesinya jadi lebih susah ya (kayanya).

Ternyata bener! Pengerjaan untuk kasusku ini sekitar 2 jam. Waw! Tapi ya bukan berarti juga buka mulut terus dua jam, tetap ada break lah berapa menit sekali. Prosedurnya sih hampir sama kaya sebelumnya, dibius lokal dulu terus gusinya dibuka lalu giginya diambil. Cuma karena ini case spesial, jadi pengambilan giginya yang rumit. Dibagi jadi empat dulu tuh gigi sampai akhirnya clear.

Pulang-pulang aku dioleh-olehin sekantong obat, ada antibiotik juga, dan jadi mingkem mulu nih. Mudah-mudahan gak sariawan ya! Semingguan lagi, jadwal kontrol mudah-mudahan gak ada masalah!
*Sejauh ini gak sariawan ya, tp ternyata gigi bengkak! Duh, doanya kurang lengkap ;D

Cabut Gigi Bungsu Toilet Selfie Before-After, because why-not Cabut Gigi Bungsu

 
Disudahi dulu perjalanan perawatan gigi-ku ini. Mudah-mudahan gak ada lanjutannya ya, selain kontrol berkala doang. Sekarang kalau mau panoramic bakal kelihatan kali ya gigi ku udah lengkap semua (tanpa gigi bungsu) Wow! Makasih Ya Allah. Sujud syukur :")

Oh ya, kalau ada yang mau ditanya-tanya, boleh lo ;)

Salam, Nasha.





0 Comentarios

Mau nanya atau sharing, bisa disini!