Mengenal 15+ Manfaat Bermain Puzzle dan Tahapan Jenisnya Sesuai Usia Perkembangan Anak

Bermain puzzle mungkin sudah tidak asing lagi sebagai salah satu aktivitas anak. Namun, untuk mendapatkan manfaat baiknya, kita perlu memahami terlebih dahulu jenis-jenis puzzle, sehingga bisa memberi puzzle yang seusai dengan tahap perkembangan dan usia anak.  

puzzle untuk anak

Puzzle

Puzzle termasuk jenis permainan edukatif yang prosesnya bisa mengasah kemampuan kognitif siapapun yang bermain baik anak-anak maupun dewasa. Iya, puzzle termasuk jenis permainan yang bisa dimainkan oleh segala usia, karena ada banyak sekali jens puzzle yang dapat kita temui. Bukan hanya untuk kemampuan otak, puzzle juga bisa digunakan sebagai sarana melatih kesabaran, media melatih motorik halus dan koordinasi antara mata dan tangan.

Sebenarnya kata puzzle merujuk bukan hanya pada potongan bentuk gambar yang disatukan, namun lebih luas lagi termasuk juga sudoku dan tetris kubus. Jigsaw puzzle yang paling kita kenal sebagai puzzle berawal dari potongan gambar peta yang disusun berdasarkan garis wilayah oleh John Spilsbury warga asal Inggris. Barulah kemudian gambar peta diganti menjadi gambar-gambar yang lebih sederhana sampai ke lukisan-lukisan. Hingga pada tahun 1930-an permainan puzzle menjadi sangat populer khususnya di Amerika. Ternyata puzzle punya sejarah yang cukup panjang ya. Seiring berjalannya waktu, permainan ini terus digemari dan dikembangkan, bahkan sekarang kita bisa dengan mudah membuat personal puzzle juga, lo!

Permanan ini bisa bertahan berabad-abad karena prosesnya yang menantang dan dinilai efektif dalam melatih konsentrasi, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, berpikir kreatif, hingga kepercayaan diri. Permainannya seru, manfaatnya banyak baik saat melakukan maupun setelah sering dikerjakan, tentu saja permainan ini berumur panjang.


Manfaat Puzzle

Bila dijabarkan, manfaat yang bisa kita ambil dari rutin bermian puzzle, khususnya bagi anak-anak adalah:

  • Melatih daya ingat

Anak perlu menggunakan memori tentang gambar yang direncanakan saat bermain puzzle. Lalu mereka akan menganalisis potongan gambar tersebut dan menyusunnya berurutan berdasarkan pola yang mereka ingat.

  • Latihan motorik halus

Memainkan puzzle harus teliti menggunakan jari-jari, mulai dari memilah diantara banyak potongan, lalu mengambil, membalikkan, memutar arah, hingga menempatkannya tepat di tempat seharusnya. Ini akan menguatkan jari-jari mereka

  • Latihan koordinasi mata dan tangan

Koordinasi ini penting dalam permainan puzzle dimana anak akan mengirimkan informasi dari mata ke otak yang diteruskan ke tangan. Latihan seperti ini penting dalam tahap pre-writing anak. 

  • Merangsang kemampuan problem solving

Melalui permainan puzzle, anak akan berlatih berpikir strategis dalam menyelesaikan setiap potongan puzzle, baik berdasarkan warna, bentuk, gambar, dan berkreasi bagaimana agar puzzle-puzzle tersebut bisa terlihat gambaran besarnya sehingga lebih mudah diselesaikan. 

  • Meningkatkan kemampuan kognitif

Anak yang terus mengasah kemampuan berpikir dan berkreasi akan meningkatkan kemampuan kognitif mereka juga. Mengeksplorasi dan memupuk rasa ingin tahu, juga dapat memacu perkembangan otak anak. 

  • Mengembangkan kemampuan visual spasial

Yaitu kemampuan dalam memahami, membayangkan, mengingat, serta berpikir dalam bentuk visual, yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan dalam menerjemahkan berbagai media visual seperti diagram dan peta. 

  • Latihan untuk pre-riting dan pre-reading Skill

Sebagai sarana anak berlatih mengingat bentuk, karena membaca artinya anak mengingat simbol huruf dan menerjemahkannya. Sedangkan sebelum menulis anak perlu menguatkan otot-otot jarinya terlebih dahulu. 

  • Meningkatkan rentang fokus

Dengan bermain puzzle, anak akan berlatih untuk berkutat pada satu tugas dalam waktu yang cukup lama. Ini membantu dalam membangun otot anak hingga juga dapat meredakan gejala hiperaktif mereka.

  • Melatih kesabaran

Bermain puzzle menuntut anak untuk berhati-hati dan melakukan gerakan yang perlahan, anak juga perlu duduk tenang dan fokus saat menyelesaikan puzzle. Dari kegiatan ini anak bisa belajar bersabar menyadari bahwa semua butuh proses.

  • Belajar gigih berdedikasi

Tekun menyelesaikan, melawan gregetan dan frustasi saat potongan puzzle tidak cocok, lalu mencoba lagi dengan cara berbeda, adalah proses yang anak lalui dalam memupuk kegigihan mereka. 

  • Meningkatkan kepercayaan diri

Melalui proses yang tidak mudah itu, saat anak berhasil menyelesaikan sesuatu maka akan timbul kepuasan diri, yang membuat mereka menghargai diri sendiri dan percaya pada kemampuannya, ini penting bagi anak untuk memupuk rasa percaya diri mereka, bahwa mereka bisa melakukan sesuatu.

  • Meningkatkan perhatian pada hal-hal kecil

Dari prosesnya, anak perlu melihat secara rinci potongan-potongan gambar, dan menyambungkan detil yang satu ke detil yang lainnya. Latihan seperti ini dapat meningkatkan perhatian anak pada hal-hal kecil d sekitar mereka.

  • Memperbaiki suasana hati

Permainan ini dapat digunakan sebagai sarana menyalurkan emosi. Selain itu, otak juga akan meningkatkan produksi dopamine setiap satu potongan puzzle cocok tepat di tempatnya hingga selesai nanti.

  • Meningkatkan kemampuan sosial

Bila dilakukan bersama, bermain puzzle juga bisa melatih anak untuk mampu bekerja sama dan berkolaborasi dengan orang lain.

  • Sarana bonding orang tua dan anak

Mendampingi anak bermain puzzle juga merupakan pilihan yang seru untuk dilakukan. Kita bisa mendampingi anak atau ikut bekerja sama menyelesaikan permainan puzzle tersebut bersama mereka. 


Manfaat yang banyak itu bisa anak dapatkan selama mereka menikmati kegiatan tersebut. Mulai dari tertarik memulai bermainnya, melakukan permainan puzzle tersebut, serta berlatih terus hingga selesai. Anak secara alamiah memiliki rasa ignin tahu yang tinggi. Jadi tugas kita hanyalah menyediakan puzzle sesuai dengan perkembangan mereka, lalu ajak mereka memainkannya. Jika anak belum bersedia, jangan dipaksa. Masing-masing anak punya prefensi dan rentang foksu yang berbeda.m Mainkan saja puzzle tersebut di sekitar mereka, anak-anak akan meniru apa yang kita lakukan. Apalagi jika tampak sebagai sesuatu yang mengasyikkan.  

Saya jadi ingin menjadikan puzzle sebagai alternatif kegiatan yang dirutinkan. Bukan hanya untuk anak, namun untuk saya sendiri. Pakai saja dulu punya anak-anak itu, mainkan bersama mereka atau bermain di sekitar mereka. Penting untuk berada di samping mereka di awal-awal, agar mereka tidak kehilangan semangat sebelum menyelesaikan, dampingi dan siap membantu sebelum melepas anak mandiri. Menyenangkan melihat mereka asyik bermain puzzle dan puas saat menyelesaikannya sendiri, lo!


Jenis Puzzle

Seperti telah disebut sebelumnya. ternyata ada banyak sekali jenis permaiann yang dikategorikan sebagai permainan puzzle. Mulai dari jigsaw puzzle, nail puzzle, rubik, tetris, sudoku, picross, juga puzzle huruf dan angka. Namun, semua puzzle ini tidak bisa serta merta diberikan pada anak. Kita perlu memperhatikan spesfikasinya masing-masing dan juga perkembangan otak anak. Kadang ada puzzle yang dilengkapi dengan saran umur, tapi dikembalikan pada kemampuan anak karena berbeda-bedanya kemampuan masing-masing mereka. 

Berikut beberapa tahapan puzzle umum yang bisa diberikan pada anak:

  • Knobbed Puzzle

Merupakan jenis puzzle yang memiliki pegangan yang bisa dijepit dengan kedua jari. Biasanya berupa gambar-gambar utuh yang ditempatkan pada area masing-masing gambar. Ada yang menyebut jenis ini sebagai peg puzzle. Ini adalah step pertama dari pengenalan puzzle pada anak, bisa dimulai sejak anak umur satu atau dua tahun.


  • Shaped Puzzle

Hampir sama dengan knobbed puzzle, shaped puzzle berupa gambar utuh yang ditempatkan pada areanya masing-masing, hanya saja shaped puzzle tidak dilengkapi dengan pegangan. Kadang ada yang menyebut jenis puzzle ini sebagai chunky puzzle.


  • Mini Jigsaw
Ini puzzle yang paling kita kenal sebagai satu gambar yang dibagi menjadi beberapa bagian, yang dikunci dalam bentuk menyerupai setengah lingkaran. Mini jigsaw ini hanya terdiri dari satu gambar sederhana yang dibagi menjadi dua atau empat bagian dan diberikan untuk batita. 


  • Tetris Puzzle

Kita mengenal tetris sebagai permainan mencocokkan bentuk dalam sebuah area. Semua potongan bentuk ubin yang beraneka macam tersebut harus muat dalam satu area. Meskipun awal penciptaannya, permianan ini berbentuk digital, sekarang ada dalam bentuk balok kayu yang bisa dikimati oleh anak-anak



  • Jigsaw Puzzle
Lanjutan dari mini jigsaw, biasanya bentuk gambar akan lebih kompleks dengan potongan yang lebih banyak. Jika mini jigsaw berupa satu gambar yang dibagi dua, misalkan alat transportasi atau binatang saja, jigsaw sesungguhnya adalah gambar yang lebih konkrit misalkan para binatang di hutan. Biasanya dibagi menjadi 9, 16, 24, 48, 60, 100, 120, hingga ribuan potongan. 


  • Puzzle 3D

Bukan hanya berupa gambar di papan, permainan puzzle kini juga sudah dikembangkan menjadi tiga dimensi. Potongan gambar tersebut bisa membentuk apa saja dalam format tiga dimensi. 



  • Rubik
Anak yang sudah terbiasa dengan berbagai puzzle dengan tingkat kesulitan tinggi bisa diajarkan bermain rubik. Bentuk permainan kubus yang harus disusun berdasarkan warna ini dapat mengasah otak anak. 



  • Math and Word Puzzle

Anak yang sudah mengerti angka dan kata dapat diberikan puzzle angka dan huruf. Ini juga bisa digunakan sebagai media mereka belajar dengan lebih mengasyikkan. 




Salam, Nasha

3 Comentarios

  1. Anak aku paling suka main puzzle! Bisa anteng berjam-jam depan puzzle. Tapi belum pernah cobain rubik, karena Mamanya juga gak pandai mainnya. Haha

    BalasHapus
  2. Karena akunya suka main puzzle, mainan untuk anak-anak pun jadinya lumayan banyak jenis puzzle. Anak pertama malah sekarang seneng banget sama rubik! sampai dia belajar untuk menyelesaikan rubik dan sekarang udah lancar banget nyelesein rubiknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang orang tua itu peniru ulung ya kak. thanks udah sharing kak

      Hapus

Mau nanya atau sharing, bisa disini!