• Anak & Keluarga
  • Kesehatan Mental
  • Perempuan & Pernikahan
  • Lingkungan
  • Review & Rekomendasi
Salam, Nasha

Jejak Perjalanan dan Catatan Pelajaran

Libur tlah usai.. libur tlah usai.. waduh.. waduh...

Mungkin itu sepenggal yang akan kita senandungkan di weekend terakhir sebelum benar-benar kembali ke rutinitas semula paska libur lebaran ini. Bahkan ada yang tidak menambah cuti dan memulai rutinitasnya kembali sejak tiga hari lalu mengikuti cuti bersama dari pemerintah. Memaksakan diri kembali ke perantauan setelah beberapa hari dihabiskan di kampung halaman.

Seharusnya setelah liburan apalagi yang cukup panjang begini, kita merasa sangat semangat, usai recharged energi. Punya energi yang penuh untuk menghadapi hari setelah istirahat dan jeda beberapa saat. Tapi kenapa ya kita malah merasa tidak bersemangat dan enggan kembali ke rutinitas? Apalagi berbagai penyakit yang medekat, rasanya ingin menambah liburan!

Photo by Nubia Navarro (nubikini) in Pexels, Edited by Canva


Post Holiday Blues

Ternyata ada suatu kondisi yang diistilahkan dengan post holiday blues atau vacation blues, dimana pekerja tidak merasa semangat dan tidak produktif dalam melakukan pekerjaannya. Sindrom ini juga memiliki beberapa gejala seperti cemas berlebih, perasaan sedih, sulit berkonsentrasi, sult tidur, serta mudah lelah. Cukup banyak artikel yang membahas mengenai vacation blues ini, karena sindrom ini menyerang banyak pekerja di Amerika setelah libur musim dingin dimana produktivitas mereka bekerja menjadi terganggu.

Dalam salah satu artikel yang dirilis oleh Better Up, vacation blues disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

- Financial Stress, adalah tekanan akibat banyaknya pengeluaran setelah liburan. Liburan berakhir baru sadar deh saldo yang tersisa. Ini hal yang wajar mengingat liburan memang sumber pengeluaran yang cukup besar, namun kondisi ini bisa dicegah salah satunya dengan membuat anggaran mulai dari ramadhan hingga lebaran. 

- Perasaan kehilangan akibat hilangnya kebersamaan dengan keluarga dan kerabat yang mengelilingi di waktu lebaran lalu.

- SAD (Seasonal Affacetive Disorder) sebagai dampak dari perubahan suasana dan pola kegiatan harian saat liburan dan setelah liburan.

- Kesehatan mental, sindrom post holiday blues akan lebih berdampak bagi mereka yang memang meiliki masalah kesehatan mental sebelumnya. Ini merupakan sign untuk segera konsultasi pada ahlinya.


Mengetahui kondisi ini, kita bisa melakukan beberapa cara untuk mencegah agar libur lebaran ini tidak membuat kita terkena sindorm post holiday blues. Beberapa cara yang bisa kita coba adalah:

- Ungkapkan apa yang dirasakan

Pilih waktu dimana kamu bisa benar-benar sendiri dan melihat ke dalam diri, untuk mengetahui apa yang benar-benar kamu rasakan. Bisa tuliskan atau bicarakan dengan orang terdekat. Tuliskan apa yang dirasa, lalu apa yang penyebabnya, hingga apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Jika merasa sendiri karena kehilangan kebersamaan, maka coba untuk lebih rutin melakukan video call atau buat janji temu dengan keluarga atau kerabat yang tidak berjauhan. Tyliskan apa saja langkah-langkah yang bisa dilakukan. Tuliskan apa yang ingin didpatkan dari pekerjaan. Tuliskan apa yang mengganggu pikiran. Menulis dipercaya ampuh untuk mengurai keruwetan isi kepala, yang nantinya juga akan membantu melegakan perasaan kita. 

- Berlatih Sadar

Setelah mengungkapkan segala yang dirasa, dan menulis langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasinya, kita juga perlu menyadari bahwa liburan memang waktu menyenangkan yang jauh lebih singkat daripada aktivitas rutin kita. Penting untuk diingat bahwa segala hal ada masanya dan akan berlalu. Pekerjaan ini juga akan berlalu dengan datangnya weekend, dengan adanya tanggal merah, dengan hadirnya liburan berikutnya. Semangati diri untuk berjuang dari hari ke hari, mencapai apa yang diinginkan melalu pekerjaan ini.  

- Salurkan Energi ke Aktivitas Lain

Saat terkena sindrom liburan begini, mungkin rasanya kita tidak memiliki tenaga untuk melakukan apa-apa. Rasanya hanya ingin rebahan sambial menonton tv atau scrolling hp. Eits, sebelum melanjutkan ada baiknya kita sedikit memaksa tubuh untuk bergerak. Salah satu yang paling ampuh adalah berolahraga, silahkan pilih satu dinatara ribuan pilihan cabang olahraga yang ada. Menggerakkan tubuh bisa memicu produksi hormon endorfin yang akan mendorong kita untuk kembali bersemangat beraktivitas.  


Penyakit Usai Liburan

Bukan hanya kondisi mental seperti sindrom vacation blues, namun berbagai penyakit yang menyerang tubuh juga mengintai usai liburan. Ini bukan hal yang aneh mengingat intensitas pertemuan kita dengan orang lain meningkat tajam, apalagi tanpa diiringi dengan protokol kesehatan. Pertukaran virus dan bakteri jadi lebih mudah terjadi. Belum lagi, aneka makanan yang disajikan, dengan perasaan gembira, seleksi makanan yang masuk ke tubuh jadi lebih sulit dilakukan. 

Berbagai penyakit itu antara lain:

- Radang Tenggorokan

Mayoritas radang ini disebabkan oleh makanan yang tidak lagi teratur. Bisa jadi terlalu pedas, terlalu panas, terlalu dingin, terlalu berminyak, atau terlalu banyak macamnya. Hal ini memicu radang sebagai bentuk protes tubuh dari aneka makanan yang dimasukkan ke dalamnya. Apalagi jika kebutuhan cairan berkurang, air putih yang digantikan dengan minuman manis. Semakin menjadilah radangnya. 

- Diare

Bagian tubuh kedua yang protes dari makanan yang kita konsumsi adalah pencernaan. Tubuh yang biasa dimasuki oleh makanan teratur yang dijaga kandungannya, akan lebih dahulu protes dibandingkan tubuh yang sudah terbiasa dengan makan sembarangan. Jadi ini tidak berarti tubuh yang biasa dijaga makannya jadi lebih lemah ya, ia hanya lebih cepat bereaksi karena tidak lagi bisa mentolerir konsumsi makan semabarangan. Caranya tentu dengan mengeluarkan melalui kotoran terus menerus. 

- Nyeri Otot

Biasanya ini disebabkan karena kurangnya gerak tubuh atau beban perjalanan yang cukup panjang. Bukan hanya itu, pola makan yang tidak tepat juga bisa mengakibatkan nyeri otot. Sebaiknya meskipun liburan, kebiasaan berolahraga jangan sampai ditinggalkan, bahkan harusnya ditingkatkan mengingat konsumsi makanan yang seringnya mengikuti nafsu bukan lagi kebutuhan. Membakar kalori dan lemak yang masuk dari makanan, bisa dilakukan dengan olahraga. 

- Diabetes, Kolesterol, Hipertensi, dsb

Selain penyakit-penyakit 'ringan' diatas juga ada beberapa penyakit yang bisa jadi terpicu akibat liburan lalu. Konsumsi makanan manis berlebih memicu diabetes, konsumsi makanan tinggi lemak jahat akan mendorong tingginya angka kolesterol, atau makanan yang terlalu asin bisa memicu tekannan darah tinggi (hipertensi). 

Untuk yang merasakan berbagai gejala berkelanjutan, ataupun tanpa gejala tapi menyadari makanan yang masuk banyak yang keliru, disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah guna mengetahui angka pasti kadar tekanan darah, kolesterol, hingga gula ini. Banyak laboratorium yang menawarkan paket promo selepas lebaran untuk pemeriksaan sindrom metabolik juga medical check up. Ada yang menawarkan paket before after lebaran, ada juga yang one time check. Bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran kita masing-masing.  

Photo by Pixabay in Pexels


Liburan, pada akhirnya merupakan suatu rentang waktu yang akan berlalu dan insyaAllah akan terjadi lagi. Mengingat ini seharusnya bisa membuat kita sadar mengelola kehidupan secara keseluruhan, entah itu saat liburan ataupun setelah liburan. Tidak apa semangat kadang bisa naik ataupun turun, namun menjaga kesehatan dan semangat beraktivitas penting kita lakukan supaya tetap bisa menebar manfaat kebaikan. Beberapa tips yang bisa kita coba antara lain:

- Buat to-do-list yang masuk akal dan bisa dilakukan

- Mulai pelan-pelan tidak perlu langsung paksa target tinggi

- Beberes, merapi-rapikan rumah hingga area kerja

- Bercengkrama dengan rekan kerja

- Lakukan hobi yang bisa menambah semangat 



Salam, Nasha



Kita seia dulu saja memanggilnya Ani

Perempuan sekitar kita di dekade belakang

Sepertinya masih di dekade mendatang

 

Satu Ani memutuskan untuk keluar

Dengan rumitnya isi kepala 

Timbunan persoalan yang perlu ia selesaikan

Ada juga yang ditambah dengan ragam tuntutan

Perjuangannya jadi berlipat ganda untuk menyeimbangkan keadaan

Hendaknya bisa lancar semua peran yang ia emban

 

Namun gerakan Ani ditemani banjiran tanggapan

Pertanyaan tentang keturunan yang dinilai ia telantarkan

Hingga anggapan bahwa egoisnya tidak sepadan

Diluar sana menyempit kesempatan yang harusnya bisa ia dapatkan

Padahal sudah berkali lipat upaya ia tunaikan

Ani yang berkelintaran sendirian

Tetap tegar kendati tanpa pujian

 

Ani yang lain berkiprah di area yang lebih sempit

Jerih menikmati dan mencukupkan dengan apa yang dimiliki

Belajar dan mencoba segala macam untuk menyejajarkan diri Sayang toga dan isi kepala hanya untuk dapur sumur kasur kata mereka

Bagaimana bisa ada opini ia tak berkontribusi

Jaganya paling awal lelapnya paling belakang

Ia memenuhi banyak hal lintas bidang

Mengayomi agar disekelilingnya bersinar

Tidak tampak bukan berarti tidak ada

Di dunia yang begitu riuh, Ani tegak tanpa tepuk tangan

 

Pada semesta yang lebih indah, Ani tahu

Pontennya tidak sama dengan hitungan mereka

Membesarkan juga menambah kemuliaannya 

Menghebatkan juga meningkatkan keluhurannya

Dalam ruang yang begitu sunyi ia memberi arti

Meski bukan disini, tidak pula saat ini

Semoga semua Ani tahu bahwa mereka sungguh berprestasi

 


Salam, Nasha


Puisi ini pernah diikut sertakan dalam St.Brigids Day 2023 oleh Embassy of Ireland, Jakarta

Ramadhan sudah memasuki hari-hari terakhir sebelum bulan berganti dengan syawal. Sebagain kita mungkin sudah tidak sabar ingin berganti bulan, sebagian lagi mungkin ada sesalnya, merasa belum optimal memanfaatkan kebaikan di bulan ramadhan. Tidak apa, rasakan secukupnya saja, karena memang apa yang datang akan pergi, apa yang ada akan berlalu. Namun, dari banyak yang menyesal itu, bisa dibilang lebih banyak lagi yang bergembira. Suka cita kemenangan sudah terasa dari hari-hari sebelumnya. Merasa sudah bersusah puasa di bulan ramadhan, menahan diri dari segala yang tidak dianjurkan, hingga merasa lepas di syawal nanti, bisa mengeluarkan semuanya saat lebaran.

Namun, apakah benar kita sudah meraih kemenangan?

 

Pict of Rodnae Prodaction in Pexels


Kemenangan di Hari Lebaran

Banyak yang menyebutkan bahwa kemenangan di hari lebaran itu karena saat ramadhan dianggap kita sedang berlatih menahan diri. Berpuasa sebulan penuh untuk menahan hawa nafsu dan menjaga diri dari hal-hal kurang baik, mulai dari haus, lapar, juga nafsu, amarah, perasaan-perasaan tidak baik yang mungkin muncul. Menyadari dan memohon ampun atas apa yang disebutkan bisa merusak puasa. Kita mengenyampingkan dulu hal-hal lain, mengubah prioritas untuk bisa mengutamakan ibadah sunnah yang hanya ada di ramadhan, seperti taraweh atau tilawah quran serta i’tikaf di malam-malam terakhirnya. Perbanyak ibadah, menunaikan zakat, mengeluarkan sedekah, saling berbagi, juga ada yang berkesempatan ramadhan di tanah suci.

Kemenag dalam website resminya (https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/perjuangan-rabbani-meraih-kemenangan-di-hari-raya-idul-fitri), membagi kemenangan ramadhan menjadi tiga bentuk yaitu kemenangan spiritual, emosional, dan intelektual. Kemenangan spiritual dimaksudkan sebagai kemenangan jiwa, yang bisa bersih dan suci dari berbagai noda seperti penyakit sombong, dengki, syirik, perkataan kotor, dan sebagainya yang bisa membuat ketenteraman jiwa kita terganggu. Puncak kemenangan spiritual tentu jika seseorang sudah bisa menerima dan melaksanakan apapun ketentuan Allah, bahkan dengan berkorban, hanya demi Allah dan Rasulullah.

Sedangkan kemenangan emosional artinya saat emosi yang hadir bisa kita terima dan kendalikan reaksinya. Bisa merasakan secukupnya dan menyikapinya  dengan bijaksana. Tercermin dari karakter yang bisa tenang dan sabar terhadap apapun yang datang menghampiri. Sabar sendiri adalah sifat mulia yang sering kali disebutkan, dan ramadhan bisa melatih kita untuk itu. Lebih sabar menunggu berbuka, lebih sabar menghadapi kejadian yang ada-ada saja. Lebih kuat dengan bisa mengendalikan diri. Lebih jujur dan amanah dalam melaksanakan kewajiban, karena hanya kita dan Allah yang benar-benar tahu bagaiman puasa yang kita jalani. Serta lebih peduli dan bisa berempati dengan apa yang orang lain alami.

Ibadah ramadhan juga bisa memberi kita kemenangan intelektual, yang ditandai dengan meningkatnya kesadaran pada hal-hal yang tepat dilakukan untuk mencapai keseimbangan diri. Mampu membedakan perkara hak-kewajiban, halal-haram, serta manfaat-mudharat. Dengan berpuasa kita jadi lebih berhati-hati dalam bertindak, takut apa yang dilakukan bisa merusak puasa seharian. Latihan beginilah yang perlu diteruskan, bahwa hal yang merusak puasa itu memang bukan hal baik, yang dalam jangka panjangnya juga bisa merusak diri kita.

 

Singkatnya, Ramadhan seharusnya bisa menambah kesadaran kita akan ketaatan pada Allah dan pentingnya menebar manfaat untuk kemaslahatan orang banyak. Karena seharusnya setelah ramadhan, kita punya perisai untuk hawa nafsu diri sendiri serta punya empati untuk meningkatkan kepedulian pada sesama. Setelah sebulan latihan, ini bulan yng tepat mempraktikkan latihan kiat pada kehidupan yang sesungguhnya.

 

Hadis riwayat Imam at-Tirmidzi,

"Wahai manusia, tebarkan salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahim, dan shalatlah pada malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk ke dalam surga dengan selamat.”

 

Saatnya Mengubah Kebiasaan

Setelah memahami benar makna kemenangan ramadhan tentang ketaatan pada Allah, mengendalikan diri, srta lebih peduli; kita seharusnya bisa perlahan mengubah kebiasaan-kebiasaan kecil selanjutnya. Beberapa diantaranya:


-     - Mengendalikan Reaksi

Berbagai data dari tahun ke tahun menyebutkan bahwa bulan ramadhan jumlah limbah makanan meningkat sangat tajam dibandingkan bulan-bulan lainnya. Selain data, kita bisa lihat dalam lingkungan rumah tangga sendiri, jadi ada lebih banyak makanan sisa yang akhirnya terbuang tidak? Atau mungkin kita juga bisa melihat sekitar, berapa banyak penambahan jumlah orang berjualan makanan padahal frekuensi makan kita justru berkurang?

Nafsu untuk makan yang ditahan saat siang tidak perlu dilampiaskan saat malam. Nafsu tidak bisa makan juga tidak perlu dialihkan dengan belanja makanan yang tidak terkira jumlahnya. Sadari cukup kapasitas perut kita, kalau memang dua tiga potong sudah cukup, maka tidak perlu menyediakan sampai seputluh potong. Kalau memang dua tiga jenis makanan sudah memenuhi, tidak usah ambil lima enam jenis hanya karena kepinginan kelihatan lezat saat berpuasa. Mengendalikan diri bukan hanya menahan lapar, tapi keseluruhan apa yang kita kerjakan.

Lanjutkan di hari lebaran, berbagai panganan memang menarik mata untuk disajikan. Disusun penuh di meja makan, tapi makanan bukan pajangan. Pemanfaatan utamanya untuk dimakan. Ukur cukup untuk dimakannya seberapa. Terapkan pola secukupnya.

Bukan hanya makanan, saat puasa kita merasa tidak ingin menyia-nyiakan haus lapar seharian dengan amarah, maka hari selanjutnya juga peru begitu. Latihan untuk tidak buru-buru bereaksi. Pertimbangkan dan pikirkan baik-baik sebelum memutuskan akan berbicara atau melakukan apa. Latihan untuk menahan diri ini yang penting untuk kita teruskan agar bisa hidup lebih baik dengan berkesadaran.

 

-     Peduli dan Berbagi

Di ramadhan kita sepertinya lebih terpacu untuk berbagi, memberi, padahal di bulan-bulan lain tetap saja banyak orang yang butuh bantuan. Di bulan lain, mereka juga tetap perlu makan, jadi tiga kali malah, mereka tetap perlu biaya untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Latihan berbagi di ramadhan ini hendaknya kita jadi bisa lebih bersimpati pada orang lain. Setidaknya haus lapar yang kita hadapi untuk mendapat kebaikan, banyak orang yang haus lapar karena tuntutan keadaan. Disitu, kita dilatih lebih berempati lebih peduli. Memang, di ramadhan kita jadi lebih terpacu akan lipatan balasan kebaikan di ramadhan, namun dengan nama Allah dengan tujuan menolong, meringankan beban, semoga Allah saksikan ketulusan dan juga lipat gandakan.

 

-     Mengutamakan Ibadah

Banyak ibadah wajib maupun sunnah yang hanya ada di bulan ramadhan. Banyak juga penyesuaian dilakukan agar bisa tetap optimal melaksanakan berbagai ibadah ramadhan tersebut. Semua itu membuat lebih mudah bagi kita untuk mengutamakan melaksanakan ibadah. Namun sebenarnya bukan hanya di ramadhan, semua bulan itu baik untuk kita manfaatkan dengan ibadah. Lagipula ibadah bukan hanya ritual kita menyembah Tuhan namun semua kegiatan yang kita awali dengan nama Allah.

Sehingga tidak apa jika dirasa belum maksimal ibadahnya, kita masih diberi kesempatan memperbaiki di bulan-bulan berikutnya. Ada puasa sunnah juga di bulan syawal dan bulan-bulan selanjutnya. Masih ada sholat sunnah tahajud untu mengganti taraweh yang sempat terlewat. Dan akan terus ada kebaikan disetiap huruf saat kita membaca Al-Quran.

 

Sebagai buah kebaikan dair ramadhan, di 1 syawal nanti kita bisa mulai dengan melaksanakan tuntunan untuk mengenakan pakaian terbaik yang bersih, rapi, dan menutup aurat. Memakai wewangian. Sebelum berangkat makan terlebih dahulu, bisa dengan kurma berjumlah ganjil seperti Nabi. Lalu, mengunjungi rumah sahabat dan saling mendoakan.

Semoga dihari (insyaAllah) kemenangan ini, kita semua bisa benar-benar sadar kalau lebaran bukan hanya lepas dari ramadhan, lepas dari pelatihan lalu kembali seenaknya, namun bisa sadar kalau kita diberi kesempatan untuk melakukan peningkatan. Karena sejatinya semua bulan itu bisa kita manfaatkan untuk kebaikan.



Salam, Nasha 


Menghitung hari pergantian bulan dari Ramadhan menuju Syawal, kebanyakan kita sudah merasakan euforia lebaran untuk berkumpul bersama sanak keluarga, melakukan berbagai kunjungan ke kerabat, sibuk mengirimkan berbagai bingkisan, menyiapkan berbagai perintilan untuk di rumah, dan membuat daftar di kepala siapa saja kira-kira yang akan berkunjung atau perlu dikunjungi.

Saling berkunjung, mengadakan pertemuan, bersilaturahmi sangat dianjurkan sesuai dengan banyak ayat Quran dan hadits Rasul tentang memelihara hubungan kita bersaudara, berbuat baik pada keluarga, kerabat, tetangga, dan sesama manusia. Lagipula, sebagai makhluk sosial kita memang diciptakan untuk saling membutuhkan, membutuhkan sosialisasi untuk bisa bertahan hidup sebagai manusia. Dalam silaturahmi itu, hal paling dasar yang perlu kita lakukan tentu bercakap-cakap. Percakapan itu kunci dalam silaturahmi.

Photo by RODNAE Productions in Pexels Edited by Canva

Meskipun kebanyakan dari kita melakukan percakapan tanpa paham tujuannya apa. Hanya sekedar mengisi kekosongan atau asal bicara, mementingkan keperluan diri untuk bicara tanpa mendengarkan, sehingga banyak sekarang basa-basi yang bukan mempererat silaturahmi malah memperburuk. Pertanyaan atau pernyataan yang tidak perlu malah terlontar dengan keras. Kalimat pendukung yang simpatik malah tidak terucap. Apa yang kita biasa dapatkan dan lakukan jadi terbawa dalam ajang silaturahmi yang seharusnya indah ini.


Makna Percakapan

Sama dengan seluruh persoalan di dunia ini, percakapan juga harus dimulai dengan niat. Mumpung masih Ramadhan, masih semangat mensucikan dan memperbaiki diri, coba yuk di lebaran kali ini kita benar-benar memasang niat untuk menjalin silturahmi. Bukan sekedar meneruskan tradisi, melakukan hal yang biasa dilakukan dari tahun ke tahun, tapi memang niatkan Demi Allah, demi menjalin silaturahmi sesuai himbauan Rasulullah. Dari awal begitu, baru deh kita turunkan ke makna-makna selanjutnya. InsyaAllah jadi lebih terarah kalau dasarnya sudah jelas begini.

Bismillah..

Aku sendiri bukan orang yang mahir berbasa-basi, cenderung pasih malah, mungkin salah satu alasannya karena termasuk golongan orang introvert tapi ya gak nyaman juga deket-deketan tapi diam-diam aja. Tetap aja kebutuhan rata-rata bicara perempuan itu dua puluh ribu kata sehari. Dengan bakat nyinyir dan penasaranan, aku bisa menghabiskan waktu dengan ngobrol sebenarnya. Lagipula aku suka perasaan tercerahkan setelah mengetahui hal baru dari obrolan yang gak disangka-sangka dengan orang lain. Hal yang menarik bisa menyimak orang lain berbicara tentang hal yang mereka suka atau kuasai. Letupan emosi yang sulit dicari.

Mungkin untukku, makna percakapan berikutnya adalah mengetahui pandangan seseorang tentang sesuatu. Selain bertanya kabar, menanyakan apa yang membuat senang belakangan, akan membawa kita ke pernyataan-pernyataan tak terduga. 

Mungkin obrolan dibuka untuk kita bisa saling mengetahui keadaan masing-masing. Apa kabarnya, di mana tinggalnya, apa kegiatannya. Tergantung bagaimana kita, pertanyaan itu akan mengarah ke mana. Apakah hanya menjadi basa-basi pengisi hari, atau bisa jadi meninggalkan kesan mereka merasa senang telah bicara, ada yang mendengarkan dengan antusias, bertambah orang yang ternyata peduli, ada orang yang ternyata tertarik dengan obrolan tersebut, dan seterusnya. Siapa tahu juga obrolan basa-basi malah membawa ke ide kebaikan yang gak disangka sebelumnya. Makna percakapan sebenarnya bisa sangat luas. 

Maka jangan melakukan percakapan dengan membawa niatan yang tidak tulus, seperti menunjukkan diri yang lebih hebat atau justru menjatuhkan orang lain. Karena ada loh orang yang mungkin saking insecure-nya akan merasa lebih hebat setelah merendahkan orang lain. Bentuknya bisa beragam, bisa dengan membandingkan cerita orang tersebut dengan cerita sendiri yang dinilai lebih hebat, aku dulu begitu bisa kok dapat banyak penghargaan. Mengecilkan cerita orang tersebut dengan cerita sendiri yang lebih wah, mendinglah kamu begitu aja, aku dulu.. Atau dengan memberi nasihat setelah mencari celah kekurangan, makanya kamu jangan begitu harusnya..

Photo by cottonbro studio in Pexels

Sama halnya dengan menerima, sepertinya kita juga perlu banyak latihan mendengarkan.


Menyikapi Pertanyaan Basa-basi basi

Pembahasan soal obrolan basa-basi yang basi ini sebenarnya sudah cukup banyak. Protes terhadap pertanyaan yang menyinggung juga semakin sering disampaikan. Namun, dalam protes itu saja masih banyak pro dan kontra. Pihak yang kontra beralasan untuk kita tidak mudah tersinggung, agar kita bisa mengerti bahwa orang hanya bertanya karena peduli. Tidak perlu diprotes. Beda lagi dengan yang pro, mereka menuntut harusnya bisa lebih bijak dengan berpikir dulu sebelum bicara. 

Keduanya punya point yang sama-sama bisa kita praktikkan. Setelah sama-sama punya niatan tulus menjalin silaturahmi, langkahh berikutnya yang perlu kita ingat selalu adalah:

- Tetap tenang dan netral

Emang hal pertama yang bisa kitakontrol adalah bagaimana kita bereaksi terhadap sesuatu. Apa yang orang lain katakan atau lakukan gak sepenuhnya bisa kita kendalikan. Udah wanti-wanti sebelumnya, udah pasang tampang galak, bahkan udah bikin peringatan di grup pun, kalau orang mau nanya atau komen ya mereka akan lakukan aja. Gimana kita bereaksi, adalah hal yang ada sepenuhnya dalam kendali kita. Apa kita bakal terpancing emosi atau nggak.

Sehingga pilihannya adalah untuk tetap tenang dan mendengar dengan netral tanpa persepsi. Bisa jadi emang kalimat orang tersebut gak bermaksud menyudutkan tapi persepsi kita sendiri yang bikin kita sampai pada kesimpulan bahwa itu kalimat menyinggung. Kalau memang itu bukan kalimat yang pantas, setelah ditimbang dengan logika, kita bisa menjawab dengan tegas. Namun tetap jaga ketenangan ya. Tegas kalimatnya, tenang nada dan ekspresi bicaranya. 

- Bersikap proaktif

Sebelum ditanya, coba bertanya terlebih dahulu. Sesuai dengan prinsip pertanyaan yang baik, dan ingat makna percakapan tadi. Kalau ke mereka yang masih sekolah, daripada nanya nilai mendingan nanya kegiatan. Pertanyaan tentang nilai gak akan membawa kita ke percakapan lanjutan. Tapi pertanyaan tentang subjek apa yang disukai, kegiatan ekstra kulikuler apa yang diikuti, bisa nge-lead ke berbagai topik lanjutan yang lebih seru.

Sama juga dengan gaji, mau nanya tentang gaji juga akan berhenti di angka, or even worse membandingkan, merendahkan. Bisa kan pertanyaan tentang apa aja kegiatannya, apa yang menarik dari bidang kerja, dinas ke kota lain gimana, pertemanan, hal yang menarik di sana, kesempatan berkemabng, atau gak usah bahas kerjaan terus. Kadang ada orang yang kerja pure karena kebutuhan, sehingga omongan pekerjaan di lebaran malah nambah beban. Obrolin hobi, kegitaan di akhir pekan, olahraga, hiburan, film kesukaan.

Dengarkan dengan saksama, dengarkan hanya untuk mendengar, untuk mengerti, bukan untuk membalas, bukan untuk membandingkan, bukan untuk menasihati. Tanggapi dengan antusias. Tanya balik ke hal yang menarik. 

Photo by RODNAE Productions in Pexels

Pertanyaan yang bikin rusak silaturahmi itu biasanya iseng yang template ngasal gak dipikirin dulu.  Pertanyaan yang terlalu personal atau komentar sotoy yang menuduh. Paling sering urusan pribadi seperti nikah, kok belum nikah? Kamu sih kebanyakan milih!

Satu, jodoh itu urusan Tuhan. Kedua, pernikahan itu urusan panjang yang emang harus dipilih dipikir matang-matang. Ketiga, nikah itu bukan pencapaian, cuma salah satu fase yang ada orang lalui ada juga yang nggak. Keempat, apa dasarnya bilang kebanyakan milih. Kelima dst, itu urusan personal yang bahkan belum diketahui jawabannya tapip kok udah bisa menuduh begitu.

Tapi, kembali pada point pertama diatas, didih dihati jangan sampai merusak hari. Cukup tahu kapasitas orang tersebut, dan bedakan kapasitas kita dengan respon yang berbeda juga. Buktikan kalau kita berada di area yang gak terjangkau hanya dengan kalimat picisan begitu.  

Pada akhirnya, yang perlu kita sadari adalah orang-orang itu, they not even think about the things that we think soo much. Kita mikirin berhari-hari, kesalnya bikin rusak mood sepanjang hari, padahal mereka juga gak mikir sebelum ataupun sesudah mengucapkan, bisa jadi juga udah lupa. Jadi selain kita harus berhati-hati dalam melontarkan kalimat, kita juga perlu bodo amat dengan apa yang datang ke kita. Perluas hati dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi. 

Selamat berbasa-basi lebaran!



Salam, Nasha.

Membayar zakat dirumuskan dalam rukun islam yang keempat, sebagaimana sering diulang dan ditekankan dalam Al-Quran dan juga Hadits Rasulullah sebagai hal yang wajib dilaksanakan sebagai seorang muslim. Zakat mengeluarkan sebagian pendapatan serta harta yang kita miliki untuk orang yang berhak menerima. Berbeda dengan tindakan berbagi lainnya seperti infak, sedekah, ataupun wakaf yang, zakat wajib dikeluarkan, tidak boleh tidak. Zakat ini sendiri dibagi atas dua kategori yakni zakat fitrah dan zakat harta.

Zakat fitrah dihitung dalam ukuran timbangan beras yang kita makan seberat 2.5kg, hukumnya wajib dikeluarkan bagi siapapun yang bernyawa di bulan Ramadhan. Jika belum atau tidak berpenghasilan maka dikeluarkan oleh orang yang menanggungnya. Sedangkan zakat harta, diwajibkan kepada mereka yang memiliki haul dan nisab tertentu, dikeluarkan sebanyak 2.5% dari pendapatan dalam tahun tersebut. Tidak bisa sembarang memberi, karena sudah ditentukan delapan golongan penerima zakat yaitu Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Riqab, Gharimin, Fisabilillah dan Ibnu Sabil. Nah, pengelompokkan inilah yang membuat kita punya risiko lebih tinggi dalam salah memberi zakat dibanding lembaga penyalur zakat yang sudah memiliki ukuran dalam menentukan delapan golongan tersebut. Sehingga pemberian zakat, utamanya perlu lebih terstruktur, jelas perhitungan jumlah pastinya, jelas pembagiannya. Tenang, sekarang ada banyak kemudahan yang disediakan agar kita tidak kesulitan dan keliru dalam menunaikan kewajiban yang satu ini.

Pict of Pexels Edited by Canva

Keutamaan Zakat

Lembaga zakat dibentuk untuk membantu kedua belah pihak baik pemberi zakat (muzakki) maupun penerima zakat (mustahik) untuk bisa menggenapi keutamaan berzakat tersebut. Sebagai umat Islam, mengeluarkan zakat adalah bentuk ketaatan kita atas perintah Allah. Dengan ini, keutamaan zakat bagi kita adalah mendapatkan pahala kebaikan dan menghindarkan diri dari dosa. 

Sejak awal, zakat diterima dengan maksud agar kita bisa saling berbagi dan peduli. Memahami bahwa rezeki itu dari Allah, belajar ikhlas mengeluarkannya sebesar 2.5kg dari apa yang kita makan serta 2.5% dari yang kita terima harusnya tidaklah memberatkan. Hanya 2.5% berarti kita masih bisa mengelola yang 97.5%-nya, masih sangat banyak kan?

Selain itu, zakat juga punya banyak tujuan dan manfaat. Seperti dilansir dari laman baznas karanganyar, zakat antara lain bisa dimanfaatkan untuk mengurangi kesulitan yang dialami kaum penerimanya, membantu mereka memecahkan masalah, membina hubungan persaudaraan sesama manusia, menghilangkan sifat pelit juga serakah akibat penumpukan harta, serta mengurangi jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Keutamaan mulia dari berzakat ini agar kita bisa mendapatkan keberkatan dan kemaslahatan bagi kita semua. Maka penting untuk kita benar-benar mengeluarkan bagian yang memang bukan hak kita tersebut, serta memastikan bagian itu bisa bermanfaat dengan baik. Hal ini bisa kita lakukan dengan mempercayakan kepad alembaga zakat agar bisa dikelola dengan baik, sebagai bagian dari tujuan zakat mengentaskan kemiskinan. 

Salah satu contohnya adalah zakat yang disalurkan oleh lembaga penyalur zakat resmi negara yang bertanggung jawab langsung pada presiden melalui manteri agama, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Tahun 2022 secara nasional Baznas telah mengumpulkan lebih dari 600 miliar rupiah untuk disalurkan untuk lima aspek utama yaitu pendidikan, kesehatan, sosial kemanusiaan, dakwah, dan ekonomi. Dalam penyalurannya, baznas juga melakukan pengukuran berkala pada para penerima zakat, apakah zakat tersebut mampu memperbaiki kehidupan mereka. Dari laman resmi baznas pada tahun 2022 lalu, dana zakat yang disalurkan baznas melalui berbagai program produktifnya telah berhasil mengangkat lebih dari 39 ribu keluarga penerima zakat dari garis kemiskinan. Angka ini sebesar 37% dari penerima zakat yng dibina oleh baznas. Pada 2021, lebih dari 50ribu jiwa tidak lagi termasuk dalam kategori miskin bahkan lebih dari 30ribu diantaranya berubah dari mustahik menjadi muzakki.

Bukan hanya baznas, upaya seluruh lembaga ambil zakat se-ndonesia telah berhasil mengentaskan kemiskinan pada hampir 400ribu jiwa penduduk. Bahkan hampir 100ribu jiwa diantaranya berhasil mencapai nisab harta dan berubah status menjadi pemberi zakat. Memang masih banyak yang menilai efektivitas dari penyaluran zakat melaui lembaga ini, karena luasnya cakupan masyarakat dan ada yang kadang tidak sesuai dengan yang dilapangan, namun beberapa penelitian yang mencoba mengkaji mengkategorikan penyaluran zakat lembaga amil zakat ini masih tergolong efektif dengan angka diantara 70-89% 

Tidak sembarang kelompok bisa menyebut diri sebagai lembaga amil zakat, harus ada izin untuk dapat pengelolaan zakat  yang mengacu pada UU No 23 Tahun 2011. Dalam struktur organisasinya juga perlu ada dewan pengawas yang tugasnya untuk memastikan seluruh kebijakan, sistem, serta kegiatan operasional lembaga sesuai dengan hukum syariat Islam. Lembaga ini beroperasi untuk tidak hanya memberi manfaat jangka pendek namun utamanya memberi maslahat di jangka panjang, dengan penerima yang sesuai dan dikelola dalam berbagai program peningkatan pemberdayaan. Hal ini tentu lebih mudah dilakukan oleh lembaga yang menghimpun dana dalam jumlah besar dan bisa tepat sasaran dalam penyalurannya. Apalagi penyaluran zakat melalui lembaga seperti ini sesuai dengan saat pemerintahan Islam ssejak dulu, dimana zakat umat dihimpun oleh Baitul Maal.

Hal yang tidak kalah penting, pembayaran zakat jadi jauh lebih mudah dan praktis. Kita hanya perlu menghitung pendapatan, ada berbagai kalkulator zakat digital yang disediakan, lalu kirimkan sejumlah dana tersebut untuk dikelola oleh lembaga amil zakat. Karena zakat tidak hanya sekali setahun menjelang lebaran, zakat harta lebih baik dikeluarkan setiap ada pemasukan, tiap gajian kalau buat karyawan. Jadinya gak numpuk. Gajian masuk, langsung keluarkan 2.5%-nya. Dihari yang sama dengan masuknya uang, kita bisa langsung tunaikan kewajiban. Tidak perlu memikirkan siapa yang akan diberi, apakah sudah sesuai dengan kriteria mustahik, bagaimana syariatnya, berapa yang diberi, pembagiannya, bisakah dimanfaatkan untuk menghapus kemiskinannya, dst. 

Dirasa masih kurang mudah? Sambil rebahan, download dan coba bayar zakat online dengan aplikasi M-Syariah, layanan digital dari Bank Mega Syariah dibawah naungan CT Corp yang sudah melayani hampir 20 tahun di Indonesia. 

Pict of Pexels Edited by Canva

Aplikasi M-Syariah hadir dengan fitur yang memudahkan kita menunaikan kewajiban berzakat. M-Syariah sendiri telah bekerja sama dengn puluhan lembaga amil zakat terdaftar, baik itu lembaga pemerintah maupun lembaga swasta, seperti Baznas, Lazis Muhammadiyah, Lazis NU, Yayasan Rumah Zakat Indonesia, Yayasan Yatim Mandiri, Yayasan Pembina Masjid Salman, dan masih banyak lagi. Semuanya adalah lembaga resmi yang sesuai dengan syariat dan dipercaya mampu mengelola zakat kita agar memenuhi tujuannya untuk kemaslahatan bersama.

Segala kepraktisan ada digenggaman kita yang hidup dimasa digital saat ini. Hanya dalam gerak jari, kita bisa memenuhi rukun islam, berzakat tanpa repot menghitung serta membagi alokasinya. Disediakan kakulator zakat, yang menghitung besaran zakat kita berdasarkan pendapatan. Cara memulainya pun mudah.

Download aplikasi M-Syariah di App Store atau Play Store pada smartphone, lalu silahkan registrasi, isi data diri, juga verifikasi identitas. Nah, aplikasi M-Syariah sudah bisa digunakan! 


Pembukaan rekening ini bisa dilakukan hanya di rumah saja, tanpa perlu ke kantor cabang, bahkan permintaan kartu ATM akan dikirimkan langsung ke alamat rumah. Rekening ini juga bebas biaya bulanan. Bukan hanya itu, biar makin berkah M-Syariah juga dilengkapi dengan Fitur Islam untuk kita mengetahui arah kiblat, masjid terdekat, serta jadwal sholat.

Setelah membuka rekening tabungan Mega Syariah, kita bisa mulai menjelajahi berbagai menu yang tersedia di sana. Bukan hanya berzakat, menu di M-Syariah juga digunakan untuk berbagai aktivitas berbagi lainnya seperti berinfaq, berdonasi, bersedekah, juga berwaqaf. Untuk menyalurkan zakat ke berbagai lembaga yang menjadi mitra zakat M-Syariah, pilih menu ZISWAF yang ada pada halaman utama aplikasi. Lalu, isi data berupa bentuk dana, lembaga penyalur dana, serta nominal transaksinya. Selanjutnya, masukkan pin transaksi. Selesai!

Mudah dan insyaAllah berkah dengan M-Syariah! Yuk, coba download dan registrasi sekarang!



Salam, Nasha.



Kegiatan membaca mungkin makin banyak ditinggalkan seiring dengan mudahnya akses pada video. Alamiahnya memang menonton akan jauh lebih menarik bagi sebagian besar orang daripada membaca, karena tidak dibutuhkan kerja otak yang keras saat menonton. Hanya melihat langsung tanpa perlu membayangkan, sudah berwarna-warni, lengkap dengan suaranya juga. Apalagi sekarang, bukan hanya siaran yang lulus sensor saja yang bisa kita saksikan, rekaman video tanpa diedit yang kita tidak tahu pembuatnya pun, bisa dengan mudah kita akses. Jumlah video meningkat tajam dengan jenisnya yang semakin beragam. Hanya dengan gerakan jari, modal biaya yang juga lebih sedikit, menonton jauh lebih memikat dibanding kegiatan membaca yang perlu membeli/ meminjam buku terlebih dahulu.

Zaman kita kecil dulu, mungkin ambil masa sebelum abad melenium, tidak sulit menemukan anak yang punya hobi membaca, menenteng komik kemana-mana, namun pemandangan itu adalah hal sulit yang kita jumpai saat ini. Banyaknya adalah anak yang menggenggam hp bahkan saat makan di meja makan. Pemandangan yang makin hari makin lumrah.

Padahal, ada banyak sekali pembahasan mengenai perbedaan dan dampak yang kita dapatkan dari kedua aktivitas ini.

Photo by cottonbro studio in Pexels

Membaca Lebih Baik

Kegiatan saat senggang, ataupun sengaja menyempatkan diri untuk melakukan, membaca telah banyak digantikan dengan menonton. Baik itu menonton TV, streaming, ataupun sekedar scrolling foto serta video pendek di media sosial. Hal yang jauh lebih mudah dan juga lebih murah. Segala informasi bisa didapatkan dari tontonan, namun sayang menonton tidak akan pernah bisa menggantikan proses membaca.


Singkatnya, menonton merupakan kegiatan pasif otak dibandingkan membaca yang membutuhkan kerja 'lebih' dari otak, mungkin ini mengapa menonton menjadi lebih menarik bagi sebagian besar kita. Kabar baiknya, kerja lebih otak saat proses membaca itu memiliki banyak dampak positif. Saat membaca, darah mengalir ke bagian otak yang berperan pada konsentrasi dan kognisi, hal yang tidak terjadi pada proses menonton. Dimana otak hanya pasif diam menerima.

Memang, sekarang menonton bisa dijadikan sebagai sumber informasi namun sayangnya informasi yang didapat dari kegiatan menonton tidak dapat bertahan lama, jauh lebih rendah dibanding informasi yang didapat dari proses membaca. Mungkin benar bahwa apa yang mudah didapat akan mudah hilang juga. Penjelasannya, karena menonton hanya sebatas aktivitas copy paste apa yang disajikan sedangkan membaca merupakan kegiatan yang jauh lebih kompleks. Aku sendiri mencoba untuk membuktikan, aku merasa follow para creators dengan nilai sesuai yang aku ingin, aku merasa melihat konten mereka insightful, namun setelah puasa bermedsos, aku gak ingat konten apa aja yang pernah aku akses dan aku rasa dulu bermanfaat itu. Beda dengan materi yang aku dapat dari buku bertahun lalu. Mungkin benar, karena otakku benar-benar bekerja saat membaca.

Sama halnya dengan pikiran anak, saat dibacakan buku, anak hanya mendengar suara kita, lalu otak akan aktif menghubungkannya dengan gambar pada buku, saraf otaknya akan aktif menghubungkan potongan-potongan stimulasi yang ia dapat dari berbagai indera tersebut hingga anak bisa merangkai dan memahaminya. Informasi yang didapt dari proses kompleks ini jelas akan bertahan lebih lama, anak juga berlatih untuk berpikir secara menyeluruh dan lebih luas. 

Bukan hanya itu, dengan membaca anak juga melatih daya imajinasi dan kreativitas, kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan. Hanya dari rangkaian kata, anak dan kita sebagai orang dewasa mampu memahami dan membayangkan kejadiannya, bahkan seringkali kita terbawa perasaan, ikut merasakan emosi yang disampaikan hanya melalui tulisan. Sebagain besar ahli menyatakan proses ini mampu meningkatkan empati kita dalam berhubungan dengan orang lain. 

Banyak orang meninggalkan kegiatan membaca karena dianggap sebagai kegaitan yang memakan banyak waktu. Padahal proses itulah justru yang menjadi daya pikatnya. Proses panjang itulah yang akan membantu kita, di zaman serba instant ini, untuk lebih memahami bahwa tidak segala sesuatu bisa instant terjadi, semua butuh proses panjang. Kita perlu belajar bersabar, berlatih memproses, tidak langsung bereaksi, tidak menuntut apa-apa harus sat set sat set.

Dalam jangka panjang, proses membaca ini juga terbukti dapat mencegah penyakit yang berkaitan pada daya ingat di masa mendatang. Alzheimer, demensia, merupakan penyakit yang terbukti secara ilmiah dapat diturunkan resikonya dengan proses membaca. Berbagai penyakit mental pun dapat dicegah akibat saraf otak yang terus bekerja diberbagai area selama proses membaca tersebut. Semua ini berkaitan dengan aktifnya otak didapat dari kebiasaan membaca.

Photo by olia danilevich in Pexels

Membiasakan Membaca

Setelah mengetahui berbagai dampak baik dari membaca, bukan hanya untuk anak tapi untuk kita ya. Jangan tinggalkan kebiasaan membaca yang kita pupuk sejak kecil itu. Kita bisa mulai kembali, tidak perlu buku 'berat' non fiksi, tidak masalah jika masih suka buku fiksi. Toh, otak kita sudah mampu membedakan mana yang baik dan buruk, hanya perhatikan saja apa yang kita konsumsi akan mempengaruhi pikiran dan tindakan kita nantinya. 

Kebiasaan membacanya dulu lah yang perlu kita latih. Supaya otak kita terus terbiasa bergerak aktif, harapannya saat tua nanti kita bisa terus sadar, mampu mengurus diri sendiri, lebih syukur lagi mampu memberimanfaat pada orang lain. Dalam salah satu perbincangan, Prof. Quraish Shihab merangkum manfaat membaca untuk meningkatkan pengetahuan, meningkatkan kesadaran, dan menghindarkan dari kegiatan negatif. Rasanya ini highlight yang sangat komplit. Lebih baik membaca kan daripada scrolling lalu overthinking, atau terus memperlihatkan hal-hal untuk memenuhi haus validasi diri?

Kita bisa mulai membiasakan membaca dari diri sendiri, untuk menularkan kebiasaan baik itu kepada anak-anak kita. Berikut beberapa kebiasaan baik seputar membaca yang bisa kita terapkan di rumah.

- Menjadi teladan dengan membaca disekitar anak

Anak kebanyakan melakukan dari melihat bukan mendengar. Maka percuma koar-koar meminta anak membaca jika kita sendiri tidak membaca, malahan asyik bergadget. Tentu ia akan penasaran dan tertarik pada hal-hal dimana orang-orang sekitarnya sellau terikat dengan itu, handhone misalkan. Tanpa perlu dikenalkan pun, anak akan bertanya dan ingin tahu apa yang dipegang dan terus dilihat oleh sebagian orang di sebagian besar waktunya. Mulailah membaca disamping anak bermain, perlihatkan keseruan membaca pada anak, tunjukkan ekspresi gembira setelah membaca itu.

- Membacakan anak buku cerita sejak bayi

Perkenalkan anak dengan buku bisa dilakukan sejak bayi, bahkan juga sejak dalam kandungan. Selain meningkatkan daya intelektual anak, mendengar suara orang tua yang membacakan buku juga bisa menenangkan anak dan menguatkan ikatan hubungan tersebut. Biar anak belum mengerti, namun dengan mendengar ia sudah belajar banyak hal. Ini stimulus yang sangat baik bagi perkembangan otak dan kesehatan anak.


- Menyediakan fasilitas membaca

Sebelum meminta anak membaca, jelas kita perlu dulu bukunya. Buku yang anak suka, yang sesuai dengan tingat kemampuannya, yang bisa dengan mudah ia raih. Permudah anak untuk aktivitas membaca. Biarkan anak memilih buku yang ia ingin dibacakan atau baca sendiri, letakkan buku di tempat yang terjangkau oleh anak, dan sediakan pilihan anak yang beragam. Ajak anak ke toko buku atau perpustakaan, jadikan tempat penyediaan buku sebagai pilihan untuk tempat yang ingin anak kunjungi.


- Membatasi akses pada kegiatan lainnya

Anak belum memiliki kesadaran seperti kita yang memahami benar pentingnya membacadan berbagai dampak positifnya. Sedangkan kita yang sudah tahu saja masih susah untuk mulai membaca, apalagi anak. Ia hanya akan memilih hal yang menarik baginya. Maka jalan satu-satunya adalah dengan membatasi, mengurangi, menyingkirkan opsi kegiatan lainnya, seperti menonton atau bermain game. Bosan diawal akan mendorong (jangan memaksa) anak pada opsi yang tersisa yakni membaca.


- Percaya pada proses kemampuan anak

Kemampuan otak anak masih jauh dibawah kita orang dewasa. Otaknya akan terus berkembang seiring waktu dan stimulus yang ia dapatkan. Wajar jika anak tidak mengerti dalam sekali, dua kali, tiga kali, tujuh kali membaca. Wajar jika ia bertanya, bertanya lagi, bertanya terus, terhadap hal yang ia tidak pahami. Sabar menghadapi anak yang bertanya berulang-ulang, karena ia sedang merangkai potongan informasi. Bahkan buka forum diskusi, buka komunikasi dua arah agar anak belajar juga menganalisis, latih critical thinking mereka. Percaya bahwa anak ini mampu memahami. Percaya bahwa proses ini berdampak baik, pada perkembangan otak anak, pada kebiasaannya untuk bersikap kritis, pada tahapan kita membangun pola pikir anak yang mau bertumbuh (growth mindset)

Photo by cottonbro studio in Pexels

- Menciptakan pengalaman menyenangkan

Di tengah aktivitas kita yang banyak menyita waktu, luangkan waktu untuk kegiatan membaca bersama anak. Jadikan membaca bersama sebagai quality time yang akan anak kenang sepanjang hidupnya, sebagai bahan pengikat hubungan orang tua anak yang bisa digunakan untuk bekal bagi anak menghadapi berbagai kesulitan dalam hidupnya nanti. Tunjukkan berbagai ekspresi dan reaksi positif dalam proses membaca dan setelahnya. Pengalaman menyenangkan dari membaca yang kita tanamkan sejak dini ini akan anak terus bawa bahwa membaca, belajar, itu menyenangkan. Harapannya ia bisa tumbuh dengan pola pikir itu dan menjadi orang yang mau terus dan tidak akan berhenti belajar (lifelong learner).

Semoga Allah mudahkan! 💙



Salam, Nasha

Menjelang hari Nuzul Quran pada 17 Ramadhan ini, sedikit akan kita singgung tentang tahsin yang dalam bahasa Arab berarti memperbaiki, meningkatkan, atau memperkaya. Artinya tahsin Quran adalah upay kita sebagai umat muslim untuk memperbaiki bacaan Al. Quran yang sesuai dengan bacaan teladan kita, Rasulullah SAW. Dalam kelas tahsin kita akan belajar makhraj huruf (tempat keluarnya huruf dari mulut kita) hingga hukum-hukum bacaan huruf tersebut. Ternyata ada banyak sekali dan sangat mendetail. 

Photo by Thirdman in Pexels Edited by Canva

Mungkin dulu, kita hanya tahu belajar mengaji di masa sekolah. Pulang sekolah siang. lalu sorenya setelah ashar pergi ke TPA (Taman Pendidikan Al.Quran) atau semacamnya di area masjid sekitar untuk belajar mengaji. Mulai dari membaca iqra hingga mengkhatamkan Al. Quran. Di tempat mengajiku dulu ada wisudanya juga, biasa yang sudah khatam, setelah menempuh empat tahun belajar di sana. Hampir semua murid di dalam kelas berada dalam rentang usia yang sama, di angkatanku dulu kelas 1 TPA biasanya merupakan murid kelas 2 SD. Naik kelas setiap tahun, begitu seterusnya. Ada yang lebih cepat, ada yang lebih lamnat, namun rata-rata begitu. Jelas, tidak ada orang dewasa. Anak SMP saja sangat jarang. Sebagian besar adalah murid SD yang tinggal di sekitar sana.

Anak usia SD mungkin belum punya kesadaran penuh tentang pentingnya mengaji yang tepat, mempelajari Al-Quran, sehingga seringnya sebatas memenuhi kewajiban untuk bisa. Seiring berjalannya waktu, ada yang tetap mempraktikkan ilmu yang didapat dari kecil itu, ada juga yang melupakan bahkan untuk mengaji saja sudah jarang. Akhirnya kita sebagai orang dewasa jadi butuh lagi belajar mengaji, kali ini keinginan belajar datang dari diri sendiri. Bukan sekedar bisa membaca Al-Quran namun juga benar-benar tepat melafalkannya berdasarkan ilmu seharusnya. 

Dengan semakin tingginya kesadaran orang akan pentingnya membaca Al-Quran yang benar dan baik, juga dengan semakin cepatnya penyebaran informasi, belakangan kelas tahsin menjadi semakin populer. Hal baik begini memang sudah sepatutnya jadi tren yang kita ikuti beramai-ramai. Untuk semakin memudahkan, sekarang disediakan berbagai kelas baik itu offline maupun online yang terbuka untu usia berapa saja. 


Berikut rangkuman beberapa kelas tahsin online yang aku dapat pure dari cari-cari di internet.

Photo by Qamar Rehman in Pexels

 - Cintaquran

Kelas Tahsin 8 Surat Pendek dengan metode pengajaran via zoom sebanyak 8x dan 5x via telepon oleh mentor. Setiap pertemuan berdurasi 2 jam, dengan biaya 500k


- Jawwada TahsinTahfidzOnline

Kelas Tahsin yang dijadwalkan selesai dalam empat bulan, terbagi atas kelas reguler dan kelas privat. Untuk kelas reguler dalam satu minggu ada 2x pertemuan kelompok berdurasi satu jam dengan murid sekitar 15 orang, biayanya 89k per bulan. Sedangkan kelas privat terdiri dari 2x pertemuan one on one durasi 25 menit dan 1x pertemuan bersama kelompok, biayanya 149k per bulan.


- Kelastahsin Id

Dimulai dengan kelas tahsin level 1 selama 2 bulan dengan 8x pertemuan yang durasinya 2 jam, bianya 199k.


- Mahkota Tahfidz

Kelas untuk tahsin juz 30 dengan pertemuan via zoom sebanyak 20x selama satu bulan dengan durasi per pertemuan sekitar 10 menit. Biayanya 199k per bulan


- Ruang Sanad

Kelas intensif tahsin Quran dengan 2x pertemuan/ minggu selama 90 menit per pertemuan. Biayanya 199k


- Rumah Tahsin Alfatih

Kelas tahsin metode ummi yang harus diikuti minimal selama 6 bulan dimana setiap bulannya ada 8x pertemuan dan biaya 150k per bulan.


- Guru Ngajiku

Kelas intensif belajar mengaji dengan 1x pertemuan per minggu dengan biaya 149k per bulan. Selain kelas intensif, juga ada kelas akselerasi dan privat.


- Lughatul Quran

Kelas tahsin yang dirancang selaa 4 bulan dimana kelas online-nya dikenakan biaya 375k dengan 1x pertemuan/ minggu berdurasi 90 menit.


Untuk informasi lebih lanjut bisa diklik pada masing-masing judul kelas, yang akan mengarah langsung pada laman resmi mereka. Semua kelas tersebut disediaka dalam bentuk pertemuan online dan beberapa diantaranya juga menyediakan kelas offline. Kelasnya juga dipisah antara ikhwan dan akhwat. Silahkan pilih berdasarkan kesesuaian waktu juga biayanya serta preferensi masing-masing kita ya. Belajar lagi untuk terus memperbaiki dan jadi lebih baik lagi. Semoga sedikit-sedikit yang kita upayakan bernilai banyak dihadapan Allah. Semangat para pencari ilmu!



Salam, Nasha

Melanjutkan postinganku sebelumnya tentang cara membatasi screen time pada anak yang ternyata hanpir setahun lalu. Kali ini kita bahas gimana cara yang tepat memberi gadget ke anak. Karena memberi anak diatas dua tahun itu kan boleh, sesuai anjuran IDAI namun bagaimana pelaksanaanya agar screen time ini tidak sampai 'merusak' anak. 

Picture of Pexels Edited by Canva

Anak dibawah usia lima tahun menurut WHO seharusnya memiliki keseimbangan kegiatan didalam satu hari mereka, diantara waktu aktivitas fisik, waktu diam (restrained time), dan waktu tidurnya. Aktivitas fisik sangat dianjurkan untuk perkembangan tubuh anak, dengan waktu minimal 180 menit dalam satu hari, bisa lebih justru lebih baik. Sedangkan waktu untuk mereka diam, hanya dianjurkan satu jam dalam sekali waktu, misalkan untuk anak hanya duduk diam di stroller aja batasi maksimal satu jam, lalu beri jeda dengan aktivitas lainnya dulu. Begitu juga dengan screen time, dimana termasuk dalam ragam aktivitas anak diam. Bukan hanya karena itu, namun mempertimbangkan berbagai dampak negatif yang mungkin muncul disimpulkanlah satu jam adalah waktu maksimal bagi balita terpapar gadget dalam satu hari. Bukan hanya HP, namun juga TV, laptop, komputer, tablet, dsb.

Mungkin karena kita hidup dengan terus bergerak, terus disibukkan dengan berbagai macam hal, semakin terbiasa dengan gadget, semakin cepat tangan kita meraih handphone saat sedang bengong, kita juga berpikiran anak merasakan hal yang sama. Padahal tidak sama sekali. Bukan hanya anak, kita juga harusnya punya kesempatan untuk diam saja. Having time to just 'be.'  Beri anak kesempatan untuk merasa bosan, untuk mengatasi kebosanan mereka. Bosan itu bisa meningkatkan kreatfitas, meningkatkan kepekaan, dan meningkatkan kesadaran diri. Dengan bosan itu, anak jadi belajar banyak untuk merasa, untuk menghadapi, untuk mengendalikan. Jadi gak perlu buru-buru kasih anak hiburan apalagi dengan gadget.

Susah? Iya, benar. Lebih drama? Awalnya iya, semakin lama semakin nggak. 


Photo by Ketut Subiyanto in Pexels

Selain itu, dengan gak langsung mikirin gadget sebagai alternatif kegiatan anak, anak-anak (dan juga kita) jadi bisa mengeksplorasi lebih banyak kegiatan lain. Banyak sekali hal yang bisa anak-anak lakukan, bisa mereka saja, bisa bersama kita juga. Membuat cerita dengan imajinasi mereka menggunakan mainan dan peralatan yang ada ataupun ikut bekerja sama dengan kita melakukan pekerjaan rumah. Jelas lebih repot, tapi juga bisa jadi lebih menyenangkan.

Jika sudah masuk pada restrained time, membaca buku bisa menjadi alternatif kegiatan yang jauh lebih baik. Kebiasaan ini terbukti memilik banyak dampak positif bukan hanya untuk anak namun juga untuk orang tua. Mulai dari membacakan cerita pendek bergambar hingga nanti anak bisa membaca sendiri dan menjadikan membaca sebagai kebiasaannya. Mulai dari mendukung perkembangan otak anak hingga membangun kesadaran diri, membaca terbukti memiliki banyak sekali dampak positif.

Memang kita gak setiap waktu bisa menghadapi anak yang akan jauh lebih aktif tanpa gadget, sehingga memilih memberi mereka alternatif itu. Atau ada berbagai alasan lain yang membuat kita mempertimbangkan screen time sebagai alternatif kegiatan anak. Namun penting untuk kita sadari bahwa mengasihi sebesar apapun cinta yang kita miliki memang membutuhkan tenaga sering juga disertai pengorbanan. Kita-lah, yang akan mendefinisikan diri sebagai orang tua yang bagaimana sambil terus berharap anak-anak ini akan jadi seperti apa.


Screen Time Ramah Anak

Photo by Mikhail Nilov in Pexels

Hal pertama yang perlu kita telusuri dahulu adalah alasan memberikan gadget tersebut ke anak. Ada banyak sekali alasan tergantung pada masing-masing orang tua dan kondisinya. Mungkin sebagai sarana hiburan anak, mungkin sebagai media anak belajar, bisa jadi juga sebagai pengalih perhatian anak saat orang tua diwaktu itu tidak bisa memberi perhatian yang anak butuhkan, atau malah karena banyak anak lain yang diberi gadget sehingga orang tua merasa perlu ikut juga. Banyak sekali, dan bisa saja tidak sama disetiap waktu. 

Sehingga langkah pertama sebelum memberi gadget ke anak adalah, pahami why-nya. Setelah itu baru kita bisa berangkat ke apa yang diberi, bagaimana caranya, karena lama  waktu maksimal sudah diatur dalam ketentuan WHO bahwa balita maksimal memiliki 1 jam per hari untuk screen time, dengan catatan less is better. 

Photo by Jessica Lewis Creative in Pexels

Memberikan gadget pada anak apalagi yang dilengkapi akses pada internet sama juga dengan membuka kesempatan anak terpapar hal-hal yang kadang tidak dalam kontrol kita. Bisa jadi anak melihat dan mendengar hal-hal yang bukan konsumsinya. Tidak sesuai dengan usia dan perkembangan logikanya. Kita boleh memberikan gadget pada anak, tapi tidak boleh lepas pengawasan dari apa yang mereka akses. Apalagi dimasa ini semua orang bisa membuat konten, mudah mempublikasikan kreasi mereka. Kadang tanyannya bukan hanya tidak bernilai namun memiliki efek negatif. Tidak adanya tanggung jawab lanjutan atas apa yang  dibuat kreator, hanya kebijakan kita sebagai pengguna-lah yang paling penting untuk meminimalisir segala resiko tersebut.

Berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk tetap menjaga batas aman screen time anak:

- Video Call

Dengan berbagai pertimbangan pada kemajuan teknologi dan hubungan kekerabatan, video call diperbolehkan pada anak sejak usia satu tahun. Ini pemenuhan fungsi paling dasar dari gadget, yaitu sebagai media komunikasi dua arah dengan keluarga dan kerabat yang tinggal berjauhan. Begini bentuk yang diperbolehkan, namun tetap dibatasi seperlunya dan seefisien mungkin.

Photo by EKATERINA BOLOVTSOVA in Pexels

- Melihat Galeri Foto dan Video

Kadang anak merasa tertarik dengan gadget karena melihat di sekelilingnya orang-orang begitu asyik dengan gadget. Mereka penasaran, sehingga meminta untuk menjawab rasa ingin tahu tersebut. Salah satu cara untuk meminjamkan gadget pada anak dengan konten terbatas adalah aplikasi galeri foto dan video. 

Kegiatan ini bisa menjadi sarana bagi anak mengenang masa kecilnya, mengingat keluarga atau kerabat yang tinggal tidak berdekatan, atau melihat hal-hal menarik yang tidak bisa ia lihat secara langsung. Ini bisa dilakukan dengan tanpa atau dengan dampingan kita untuk bahan obrolan tentang cerita-cerita dibalik foto tersebut. 


-  Tontonan Offline

Bisa jadi gadget digunakan sebagai media edukasi anak, sebagai perantara untuk membantu kita menjelaskan, atau bisa jadi sebatas hiburan yang positif. Tidak masalah. Pengawasan kita yang tidak bisa sepenuhnya dan selalu pada anak, membuat tontonan offline jadi jauh lebih aman. Pilihlah tontonan yang memang diperuntukkan sesuai usia anak, memiliki kesan yang baik pada anak, menghibur sesuai logikanya. Saat anak dimasa meniru apapun yang ia lihat, perlihatkan hal-hal baik untuk ia tiru dari tontonan tersebut. Jadi kita sendiri perlu melihatnya dulu, mempertimbangkan kecocokan tayangan pada anak, download (sediakan dalam peranti offline), baru memberikannya ke anak.


- Sesuaikan dengan Usia 

Kebijakan sudah dibuat untuk lumayan membantu kita para orang tua agar bisa mengawasi anak sesuai dengn perkembangan mereka. Tontonan dibuat dengan berbagai pertimbangan lalu dikategorikan berdasarkan usia mereka. Aplikasi seperti youtube kids juga memiliki saran usia yaitu usia empat tahun ke atas, namun organisasi Common Sense Media merekomendasikan tujuh tahun sebagai usia aman anak mengaksesnya. Bukan hanya tontonan, jenis permainan pun sudah diklasifikasikan berdasarkan usia, dalam kebijakan IGRS (Indonesia Game Rating System) yang mengelompokkan games pada usia 3, 7, 13, 18, dan SU (Semua Umur). Media sosial juga, ada ketentuan batas usia minimal seseorang boleh memiliki akun instagram, tiktok, dsb yakni 13 tahun. Sistem pengelompokkan ini bisa menjadi panduan bagi kita memberi tools anak yang sesuai dengan perkembangan mereka. 

Photo by Kampus Production in Pexels

- Area Terbuka

Daripada memberikan handphone pada anak yang digunakan di dalam kamar, lebih baik menggunakan TV di ruang tengah untuk bisa diakses bersama-sama. Ini akan membuat semua pihak menjadi aware pada apa yang anak tonton. Akses di layar lebih besar yang bisa disaksikan bersama-sama jadi lebih baik daripada layar lebih kecil yang lebih sulit diawasi. Ini juga bisa menghindarkan anak dari jarak mata yang terlalu dekat dengan gadget. Bukan hanya konten, tapi kesehatan anak seperti jarak dan posisi tubuh juga perlu kita perhatikan.


Screen time pada anak dua tahun ke atas kan udah gak dilarang, apalagi teknologi itu punya dampak yang positif jika digunakan dengan tepat. Kadar ketepatan itulah hanya kita masing-masing orang tua yang memahami, agar bisa mendapatkan manfaatnya bukan bahanyanya. Kita sendiri yang perlu menyaring apa saja yang anak-anak ini konsumsi agar tetap dalam batas aman, tetap memiliki nilai kebaikan, bisa menjadi sarana hiburan, jauh-jauhlah segala dampak negatif apalagi membahayakan buat perkembangan mereka nantinya.



Salam, Nasha 

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kenalan Dulu, yuk!

Hai, aku Nasha! Aku diberkahi dengan dua guru hebat dan akan seterusnya belajar. Sedang giat tentang gracefully adulting, mindfull parenting, dan sustainable living. Kadang review tontonan, buku, dan produk yang baik juga. Semoga berguna!
PS, untuk info kerja sama, bisa email aja ya! ;)

Follow @salamnasha

POPULAR POSTS

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Hubungi Aku di sini

Nama

Email *

Pesan *

Advertisement

Label

family REVIEW lifestyle rekomendasi BUMI lingkungan parenting kesehatan mental kesehatan netflix marriage adulting rekomendasi buku

Daftar Tulisan

  • ►  2025 (24)
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (5)
    • ►  Maret 2025 (4)
    • ►  Februari 2025 (5)
    • ►  Januari 2025 (5)
  • ►  2024 (41)
    • ►  Oktober 2024 (4)
    • ►  September 2024 (8)
    • ►  Agustus 2024 (5)
    • ►  Juli 2024 (5)
    • ►  Mei 2024 (5)
    • ►  April 2024 (3)
    • ►  Maret 2024 (5)
    • ►  Februari 2024 (3)
    • ►  Januari 2024 (3)
  • ▼  2023 (117)
    • ►  Desember 2023 (10)
    • ►  November 2023 (10)
    • ►  Oktober 2023 (10)
    • ►  September 2023 (10)
    • ►  Agustus 2023 (10)
    • ►  Juli 2023 (10)
    • ►  Juni 2023 (11)
    • ►  Mei 2023 (12)
    • ▼  April 2023 (8)
      • Mengenal Post Holiday Blues agar Sehat dan Semanga...
      • Puisi Tentang Ani di Hari Kartini
      • Rayakan Lebaran, Benarkah Kita Sudah Meraih Kemena...
      • Basa-basi Lebaran untuk Menguatkan Tali Silaturahmi
      • Lebaran Mendekat, Jangan Lupa Bayar Zakat! Mudah, ...
      • Segudang Manfaat Membaca Bagi Balita dan Kita Oran...
      • Bukan Sekedar Ngaji, Ini Daftar Kelas Tahsin Onlin...
      • Gagdet Buat Anak Boleh, Begini Caranya Supaya Jadi...
    • ►  Maret 2023 (10)
    • ►  Februari 2023 (8)
    • ►  Januari 2023 (8)
  • ►  2022 (31)
    • ►  Desember 2022 (6)
    • ►  November 2022 (3)
    • ►  Oktober 2022 (4)
    • ►  September 2022 (3)
    • ►  Agustus 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (3)
    • ►  Mei 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (3)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (1)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  Oktober 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (1)
    • ►  Juli 2020 (1)
    • ►  Juni 2020 (1)
    • ►  Mei 2020 (1)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (2)
    • ►  Februari 2020 (2)
    • ►  Januari 2020 (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (1)
    • ►  Januari 2019 (3)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Desember 2018 (1)
    • ►  November 2018 (4)

BloggerHub Indonesia

Tulisanku Lainnya

Kompasiana Kumparan

Popular Posts

  • Review Popok Perekat (Taped Diapers) Premium: Mamy Poko, Fitti, Sweety, Merries
  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Trending Articles

  • Biaya yang Dibutuhkan untuk SD Swasta Rekomendasi di Jogja dan Sleman bagian Utara
  • Cara Tepat Makan Lebih Sehat Tanpa Diet Ketat
  • Menyadari Bahaya Doomscrolling hingga Mencoba Socmed Detox untuk Kesehatan Jiwa Raga
  • Table Daftar TK di Solo Raya, Lengkap sampai Kontak (Update 2022)
  • Tips Mengurangi hingga Meniadakan Screen Time Anak, Simpel!

Copyright © SALAM, NASHA. Designed by OddThemes