Unconscious Message dari Drama Korea, Kebiasaan Tersirat yang Bisa Terbawa ke Kehidupan

Drama Korea atau biasa disingkat drakor jumlahnya kini semakin bertambah, seiring dengan semakin banyaknya penonton yang menjadikan drakor sebagai alternatif hiburan. Melampaui serial dari negara sendiri ataupun negara lain. Globalisasi membuat manusia dari belahan dunia manapun bisa turut menikmati karya buatan Korea Selatan ini, bahkan pada hari yang sama. Pertukaran informasi tanpa batas di sosial media juga turut menjadi alat yang ampuh dalam meningkatkan popularitasnya. 


Photo by KoolShooters in Pexels Edited by Canva

Sejarah Singkat Drakor

Drakor sendiri punya sejarah cukup panjang di negara asalnya. Hampir sama dengan seluruh bentuk hiburan video di berbagai negara, Korea juga memulai karya seni peran sejak tahun 1950-an dan terus berkembang dari dekade ke dekade. Pada masa awal tersebut, tayangan televisi banyak menyiratkan pesan-pesan anti komunis. Perkembangan teknologi televisi dari hitam putih menjadi berwarna juga meningkatkan minat masyarakat dalam menyaksikan drama. Apalagi semakin hari, televisi bukan lagi barang mewah yang hanya dimiliki kalangan tertentu. Semakin banyak keluarg yang memiliki televisi, tayangan di televisi menjadi hiburan keluarga. Ceritanya pun dibuat lebih dekat kepada masyarakat. 

Meskipun sempat ada pengetatan aturan dari pemerintah agar lebih banyak tayangan pendidikan, namun kreativitas seni pembuat drama tidak berhenti. Mereka tetap berkreasi, dengan lebih banyak drama tentang kehidupan masyarakat sehari-hari juga drama-drama sejarah sebagai pengetahuan dan untuk mengenag kehidupan leluhur mereka terdahulu.  

Maka setelah berhasil meraih penonton di negara sendiri, drama Korea mulai dinikmati oleh negara tetangga. Ada saling pengaruh antar sesama negara Asia Timur, yakni Jepang dalam karya-karya mereka. Dari berbagai sumber juga disebutkan bahwa Jepang dan Tiongkok adalah penikmat internasional pertama drama-drama Korea yang dimulai sejak awal tahun 2000-an. Barulah dengan tersedianya berbagai platform video online, drama korea bisa mencapai seluruh Asia Timur yang meluas hingga seluruh Asia dan seterusnya ke seluruh dunia.

       

Pesan Kesan Tersirat

Dalam berbagai adegan yang disuguhkan, mungkin kita sering mendapati adegan-adegan keseharian yang sama dari satu judul drama ke judul drama lainnya. Kita jadi tahu lebih banyak tentang kebiasaan hidup warga negara Korea, serta bagaimana mereka menjalani hidup. Kualitas drama yang semakin membaik juga tidak terlepas dari isu-isu yang diangkat berrdasarkan dari kehidupan warga korea secara khusus atau kita semua secara umum. Memang, karya yang baik seharusnya berisi pesan kebaikan pula. Nah beberapa pesan kesan tersebut antara lain:

  • Peduli Lingkungan

Ada cukup banyaka degan tentang buang sampah baik itu dalam film ataupun drama buatan Korea. Ada yang mencari kantong sampah ke kantor administratif setempat, ada pula adegan memisahkan sampah, hingga mendaur ulang sampah secara mandiri. Diketahui di Korea Selatan, memang ada aturan khusus dalam pembuangan sampah rumah tangga, dimana sampah tersebut harus dibungkus dalam kantong sampah yang disediakan pemerintah daerah. Ada beragam ukuran dan warna sesuai dengan sampah yang akan dibuang. Ini membuat warga lebih sadar akan volume sampah yang mereka hasilkan. Begitu juga dengan kebijakan pemisahan sampah berdasarkan kategorinya yakni makanan; bahan dapat didaur ulang seperti kaca, plastik, ataupun plastik;  pakaian; sampah besar seperti perabotan yang memiliki hari khusus dalam pembuangannya, serta sampah lain-lain. Ini sesuai dengan data bahwa Korea menempati negara ketiga dengan tingkat daur ulang tertinggi pada 2018 lalu. 

Ilustrated Picture


  • Kebiasaan Olahraga

Sering kali adegan dalam drakor dimana pemainnya melakukan olahraga, tidak yang susah, cukup dengan lari pagi. Kadang juga senam, bersepeda, renang, hingga golf. Mereka juga biasa berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain, meskipun kadang ada banyak tangga yang pelru dilalui menuju ke suatu rumah. Semua bisa dijangkau dengan transportasi umum ditambah dengan jalan kaki. Kenyataannya, oraang Korea memang menjaga keseimbangan tubuhnya dengan gerak aktif. Berjalan kaki dianggap sebagai pilihan yang paling mudah. Hal ini juga didukung dengan tersedianya trasnportasi dan jalur pejalan kaki yang memadai. Jika kita lihat diseluruh area lalu lintas yang ditampilkan, akan selalu ada jalur pejalan kaki di kiri kanan, yang memang digunakan orang untuk berjalan kaki bukan jalur lintas kendaraan roda dua apalagi untuk orang berjualan. 


  • Menggunakan Produk dalam Negeri

Masa-masa awal kemunculannya, sangat jarang menyaksikan pemain menggunakan produk buatan luar Korea. Se-simple handphone. Mereka akan menggunakan produk asal Korea seperti Samsung. Bukan hanya samrtphone, produk lain seperti barang elektronik hingga mobil juga buatan dalam negeri.Bahkan tidak sulit menemukan adegan dimana pemain mengagum teknologi buatan negeri mereka sendiri, seperti bisa menyalakan AC dari dalam mobil yang dikendarai. Banyak yang menyebutkan bahwa kecintaan pada produk sendiri dan bagaimana mereka bangga menggunakannya ini, cukup mendorong pertumbuhan ekonomi di Korea. Bahkan kita sebagai penonton yang sering terpapar dengan produk mereka jadi ikut terpengaruh untuk ikut menggunakannya juga, kan.


  • Pendidikan

Jika ada pemeran anak sekolah, maka tidak jarang kita menemukan adegan mereka pulang malam atau melanjutkan kursus sepulang sekolah. Ini memang hal yang biasa di sana. Tercatat bahwa durasi belajar di Korea sebagai peringkat dua dunia, setelah Tiongkok dan diikuti oleh Jepang, yakni selama delapan jam selama weekday dan setengah hari pada Sabtu. Ini baru kelas reguler, belum jika ada tambahan jam pelajaran serta kursus di akademi. Hari bersekolah juga cukup banyak dibanding negara lain yaitu selama 220 hari. Ini cukup menggambarkan kerja keras warga Korea yang dimulai sejak mereka masih anak-anak. Bagaimana mereka memandang kehidupan, kesuksesan, serta pentingnya pendidikan berbuah cukup manis dengan diakuinya Korea dalam jajaran negara dengan pendidikan terbaik di dunia, di pringkat 7 dalam rata-rata perihan skor PISA. Perkembangan yang sangat cepat, mengingat perkembangan pendidikan negara ini baru dilakukan seabad belakangan.   

Kerja keras tersebut terbukti berahasil dari berbagai parameter nilai, namun kita juga tidak bisa menutup mata dengan tingginya angka depresi pada murid sekolah di sana. Bahkan BBC menyebutkan bahwa Korea Selatan adalah negara dengan kasus bunuh diri tertinggi diantara negara OECD lainnya. Bunuh diri adalah penyebab utama kematian remaja (usia 10-19 tahun) dengan persentase 43.5%. Ini angka yang sangat memprihatinkan, bersebelahan dengn kesuksesan korea dalam menguasai ekonomi sejak setengah abad terakhir, masyarakatnya menjadi sangat kompetitif dan fokus pada kesuksesan materiil sehingga mengalami banyak masalah psikologis. Ini juga yang menjadi concern para pelaku seni, membuat berbagai karya dalam hal ini drama, yang bertemakan pendidikan. Baik itu tuntutan lingkungan ataupun ambisi dari orang tua sendiri. 

Ilustrated Photo

  • Kesehatan Mental

Sejalan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental begitu juga dengan isu yang diangkat dalam drama korea. Ada cukup banyak drama yang mengisahkan tentag orang dengan penyakit mental. Bukan hanya sebagai kisah utama dan segala lika liku hidupnya, namun kadang juga sebagai pemeran pendukung. Dikisahkan bahwa mereka tetap bisa berinteraksi seperti orang-orang sehat pada umumnya. Perlakuannya pun sama. Kadang bisa kambuh, lebih banyak sembuhnya. Hampir sama dengan orang dengan penyakit lain, maag atau gerd misalkan. Tetap bisa berkarya, berfungsi dalam sosial, hanya ada waktu-waktu atau penyebab-penyebab yang membuat penyakit tersebut kumat. Ini cukup membantu dalam mengedukasi masyarakat bagaimana kita semua melihat penyakit mental secara umum, bagaimana seharusnya bertindak, dan bahwa penyakit mental adalah hal yang biasa sama dengan penyakit lainnya. 


  • Teknologi Kedokteran

Keseriusan para pembuat drakor ini dalam mengarap karyanya, membuat drakor bisa dijadikan media pembelajaran bidang-bidang tertentu. Kedokteran misalnya. Ada cukup banyak drama korea yang bertemakan kehidupan dokter, lingkungan rumah sakit, dsb. Jika pun bukan bertema kedokteran, topik kesehatan atau berobat adalah hal yang cukup sering dibahas. Tentang keluarga yang harus menjalani pengobatan, bahkan operasi besar. Orang tua yang tetap semangat diobati. Sedikit banyak ini memberi kita pengaruh bahwa beroat, dokter, ataupun rumah sakit bukanlah hal yang menyeramkan dan perlu dihindari. Kita tumbuh dengan anggapan bahwa obat, dokter, dan rumah sakit adalah hal yang perlu dihindarii. Memang, harapannya kita bisa terus sehat sehingga tidak perlu berobat. Namun, kalaupun akhirnya sakit ya berobat juga tidak masalah. Rutin mengkonsumsi obat, berkunjung ke dokter, bahkan harus menjalani rawat inap di rumah sakit tidak perlu dianggap masalah besar yang ditakutkan. Itu hanya langkah yang perlu dilakukan agar kembali sehat. 


  • Ketertiban dan Keselamatan 

Ada satu adegan yang sangat sering diulang dalam berbagai drama korea yaitu memanggil supir pengganti. Kebiasaan mereka dalam mengkonsumsi minuman beralkohol, membuat adegan menunggu supir untuk mengantarkan pulang ini jadi cukup mudah ditemukan. Ini menjadi penegas bahwa mekipun minum minuman beralkohol, mereka tetap harus bertanggung jawab dengan tidak berkendara sendiri. Tidak jarang juga ada adegan yang saling mengingatkan agar tidak menyetir, atau adegan yang menolak minuman alkohol dengan dalih akan berkendara sendiri. Setelah adegan minum alkohol bersama pun, jika ada yang berkendara sendiri, maka akan ada dialog bahwa ia tadi tidak minum. Ini bentuk tanggung jawab mereka pada keselamatan orang lain atas kebiasaan mereka minum minuman beralkohol. 

Selain itu, adegan teguran lain juga ada. Seperti menggunakan handphone ketika berkendara. Jika diceritakan seorang pemain melakukannya, maka ada adegan lanjutan berupa teguran yang mengisyaratkan bahwa hal itu tidak boleh dilakukan. Ketertiban berlalu lintas juga nampak apda adegan menyeberang jalan di JPO dengan memperhatikan rambu-rambu yang ada, juga tertib dalam naik turun transportasi umum. Ketertiban di rumah juga sering dinampakkan,dalam hal makan bersama misalkan. Bagaimana menghormati yang lebih tua, dan bagaimana mereka menghargai makanan yang tersedia di meja. Hal-hal rinci seperti ini cukup menambah daya tarik saat menyaksikan kehidupan fiksi drama korea. 

Ilustrated Photo

Dari pesan kesan diatas, jangan lupa bahwa ada kesan pesan yang harus disadariu bukanlah kebiasaan yang sesuai dengan kehidupan kita.Melihat adegan ini berulang-ulang bisa menjadi pesan pada pikiran bahwa ini hal biasa, padahal potongan-potongan kejadian berikut tidak bisa kita biasakan. Kita harus menyadari, bahwa ini hal yang keliru sehingga tetap bisa menyaksikan tanpa terus terbawa ke alam pikiran. Hal-hal tersebut antara lain:

- Kebiasaan Minum Beralkohol

Perlu diketahui bahwa Korea merupakan negara dengan tingkat konsumsi alkohol tertinggi di Asia. Tercatat pada warga diatas 15 tahun bisa meminum alkohol hingga lebih dari 10 liter per tahun. Menilik sejarahnya, minum alkohol bukan hanya sebagai pelepas penat yang biasa kita pikir, tetapi merupakan bagian dari tradisi sosial yang sudah dimulai sejak dinasti Joseon. Melihat adegan itu terus menerus, jangan sampai kita jadi mewajarkan minum alkohol, karena bukan saja tidak sesuai dengan nilai yang diyakini, minuman berlakohol juga tidak baik untuk kesehatan.

- Kekerasan dalam Keluarga

Bukan rahasia bahwa negara-negara di kawasan Asia Timur mendidik anak mereka dengan cukup keras. Ambisi untuk sukses sudah mendarah daging, hingga kini mereka sudah menguasai banyak aspek secara global. Adegan yang cukup sering adalah orang tua yang menepuk punggung hingga kepala anak. Bentuk hukuman fisik pun bukan hal asing jika melakukan kesalahan. Kenyataannya, cara ini sangat riskan. Bisa berhasil baik namun juga bisa merusak. Faktanya, ada banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk mendorong anak menuju keberhasilan atau dalam memberi konsekuensi atas kesalahan seseorang. 

- Sex Bebas

Banyak drama romantis yang ditampilkan lengkap dengan adegan sex diluar nikah. Pergaulan bebas memang hal lumrah yang terjadi di Korea, meskipun cukup jauh dari budaya timur yang menjungjung nilai-nilai asusila namun begitulah kenyataannya di Korea. Mereka menganggap kontak fisik mulai dari pelukan, ciuman, hubungan sex, hingga hidup bersama adalah hal biasa sebelum pernikahan. Sering menyaksikan hal tersebut jangan sampai membuat kita terpengaruh dan mengikutinya ya. Karena kita punya nilai sendiri yang harus dipegang teguh dan memahami konsekuensi yang mengikutinya. 

- Visual Memukau

Menyenangkan memang melihat hal-hal yang indah, melihat keelokan paras para pemain dalam drama korea. Bukan hanya soal wajah, drama korea menampilkan visual yang apik dalam tiap aspeknya. Barang yang digunakan pemain, rancangan kamar tidur, rumah, perkantoran, semuanya memanjakan mata. Selain karena negerinya sendiri memang cukup indah dan tertata rapi, perlu diingat bahwa drama memang diciptakan dengan kondisi terbaik. Bisa jadi itu realita, namun perlu disadari bahwa tetap ada polesan yang membuatnya lebih sedap dipandang mata. Sehingga tidak perlu membandingkan tampilan yang ada di drama dengan di dunia nyata. Mencontoh semampunya, sadari realita kita. 


Itulah sederet kesan pesan tentang kehidupan di Korea Selatan yang bisa kita ambil dari menonton drakor. Meneruskan ungkapan you are what you eat, kita juga perlu memilah apa yang kita konsumsi, apa yang kita lihat, apa yang kita tonton, karena itu akan membentuk diri kita. Sadari, bahwa ada hal baik yang bisa ditiru, ada juga hal keliru yang tidak perlu kita teruskan. Sejauh ini, drama korea memang memiliki kualitas yang sangat baik sebagai hiburan bahkan media pembelajaran. Kualitas para pelaku seninya, teknologi yang digunakan, tema yang dibahas, visual yang memanjakan mata, dan totalitas dalam penciptaan karyanya, memang membuat drama korea patut dicungi jempol. Bahasan kesan pesan ini hanyalah sebagai pengingat bahwa kita perlu tetap berkesadaran penuh dalam menikmati hal sebaik apapun itu. 



Salam, Nasha

0 Comentarios

Mau nanya atau sharing, bisa disini!